Anda di halaman 1dari 1

Nama : Uria Pehino

Nim : 11171479
Prodi : Ilmu Teologi (B)
MK : Teologi Trinitaris

Awal Teologi Trinitas

Alkitab tidak dengan sendirinya memiliki sesuatu teologi Trinitas. Pada gereja purba
sendiri tidak mempunyai rumusan teologi yang memadai, mereka lebih banyak menggunakan
pemahaman filosofis tertentu untuk menberi ekspresi intelektual kepada imannya sendiri. Pada
abad pertama dikenal dengan monoteisme-YHWH, bahwa Allah adalah Esa yang mewahyukan
diri dengan cara triganda sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus dan tidak dapat disamakan satu
dengan yang lain. Pada abad ke dua dengan menghindari pluralisme, dari lingkungan Palestina
ke dunia pemikiran Yunani, timbullah yang disebut Monarkhianisme yang melihat keilahian
Anak hanya sebagai mode atau cara penampilan Bapa. Di luar itu banyak system-sistem gnostik
yang berkembang yang juga mempengaruhi ajaran gereja mengenai Allah Bapa, Anak dan Roh
Kudus.

Dalam filsafat Yunani dikenal ada ada tiga , tetapi dalam pemahaman Yahudi hanya satu.
Kemudian dari sinilah timbul konflik perdebatan wacana tentang Allah Bapa, PutraNya Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Perdebatan ini dimulai dari Kristologi (kemanusiaan dan keilahian
Yesus). Suatu ucapan dari Yustinus Martyr memperlihatkan mengenai ajaran tentang Tritunggal,
yang didasarkan pada filsafat Yunani sendiri, tentunya hal ini tidak secara langsung dikatakan
salah atau benar. Barulah menjelang akhir abad ke-III sudah mulai jelas pemikiran Gereja
tentang Trinitas, pengagasnya adalah Ireneus, Tertulianus dan Origenes.

Pada abad ke-II, menanggapi akan pernyataan Yustinus Martyr yang sejajar dengan kaum
gnostik. Ireneus menekankan kepada ke-esaan Allah, “menurut ada dan KuasaNya Allah itu pada
Hakekatnya Esa”, tetapi derajat sang Putra dan Roh Kudus belum terungkap dengan jelas,
sehingga ada kesan yang merujuk ke dalam monarkisme modalistis. Kemudian peralihan abad II-
III muncul Tertulianus yang menuliskan dan mengembangkan dalam hakekat Allah yang satu
ada tiga pribadi, ini artinya ada Allah lain juga. Menurutnya gambaran Bapa, Anak dan Roh itu
seperti akar, cabang dan buah. Tertulianuslah yang pertama kali memperkenalkan istilah
“Trinitas”. Kemudian dari Origenes dengan ajarannya mengenai Trinitas ditandai oleh dua segi
dasar, yang pertama sama seperti Ireneus dan Tertulianus, yang memberi tekanan besar kepada
Allah, ia juga menekankan perbedaan-perbedaan antara ketiga pribadi itu. Origenes memakai
istilah hypostatis untuk menunjukan ketiga pribadi Ilahi yang memiliki kesatuan kehendak
dengan sebutan Homo-ousious (kesatuan kehendak). Maka Origeneslah yang member
sumbangan Teologi Trinitas kepada Gereja, dengan pemikiran “Tinitas ekonomis”.

Anda mungkin juga menyukai