Anda di halaman 1dari 14

Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No.

2, April 2019

Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani


Volume 3, Nomor 2 (April 2019)
ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)
http://www.sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/dunamis

Submitted: 17 Desember 2018 Accepted: 22 April 2019 Published: 29 April 2019

Tinjauan Teologis-Sosiologis terhadap Pergaulan Bebas Remaja

Ezra Tari
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang
tariezra@gmail.com

Talizaro Tafonao
Sekolah Tinggi Teologi KADESI Yogyakarta
talizarotafonao@gmail.com

Abstract
This study aimed to find solutions to the problems of free association among teenagers
starting from theological and sociological analysis. In conducting this study the author used a
literature study method on various previous thoughts and studies that have been carried out.
The results obtained from this study were that teenagers are often ignored by the church. The
church often only pays attention to adult problems. Therefore, in order to overcome the
problem of teenagers free association, good cooperation is needed between parents, the
church, the government, and the community.

Keywords: theological; sociological; free association; teenager

Abstrak
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengupayakan solusi dari permasalahan pergaulan bebas
di kalangan remaja dengan berangkat dari analisis secara teologis dan sosiologis. Dalam
melakukan kajian ini penulis menggunakan metode studi pustaka terhadap berbagai pemikiran
dan kajian terdahulu yang pernah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
bahwa remaja seringkali diabaikan oleh gereja. Gereja sering hanya menaruh perhatian besar
kepada masalah-masalah orang dewasa. Oleh karena itu, dalam rangka mengatasi persoalan
pergaulan bebas remaja tersebut diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua, gereja,
pemerintah, maupun masyarakat.
Kata Kunci: teologis; sosiologis; pergaulan bebas; remaja

199 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

PENDAHULUAN penelitian Muhamad Ngafifi menjelaskan


bahwa kemajuan teknologi merupakan
Perkembangan modernisasi terus
bagian dari konsekuensi modernitas dan
terjadi sehingga dunia menjadi mengglobal.
upaya eksistensi manusia di muka bumi.
Modernisasi berasal dari kata modern yang
Oleh karena itu, dampak negatif yang timbul
berarti terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara
sebagai akibat dari kemajuan teknologi
berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman.
menjadi kewajiban bersama umat manusia
Selanjutnya modernisasi diartikan sebagai
untuk mengatasinya.4
proses pergeseran sikap dan mentalitas
Salah satu cara dalam menghadapi
sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup
perkembangan teknologi yang semakin hari
sesuai dengan tuntutan masa kini.1
semakin laju saat ini adalah melibatkan
Modernisasi dapat dikatakan juga sebagai
banyak pihak. Salah satu pihak yang harus
suatu bentuk perubahan sosial.2 Dengan
kehadiran modernisasi ini telah banyak terlibat adalah orangtua, gereja, pemerintah

mempengaruhi nilai-nilai budaya yang ada dan masyarakat. Hal ini menjadi

dalam masyarakat. Selain kemajuan tanggungjawab berasama karena dampak

modernisasi, kehadiran teknologi telah negatif dari kemajuan teknologi semakin

menjadi tantangan baru bagi masyarakat di tinggi, khususnya dalam pergaulan bebas

era digital saat ini. Menurut Hendro Setyo remaja. Akibat pergaulan bebas remaja saat

Wahyudi dan Mita Puspita Sukmasar ini telah meresahkan kehidupan keluarga dan
lingkungan. Misalnya dalam penelitian Siti
kemajuan teknologi telah mempengaruhi
Suhaida, dkk mengutarakan bahwa dulu
gaya hidup dan pola pikir masyarakat,
sangat menjunjung tinggi rasa malu dan
terutama di kalangan remaja. Kalau dulu kita
menjaga perilaku agar tidak menjadi bahan
lihat para siswa bersekolah dengan hanya
gunjingan, namun kini hal yang dianggap
membawa buku-buku pelajaran ataupun alat
tulis, kini dapat kita saksikan para siswa tabu ini seolah menjadi hal yang biasa untuk
dipertontonkan, misalnya fenomena
berangkat sekolah dengan HP sebagai
berpacaran dikalangan pelajar bukan hal
bawaan wajib mereka.3 Sesuai dengan
yang asing lagi untuk dibicarakan karena kita
1
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 589.
2 4
Soejono Sokanto, Sosiologi Suatu Pengantar Muhamad Ngafifi, “KEMAJUAN TEKNOLOGI
(Jakarta: Rajawali Press, 2006), 304. DAN POLA HIDUP MANUSIA DALAM
3
Hendro Setyo Wahyudi and Mita Puspita Sukmasari, PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA,” Jurnal
“TEKNOLOGI DAN KEHIDUPAN Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi 2,
MASYARAKAT,” Jurnal Analisa Sosiologi 3, no. 1 no. 1 (June 1, 2014), accessed April 22, 2019,
(January 17, 2018), accessed April 22, 2019, https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/view/2
https://jurnal.uns.ac.id/jas/article/view/17444. 616.

199 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

bisa melihat fenomena berpacaran dimana Tujuan dari kajian ini adalah untuk
saja, berpelukan, berpegangan, berdua-duaan, mengupayakan solusi dari permasalahan
5
merokok dan minuman keras, dll. Jadi pergaulan bebas di kalangan remaja dengan
terjadinya pergaulan bebas remaja bukan berangkat dari analisis secara teologis dan
hanya satu faktor. Salah satu faktor sosiologis sehingga diharapkan menghasilkan
terjadinya pergaulan bebas menurut Siti solusi yang holistik.
Suhaida, yakni: Pergeseran Budaya,
METODE PENELITIAN
Kurangnya Perhatian Orangtua, teman dekat
Berangkat persoalan yang ada, maka
dan media sosial.6 Namun pada kenyataan
kajian dalam penelitian ini menggunakan
terjadinya pergaulan bebas remaja adalah
metode studi pustaka. Penulis melakukan
dipengaruhi ketidakharmonisan dalam
kajian teoritis dengan memperbanyak
keluarga. Keluarga seringkali tidak menjadi
informasi, mencari hubungan ke berbagai
figur bagi anak-anak. Menurut Nurfitri
sumber, membandingkan, dan menemukan
Handayani (dikutip dalam menurut Gunarsa
hasil atas dasar data sebenarnya (tidak dalam
& Gunarsa, 2004)
bentuk angka). Dalam tulisan ini, penulis
Keharmonisan keluarga merupakan
suatu keadaan keluarga yang utuh dan selanjutnya melakukan kajian teologis-
bahagia, serta didalamnya ada ikatan sosiologis terhadap pergaulan bebas remaja.
kekeluargaan yang memberikan rasa
aman dan tentram bagi setiap Sumber-sumber pustaka yang digunakan
anggotanya. Dalam keluarga dalam kajian ini adalah meliputi pemikiran-
harmonis terdapat hubungan yang
baik antar anggota keluarga, yaitu pemikiran dalam berbagai sumber buku, dan
hubungan antara orang tua (ayah-ibu), kajian-kajian yang telah dilakukan dan
dan anak-anaknya. Keluarga sebagai
salah satu agent of change menjadi dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
tempat penting bagi setiap anggota Penulis akan terlebih dahulu
yang berada di dalamnya. Secara
emosional, dukungan keluarga menyajikan pemaparan mengenai remaja dan
menjadi kebutuhan dari setiap pergaulan bebas secara umum untuk melihat
anggotanya.7
permasalahan yang nyata terjadi di tengah-
5
H. Jamaluddin Hos, Ambo Upe Siti Suhaida, tengah masyarakat. Setelah mendapatkan
“PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN
PELAJAR (Studi Kasus Di Desa Masaloka gambaran riil masalah tersebut, maka penulis
Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya Kabupaten
Bomabana),” Jurnal Neo Societal 3, no. 2 (April 25,
2018), accessed April 22, 2019,
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoSocietal/article/view GURU BERSERTIFIKASI SEKOLAH MENENGAH
/4032. ATAS SWASTA BERAKREDITASI ‘A’ WILAYAH
6
Ibid. SEMARANG BARAT,” Empati 5, no. 2 (January 31,
7
Nurfitri Handayani and Nailul Fauziah, 2017): 408–412, accessed April 22, 2019,
“HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/
DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA view/15242.

200 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

akan melanjutkan pada analisis secara Yudrik Jahja, masa remaja adalah masa
teologis dan sosiologis untuk pada akhirnya transisi perkembangan antara masa kanak-
dapat memberikan solusi dalam bentuk kanak dan dewasa yang pada umumnya
upaya-upaya yang dapat dilakukan dengan dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berangkat dari analisis secara teologis- berakhir pada usia akhir belasan tahun atau
sosiologis tersebut. awal dua puluh tahun.9 Sedangkan dalam
undang-undang No. 4 tahun 1979 ayat 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anak adalah seseorang yang belum mencapai
Pengertian Remaja
umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum
Dalam pandangan psikologi, melihat pernah kawin. Agar hal ini tidak terjadi multi
remaja adalah suatu periode transisi dari tafsir terhadap pemahaman masa remaja,
masa awal anak anak hingga masa awal maka Hurlock memberi patokan masa remaja
dewasa, yang perkirakan usia kira-kira 10 yakni: tanda - tanda fisik yang menunjukkan
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 kematangan seksual dengan timbulnya
tahun hingga 22 tahun. Definisi remaja gejala-gejala biologis.10 Hal yang sama
banyak orang mengartikannya dengan diungkapkan oleh Hurlock, Monks dan
berbeda-beda. Alasan ini dapat dijelaskan kawan-kawan mengatakan: “meskipun
oleh hemat Khamim Zarkasih Putro (kutip antara masa anak-anak dan dewasa tidak
dalam Golinko, 1984, Rice, 1990 dalam terdapat batas yang jelas namun nampaknya
Jahja, 2011) mengatakan bahwa tidak mudah ada satu gejala yang tiba dalam permulaan
untuk mendefinisikan remaja secara tepat, masa remaja yaitu timbulnya seksualitas
karena banyak sekali sudut pandang yang sehingga masa remaja disebut masa
dapat digunakan dalam mendefinisikan pubertas.”11 Gejala - gejala yang timbul
remaja. Kata “remaja” berasal dari bahasa sebagai akibat perkembangan pada masa
Latin adolescene berarti to grow atau to remaja dijelaskan oleh Anna Freud yaitu:
8
grow maturity. “Adolecencia merupakan suatu masa yang
Dengan demikian masa remaja tidak meliputi proses perkembangan di mana
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat terjadi perubahan-perubahan dalam hal
pula disebut anak-anak. Sebab menurut
9
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan (Jakarta:
8
Khamim Zarkasih Saputro, “Memahami Ciri Dan Kencana, 2011), 222.
10
Tugas Perkembangan Masa Remaja,” Aplikasia: Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak
Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama 17, no. 1 (February Dan Remaja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 7.
11
9, 2018): 25–32, accessed April 22, 2019, F. J. Monks, Psikologi Perkembangan, Pengantar
http://ejournal.uin- Dalam Berbagai Bagiannya (Yogyakarta: Gajah Mada
suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/view/1362. Univesrsitas Press, 1984), 216-217.

201 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

motivasi seksual, organisasi dari ego dalam itu tidak jarang orang muda (anak remaja)
hubungan dengan orang tua, orang lain dan dipanggil dan dipakai oleh Allah sebagai
12
cita-cita yang dikejarnya. rekan sekerja-Nya dalam melaksanakan
Dengan demikian awal masa remaja karya-Nya di tengah-tengah dunia ini. Hal itu
mudah diamati dengan timbulnya gejala - membuktikan bahwa Allah memberi
gejala atau perubahan dalam hal fisik dan perhatian khusus kepada kaum muda (anak
psikis khususnya masalah seksualitas. remaja). Salah satu tokoh yang terkenal
Sedangkan batas akhir masa remaja sukar dalam Perjanjian Lama adalah Yusuf. Dalam
untuk diberikan batasan mutlak namun tanda Perjanjian Lama terdapat beberapa kitab
- tandanya dapat diamati pada saat terjadinya yang berbicara tentang Allah menggunakan
kelambanan pertumbuhan. Muhibbin Syah orang muda (anak remaja) di dalam berbagai
mengatakan bahwa masa akhir dapat tugas yakni Yeremia yang dipangil dari
diketahui pada proses perkembangan organ- tengah-tengah orang dewasa dan anak-anak
organ jasmaniah tertentu meskipun sudah untuk menjadi seorang nabi. “Yeremia
sangat lamban namun masih terus diperkirakan berumur 20 tahun pada saat
berlangsung hingga kira-kira 24 tahun.13 dipanggil dan di tetapkan sebagai nabi.14
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Yeremia berhasil membawa suara kenabian
tidak ada batasan umur yang bersifat mutlak, di tengah-tengah bangsa Yehuda pada saat
tetapi dapat dikatakan bahwa batasan umur mengalami krisis sosial. Demikian pun
remaja adalah mulai sejak timbulnya gejala Samuel yang dipanggil oleh Allah. “Samuel
seksualitas (pubertas), yang berlangsung dipanggil pada saat dia berumur 12 tahun”.
sejak usia 13 tahun sampai masa menjelang Samuel berhasil memimpin bangsa Israel
dewasa yaitu pada saat perkembangan organ- melawan bangsa Filistin. Begitu pun Yoas,
organ jasmani tertentu mengalami Ahas, Amon, Yoyakhin, Azarya, Ahazia
kelambanan sampai usia 24 tahun. yang dipakai oleh Allah sebagai raja Yehuda
(2 Raj. 11, 15, 16, 21, 24).
Pandangan Alkitab Tentang Remaja
Dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian
Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Lama dimana Allah memberi perhatian
Baru menyaksikan orang muda (anak remaja)
kepada anak remaja, seperti kehidupan
sebagai ciptaan Tuhan yang mulia. Karena
Yesus, pada saat Yesus berumur 12 tahun
12
Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan
mulai mengajar di rumah ibadat (Luk. 2:46-
Remaja.
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Suatu
14
Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, Robert M. Paterson, Tafsiran Kitab Yeremia
1995), 51. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 38.

202 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

47). Menurut Charles F. Pfeiffer dan dan agama maupun norma kesusilaan. Menurut
Everett F. Harrison mengtakatan Dia (Yesus) Siti Suhaida, dkk mengatakan pergaulan
sedang sungguh-sungguh mendengarkan bebas identik dengan pergaulan remaja yang
pengajaran para guru terkemuka, yang menyimpang dan yang biasanya mengarah
terkejut atas kejernihan dan wawasan dalam terhadap perbuatan seks.17 Berdasarkan
jawaban-jawaban-Nya atas berbagai penjelasan itu, maka penulis menguraikan
pertanyaan mereka.15 Dari beberapa tokoh- beberapa bentuk pergaulan bebas remaja
tokoh Alkitab tersebut, baik Perjanjian Lama yang sering terjadi di kalangan masyarakat di
dan Perjanjian Baru memberikan suatu bukti era digital, yaitu: (1) kehamilan di luar nikah
bahwa dari awalnya, Allah memberikan (2) mengkonsumsi narkoba (obat-obatan
suatu kesempatan bagi setiap jenjang pada terlarang) dan alkohol. (3) menonton
kehidupan manusia, yakni dalam pornografi. (4) tawuran antar kelompok, dll.
membangun pelayan dan kepemimpinannya Pergaulan bebas remaja saat ini telah
bagi bangsanya sendiri. melewati ambang batas. Bahkan pergaulan
bebas remaja bukan hal baru di kalangan
Pergaulan Bebas Remaja
masyarakat. Perilaku yang tidak terpuji ini
Pergaulan bebas remaja di era
telah menjadi kebiasaan di masyarakat,
globalisasi ini telah menjadi isu sosial yang
khususnya di kalangan generasi muda,
sangat meresahkan masyarakat. Seiring
makanya tidak heran jika banyak remaja
dengan berkembang ilmu pengetahuan dan
putri hamil di luar nikah. Menurut hemat
tekhnologi, pergaulan bebas remaja semakin
Fajri Kasim terjadinya seks pranikah
meningkat. Pergaulan artinya proses bergaul,
dikalangan remaja disebabkan minimnya
sedangkan bebas yaitu lepas sama sekali
perhatian orang tua yang kemudian membuat
(tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya
anak muda mencari kesenangan di luar
sehingga boleh bergerak, berbicara, berbuat,
rumah. Umumnya mereka akan bergaul
dsb, dengan leluasa), tidak terikat atau
dengan siapa saja dan memungkinkan
terbatas oleh aturan-aturan.16 Dengan kata
mereka terpengaruh dengan hal-hal baru serta
lain, pergaulan bebas adalah salah satu
aktivitas-aktivitas yang sebenarnya dilakukan
bentuk perilaku menyimpang yang melewati
oleh orang dewasa.18 Sedangkan menurut
batas dari kewajiban serta melanggar norma
17
Siti Suhaida, “PERGAULAN BEBAS DI
15
Charles F. Pfeiffer and Everett F. Harrison, The KALANGAN PELAJAR (Studi Kasus Di Desa
Wycliffe Bible Comentary (Tafsiran Alkitab Wycliffe), Masaloka Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya
Vol. 3 (Malang: Gandum Mas, 2008), 225. Kabupaten Bomabana).”
16 18
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Fajri Kasim, “Dampak Perilaku Seks Berisiko
307. Terhadap Kesehatan Reproduksi Dan Upaya

203 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

Yushak Soesilo, perilaku seks bebas juga Roma 12:4; 1 Korintus 12:4, 12, 14 dan
dapat disebabkan oleh tidak adanya Efesus 1 : 14 – 6:7 yakni gereja adalah suatu
pendidikan seks yang memadai dalam persekutuan yang baru di dalam tubuh
keluarga terhadap remaja.19 Oleh kerena itu, Kristus. Ini berarti bahwa setiap gereja
keluarga pada dasarnya mempunyai peranan adalah ungkapan dari gereja yang kudus dan
untuk membentuk perkembangan, am. Gereja terpanggil untuk memberitakan
kepribadian dan sebagai pengontrol bagi Injil kepada segala makluk (Mrk. 16:15).
anak remajanya untuk dapat memberikan Gereja dalam pengertian umum adalah semua
batasan-batasan dalam menjalani kehidupan manusia yang percaya kepada Yesus Kristus,
sosial.20 dan mereka terpanggil untuk memberitakan
Injil atau kabar kesukaan dari Allah melalui
Analisis Teologis
Yesus Kristus kepada semua orang.
Anak remaja adalah bagian dari orang
Gereja juga terpanggil untuk
yang dipilih oleh Allah secara khusus di
bertindak didalam menerangi segala
tengah-tengah dunia ini untuk melaksanakan
penyakit, kelemahan dan ketidakadilan di
panggilannya sebagai anggota tubuh Kristus
dalam masyarakat. Adapun maksud
dalam satu gereja. Gereja dalam pengertian
dibentuknya wadah itu agar remaja bisa
umum adalah semua manusia yang percaya
mendukung dan ikut serta aktif,
kepada Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan
menyumbangkan tenaga, pikiran, dan bakat
Juruselamat, dalam hal ini, mereka terpanggil
yang dimiliki bagi kegiatan-kegiatan baik di
untuk memberitakan Injil atau kabar
pelayanan gerejawi maupun pelayanan di
kesukaan dari Allah bagi seluruh dunia. Hal
lingkungan dimana mereka berada.
tersebut dapat disimpulkan dalam kitab
Memperhatikan peran remaja tersebut, jelas
Penanganannya (Studi Tentang Perilaku Seks Berisiko bahwa anak remaja menempati posisi yang
Pada Usia Muda Di Aceh),” Jurnal Studi Pemuda 3,
no. 1 (June 22, 2016): 39–48, accessed April 22, 2019, sangat strategis dan potensial dalam rangka
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalpemuda/article/view/320
37.
pembangunan gereja sebagai tubuh kristus
19
Yushak Soesilo, “POLA PENDIDIKAN SEKS dan bagi kehidupan sosialnya.
ALKITABIAH BAGI REMAJA DALAM
KELUARGA MENURUT KITAB AMSAL,” Jurnal Berdasarkan penjelasan itu maka
Antusias 2, no. 2 (September 1, 2012): 84–104,
accessed April 22, 2019, http://sttintheos.ac.id/e- peran anak-anak remaja sangat penting
journal/index.php/antusias/article/view/35.
20
Sitti Nadirah, “PERANAN PENDIDIKAN diperhitungkan dalam organisasi gerejawi.
DALAM MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS
ANAK USIA REMAJA,” Musawa: Journal for
Namun hal itu bertolak belakang dengan
Gender Studies 9, no. 2 (December 30, 2017): 309– kenyataan yang ada. Gereja saat ini
351, accessed April 22, 2019,
http://jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/msw/article/view seringkali tidak memposisikan kaum
/254.

204 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

remaja/pemuda sebagaimana seharusnya lingkungan.22 Itulah sebab Amsal 22:6


dalam gereja. Dengan kata lain para remaja berpesan, “Didiklah orang muda menurut
tidak menempatkan pada tempat yang tepat jalan yang patut baginya, maka pada masa
di dalam gereja. Hal ini diakui oleh Bons- tuanyapun ia tidak akan menyimpang
Torm, mengatakan bahwa gereja belum daripada jalan itu.”
bahkan tidak memperhitungkan kehadiran Gereja memiliki tanggungjawab yang
para remaja/pemuda di dalam gereja, besar dalam mengabdikan diri untuk
akibatnya tidak jarang kaum remaja/muda memberi didikan dan disiplin rohani kepada
mengambil jarak dan bahkan acuh tak acuh. anak-anak. Karena mendidik anak-anak
Bahkan ada anggapan, gereja sebagai adalah perintah Tuhan. Menurut hemat Khoe
“urusan orang tua” dan kurang memberi Yao Tung mengatakan mendidik anak dalam
perhatian kepada kaum remaja/muda bahkan Kristus adalah mendidik dalam
menjadikan kaum remaja/muda sebagai kepemimpinan yang spiritual.23 Oleh karena
partner dalam perkembangan gereja.21 Bukan itu anak-anak remaja tidak hanya dipandang
hanya itu saja yang perlu perhatikan, namun sebagai seorang anak saja, yang didalamnya
kehidupan rohani remaja sangat penting hanya memikirkan bahwa anak-anak remaja
dilakukan pembinaan. Alasan ini di jelaskan belum mampu melakukan sesuatu dan belum
oleh Jonathan Matheus dan Elisabet Selfina tahu sama sekali sesuatu yang berhubungan
yang mengatakan bahwa pembina remaja dengan masalah gerejawi atau
selaku bagian dari struktur organisasi dalam lingkungannya, tetapi hendaknya diberi
gereja berperan untuk menjaga dan ruang kepada remja sesuai dengan bakat dan
memelihara kehidupan remaja dari awal kemampuannya. Dengan memberi
sehingga para remaja mengetahui jalan kesempatan kepada remaja/pemuda dalam
kebenaran melalui firman Tuhan setiap hari, mengembangkan kemampuanya
di dalam kehidupan remaja, supaya di masa sesungguhnya para pengajar dalam gereja
yang akan datang para remaja akan menjadi telah melaksanakan pemberitaan Injil. Khoe
seorang pribadi yang kuat, berdiri kokoh Yao Tung mengatakan bahwa menjadi
dalam imannya dan takut kepada Tuhan, 22
Jonathan Matheus and Elisabet Selfina, “Peran
sehingga hidupnya menjadi berkat atau Pembina Remaja Bagi Perkembangan Perilaku
Remaja Di Gereja Kemah Injil Indonesia Tanjung
berarti bagi sesama remaja maupun Selor Kalimantan Utara,” Jurnal Jaffray 13, no. 1
(January 31, 2015): 1, accessed April 22, 2019,
http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/article/view/
3.
23
Khoe Yao Tung, Tepanggil Menjadi Pendidik
21
M Bons-Torm, Pastoral Kaum Muda (Yogyakarta: Kristen Yang Berhati Gembala (Yogyakarta: Andi
Pastoral, 2003), 1. Offset, 2019).

205 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

pendidik Kristen bukanlah pilihan, melainkan Dengan demikian tugas mendidik


24
panggilan untuk bersaksi. anak-anak remaja secara teologis telah
Selain itu, ada beberapa prinsip dipercayakan oleh Allah kepada orangtua,
penting dalam pendidikan Kristen kepada gereja, sekolah dan masyarakat. Tugas ini
anak-anak remaja, antara lain: adalah tanggung jawab bersama sebagai umat
Pertama, pendidikan anak merupakan Tuhan dalam memperlengkapi tubuh Kristus.
tanggung jawab utama orangtua
(Ef. 4:12; Rom. 12:4-5). Sangatlah tepat
(Ul.6:4-9; 11:18-21; Ams. 22:6).
Mazmur 127:3 “Sesungguhnya, anak- apabila disebutkan bahwa orang tua
anak lelaki adalah milik pusaka dari
memegang peran penting dalam pendidikan
pada TUHAN , dan buah kandungan
adalah suatu upah”. Kedua, terhadap anak. Berkaca dari pengalaman
Pendidikan anak dilakukan sepanjang
keluarga imam Eli dalam 1 Samuel 1,
hari; 24 jam sehari, 7 hari seminggu
proses yang berlangsung sejak anak Yushak Soesilo menekankan pentingnya
lahir hingga dewas. Ulangan 6:7 (Ul.
keluarga, dalam hal ini orang tua, untuk
11:19) “haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang mendidik anak-anaknya dalam kedisiplinan
kepada anak-anakmu dan
dan kasih sekaligus juga dalam keteladanan
membicarakannya apabila engkau
duduk di rumahmu, apabila engkau orang tua.26 Dalam hal kedisiplinan, orang
sedang dalam perjalanan, apabila
tua kadang perlu untuk menghukum anaknya
engkau berbaring dan apabila engkau
bangun”. Ketiga, Pendidikan anak yang melanggar norma kebenaran sebagai
harus memiliki tujuan utama pada
suatu tindakan pencegahan terhadap
keselamatan dan meneruskan
pemuridan. Mazmur 78: 6-7 “supaya penyimpangan yang lebih besar dalam
dikenal oleh angkatan yang
hidupnya.27 Dalam hal kasih, orang tua juga
kemudian, supaya anak-anak, yang
akan lahir kelak, bangun dan harus memberikan penghargaan dan
menceritakannya kepada anak-anak
pengakuan atas pencapaian anaknya. Dan
mereka, supaya mereka menaruh
kepercayaan kepada Allah dan tidak tentu saja, keteladanan orang tua menjadi
melupakan perbuatan-perbuatan
faktor penting keberhasilan mendidik anak.
Allah, tetapi memegang perintah-
perintah-Nya”. Keempat, Pendidikan
anak tidak boleh menghambat 26
Yushak Soesilo, “KELUARGA ELI DALAM 1
perkembangan spiritual dan moral SAMUEL 2:11-36: SUATU EVALUASI
generasi berikutnya (Mat. 19:14 PENDIDIKAN KRISTEN DALAM KELUARGA
(band. Mrk. 9:42; Luk. 17:2); Mrk. HAMBA TUHAN,” Jurnal Antusias 3, no. 5 (June 1,
2014): 136–146, accessed April 16, 2018,
10:13-16; Luk. 18:15-17).25 http://sttintheos.ac.id/e-
journal/index.php/antusias/article/view/17/16.
27
Yushak Soesilo, “Penggunaan Rotan Dalam
Pendisiplinan Anak Menurut Kitab Amsal 23:13-14,”
DUNAMIS: Jurnal Penelitian Teologi dan Pendidikan
24
Ibid, 2. Kristiani 1, no. 1 (September 1, 2016): 1, accessed
25
Khoe Yao Tung, Menuju Sekolah Kristen Impian March 21, 2018, http://sttintheos.ac.id/e-
Masa Kini (Yogyakarta: Andi Offset, 2018), 107-112. journal/index.php/dunamis/article/view/98.

206 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

Bagaimanapun juga perilaku orang tua dengan demikian setiap remaja adalah
berbicara lebih banyak daripada perkataan pribadi yang unik. Ketiga, kebutuhan akan
orang tua itu sendiri. definisi peran gender yang jelas. Keempat,
Pendidikan Agama Kristen di sekolah kebutuhan akan bimbingan Alkitab tentang
juga memegang peranan penting dalam seksesualitas manusia. Kelima, kebutuhan
mencegah remaja jatuh dalam pergaulan untuk membuat keputusan-keputusan yang
bebas. Namun demikian, tentu saja tidak sesuai dan bertanggung jawab di hadapan
cukup hanya PAK yang sifatnya hanya tekanan teman sebaya. Keenam, kebutuhan
kognitif saja yang diharapkan dapat akan sebuah saluran untuk turut berpatisipasi
membentuk perilaku baik pada siswa. dalam kehidupan gereja. Ketujuh, remaja
Menurut Rifai, pendidikan di sekolah tidak perlu mendapat penegasan di bidang-bidang
cukup hanya bersifat Bible Added semata, di mana perkembangan mereka sesuai
yang artinya bahwa untuk membentuk dengan pola-pola alkitabiah.29 Jadi, tugas
perilaku yang baik tidak cukup hanya dengan orang percaya adalah bertanggung jawab
menambahkan pelajaran tentang Firman dalam membimbing anak-anak remaja, agar
Tuhan semata.28 Dimensi afektif dan hidupnya terarah bersama dengan Tuhan dan
psikomotorik siswa harus benar-benar memiliki kepedulian terhadap
diperhatikan dalam kerangka suatu lingkungannya. Dengan demikian amanat
pembentukan karakter siswa. dan tanggung jawab yang telah diberikan
Sebagai orang percaya perlu oleh Allah kepada umatnya sungguh-
mengetahui bahwa secara psikologi dalam sungguh terwujud.
perkembangan anak ada beberapa kebutuhan Akibat dari adanya kepedulian dalam
khusus yang timbul dari aspek perkembangan mendidik anak-anak remaja secara otomatis
dalam kehidupan remaja, yakni: Pertama, anak-anak tersebut akan hadir dalam
kebutuhan menerima diri sendiri sebagai solidaritas di tengah masalah yang ada di
ciptaan Tuhan yang istimewa. Kedua, masyarakat. Dan kehadiran solidaritas itu
kebutuhan akan keseimbangan dalam harga tidak hanya dalam bentuk mengasihi,
diri. Remaja perlu tahu bahwa secara melainkan dalam melibatkan diri, ikut
individual mereka berharga bagi Tuhan dan menanggulangi penyebab dari masalah yang
dimunculkan oleh anak-anak remaja itu
28
Rifai, “PENDIDIKAN KRISTEN DALAM
MEMBANGUN KARAKTER REMAJA DI
29
SEKOLAH MENENGAH,” Jurnal Antusias 2, no. 2 Kenneth R. Garland, Pendidikan Pemuda Kristen
(September 1, 2012): 179–193, accessed April 22, (Dalam Foundations Of Ministry An Introduction To
2019, http://sttintheos.ac.id/e- Christian Education For A New Generation) (Malang:
journal/index.php/antusias/article/view/42. Gandum Mas, 2012), 176-178.

207 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

sendiri maupun dari orang dewasa. Pemerintah sekarang ini mengangkat


Partisipasi tidak berarti mengambil alih tugas misi membangun masyarakat melalui watak
pembangunan, melainkan memperjelas menuju masyarakat yang kreatif maju,
motivasi, mengambil prakarsa yang bersatu dan rukun, damai, demokratis,
bertanggungjawab dalam membangun secara dinamis, sejahtera, adil dan makmur.
bersama-sama, hal ini berarti bawa Sehingga nampak bahwa pemerintaq
pengambilan prakarsa dalam tugas berupaya untuk berperan serta dalam
pembangunan masyarakat adalah merupakan membangun masyarakat secara menyeluruh.
tanggung jawab bersama. Kehidupan anak-anak remaja perlu mendapat
perhatian, di mana saat ini, pada umumnya
Analis Sosiologis/Sosial
anak – anak remaja banyak melakukan hal
Bagian ini mau menjelaskan tentang
yang dapat meresahkan masyarakat, yang
analisis sosiologis yang berhubungan dengan
semuanya itu disebabkan juga oleh karena
pemerintah dalam menata kehidupan
masih kurangnya kesadaran dari beberapa
masyarakat, yang kemudian akan berkaitan
pihak dalam mengarahkan mereka kea rah
dengan struktur kehidupan masyarakat, yang
yang lebih baik untuk mencapai tujuan dan
kemudian akan berkaitan dengan struktur
makna kehidupan mereka.
kehidupan masyarakat itu sendiri.
Dalam pemerintahan atau
Kepentingan sosial, kualitas hidup,
kepemimpinan pada zaman tradisional
pembangunan hidup adalah merupakan tugas
mereka juga mengangkat misi yang sama
utama dari pemerintah modern sekarang ini,
dengan misi dalam zaman modern. Dalam
yang mana akan dapat menjamin dan
hal ini mereka senantiasa mengayomi sama
memberikan kesempatan yang sama bahkan
dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah
perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.
zaman sekarang, misalnya : Dalam sebuah
Anak –anak remaja adalah bagian dari
tongkonan, pemimpin dalam sebuah
masyarakat atau rakyat itu sendiri, oleh
tongkonan, melakukan tugasnya dengan tetap
karena itu anak – anak remaja hendaknya
memperhatikan keluarga. Pemimpin
bisa diberikan perhatian khusus yakni
tongkonan senantiasa mengusahakan agar
diberikannya penjelasan kepada mereka
keluarga dari tongkonan tersebut senantiasa
tentang tugas dan tanggung jawab mereka
hidup penuh damai sejahtera dan bahagia.
sebagai warga masyarakat yang bisa
Untuk menjalani hidup ini, Pemimpin
mendukung pembangunan dalam lingkup
tongkonan tidak hanya mengurus
lingkungan dimana mereka berada.
keluarganya dalam bentuk pemenuhan

208 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

jasmani mereka tetapi ia juga senantiasa anaknya sendiri. Kedua, gereja memiliki
membimbing keluarga untuk tetap dekat tanggungjawab besar dalam mengabdikan
kepada Tuhan, dalam hal ini bahwa diri memberi didikan dan disiplin rohani
pemimpin tongkonan mengusahakan segala kepada anak-anak sehingga anak-anak
sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat memiliki pegangan kuat dalam menghadapi
dalam tongkonan tersebut demi mencapai arus globalisasi yang semakin berkembang.
peningkatan, kualitas dan kebersamaan Ketiga, pendidikan di sekolah yang dapat
dalam tongkoanan tersebut. membentuk karakter siswa tidak cukup
Beberapa pihak yang berpengaruh melalui kurikulum yang sifatnya Bible
dalam kehidupan anak remaja, baik itu Added, namun diperlukan perhatian yang
pemerintah yang akan membimbing dan besar terhadap pengembangan aspek afektif
mengarahkan mereka, bagaimana hidup yang dan psikomotorik. Keempat, pemerintah
membawa kedamaian bagi semua orang bertanggung jawab dalam memberi solusi
secara khusus di lingkungan mereka berada, dalam menyelesaikan kenakalan remaja
maupun gereja yang mengembalakan anak dengan membentuk lembaga-lembaga khusus
remaja dengan baik untuk mengenal ajaran yang menangani masalah tersebut.
ajaran Tuhan dan merealisasikan kepada
DAFTAR PUSTAKA
semua orang. Tidak terlepas juga orang tua
remaja itu sendiri karena Allah telah Bons-Torm, M. Pastoral Kaum Muda.
Yogyakarta: Pastoral, 2003.
memberikan mandat itu kepada mereka.
Depdikbud RI. Kamus Besar Bahasa
Orang tua hendaknya selalu Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
bertanggungjawab akan kehidupan anak- Garland, Kenneth R. Pendidikan Pemuda
Kristen (Dalam Foundations Of
anaknya karena ajaran dari orang tua adalah
Ministry An Introduction To Christian
merupakan fondasi dalam kehidupannya. Education For A New Generation).
Malang: Gandum Mas, 2012.
KESIMPULAN
Gunarsa, Singgih D. Psikologi
Upaya-upaya dalam penanganan Perkembangan Anak Dan Remaja.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
persolan pergaulan bebas di kalangan remaja
Handayani, Nurfitri, and Nailul Fauziah.
akan dapat berjalan baik apabila berangkat “HUBUNGAN KEHARMONISAN
KELUARGA DENGAN
melalui kajian secara teologis-sosiologis.
KECERDASAN EMOSIONAL PADA
Upaya-upaya yang diusulkan meliputi: GURU BERSERTIFIKASI SEKOLAH
MENENGAH ATAS SWASTA
Pertama, keterlibatan orangtua secara intesif
BERAKREDITASI ‘A’ WILAYAH
dalam membimbing dan mengarahkan anak– SEMARANG BARAT.” Empati 5, no.
2 (January 31, 2017): 408–412.

209 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

Accessed April 22, 2019. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.


https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/e Pfeiffer, Charles F., and Everett F. Harrison.
mpati/article/view/15242. The Wycliffe Bible Comentary (Tafsiran
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. Alkitab Wycliffe), Vol. 3. Malang:
Jakarta: Kencana, 2011. Gandum Mas, 2008.
Kasim, Fajri. “Dampak Perilaku Seks Rifai. “PENDIDIKAN KRISTEN DALAM
Berisiko Terhadap Kesehatan MEMBANGUN KARAKTER
Reproduksi Dan Upaya Penanganannya REMAJA DI SEKOLAH
(Studi Tentang Perilaku Seks Berisiko MENENGAH.” Jurnal Antusias 2, no. 2
Pada Usia Muda Di Aceh).” Jurnal (September 1, 2012): 179–193.
Studi Pemuda 3, no. 1 (June 22, 2016): Accessed April 22, 2019.
39–48. Accessed April 22, 2019. http://sttintheos.ac.id/e-
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalpemuda/ar journal/index.php/antusias/article/view/
ticle/view/32037. 42.
Matheus, Jonathan, and Elisabet Selfina. Saputro, Khamim Zarkasih. “Memahami Ciri
“Peran Pembina Remaja Bagi Dan Tugas Perkembangan Masa
Perkembangan Perilaku Remaja Di Remaja.” Aplikasia: Jurnal Aplikasi
Gereja Kemah Injil Indonesia Tanjung Ilmu-ilmu Agama 17, no. 1 (February 9,
Selor Kalimantan Utara.” Jurnal Jaffray 2018): 25–32. Accessed April 22, 2019.
13, no. 1 (January 31, 2015): 1. http://ejournal.uin-
Accessed April 22, 2019. suka.ac.id/pusat/aplikasia/article/view/1
http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV7 362.
1/article/view/3. Siti Suhaida, H. Jamaluddin Hos, Ambo Upe.
Monks, F. J. Psikologi Perkembangan, “PERGAULAN BEBAS DI
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. KALANGAN PELAJAR (Studi Kasus
Yogyakarta: Gajah Mada Univesrsitas Di Desa Masaloka Kecamatan
Press, 1984. Kepulauan Masaloka Raya Kabupaten
Bomabana).” Jurnal Neo Societal 3, no.
Nadirah, Sitti. “PERANAN PENDIDIKAN
2 (April 25, 2018). Accessed April 22,
DALAM MENGHINDARI
2019.
PERGAULAN BEBAS ANAK USIA
http://ojs.uho.ac.id/index.php/NeoSociet
REMAJA.” Musawa: Journal for
al/article/view/4032.
Gender Studies 9, no. 2 (December 30,
2017): 309–351. Accessed April 22, Soesilo, Yushak. “KELUARGA ELI
2019. DALAM 1 SAMUEL 2:11-36: SUATU
http://jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/ms EVALUASI PENDIDIKAN KRISTEN
w/article/view/254. DALAM KELUARGA HAMBA
TUHAN.” Jurnal Antusias 3, no. 5
Ngafifi, Muhamad. “KEMAJUAN
(June 1, 2014): 136–146. Accessed
TEKNOLOGI DAN POLA HIDUP
April 16, 2018. http://sttintheos.ac.id/e-
MANUSIA DALAM PERSPEKTIF
journal/index.php/antusias/article/view/
SOSIAL BUDAYA.” Jurnal
17/16.
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan
Aplikasi 2, no. 1 (June 1, 2014). ———. “Penggunaan Rotan Dalam
Accessed April 22, 2019. Pendisiplinan Anak Menurut Kitab
https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa Amsal 23:13-14.” DUNAMIS: Jurnal
/article/view/2616. Penelitian Teologi dan Pendidikan
Kristiani 1, no. 1 (September 1, 2016):
Paterson, Robert M. Tafsiran Kitab Yeremia.
1. Accessed March 21, 2018.

210 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)


Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, Vol. 3, No. 2, April 2019

http://sttintheos.ac.id/e- Pendekatan Baru. Bandung: Remaja


journal/index.php/dunamis/article/view/ Rosdakarya, 1995.
98. Tung, Khoe Yao. Menuju Sekolah Kristen
———. “POLA PENDIDIKAN SEKS Impian Masa Kini. Yogyakarta: Andi
ALKITABIAH BAGI REMAJA Offset, 2018.
DALAM KELUARGA MENURUT ———. Tepanggil Menjadi Pendidik Kristen
KITAB AMSAL.” Jurnal Antusias 2, Yang Berhati Gembala. Yogyakarta:
no. 2 (September 1, 2012): 84–104. Andi Offset, 2019.
Accessed April 22, 2019.
http://sttintheos.ac.id/e- Wahyudi, Hendro Setyo, and Mita Puspita
journal/index.php/antusias/article/view/ Sukmasari. “TEKNOLOGI DAN
35. KEHIDUPAN MASYARAKAT.”
Jurnal Analisa Sosiologi 3, no. 1
Sokanto, Soejono. Sosiologi Suatu (January 17, 2018). Accessed April 22,
Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2019.
2006. https://jurnal.uns.ac.id/jas/article/view/1
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan, Suatu 7444.

211 Copyright© 2019, Dunamis, ISSN 2541-3937 (print), 2541-3945 (online)

Anda mungkin juga menyukai