Anda di halaman 1dari 4

KELUARGA KRISTEN

I. Pendahuluan :

Tuhan Allah berfirman : Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan
menjadikan penolong yang sepadan dengan dia (Ke.2:18). Dari Firman Allah ini jelas
sekali bahwa yang mempunyai inisiatif pertama sekali supaya manusia itu menjadi
satu keluarga adalah Tuhan Allah sendiri, karena Tuhan Allah melihat bahwa seorang
diri itu tidak baik. Yang baik itu adalah :
1. Kebersamaan
2. Saling memiliki
3. Saling menyayangi
4. Saling memperhatikan
5. Saling memberikan pertolongan
Kesemuanya itu didasari oleh adanya kekurangan dan kelebihan seseorang, sehingga
perlu untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

II. Keluarga Kristen berdasarkan Efesus 5 : 22 – 6 : 4

1. Kristus sebagai Kepala Keluarga


Di dalam kehidupan keluarga Kristen yang menjadi Kepalakeluarga adalah Tuhan
Yesus Kristus (bnd.Ef.5:23). Keluarga Kristen harus mengingat bahwa selain
suami, isteri dan anak, ada satu lagi anggota keluarga yang sekaligus Kepala yaitu
Tuhan Yesus. Segala sesuatunya yang diselenggarakan oleh keluarga, baik itu
masalah tempat tinggal, pekerjaan, ekonomi, anak-anak, serta ebutuhan-kebutuhan
lain, baiklah keluarga bersandar kepada Tuhan Yesus Kristus. Kehadiran Tuhan
Yesus Kristus setiap hari di dalam Keluarga adalah mutlak dan hal itu bisa
dilaksanakan melalui :
- Ibadah keluarga setiap pagi dan setiap malam (saat teduh)
- Doa-doa yang dipanjatkan setiap hari pada setiap aktivitas masing-masing.
Hari-hari keluarga Kristen jangan terlewatkan tanpa kehadiran Kristus karena
Kristus adalah
1. pemberi motivasi, spirit = semangat, dan kekuatan dalam melakukan
kegiatan dan pengambilan keputusan keluarga,
2. mengingatkan untuk menabur kasih, damai sejahtera dan tolong menolong
3. mengingatkan untuk tidak melakukan kejahatan dan dosa.
4. mengingatkan untuk mengucapkan terimakssih kepada Allah Bapa
5. mengingatkan untuk memohon keampunan dosa.

2. Kasih sebagai dasar Kehidupan keluarga kristen


Kasih yang harus dilaksanakan oleh Keluarga Kristen adalah (bnd.William
Barclay) :
- Kasih yang berkorban, kasih ini menuntut hati, pikiran, tenaga dan waktu
untuk dikorbankan demi kalangsungan keluarga di dalam meraih cita-cita
keluarga dengan kata lain tidak mementingkan diri sendiri, sama seperti yang
telah dilakukan oleh Tuhann Yesus Kristus yang telah mengorbankan diriNya
untuk keselamatan umat manusia.
- Kasih yang menyucikan : kasih ini mampu menyucikan kehidupan keluarga
Kristen secara menyeluruh, mampu memberi maf atas kesalahan dan
kekurangan yang dilakukan oleh anggota keluarga, karena mereka adalah satu.
- Kasih yang memberi perhatian dan memelihara, kasih ini adalah kasih yang
sejati yang tidak menuntut pamrih atau kenikmatan bagi dirinya melainkan
menghargai orang yang dikasihi.
- Kasih yang kekal, kasih ini tidak dapat dirusakkan oleh beberapa hal dan
pihak, karena seorang lakilaki telah rela meninggalkan ayah dan ibunya untuk
bersatu dengan isterinya. Tidak terlintas dalam keluarga Kristen untuk hidup
berpisah, masing-masing anggota keluarga mempertahankan kasih dan
membinanya terus menerus di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

3. Peranan dan tanggungjawab Suami = bapak


Sebagai seorang Kristen, seorang suami = bapak bertanggungjawa kepada Tuhan
Yesus di dalam memimpin keluarganya. Sebagai seorang pemimpin seorang suami
= bapak mempunyai tanggungjawab atas segala hal yang terjadi di dalam
keluarganya. Beban untuk memelihara keluarga terletak pada bahu suami = bapak
karena bahu yang kuat diberikan oleh Tuhan kepada laki-laki. Ia menerima
kekuatan alamiah yang lebih besar yang memungkin dirinya untuk tetap berdiri
tegak di dalam setiap kondisi dan situasi yang dihadapi keluarganya. Dalam
mengemban tugasnya, suami = bapak harus melakukannya di dalam iman yang
telah dinyatakan Tuhan Yesus Kristus kepada umat manusia.
Tanggungjawab suami = bapak antara lain :
- mengasihi isteri dan anak-anaknya sama seperti dirinya sendiri (lih.Mrk 12:31,
33, bnd Larry Christenson).
- Membimbing kehidupan rohani isteri dan anak-anaknya dalam ibadah
keluarga dan nasihat spritual untuk tetap setiap dan kasih kepada Kristus Yesus
(lih.Mrk 12:30)
- Membutuhi keluarga dalam hal sandang dan pangan
- Melindungi keluarga dari bahaya dan gangguan dari luar
- Bertindak adil dan menaburkan damai sejahtera (bnd. Ef.6:4)

4. Peranan dan tanggungjawab isteri = ibu


- Isteri telah ditempat Tuhan Allah dalam keluarga sebagai „penolong yang
sepadan“. Penolong adalah mitra yang melakukan pekerjaannya untuk
menolong, dengan kata lain membantu pekerjaan yang tidak bisa dilakukan
oleh suami dan anak-anaknya. Penolong bukan berarti budak atau pembantu
yang dapat seenaknya diperintah, dibentak atau ditindas oleh suami atau
bahkan anak-anaknya. Tugas sebagai „penolong“ adalah dari Tuhan Allah,
dengan demikian isteri = ibu tidak boleh beralih fungsi menjadi kepala
keluarga.
- Isteri harus menghormati suaminya (lih Ef. 5 :33) dan tunduk kepada suaminya
(Ef.5:22,24). Penghormatan dan tunduk kepada suami adalah mutlak di dalam
kasih Kristus, karena isteri adalah bagian dari suami, yang diambil dari tulang
rusuk sebelah kiri suami (kej.2:21). Tunduk atau kepatuhan isteri kepada
suami adalah : (bnd. Wayne Mack)
1. Isteri tunduk kepada suami adalah untuk menjadikan isteri bebas menjadi
isteri seperti yang dikehendaki Tuhan Allah (Ams 31:10-31)
2. Isteri tunduk kepada suami bukan berarti tidak pernah buka mulut untuk
mengeluarkan pendapat, atau tidak bisa memberikan nasehat tetapi justru
sebaliknya. (bnd. Amsal 31:26, Kis.18:26, Hak. 13:21-23
- Isteri = ibu mengabdikan diri, waktu dan tenaganya kepada suami dan anak-
anaknya karena isteri = ibu yang berkenan kepada Allah adalah ayang senang
bekerja dengan tenaganya (Amsal 31 : 10-27). Isteri = ibu bertanggungjawab
atas segala sesuatu yang terjadi di dalam keluarganya, baik dalam hal sandang
dan pangan, iman keluarga dan pendidikan anak-anak, karena isteri yang
cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu ialah seperti
penyakit yang memubusukkan tulah suaminya (Amsal 12:4). Karena isteri =
ibu yang lebih sering – setiap hari berhadapan dengan lingkungan keluarga
maka isteri = ibu harus lebih aktif dari suami = bapak. Contoh isteri yang
benar-benar menghayati peranannya sebagai isteri = ibu adalah Sara. Rasul
Petrus menggambarkan Sara sebagai isteri yang beriman (1 Petrus 3:6).

5. Peranan dan tanggungjawab anak.


„Hai anak-anak taati orangtuamu dalam segala hal karena itu adalah yang indah di
dalam Tuhan (Kol.3:20). Ketaatan adalah tanggungjawab anak-anak terhadap
orangtua, karena ketaatan adalah sesuatu yang benar dan adil bagi Tuhan.
Ketaatan anak-anak yang dimaksudkan disini „penundukan diri secara sukarela“
(bnd. J.L.Ch.Abineno). Penundukan diri dari anak-anak adalah berlangsung
dengan sendirinya bukan yang dibuat-buat atau penuh dengan kepurapuraan.
Imamat 19:3 mengatakan : setiap orang diantara kamu haruslah menghormati ayah
dan ibunya. Titah Tuhan yang kelima mengatakan : hormatilah ayah dan ibumu,
supaya lanjut umurmu, di bumi yang diberikan Tuhan Allah kepadamu“.
Penundukan diri dari anak-anak kepada orangtua adalah hal yang mutlak karena
orangtua adalah wakil Tuhan Allah di dunia ini, dengan kata lain jika anak-anak
taat kepada orangtua maka anak-anak telah menunjukkan ketaatan kepada Allah.
Setiap nasihat dan perintah orangtua adalah untuk kebaikan dan pertumbuhan
anak-anak menuju kepada kedewasaan moral dan kedewasaan iman. Tidak ada
seorang pun dari orangtua Kristen yang menginginkan anak-anaknya menjadi
orang jahat. Oleh sebab itu anak- anak harus taat kepada orangtua dalam kasih
kepada Tuhan Allah. Tuhan Yesus hidup dan bekerja dalam kehidupan seorang
anak yang taat kepada orangtua. Anak-anak yang berbahagia adalah anak-anak
yang taat kepada orangtua. Ketaatan sama dengan penghormatan. Ketaatan anak-
anak kepada orangtua mendatangkan berkat yang dari Tuhan Allah dan menjadi
kesukaan bagi orangtua.

6. Keluarga Kristen adalah keluarga yang yang berkomunikasi.


Komunikas adalah wadah yang sangat baik untuk menjembatani hubungan antara
suami dengan isteri, orangtua dengan anak-anak. Dengan adanya komunikasai,
segala sesuatu yang direncanakan dalam keluarga akan berjalan baik dan lancar.
Komunikasi yang baik dan lancar akan mendatangkan kebahagiaan, karena
dengan adanya komunikasi maka tidak ada rahasia di dalam keluarga tersebut,
tidak ada kecurigaan satu dengan yang lain, justru sebaliknya, akan terjadi
kehidupan yang saling isi mengisi, tukar pendapat, tolong menolong dan bahu
membahu demi tercapainya cita-cita keluarga. Komunikasi yang baik adalah
komunikasi dua arah, tidak mendikte atau memaksakan pendapat tetapi
menghargai pendapat seluruh anggota keluarga, karena masing-masing anggota
keluarga mempunyai hak untuk berbicara dan mempunyai kewajiban untuk
mendengar. Komunikas keluarga Kristen dengan Tuhan Allah juga harus
dilakukan dengan baik dan benar, karena Tuhan Allah adalah Kepala seluruh
anggota keluarga Kristen, maka hendaklah kehadiranNya dan FirmanNya
didengarkan dan dilaksanakan.

III. Rangkuman

Keluarga Kristen adalah keluarga yang dibentuk dan direncanakan oleh Tuhan Allah
untuk melaksanakan kehendak Tuhan Allah yaitu : saling mengasihi, saling
memperhatikan, saling menghargai, dan saling tolong menolong karena seluruh
anggota keluarga kristen mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Kepustakaan :
1. Abineno, J.L.Ch , Tafsiran Alkitaf Surat Efesus, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1994
2. Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, Surat Galatia – Efesus,
Jakarta BPK Gunung Mulia, 1982
3. Christenson, Larry, Keluarga Kristen, Semarang, Yayasan Persekutuan
Betania, 1994
4. Mack, Waynie, Bagaimana Mengembangkan Kesatuan yang Kukuh di dalam
Hubungan Perkawinan, Jakarta, BKP Gunung Mulia, 1977

Anda mungkin juga menyukai