Anda di halaman 1dari 5

Analisis kemenangan Donald Trump terhadap keamanan

global
Latar Belakang
Dengan terpilihnya Presiden Amerika Serikat ke 58 di antara kedua kandidat, Hillary Clinton
dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republikan yang keluar sebagai presiden
terpilih, Trump berhasil meraih suara sebanyak 276, sementara rivalnya Hillary Clinton
mendapat 218 suara. Dia berhasil menguasai hampir seluruh suara di negara kunci Amerika
Serikat. Texas menjadi salah satu negara yang menyumbang suara terbanyak untuk taipan
properti AS tersebut. Kekhawatiran masyarakat dunia terhadap Trump lebih kepada janji jani
kampanye nya yang kontroversial seperti mendeportasi imigran, menunjukkan sikap anti Islam
yang ekstrim, dan sikap rasis kepada kaum minoritas seperti orang Hispanik, Africa-America,
Arab, dsb. Dalam bidang keamanan dunia juga tidak kalah mengkhawatirkan karena Trump
memiliki wacana untuk menggalakkan pendekatan militer dengan menyuntikkan dana untuk
menambah sumber daya militer. Trump mengatakan, jumlah pasukan bersenjata AS akan
ditambah menjadi 540 ribu personil dari sebelumnya 475 ribu personil. Penambahan jumlah
personil militer, mengutip International Business Times, 9 November 2016, akan meningkatkan
anggaran sebesar US$30 miliar atau sekitar Rp 394,8 triliun. Selain menambah personil militer,
Trump juga menjanjikan penambahan kapal perang hingga mencapai 350 unit. Ini berbanding
dengan upaya perbaikan kapal induk oleh angkatan laut AS yang hanya 308 unit. Trump juga
berencana meningkatkan kemampuan kapal perusak agar mampu menghadang ancaman rudal
dari Iran, Korea Utara, dan negara-negara lainnya. Untuk memperkuat pertahanan udara AS,
Trump berjanji akan menambah pesawat tempurnya yang saat ini berjumlah 1.113 pesawat
menjadi 1.200 pesawat. Pemerintah AS mengeluarkan anggaran pertahanan lebih dari US$600
miliar atau Rp 7896 triliun tahun lalu. Trump akan meningkatkan anggaran militer itu dengan
meminta negara-negara yang memberikan wilayahnya dipakai sebagai pangkalan militer AS
untuk berkontribusi. Seperti Negara Jepang dan Korea Selatan yang selama ini bergantung pada
kekuatan militer Amerika dalam menghadapi Cina di konflik Laut Cina Selatan.

Analisis
Kebijakan yang diambil oleh Donald Trump ini dapat dijelaskan menggunakan teori keamanan
nasional. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Keamanan Nasional berarti kekuatan suatu
bangsa untuk melindungi negaranya [penebalan oleh penulis] terhadap ancaman atau bahaya
baik dari dalam maupun dari luar negeri (Peter Salim, 2002). Edy Prasetyono (2005)
mengemukakan bahwa keamanan nasional dapat diartikan sebagai kebijakan politik pemerintah
yang bertujuan untuk menegakan situasi yang aman dan kondusif bagi terselenggaranya
pemerintahan sehingga mampu mempertahankan tujuan vital nasional [penebalan oleh penulis
dari segala gangguan dan ancaman. Dengan demikian keamanan nasional perlu dilihat dalam
hubungannya dengan upaya untuk mecapai kepentingan nasional. Kusnanto Anggoro,
dalam buku Keamanan Demokrasi dan Pemilu (2004) tidak memberikan pengertian tetang
konsep keamanan nasional, tetapi dikemukakan bahwa terdapat beberapa ancaman terhadap
keamanan nasional, yaitu ancaman militer yang dapat muncul dalam berbagai bentuk. Bentuk
yang paling ekstrim adalah serangan dan pendudukan, baik dengan tujuan untuk
memusnahkan suatu negara, untuk merebut atau menguasai suatu wilayah, maupun mengubah
institusi kenegaraan. Dan ancaman yang tidak kalah pentingnya adalah ancaman ekonomi
yang secara jelas dapat mengganggu stabilitas domestik.
Anggaran militer AS akan ditambah
Kebijakan ini akan menambah tingkat keawasan Negara-negara di Timur Tengah
semakin meningkat dikarenakan sikap sentiment anti Islam yang dikoarkan oleh
Donald Trump akan menambah ketegangan yang terjadi di daerah Timur Tengah.
Meskipun kami yakin bahwa Donald Trump juga mengetahui bahwa Timur Tengah
memiliki bargaining position dengan Amerika dalam hal sumber daya alam, yaitu
minyak bumi dan pasokan minyak bumi sangat diperlukan Amerika Serikat dalam
menjalankan sector-sektor kehidupan di negaranya yang besar. Bentuk kebijakan ini
kami rasa lebih kepada intimidasi terhadap Negara Negara seperti Cina atau Korea
Utara yang sedang bersitegang dengan Negara sekutu Amerika, Cina yang
berseberangan dengan Jepang dan Korea Selatan dipastikan membutuhkan bantuan
dari Amerika Serikat untuk membendung perbedaaan kekuatan militer di antara
mereka.
Tembok Perbatasan akan menutup Perbatasan Meksiko-AS
Upaya dari Trump untuk membendung masuknya imigran gelap dari Meksiko yang
kian bertambah jumlahnya dengan membangun tembok perbatasan menurut kami

memiliki sisi positif dikarenakan tembok tersebut dapat difungsikan sebagai


pengawas atau patrol yang akan dijaga ketat dikarenakan transaksi narkoba yang
dilakukan oleh kartel narkoba Meksiko yang melakukan penyelundupan ke dalam
Amerika dapat dicegah atau malah dibasmi aktivitas yang selama ini meresahkan
otoritas Meksiko maupun Amerika Serikat. Donald Trump juga akan menyeleksi
imigran imigran yang bertujuan untuk masuk ke dalam Amerika melalui
serangkaian pemeriksaan identitas.
Menghancurkan ISIS akan menjadi prioritas
Donald Trump selaku presiden AS sekarang akan bekerjasama dengan Vladimir
Putin sebagai presiden Russia yang memiliki pandangan yang sama terhadap ISIS di
mana pada masa pemerintahan Obama pada saat itu militer Amerika cenderung
tidak ikut campur langsung akan tetapi mengirimkan serangan berupa serangan
udara yang notabene tidak berefek besar kepada kemajuan tentara Syria dalam
merebut kembali Negara mereka dari ISIS. Kami memprediksi bahwa intervensi
seperti ini akan menimbulkan korban jiwa di lokasi konflik seperti penumpasan Al
Qaeda di Afghanistan yang dilakukan oleh George Bush.
Mengultimatum negara NATO agar tidak terlalu bergantung kepada AS dan
Mengancam tidak akan melindungi para sekutu NATO karena kontribusi
mereka terhadap anggaran NATO tidak adil atau tidak sepadan
*Hanya akan membela sekutu NATO yang memenuhi kewajiban finansial
mereka
Jika NATO kehilangan Amerika, maka itu merupakan pukulan telak bagi mereka
dalam membendung serangan dari Rusia, dan Amerika versi Trump akan beralih
haluan dan condong mendekat ke Russia di mana posisi NATO akan sangat rawan
mengingat kapabilitas militer yang kalah dibanding dengan Russia apabila Amerika
memutuskan untuk minggat. Sisi negatifnya adalah Amerika akan kehilangan
kontak atau relasi di bagian Eropa.

Mengizinkan Jepang dan Korea Selatan memiliki senjata nuklir


*Menarik mundur tentara AS dari semenanjung Korea dan membiarkan Jepang, Korut
dan Korsel terlibat perang nuklir
Donald Trump berasumsi bahwa jika diberikan senjata nuklir kepada kedua Negara tersebut
maka akan menghemat sumber daya tentara yang ditempatkan di semenanjung Korea, dan nuklir
dapat melepaskan tanggung jawab Amerika terhadap Korea dan Jepang, namun analisis kami
keputusan ini dapat mengurangi pengaruh Amerika di semenanjung Korea, dan merupakan
langkah yang riskan mengingat senjata nuklir adalah senjata yang berkekuatan 100.000 tentara
dan tidak adanya jaminan bahwa Korea dan Jepang tidak berubah haluan memusuhi Amerika
sendiri ketika mereka mendapat senjata nuklir tersebut

Kesimpulan
Kemenangan Donald Trump akan menimbulkan keawasan dari segala pihak untuk menunggu
keputusan apa yang akan diambil olehnya, mengingat Amerika adalah Negara yang besar, dan
merupakan pemimpin dari NATO yang merupakan penyeimbang kekuatan dari Russia. Selama
beberapa decade ini, presiden terdahulu Amerika tidak memiliki hubungan erat dengan Russia,
namun di era Trump ini, dikhawatirkan AS akan bercondong ke Russia ketimbang NATO, yang
tidak akan memiliki bargaining position sebagus ketika AS masih merupakan aliansinya, Di
Timur Tengah, Trump bersama Russia berencana untuk menghabisi ISIS dengan ultimatum
Trump yang berjanji akan menumpas Syriah dalam waktu 1 bulan. Ini mewarnai sedikitnya
intervensi yang akan dilakukan oleh AS, mengingat pada masa pemerintahan Obama, Obama
sebisa mungkin menghindari keterlibatan langsung Amerika dalam menumpas gerakan gerakan
radikal di Timur Tengah, berbeda dengan pendekatan Donald Trump yang dengan alokasi dana
untuk militer akan melakukan hard diplomacy untuk menumpas gerakan gerakan radikal seperti
ISIS. Di belahan Asia, Dengan ingin dicabutnya beberapa pangkalan militer AS dari Jepang,
Korea menimbulkan kekhawatiran akan tidak adanya lindungan dari AS lagi, dan Donald Trump
mengindikasikan agar senjata nuklir akan diberikan kepada Korea dan Jepang supaya tidak
memerlukan bantuan tentara AS lagi. Langkah ini seperti ini sangat riskan karena Korea Utara
akan merasakan ancaman dan akan melakukan serangan jika Negara tetangga nya memiliki
senjata yang mampu menyaingi superioritas mereka, dan akan membuat mereka Nampak lemah
bagi rakyat nya. Sekarang keamanan dan ketahanan global lebih kurangnya berada di tangan
Donald Trump.

DAFTAR PUSTAKA
TEMPO. (2016), Donald Trump akan Memicu Perang Dunia III
https://m.tempo.co/read/news/2016/11/09/116819019/donald-trump-akanmemicu-perang-dunia-iii (diakses 24 November 2016)
TRIBUN NEWS (2016), Teleponan, Trump dan Putin Janji Kerjasama Tumpas
ISIS http://m.tribunnews.com/amp/internasional/2016/11/15/teleponantrump-dan-putin-janji-kerjasama-tumpas-isis (diakses 24 November 2016)
MERDEKA, (2016), Donald Trump, presiden baru Amerika Serikat
https://www.merdeka.com/dunia/donald-trump-presiden-baru-amerikaserikat.html (diakses 24 November 2016)
TRIBUN NEWS (2016), Menangkan Pilpres Amerika, Ini Kebijakan Trump di
Bidang Militer dan Keamanan
http://www.tribunnews.com/internasional/2016/11/09/menangkan-pilpres-

amerika-ini-kebijakan-trump-di-bidang-militer-dan-keamanan?page=2
(diakses 24 November 2016)
KOMPASIANA (2015), Dilemma AS dalam Mengeleminasi ISIS (3)
http://www.kompasiana.com/makenyok/dilemma-as-dalam-mengeleminasiisis-3_557d3862f67a61db36181a78 (diakses 24 November 2016)
REUTERS (2016), Commentary: Trump, Putin and a nervous NATO
http://www.reuters.com/article/us-trump-putin-nato-commentaryidUSKBN1391SJ (diakses 24 November 2016)
THE ATLANTIC (2016), Donald Trump and the Threat of Nuclear War
http://www.theatlantic.com/international/archive/2016/11/trump-nuclearnorth-korea/506750/ (diakses 24 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai