Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTON KE 2 ISBD

NAMA :DHANET GUNTUR D

NIM : 048554279

UPBJJ : JEMBER

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Keberagaman dan Kesetaraan


kerjakanlah tugas berikut ini:

Soal:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi! Berikan
contoh konkret!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stereotipe, berikan contohnya!
3. Jelaskan arti kesetaraan menurut Bikhu Parekh, berikan contohnya?
4. Tugas dikerjakan dalam format Word atau PDF
5. Tambahkan sumber referensinya.

Jawaban :

1. Multikulturalisme adalah sebuah konsep yang penting pada perkembangan masyarakat


Indonesia setelah masa kolonial . Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
tediri dari beragam budaya yang harus hidup berdampingan dalam satu kesatuan unit
politik yaitu Negara. Untuk memahami multikulturalisme kita perlu memahami
perbedaannya dengan konsep pluralisme karena dalam sehari-hari konsep multikultural
dan plural digunakan secara tumpang tindih. Multikulturalisme adalah sebuah ideologi
yang mengakui dan mengagungkan perbedaan yang mencakup perbedaan-perbedaan
individual dengan perbedaan secara budya. Multikulturalisme menjadi acuan keyakinan
untuk terwujudnya pluralisme budaya, dan terutama memperjuangkan kesamaan hak dari
berbagai golongan minoritas baik secara hukum maupun secara sosial.
Dalam era globalisasi ketidakmampuan untuk menerima keberagaman budaya dan
perbedaan akan mengarah kepada diskriminasi, bahkan bisa mengarah pada rasisme.
Contoh konkret multikulturalisme adalah :
a. Tidak menyindir orang lain yang berbeda suku dan budaya nya
b. Menghargai orang lain yang sedang beribadah sesuai dengan agama dan
keyakinan nya.
c. Menghormati pemikiran, pendapat dan pendirian dari orang lain.

2. Stereotipe berasal dari bahasa Yunani yaitu Stereo artinya tegas, padat dan Typos artinya
kesan, jadi stereotipe secara singkat bermakna kesan yang kuat. Seacar luas pengertian
stereotipe adalah jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh mausia untuk
menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu pengambilan keputusan secara
cepat namun cenderung melakukan generalisasi, sehingga terkadang melahirkan sebuah
atau suatu penilaian yang tidak seimbang terhadap kelompok masyarakat tertentu. Jadi
menurut pendapat pribadi saya bahwa stereotipe adalah suatu citra yang
dilekatkan kepada suatu keompok masyarakat tertentu yang belum tentu benar.
Contoh dari stereotipe adalah orang Jawa sering dikonotasikan negative pemalas,
orang Minang sering dibilang pelit dan orang Tionghoa kadangkala acapkali dicap
licik, padahal belum tentu itu benar.

3. Menurut Bhikhu Parekh, kesetaraan menitikberatkan kepada manusia sebagai makhluk


kultural. Manusia memiliki beberapa kebutuhan dan kemampuan yang sama, tetapi
perbedaan kultural yang dimiliki, membentuk dan menyusun kemampuan dan kebutuhan
manusia secara berbeda dan bahkan, dapat membuat kemampuan dan kebutuhan setiap
manusia berbeda. Manusia juga memiliki identitas bersama yang dimediasi oleh budaya.
Manusia adalah mahkluk yang sama tapi berbeda. Oleh karena itu manusia harus
diperlakukan setara karena dua karakteristik sebagai makhluk sama dan sebagai makhluk
yang berbeda. Maka kesetaraan bukan berarti keseragaman perlakuan, tetapi lebih kepada
interaksi antara keseragaman dan perbedaan. Kesetaraan harus mampu tidak saja
menolak perbedaan – perbedaan yang tidak relevan, namun juga harus diikuti oleh
pengakuan yang penuh terhadap perbedaan-perbedaan yang sah dan relevan dalam
konteksnya. Kesetaraan diwujudkan dalam beberapa tingkatan, kesederajatan dalam
kekuasaan sebagai makhluk hidup, kemampuan dasar untuk berkembang, kesederajatan
dalam kesempatan, kepercayaan diri, kemampuan diri, kesederajatan dalam hak-hak dan
menghargai perbedaan. Contoh kesetaraan menurut Bhikhu Parekh yang ada dalam
masyarakat adalah kehidupan dalam masyarakay Yogya, dimana masyarakat Yogya
mayoritas suku Jawa, namun bisa menerima orang dari suku dan agama lain untuk hidup
dan melaksanakan studi pendidikan di Yogya, hal tersebut membuktikan bahwa
masyarakat Yogya adalah masyarakat multikulturalisme yang setara.

Sumber : BMP Ilmu Sosial Budaya Dasar Hertati Suandi dkk MKDU 4109 Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai