Anda di halaman 1dari 152

KEPUTUSAN PEMBELIAN MI SAMYANG DITINJAU

DARI LABELISASI HALAL, HALAL AWARENESS,


HARGA, DAN PROMOSI
( Studi Pada konsumen Mi Samyang Generasi Z di Kabupaten Kudus)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Penyelesaian Tugas Akhir

dalam Bidang Manajemen Bisnis Syariah (MBS)

Oleh:

Putri Indah Lestari


NIM : 1820310213

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN 2022

I
1

1
QS. Al-Baqarah, ayat 168, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

II
III
MOTTO

ِ ‫ض ح ٰلاًل طَيِّبا  ۖ  َّواَل َتتَّبِعوا خطُٰو‬


 ۗ  ‫ت الشَّْي ٰط ِن‬ ‫مِم ىِف‬ ۤ
ُ ُْ ً َ ِ ‫س ُكلُ ْوا َّا ااْل َ ْر‬ ُ ‫يٰاَ يُّ َها النَّا‬
ٌ ‫د ٌّو ُّمبِنْي‬
ِ
ُ ‫انَّهٗ لَـ ُك ْم َع‬
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal  dan baik yang terdapat
di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan
itu musuh yang nyata bagimu"

(Q.S. Al Baqarah: 168)

IV
PERSEMBAHAN
Puja dan puji syukur penelitipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesikan tugas akhir skripsi
dengan judul “Keptusan Pembelian Mi Samyang ditinjau dari Labelisasi Halal,
Halal Awareness, Harga dan Promosi, studi pada Konsumen Mi Samsang
generasi Z di Kabupaten Kudus”. Dengan rasa syukur dan air mata Bahagia serta
segala kerendahan hati, peneliti mempersembahkan karya tulis ini untuk:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Rusmanto dan Ibu Jamilatun yang telah
memberikan kasih sayang, didikan, dukungan, motivasi dan doa dengan penuh
ketulusan serta kesabaran selama hidupnya yang tiada mungkin aku balas.
Semua itu membuatku semangat untuk terus melangkah hingga sejauh ini.
2. Kepada semua keluarga besar saya yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan semangat untuk menyelesaikan studi stara satu ini.
3. Bpk Agus Supriyanto, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah menerima
saya menjadi mahasiswi bimbingannya dan terimakasih banyak atas segala
masukan, perjuangan, motivasi, dorongan semangat, serta segala fasilitas yang
diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti mampu menyelesaikan sekripsi ini
engan lancar.
4. Segenap dosen IAIN Kudus dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
selama ini telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada saya dan
pengalaman akademik maupun non-akademik yang tiada mungkin dapat
kubalas.
5. Sahabat seperjuangan terkhusus bagi Dediq Nurcahyanto yang telah
meluangkan waktu untuk membantu dan mendengarkan keluh kesahku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman di Program Studi Manajem Bisnis Syariah kelas F Angkatan
2018 terimakasih atas kenangan, pelajaran, suka duka, kekompakan dan kerja
sama selama masa perkuliahan, semoga kita semua bisa mencapai cita-cita
sesuai yang kita harapkan dan pertemanan kita tetap terjalin dengan baik
selama-lamanya.

VI
7. Terimakasih untuk semua pihak yang tidak bisa kusebutkan satu persatu yang
telah membantu menyelesaikan tugas ajhir skripsi ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
8. Para pembaca yang Budiman, semoga dengan kalian membaca hasil skripsi ini
dapat memberikan wawasan dan pemahaman serta referensi bagi karya kalian
kedepannya.

VII
ABSTRAK
Putri Indah Lestari, 1820310213, Keputusan Pembelian Mi Samyang ditinjau
dari Labelisasi Halal, Halal Awareness, Harga, dan promosi. (studi pada
Konsumen Mi Samyang generasi Z di Kabupaten Kudus).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Pengaruh
Labelisasi halal, Halal Awareness, Harga, dan Promosi terhadap keputusan
Pembelian Mi Samyang. Penelitian ini dilakukan pada generasi Z di Kabupaten
Kudus yang pernah membeli dan mengkonsumsi produk Mi samyang. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis field research ( penelitian
lapangan).
Sampel yang diambil dalam penelitian sebanyak 100 responden, yang
dipilih menggunakan Teknik purposive sampling melalui kuesioner. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif,uji instrument, uji asumsi
klasik, dan uji hipotesis dengan bantuan program Statistical Package For Social
Sciences (SPSS) for windows 23.0. hasil penelitian menunjukan bahwa secara
parsial Labelisasi halal, Halal awareness, hsrgs dsn promosi berpengaruh
segnifikan pada keputusan Pembelian Mi Samyang.
Keterbatasan penelitian ini Variabel penelitian ini hanya berfokus
pada variabel Labelisasi Halal, Halal Awareness, Harga dan Promosi
terhadap keputusan pembelian. Sampel yang digunakan relatif kecil dan
menggunakan analisis data yang digunakan berdasarkan presepsi jawaban
responden. Presepsi saat ini mungkin dapat berbeda di lain waktu. Selian itu
keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga mengakibatkan penelitian kurang
maksimal. Implikasi manjerial dalam penelitian ini adalah pihak Samyang Food
diharapkan mampu mempertahankan dan memperbaiki kualitas produk melalui
informasi dalam kemasan produk,menjaga kepercayaan konsumen, seperti
tercantumnya label halal disetiap varian produk yang dapat mempengaruhi minat
beli konsumen, terlebih konsumen muslim generasi Z.

Kata Kunci: Labelisasi Halal, Halal Awareness, Harga, promosi, Keputusan


Pembelian.

VIII
9.

IX
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan industri halal yang berkembang pesat hingga saat ini


dapat menarik perhatian berbagai kalangan. Seiring berkembangnya
zaman serta teknologi banyak bermunculan aneka produk olahan makanan
yang diragukan kehalalannya. Bahan tidak halal tersebut banyak
dimanfaatkan sebagai bahan baku, bahan tambahan ataupun bahan
penolong di berbagai produk olahan, sebab dianggap lebih ekonomis.
Munculnya produk-produk baru di Indonesia memberi tantangan tersendiri
bagi para konsumen muslim untuk menentukan produk makanan dan
minuman halal, terlebih ketika produk makanan tersebut berasal dari
Negara yang penduduknya sebagian besar beragama non-muslim.2
Tingginya pembelian makanan korea atau fenomena Korean wave di
indonesia membuat adanya tantangan unik di media sosial untuk
menyantap makanan instan ini (Samyang Noodle Challenge), hal tersebut
membuat masyarakat Indonesia khususnya anak muda berbondong-
bondong untuk membeli samyang. Meskipun sudah tersertifikasi halal,
konsumen tetap harus memperhatikan bungkus/kemasan saat membeli
makanan tersebut, sebab tidak semua produk Samyang halal meskipun
memiliki varian rasa yang sama. walaupun di produksi di satu Perusahan,
namun terdapat perbedaan kandungan dan kualitas di dalamnya,hal ini
yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Mengonsumsi produk halal merupakan suatu kewajiban bagi setiap
umat muslim. Suatu negara perlu menjamin produk yang terdapat
dinegaranya mengeluarkan sertifikasi halal terutama untuk negara yang
mayoritas masyarakatnya muslim, Indonesia Sebagai negara mayoritas
2
LPPOM-MUI,”Prosedur Sertifikat/Ketetapan Halal MUI, 1 Desember 2021, diakses pada 4
Januari 2022, https://www.halalmui.org.

1
muslim, senantiasa harus selalu memperhatikan tentang suatu perdagangan
apakah telah memenuhi syarat-syarat Islam seperti kehalalan produk
makanan maupun minuman yang akan di jual di masyarakat. Tujuan dari
Sertifikasi Halal pada produk makanan dan minuman, obat-obatan,
kosmetik serta produk lainnya dilakukan guna memberikan kepastian
status kehalalan, sehingga dapat menentramkan batin konsumen dalam
mengonsumsinya.3
Sertifikasi halal merupakan fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai syariat Islam
melalui pemeriksaan yang terperinci oleh Lembaga Pengkajian Pangan
Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Setiap konsumen mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang
benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi serta jaminan barang ataupun jasa,
sehingga setiap produsen perusahaan berkewajiban untuk membagikan
informasi kepada konsumennya bahwa produk makanan dan minuman
tersebut halal atau haram untuk dikonsumsi melalui logo halal yang
dikeluarkan oleh LPPOM MUI.4
Halal artinya produk yang memenuhi syariat kehalalan sesuai dengan
syariat islam, yaitu bahan tidak mengandung bahan-bahan yang
diharamkan (seperti bahan-bahan yang berasal dari organ manusia,serta
kotor-kotoran), semua bahan yang berasal dari hewan halal yang
disembelih berdasarkan syariat islam serta semua makanan dan minuman
yang tidak mengandung khamar.5 Hal yang perlu diperhatikan konsumen
sebelum mengkonsumsi suatu produk yaitu memahami bahasa/tulisan,
nama produk, nomor regristrasi, label halal, dan daftar bahan yang
digunakannya.6

3
LPPOM-MUI,”Prosedur Sertifikat/Ketetapan Halal MUI, 1 Desember 2021, diakses pada 4
Januari 2022, https://www.halalmui.org.
4
Friska Ester dan I Ketut Sandi Sudarsana, Peranan Sertifikasi Halal Bagi Konsumen Dalam
Aspek Perlindungan Konsumen, Artikel Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Udayana, 5.
5
Girindra A, Pengukir Sejarah Sertifikat Halal: LPPOM MUI, Jakarta (2005),67.
6
Lupi Ayu Lestari dkk., “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food (studi di Kota Bengkulu)”, Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah Dan Sosial 6, no.1 (2021):19.

2
Kehalalan menjadi parameter pada proses pemilihan produk.
Ketentuan ini membuat keterbatasan pada setiap produk makanan yang
akan memasuki pasar utama muslim. Peraturan pemerintah No. 69 tahun
1999 pada pasal 1 ayat 3 Label pangan yaitu setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar,tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk
lain yang disertakan pada pangan, dimasukan kedalam, ditempelkan, atau
bagian kemasan pangan, yang selanjutnya dalam peraturan pemerintah ini
disebut label.7
Labelisasi halal merupakan pencantuman ataupun persyaratan halal
pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk tersebut benar-
benar halal dan bahan-bahan yang dikandungnya tidak mengandung unsur-
unsur yang diharamkan. Adapun mengenai pelabelan halal, pelaku usaha
pangan wajib mencantumkan label halal di dalam atau pada kemasan
pangan. Hal ini berlaku baik untuk produsen domestik maupun produsen
pangan impor yang memasuki Indonesia. Pencantuman label terdapat di
dalam atau pada kemasan pangan yang ditampilkan dengan Bahasa
Indonesia secara tegas dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh
masyarakat.8 Dengan begitu bagi produk yang tidak mencantumkan label
halal pada produknya, dianggap belum mendapatkan persetujuan oleh
lembaga yang berwenang (LPPOM MUI) untuk diklasifikasikan dalam
produk yang halal dan masih diragukan kehalalannya.9
Penelitian yang dilakukan Lupi Ayu Lestari dkk pada tahun 2021
dengan judul pengaruh harga, promosi, produk, label halal, terhadap
keputusan membeli Frozen Food di Kota Benkulu, menyatakan bahwa
hasil dari penelitian tersebut adalah harga, promosi, produk, dan label
halal berpengaruh signifikan terhadap minat membeli, serta secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat membeli froze food
di Kota Bengkulu.
7
JDIH BPK RI, Peraturan Pemerintah (PP) Label dan Iklan Pangan, Nomor 69 Tahun 1999
8
May Lim Charity, “Jaminan Produk Halal di indonesia” Jurnal Legislasi Indonesia 14,
no.1, (2017): 101.
9
Alfian&Marpuang, “Analisis Pengaruh Label Halal, Brand dan Harga Terhadap Keputusan
pembelian di Kota Medan”, At-Tawassuth: jurnal ekonomi Islam 2 , no.1 (2017):126.

3
penelitian yang dilakukan Anggalia dkk, pada tahun 2020 dengan
judul “Measurement Social Media Marketing dan Sertifikasi Halal
Terhadap Minat Beli Produk Makanan Pada Aplikasi Belanja Online
Shopee” menyatakan bahwa Sertifikasi halal berpengaruh signifikan
terhadap minat beli produk makanan pada aplikasi belanja online Shopee.
Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Munir dkk., pada tahun 2019
mengenai Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu
Madura, menghasilkan penemuan bahwa label halal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Jamu Madura.
Sedangkan hasil uji F menunjukkan bahwa pengetahuan halal, kesadaran
halal dan label halal secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kaputusan pembelian produk Jamu Madura.10
Mayoritas masyarakat muslim kurang memperhatikan pentingnya
mengetahui komposisi pembuatan produk, baik yang berupa makanan atau
minuman, hal ini mengakibatkan banyak oknum yang secara sengaja
melakukan pencampuran antara bahan yang halal dengan bahan yang tidak
halal. Masih banyak konsumen di Indonesia yang tetap membeli makanan
di toko atau warung makan tanpa ada label halal yang dicantumkan pada
produk tersebut. Halal Awareness ialah tingkat pengetahuan yang dimiliki
oleh konsumen muslim guna mencari serta mengkonsumsi produk halal
sesuai dengan syariat Islam. Kesadaran seorang muslim ditandai dengan
adanya pengetahuan mengenai proses penyembelihan, komposisi/bahan
makanan, dan kebersihan makanan sesuai dengan hukum Islam.
Penelitian yang dilakukan Distya Riski Hapsari dkk., pada tahun 2019
dengan judul Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap
Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor, menyatakan bahwa
variabel logo halal dan kesadaran halal berpengaruh positif terhadap

10
Muhammad Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”,
Agroindustrial Technology Journal 3, no.2 (2019):95

4
keputusan pembelian.11 Penelitian mengenai The Effect of Halal
Certification, Halal Awareness and Product Knowledge on Purchase
Decisions for Halal Fashion Products yang di lakukan Arif Efendi pada
tahun 2020, Halal Awareness memiliki dampak positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian, artinya semakin tinggi tingkat pemahaman
seseorang tentang produk halal, semakin tinggi keinginan mereka untuk
membeli. perspektif tentang pentingnya menggunakan produk halal di
masyarakat.12
Penelitian mengenai pengaruh pengetahuan halal, kesadaran halal
(halal awareness), dan label halal terhadap keputusan pembelian produk
jamu, yang dilakukan M. Munir dkk., pada tahun 2019 dan hasil dari
penelitian tersebut ialah pengetahuan halal secara parsial mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
produk jamu madura. Sedangkan kesadaran halal secara parsial
mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan
pembelian produk jamu Madura, dan label halal secara parsial mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
produk jamu Madura.13
Harga menjadi salah satu faktor konsumen untuk menentukan
keputusan pembelian pada produk Selain label halal dan kesadaran halal.
Harga juga digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen sebelum
melakukan transaksi. Konsumen menginginkan produk yang sesuai
dengan kualitas serta harga yang akan mereka bayar. Banyak konsumen
yang beranggapan bahwa produk yang mahal akan sebanding dengan
kualitas yang diberikan oleh produk tersebut. tetapi, produsen juga harus
memperhatikan kualitas yang baik dengan harga yang cenderung lebih
11
Distya Riski Hapsari dkk., “Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap Keputusan
Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor”, Jurnal Agroindustri Halal 5, no.2 (2019):196.
12
Arif effendi, “The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge
on Purchase Decisions for Halal Fashion Products”, Journal of Digital Marketing and Halal
Industry 2, no.2 (2020):145.
13
M. Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness) dan
Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”, Agroindustrial Technology
Journal 3, no.2 (2019):95

5
murah, hal ini dilakukan dengan harapan supaya minat beli konsumen
meningkat dan berlanjut pada pengambilan keputusan pembelian yang
akan dilakukan.14 Penetapan harga yang salah dapat menyebabkan jumlah
penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan
jumlah penjualan menurun serta pangsa pasarnya berkurang. Oleh karena
itu, dalam penetapan harga perusahaan harus dapat menentukan harga
penjualan sesuai dengan pangsa pasar yang akan dituju agar penjualan
produk dan pangsa pasar semakin meningkat.
Penelitian yang dilakukan Asrizal Efendy.N dan M. Taufik Lesmana
pada tahun 2018 dengan judul Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di
Kota Medan) menyatakan hasil dari penelitian ini adalah Ada pengaruh
positif dan signifikan secara parsial harga dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian konsumen dan Ada pengaruh positif dan signifikan
secara simultan harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan
pembelian konsumen.15
Penelitian yang dilaukan Penelitian yang dilakukan Hernama dkk.,
pada tahun 2021, dengan judul Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di
Kalangan Mahasiswa. Hasil dari penelitian ini adalah variabel harga
berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan pembelian produk
mi instan impor di kalangan mahasiswa.16
Penelitian yang dilakukan Penelitian yang dilakukan Harun Al Rasyid
dan Agus Tri Indah dengan judul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang

14
Ellyza Safitri dkk.,“Pengaruh Kesadaran Halal, Harga, Keragaman, Produk dan Promosi
Penjualan Terhadap Perilaku Impulse Buying Produk Kosmetik di Kalangan Mahasiswi
Universitas Kuala”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Islam 3, no.1 (2021):3.
15
Asrizal Efendy dkk., “Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di Kota Medan)”, Prosiding Seminar Nasional
Vokasi Indonesi 1 (2018):83
16
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):53

6
Selatan, menghasilkan penemuan bahwa variabel Harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha di
Tangerang Selatan.17
Perusahaan memasarkan produknya dengan melakukan promosi.
Promosi merupakan alat yang bisa membantu produsen/pengecer untuk
mencapai tujuannya. promosi terdiri dari promosi penjualan moneter
(contohnya diskon harga, kupon, potongan, serta paket harga) dan non
moneter (contohnya undian, hadiah gratis, serta program loyalitas).
Promosi memancing dua reaksi antara lain, peningkatan konsumsi, yaitu
lebih banyak kuantitas produk yang didapat dan penyimpanan produk
untuk masa depan, yaitu tindakan konsumen mengantisipasi
pembeliannya.
Penelitian yang dilakukan Charlie Bernando dan Arief Bowo pada
tahun 2017 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Harga
Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-
C. hasil dari penelitian ini adalah secara simultan (bersama-sama) kedua
variabel bebas yaitu (persepsi harga dan promosi) memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Enervon–
C di Tip-Top Ciputat.18
Hasil yang dikemukakan oleh Maria Agatha dkk., penelitian yang
dilakukan pada tahun 2020 dengan judul pengaruh promosi terhadap
keputusan pembelian (studi pada pemilihan tempat kos mahasiswa di
tulungagung) menyatakan hasil dari penelitian ini adalah promosi
pengaruh secara segnifikan dan persial terhadap keputusan pembelian
tempat kos. Penelitian yang dilakukan Aris Ariyanto dkk., pda tahun 2020
mengenai pengaruh store atmosphere dan promosi terhadap keputusan
pembelian pada alfamart BSD Tangerang Selatan, menunjukan bahwa

17
Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan”, Jurnal Perspektif 16,
no.1 (2018):47.
18
Charlie Bernando dan Arief Bowo, “Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C” Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis 1,
no.3 (2017):13.

7
Store Atmosphere dan promosi berpengaruh secara segnifikan terhadap
keputusan pembelian.
Label Halal, Kesadaran Halal, Harga dan promosi sangat berdampak
terhadap keputusan pembelian. Sebagai contoh penelitian adalah mi
samyang. Kuliner yang berasal dari korea ini menjadi sangat popular di
Indonesia. Kepopuleran jenis mi instan ini dikarenakan maraknya
fenomena Korean Wave yang tengah melanda Indonesia, Selain itu lidah
Indonesia yang menggemari aneka makanan pedas juga mendukung
berkembangnya tren mi samyang. Jenis mi instan ala Korea ini memang
berbeda dari mi instan pedas yang biasa ditemui di Indonesia, mi instan ini
memang mempunyai rasa yang super pedas dengan porsi jumbo serta
lembaran mi yang lebih tebal dan besar. Varian mi goreng ini juga dikenal
sebagai fire noodles.19
Makanan instan yang berasal dari korea tersebut sebenarnya bernama
Buldalk Bokkeummyeon, sedangkan samyang adalah nama perusahaan
yang memproduksi mi instan ini yaitu Samyang Foods. Karena huruf
yang ada dalam kemasan yang bisa dibaca oleh orang Indonesia (huruf
romanji) adalah Samyang, jadi mi ini disebut sebagai mi samyang. Padahal
samyang ialah perusahaan pembuatnya. Dari latar belakang tersebut maka
peneliti ingin meneliti faktor apa saja yang bisa menjadi preferensi atau
selera konsumen dalam membeli produk mi Samyang.
Menganalisis penelitian yang dilakukan oleh Lupi Ayu Lestari dkk.,
pada tahun 2021 terkait pengaruh harga, promosi, produk, label halal,
terhadap keputusan membeli Frozen Food di Kota Benkulu, menyatakan
bahwa harga, promosi, produk, dan label halal berpengaruh segnifikan
terhadap minat membeli, serta secara bersama-sama berpengaruh
segnifikan terhadap minat membeli froze food di Kota Bengkulu.

19
Tirto.id,”Bagaimana Samyag dan Rasa Pedas akan Menguasai Dunia,31 Desember, 2016,
diakses pada 10 Januari 2022, http://tirto.id/bagaimana-samyang-dan-rasa-pedas-akan-menguasai-
dunia-cdtf.

8
Penelitian ini berfokus pada keputusan pembelian mi samyang.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, disini peneliti
ingin menambah variabel kesadaran halal, serta dalam penelitian ini objek
yang akan di teliti adalah produk dari mi Samyang dan masyarakat
Kabupaten Kudus sebagai populasinya. Berdasarkan research gap yang
dimaksud, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan
tempat, variabel dan metode yang berbeda dengan penelitian
terdahulu,sehingga di harapkan hasilnya dapat membuktikan dan
memperkuat hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan penjelasan diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Keputusan Pembelian Mi Samyang Ditinjau dari Labelisasi Halal,
Halal Awareness, Harga dan Promosi (Studi pada Konsumen Mi
Samyang generasi Z di Kabupaten Kudus)”.

B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang permasalahan
penelitian diatas, maka dapat di buat suatu rumusan terkait masalah yang akan
diteliti adalah:
1. Bagaimana pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan pembelian
Konsumen Mi Samyang?
2. Bagaimana pengaruh Halal awareness Terhadap Keputusan Pembelian
Kosumen Mi samyang?
3. Bagaimana Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mi
samyang?
4. Bagaimana Pengaruh promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mi
Samyang?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan di atas, maka


tujuan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh labelisasi halal terhadap


keputusan pembelian pada konsumen mi Samyang di Kabupaten kudus.

9
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh halal awareness terhadap
keputusan pembelian pada konsumen mi Samyang di Kabupaten Kudus.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
pada konsumen mi Samyang di Kabupaten Kudus.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi terhadap keputusan
pembelian pada konsumen mi Samyang di Kabupaten Kudus.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
berbagai kalangan. Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui bagaimana
pengaruh labelisasi halal, halal awareness, harga, dan promosi terhadap
keputusan pembelian konsumen. Informasi ini sebagai bahan masukan bagi
pemimpin perusahaan untuk membuat label halal, halal awareness, harga, dan
promosi.
2. Bagi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
semua pihak yang berminat terhadap bidang manajemen pemasaran terutama
yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan diharapkan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran, yaitu yang
berkaitan dengan perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran, khusunya
mengenai label halal, halal awareness, harga, dan promosi terhadapa
keputusan pembelian konsumen.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis mengenai manajemen
pemasaran. Selain itu penelitian ini juga berguna sebagai syarat akademis
untuk menyelesaikan stara 1 Jurusan Manajemen Bisnis Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus.

10
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan
sebuah gambaran serta garis besar dari masing-masing bagian, sehingga
kedepanya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah, Berikut
merupakan sistematika penulisan yang akan penulis susun adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
permasalahan yang mendasari dilakukanya penelitian,
rumusan masalah dari penelitian, tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai dalam penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teoritik dan Pengembangan Hipotesis


Bab ini menguraikan tentang deskripsi teori, penelitian
terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis yang
berhubungan dengan latar belakang apakah labelisasi halal,
halal awareness, harga, dan promosi mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen Mi Samyang.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian
yang terdiri dari gambaran umum konsumen mi Samyang di
Kabupaten Kudus, deskriptif data penelitian dan responden,
uji reabilitas dan validitas, deskroptif variabel penelitian,
hasil analisis data uji hipotesis, pembahasan dan penilaian
deskriptif responden terhadap masing-masing variabel.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi dari gambaran objek penelitian karakteristik
responden, data deskriptif variabel penelitian, analisis data,
hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Penutup
Bab ini memuat tentang simpulan, keterbatasan, dan saran
yang didasarkan pada hasil pembahasan bab IV,

11
keterbatasan penelitian, serta saran bagi instasi/lembaga dan
penelitian yang akan datang.

12
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Manajemen Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat
dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan”. Ketika eBay menyadari bahwa orang tidak mampu
menemukan beberapa barang yang paling mereka inginkan, perusahaan
tersebut menciptakan lelang online. Begitu pula dengan ketika IKEA
menyadari bahwa orang menginginkan perabot yang bagus dengan harga
yang lebih murah, perusahaan tersebut menciptakan perabot murah.
Dua perusahaan ini menunjukan kecerdasan pemasaran dan mengubah
kebutuhan pribadi atau sosial menjadi peluang bisnis yang menguntungkan
pemasaran yaitu suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Manajemen
pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran
potensional berpikir tentang car-cara untuk mencapai respons yang
diinginkan pihak lain.20
Pemasar (Market) adalah seseorang yang mecari respons-perhatian,
pembelian,dukungan, sumbangan dari pihak lain yang disebut preospek
(Prospect), jika dua pihak tersebut pemasar. Pemasar bertanggung jawab
atas manajemen permintaan. Manajer pemasaran berusaha mempengaruhi
tingkat,waktu,dan komposisi permintaan untuk mencapai tujuan

20
Philip Kolther an Kevin Lane Keller, MarketingPemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 1,
(Jakarta: erlangga, 2008):5.

13
organisasi.21 Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan
konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan
produknya dengan baik.
Pemasar juga harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen
mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar yang mengerti perilaku
konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan
konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga
pemasar dapat menyusun stategi pemasaran yang sesuai. Tidak dapat
diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki
kemampuan bersaing yang lebih baik.
2. Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen umumnya dikembangkan Engel et al yaitu
tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,
mengonsumsi, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang
mendahului dan menyusul tindakan ini.. Studi ini bertujuan untuk
menemukan prinsip-prinsip perilaku konsumen untuk dapat memperoleh
implikasi praktis dan saran untuk memprediksi dan mempengaruhi
keputusan konsumen.
Memahami bagaimana perilaku konsumen akan memberi sumbangsih
bagi perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang nantinya
akan diimplementasikan dalam memperkenalkan dan mempromosikan
produk mereka ke pasar. Artinya ketika suatu produk hendak diproduksi,
jauh sebelumnya telah diketahui apa yang menjadi kebutuhan serta
keinginan konsumen. Menurut Mowen dan Minor peilaku konsumen
adalah studiunit-unit dan proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam
penerimaan, penggunaan dan pembelian,serta penentuan barang, jasa
maupun ide.22

21
Philip Kolther an Kevin Lane Keller, MarketingPemasaran, Edisi Ketiga Belas Jilid 1, 8.

22
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai:
Himpunan Jurnal Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2003):7.

14
Faktor-faktor utama penentu keputusan pembelian konsumen. Ada
tiga utama yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan
yaitu:
1) Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap,
dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis
yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sikap
mempengaruhi kepercayaan dan kepercayaan mempengaruhi sikap.
Kepribadian merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku
konsumen. Kepribadian merupakan pola individu untuk merespon
stimulus yang muncul dari lingkungannya. Setelah membeli dan
mengkonsumsi produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas.
Jika puas konsumen akan melakukan pembelian ulang di lain waktu.
Sebaliknya, jika tidak puas, konsumen tidak akan melakukan pembelian
di lain waktu.
2) Faktor situasional
Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat
belanja, waktu berbelanja, dan penggunaan produk, dan kondisi saat
pembelian. Keadaan sarana dan prasarana tempat belanja mencakup
tempat parkir, gedung, eksterior dan interior toko, tempat ibadah, dan
lain sebagainya. Kondisi saat pembelian produk adalah sehat, senang,
sedih, kecewa, atau sakit hati. Kondisi konsumen saat melakukan
pembelian akan mempengaruhi pembuatan keputusan konsumen.
3) Faktor social
Faktor sosial mencakup undang-undang/ peraturan, keluarga, kelompok
referensi, kelas sosial, dan budaya.
a. Sebelum memutuskan untuk membeli produk, konsumen akan
mempertimbangkan apakah produk tersebut diperolehkan atau tidak
oleh aturan/undang-undang yang berlaku.
b. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak. Anak yang baik tentu akan
melakukan pembelian produk jika ayah atau ibunya menyetujui.

15
c. Untuk kelompok referensi, contohnya kelompok referensi untuk ibu-
ibu (kelompok pengajian, PKK, dan arisan), remaja ( kelompok boy
band, girl band, tim basket idola, dan tim bola terkenal), dan bapak-
bapak (kelompok pengajian, kelompok penggemar motor besar,
kelompok penggila bola, dan kelompok pecinta ikan, burung).
d. Untuk kelas sosial yang ada di masyarakat, contohnya kelas atas,
menengah, dan bawah.
e. Untuk budaya dan subbudaya,contohnya suku Sunda, Jawa, Batak,
Madura. Tiap suku/etnis mempunyai budaya/ subbudaya yang
berada.23
3. Labelisasi Halal

Label merupakan bagian dari suatu produk yang memberikan


informasi tentang apa yang ada dalam penjual dan produk itu sendiri.
Label ialah merek, nama, istilah, tanda, lambang, atau desain yang di
maksudkan guna mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau
kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari pesaing. Pemberian
label (labeling) merupakan elemen produk yang sangat penting yang patut
memperoleh perhatian dengan tujuan untuk menarik para konsumen. Label
harus berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan
komposisi, informasi gizi, tanggal kadaluarsa, isi produk, dan keterangan
legalitas.24
Halal ialah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk
dikonsumsi.Allah SWT memerintahkan kepada hambanya supaya
memakan makanan yang halal lagi baik, tidak hanya halal namun harus
kedua-duanya. Karena, makanan sangat berpengaruh kepada jiwa dan
sikap hidup.25 Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan
yang berbeda namun mempunyai keterkaitan satu sama lain. Hasil dari

23
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai:
Himpunan Jurnal Praktis,:24.
24
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2013):124.
25
Muchamad Fauzi,“Fatwa dan Problematika Penetapan Hukum Halal di Indonesia”,
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 4, no.1, (2018):53.

16
kegiatan sertifikai halal adalah diterbitkanya sertifikasi halal, apabila
produk yang dimaksud telah memenuhi ketentuan sebagai produk halal.26
Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal
pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud
berstatus sebagai produk halal.27 Dalam perkembangan produk samyang
yang mengusung label halal menimbulkan pertanyaan sejauh manakah
label halal pada produk samyang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian dengan melihat keadaan saat ini, label halal sering
dikorelasikan dengan ajaran agama tertentu, pada kenyataannya label halal
yang disematkan pada berbagai produk justru memiliki manfaat yang bisa
dirasakan oleh semua orang tanpa harus memandang agama. Disisi lain
produk samyang juga merupakan produk impor yang perlu
mempertahankan citra mereknya supaya tidak kalah dengan produk luar
negeri lainnya yang sedang melejit.
Lembaga yang diberi wewenang oleh Pemerintah pada proses
sertifikasi halal ialah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sertifikat MUI
berbentuk fatwa yang tertulis Majelis Ulama Indonesia yang ditetapkan
berdasarkan dengan syariat Islam yang menetapkan kehalalan suatu
produk, Logo Sertifikasi Halal yang di sah kan oleh BPOM dan digunakan
oleh BPPOM MUI adalah logo berbentuk bundar/lingkaran dengan tulisan
Halal dalam aksara Arab di tengahnya.

26
Bambang sugeng Ariadi Subagyono dkk., Perlindungan Konsumen Muslim Atas Produk
halal,(Surabaya:CV.Jakad Media Publishing, 2019):22.
27
Dwi Edi Wiowo,“Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Oleh
Konsumen Muslim Terhadap Produk Makanan Di Kota Pekalongan”, Indonesian Journal Of
Halal 1, no.1 (2018):75.

17
Gambar 2.1

Sumber: www.halalmui.org

a. Tujuan dari Labelisasi Halal

Label halal pada sebuah produk dapat dicantumkan dalam kemasan


apabila produk tersebut telah mendapat sertifikat halal oleh LPPOM
MUI. Tujuan dari sertifikasi halal yaitu pengakuan secara sah/legal
formal bahwa produk yang dikeluarkan telah memenuhi ketentuan
halal. Sedangkan labelisasi halal bertujuan untuk memenuhi tuntutan
pasar (konsumen) secara universal, tujuan lain yang sangat mendasar
adalah melindungi akidah para konsumen terutama yang beragama
Islam. Dengan adanya labelisasi, para konsumen muslim tidak akan
ragu dalam mengkonsumsi sesuatu yang dibutuhkan. Tiga sasaran
utama yang ingin dicapai adalah:28

a) Menguntungkan konsumen dengan memberikan perlindungan serta


kepastian hukum.
b) Menguntungkan produsen dengan meningkatnya daya saing serta
omset produksi dalam penjualan.
c) Menguntungkan pemerintah dengan mendapatkan tambahan
pemasukan terhadap kas Negara.

28
Burhanuddin, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat Halal, Jakarta,
(2011):56.

18
b. Prosedur sertifikasi Halal MUI

Berlakunya Undang-Undang Repubik Indonesia No.33 Tahun 2014


tentang jaminan produk halal, maka produk tertentu yang dipasarkan di
Indonesia harus mempunyai sertifikasi halal. Oleh sebab itu, LPPOM MUI
mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dengan menyediakan layanan
pemeriksaan kehalalan produk yang dipasarkan di Indonesia. Tahap
prosedur sertifikasi halal adalah sebagai berikut:29

Gambar 2.2

Sumber: www.halalmui.org
1. Permohonan STTD ke BPJPHP = Permohonan diajukan secara tertulis
kepada kepala BPJPH bersama dokumen pendaftaran.
2. Pendaftaran di sistem CEROL = Pendaftaran pemeriksaan ke LPPOM
MUI melalui sistem CEROL (www.e-lppommui.org).
3. Preaudit dan pembayaran akad = LPOOM MUI melakukan preaudit
sementara perusahaan melakukan pembayaran pemeriksaan kehalalan
4. Penjadwalan audit = Perusahaan dan Auditor menyepakati jadwal
pelaksanaan audit.

29
LPPOM-MUI Halal,”Prosedur sertifikasi halal MUI untuk Produk yang beredar di
Indonesia,” Jakarta, 26 September 2021, diakses pada 20 Januari 2022, https://www.halalmui.org.

19
5. Pelaksanaan audit = Auditor memeriksa penerapan sistem jaminan halal
yang mencakup 11 kriteria SJH.
6. Rapat auditor dan analisis Lab = Pembahasan hasil audit dalam rapat
auditor dan LPPOM MUI menguji sampel bahan/produk.
7. Keputusan status SJH = Penilaian kecukupan pemenuhan Kriteria SJH
untuk lanjut ke rapat komisi fatwa.
8. Rapat komisi fatwa = Penetapan kehalalan produk oleh komisi fatwa
MUI.
9. Penertiban ketetapan halal MUI dan status/sertifikat SJH = Perusahaan
memperoleh ketetapan halal MUI dan status/sertifikat SJH.
10. Penerbitan sertifikat halal = Perusahaan memperoleh sertifikat halal
dari BPJPH berdasarkan ketetapan halal MUI.

c. Dasar Hukum Halal dalam Al-Qur’an

Firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 168:

ِ ‫ض ح ٰلاًل طَيِّبا ۖ َّواَل َتتَّبِعوا خطُٰو‬ ‫مِم ىِف‬ ٓ


‫ت‬ ُ ُْ ً َ ِ ‫َّاس ُكلُ ْوا َّا ااْل َْر‬ ُ ‫ٰياَيُّ َها الن‬
ِ
‫ٌ الشَّْي ٰط ۗ ِن انَّهٗ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِنْي‬
Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”.
(QS.Al-Baqarah: 168)30
Allah memerintahkan umat-Nya mengonsumsi makanan yang sehat dan
bergizi juga halal. Hal ini juga disebutkan dalam Alquran surat Al A’raf
ayat 157:

ِ ‫وحُيِ ُّل هَل م الطَّيِّب‬


َ ‫ات َوحُيَِّر ُم َعلَْي ِه ُم اخْلَبَاِئ‬
‫ث‬ َ ُُ َ
Artinya:“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al A’raf:
157).31
Berikut hadist yang membahas tentang halal :

30
QS. Al-Baqarah ayat 168, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)
31
QS. Al A’raf ayat 157, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

20
‫ت َر ُس ْو َل‬ ِ َ َ‫ان ب ِن ب ِش ٍ ر ِض ي اهلل عْنهم ا ق‬ ِ ‫عن َأيِب عب ِد‬
ِ ‫اهلل النُّعم‬
ُ ‫ مَس ْع‬:‫ال‬ َ ُ َ ُ َ َ َ ‫رْي‬ ْ َ ْ َْ ْ َ
ِ ِ
ٌ ‫ ِإ َّن احْلَالَ َل َبنِّي ٌ َوِإ َّن احْلَ َر َام َبنِّي‬: ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َي ُق ْو ُل‬ َ ‫اهلل‬
‫ فَ َم ِن َّات َقى‬،‫َّاس‬ِ ‫ات الَ َي ْعلَ ُم ُه َّن َكثِْي ٌر ِم َن الن‬ ٌ ‫َو َبْيَن ُه َم ا ُُأم ْوٌر ُم ْش تَبِ َه‬
‫ات وقَ َع يِف‬ ِ ُّ ‫ ومن وقَ ع يِف‬،‫ات َف َق ْد اس تَبرَأ لِ ِدينِ ِه و ِعر ِض ِه‬ ِ ‫الش به‬
َ ‫الش ُب َه‬ َ َ ْ ََ ْ َ ْ َْ ْ َ ُ ُّ
‫ َأالَ َوِإ َّن لِ ُك ِّل‬،‫ك َأ ْن َي ْرتَ َع فِْي ِه‬ ُ ‫عى َح ْو َل احْلِ َمى يُ ْو ِش‬ َ ْ ‫ر‬ ‫ي‬
َ ‫ي‬ ِ ‫الر‬
‫اع‬ َّ ‫ َك‬،‫احْلََر ِام‬
ْ ‫اهلل حَمَا ِر ُم هُ َأالَ َوِإ َّن يِف اجْلَ َس ِد ُم‬ ِ ‫ك مِح ى َأالَ وِإ َّن مِح ى‬ ِ
‫ض غَةً ِإ َذا‬ َ َ ً ٍ ‫َمل‬
‫ت فَ َس َد اجْلَ َس ُد ُكلُّهُ َأالَ َو ِه َي‬ ْ ‫ص لَ َح اجْلَ َس ُد ُكلُّهُ َوِإذَا فَ َس َد‬
َ ‫ت‬ ْ ‫ص لَ َح‬ َ
]‫ب [رواه البخاري ومسلم‬ ُ ‫الْ َق ْل‬
Artinya: Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia
berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas serta yang
haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara
yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang
banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia
telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa
yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus
dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala
yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar
(ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun
dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki
larangan dan larangan Allah adalah apa yang  Dia haramkan.
Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika
dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk,
maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah
hati“.(Riwayat Bukhari dan Muslim)32

4. Halal awareness

kesadaran atau Awareness diartikan sebagai kemampuan untuk


merasakan suatu kejadian serta objek, konsep tentang menyiratkan
pemahaman dan persepsi terhadap kejadian atau subjek. Halal awareness
yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen muslim untuk
mencari serta mengkonsumsi produk halal berdasarkan syariat Islam.
32
Hadist 40:06 “ Sesungguhnya yang Halal itu Jelas dan yang Haram itu Jelas”

21
Kesadaran muslim ditandai dengan adanya pengetahuan mengenai proses
penyembelihan, kebersihan makanan, serta pengemasan makanan, sesuai
dengan syariat Islam. Berdasarkan pengertian diatas maka disimpulkan
bahwa halal awareness merupakan suatu pengetahuan muslim tentang
proses halal, konsep halal, dan menganggap bahwa mengkonsumsi
makanan halal adalah hal yang penting bagi dirinya. 33
konsumen saat ini berbeda dengan konsumen zaman dahulu,
konsumen saat ini merupakan konsumen yang sangat kritis, mereka
menuntut adanya produk berkualitas tinggi dengan pelayanan prima dan
harga yang kompetitif. Sehingga konsumen berminat untuk memilih atau
membeli suatu produk. Adapun faktor yang mempengaruhi minat
konsumen diantaranya adalah halal awareness. Dengan demikian Penting
untuk memasukkan sertifikasi atau logo halal sebab pandangan konsumen
non muslim dengan umat Islam berbeda. Konsumen muslim
mempersiapkan produk yang tersertifikasi halal ini lebih enak, bersih, serta
lebih aman.

a. Kesadaran Konsumen dalam Menentukan Produk Halal

Kesadaran merupakan kemampuan untuk memahami, merasakan,


dan menjadi sadar akan suatu peristiwa atau benda-benda. Kesadaran
halal diketahui berdasarkan mengerti tidaknya seorang muslim tentang
apa itu halal, mengetahui dan memprioritaskan makanan halal untuk
mereka konsumsi. Kesadaran untuk membeli dan mengkonsumsi
produk halal sangatpenting bagi umat Islam. Hal ini dikarenakan
produk yang bersertifikasi halal bukan hanya diproduksi oleh produsen
muslim melainkan juga ditangani oleh sejumlah kelompok non-muslim.
Berikut merupakan kesadaran konsumen dalam menentukan produk
halal:

33
Nurul Fadillah dkk.,” Pengaruh Kesadaran Halal, Kualitas Pelayananan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen Padan Martabak Buffet AhmadSalim Medan”, Aghniya Jurnal
Ekonomi Islam 3, no.2 (2021):206.

22
a) Bahan baku halal menjadi salah satu faktor yang harus dipahami
konsumen. Seorang konsumen dalam menenukan produknya pasti
tau komposisi bahan baku yang digunakan untuk menjamin
kehalalan suatu produk.
b) Kehalalan sebuah produk menjadi prioritas dan komitmen untuk
konsumen muslim dalam menjalankan agamanya. Oleh sebab itu,
kewajiban mengkonsumsi produk halal merupakan salah satu tolok
ukur kesadaran halal konsumen Muslim.
c) Kebersihan produk merupakan salah satu tolok ukur kesadaran halal.
d) Kesadaran halal masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi suatu
produk terbatas, terutama produk yang beredar di pasar bukan hanya
produk dari dalam negeri saja, tetapi juga produk asing. Oleh karena
itu, pengetahuan tentang keberadaan produk yang berasal dari luar
negeri merupakan indikator dari kesadaran halal.34
b. Konsep Halal Dalam Islam
Konsep halal dalam islam mempunyai makna yang sangat luas dan
komprehensif berlaku untuk semua aspek kehidupan masyarakat, mulai
dari pola makan hingga perilaku, dari penggunaan pakaian hingga
penggunaan kosmetik serta aspek keuangan hingga logistik. Kesadaran
halal menunjukkan pemahaman yang tinggi akan kewajiban, ketentuan,
aturan agama sehingga mereka memiliki kesadaran bahwa produk halal
yang mereka konsumsi adalah mutlak dan dalam sesuai dengan hukum
Syariah Islam.35
Aspek halal adalah bagian penting dari perilaku konsumsi karena
menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT. Masyarakat membutuhkan
informasi yang jelas mengenai produk halal serta haram dalam segala
aspek, seperti Produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan
34
Arif Efendi, “The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge
on Purchase Decisions for Halal Fashion Products”, Journal of Digital Marketing and Halal
Industri 2, no.2 (2020):148.
35
Tanti Handriana dkk.,”Purchase behavior of millennial female generation on Halal
cosmetic products”,Journal of Islamic Marketing Emerald Publishing Limited, DOI
10.1108/JIMA-11-2019-0235:5.

23
berbagai jenis barang lainnya yang sering dikonsumsi oleh seorang
muslim.36

c. Landasan Hukum Halal Awareness

Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 88:

‫َو ُكلُ ْوا مِم َّا َر َزقَ ُك ُم ال ٰلّهُ َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّو َّات ُقوا ال ٰلّهَ الَّ ِذ ْيٓ اَْنتُ ْم بِهٖ ُمْؤ ِمُن ْو َن‬
Artinya: “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah
kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya”.
(Q.S Al- Maidah: 88)37
Firman Allah dalam surat AL- Mu’minun 51:

‫صاحِلًاۗ اِيِّنْ مِب َا َت ْع َملُ ْو َن َعلِْي ٌم‬ ِ ِ


َ ‫الر ُس ُل ُكلُ ْوا م َن الطَّيِّٰبت َو ْاع َملُ ْوا‬
ُّ ‫ٓيٰاَيُّ َها‬
Artinya : Allah berfirman,"Wahai para rasul! Makanlah dari
(makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan.
Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S AL- Mu’minun 51)38

36
Tatiek Nurhayati dkk.,“Personal intrinsic religiosity and product knowledge on halal
product purchase intention Role of halal product awareness”, Journal of Islamic Marketing
Emerald Publishing Limited, DOI 10.1108/JIMA-11-2018-0220.
37
QS. Al- Maidah ayat 88, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)
38
QS. AL- Mu’minun ayat 51, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

24
5. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang berfungsi sebagai alat tukar untuk
memperoleh barang atau jasa. Harga merupakan salah satu elemen bauran
pemasaran yang menciptakan pendapatan, selain itu bagian-bagian lainya
merupakan unsur biaya. Unsur harga memberikan pengaruh yang relative.
Ada bebrapa konsumen yang sensitif dengan harga, namun ada juga yang
tidak begitu mempertimbangkan harga dalam pengambilan keputusan
pembelian produk.39
Harga juga berhubungan dengan letak nilai yang sesuai dengan tujuan
perusahaan tentang produk dan merek dipasaran. Penetapan harga untuk
produk ataupun jasa ini dilakukan baik oleh perusahaan ataupun usaha
kecil Penetapan harga menjadi sangat penting unuk diperhatikan
mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku atau tidaknya
produk dan jasa yang di tawarkan. Salah dalam menentukan harga akan
berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak
lakunya produk tersebut di pasar.40

a. Strategi Harga

Penentuan harga yang akan di tetapkan harus disesuaikan dengan tujuan


perusahaan. Berikut beberapa tujuan penentuan harga oleh suatu
perusahaan secara umum:41

a) Untuk Bertahan Hidup


Apabila tujuan perusahaan dalam menentukan harga yaitu untuk
bertahan hidup, penentuan harga dilakukan semurah mungkin.
Dengan tujuan agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di
pasaran dengan harga murah, namun masih dalam kondisi yang
menguntungkan.
39
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2013):330.
40
Muizzudin dkk,”Pengaruh sertifikasi Halal, Citra Merek, dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Minuman Teh Botol Sosro ( Studi Kasus pada Mahasiswa Pendidkan tinggi Islamic
villae)”,Journal of Islamic Economics, Business and Finance 10, no.2 (2020):140.
41
Kasmir, Kewirausahaan, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013:191.

25
b) Untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan penentuan harga yaitu supaya penjualan meningkat,
sehingga laba menjadi maksimal. Penentuan harga biasanya dapat
dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
c) Untuk Memperbesar Marke Share
Memperbesar marke share maksudnya adalah untuk memperluas
dan memperbesar jumlah pelanggan. Penentuan harga yang murah
diharapkan bisa meninggkatkan jumlah pelanggan dan pelanggan
pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
d) Mutu Produk
Tujuan penentuan harga dengan pertimbangan mutu produk yaitu
untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan
memiliki kualias yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing.
e) Karena Pesaing
Tujuan penentuan harga dengan melihat harga pesaing supaya
harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga yang
ditawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk
harga tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.

Langkah selanjutnya setelah ditetapkan tujuan dari penentuan harga


adalah menentukan besarnya harga berdasarkan angka. Berikut beberapa
metode dalam penentuan suatu harga produk:42

1. Modifikasi Harga atau Diskriminasi Harga dapat dilakukan menurut


hal-hal berikut:
a. Menurut Pelanggan
Harga dibedakan berdasarkan pelanggan utama (primer) dan
pelanggan biasa (sekunder). Pelanggan utama yaitu kosumen yang
loyal serta memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan harga
untk konsumen utama biasanya relative lebih murah.
b. Menurut Bentuk Produk

42
Kasmir, Kewirausahaan,:193.

26
Harga ditentukan berdasarkan bentuk atau ukuran produk atau
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk.
c. Menurut Tempat
Harga ditentukan berdasarkan lokasi atau wilayah dimana produk atau
jasa tersebut ditawarkan. Hal ini dikarenakan setiap wilayah atau
daerah memiliki daya beli dan kondisi persaingan tersendiri.
d. Menurut Waktu
Harga ditentukan berdasarkan periode atau masa tertentu. Harga
tersebut bisa saja berubah pada jam-jam tertentu (telepon), hari-hari
tertentu (sabtu dan minggu), dan minggu atau bulan-bulan tertentu
(musiman)
2. Penetapan Harga Untuk Produk Baru
a. Market Skimming Pricing
Yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan
tujuan produk atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b. Market Penetration Pricing
Yaitu mentapkan harga serendah mungkin dengan tujuan untuk
menguasai pasar.
3. Metode Penetapan Harga
Metode penetapan harga adalah sebagai berikut:43
a. Cost Plus Pricing
Yaitu penetapan harga dengan menambahkan sejumlah (persentase)
tertentu dari harga jual atau biaya sebagai keuntunganya.
Metode penentuan Cost plus pricing menggunakan rumus sebagai
berikut:
FC
Harga pokok = VC +
Total Sales
Di mana:
VC = Variabel Cost (biaya Variabel)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

43
Kasmir, Kewirausahaan :194.

27
TS = Total Sales ( total Penjualan)
b. Cost Plus Pricing Dengan Mark Up
Yaitu penetapan harga jual dengan menambahkan sejumlah
(persentase) tertentu dari harga jual atau harga perolehan barang
dagangannya.
c. Break Even Pricing (BEP) Atau Target Pricing, yaitu harga
ditentukan berdasarkan titik impas (pulang pokok)
Yaitu penetapan harga dengan mempertimbangkan tingkat kuantitas
penjualan perusahaan, yaitu penerimaan sama dengan pengeluaran
biaya ( biaya tetap dan variabel).
FC
FC
BEP = atau BEP = VC
P-VC 1-
P
b. Fungsi Harga

Secara umum harga dapat berungsi sebagai berikut:44

a. sumber pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk mencapai


tujuan produsen
b. pengendali tingkat permintaan dan penawaran
c. mempengaruhi program pemasaran dan fungsi bisnis lainnya bagi
perusahaan.
c. Penetapan Harga Menurut Pandangan Islam

Ajaran islam memberikan perhatian yang besar terhadap kesempurnaan


mekanisme pasar. Mekanisme pasar yang sempurna merupakan resultan
dari kekuatan yang bersifat massal, yaitu merupakan fenomenal
alamiyah. Pasar yang bersaing sempurna menghasilkan harga yang adil
bagi penjual maupun pembeli. Oleh karena itu, islam sangat
memperhatikan konsep harga yang adil dan mekanisme pasar yang
sempurna. Mekanisme penentuan harga dalam islam sesuai dengan

44
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran,(Yogakarta: CAPS,2012):130.

28
Maqashid al-syariah, yaitu merealisasikan kemaslahatan dan
menghindari kerusakan diantara manusia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29 :45

‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن‬


ِ ‫ٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمُنوا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ
‫اض ِّمْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْقُتلُ ْٓوا اَْن ُف َس ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن بِ ُك ْم‬
ٍ ‫جِت َ َار ًة َع ْن َتَر‬
‫َر ِحْي ًما‬
Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu”.
Ayat di atas dengan tegas melarang orang memakan harta orang
lain atau hartanya sendiri dengan jalan batil, artinya tidak ada haknya.
Memakan harta sendiri dengan jalan batil ialah membelanjakan
hartanya pada jalan maksiat. Memakan harta orang lain dengan jalan
batil ada berbagai caranya, seperti pendapat Suddi, memakannya
dengan jalan riba, judi, menipu, dan menganiaya. Menurut Hasan dan
Ibnu Abbas, memakan harta orang lain dengan tidak ada pergantian.
Termasuk juga dalam jalan batil ini segala jual beli yang dilarang
syara’, yang tidak termasuk ialah jalan perniagaan yang saling
“berkeridhaan” (suka sama suka) diantaramu, yakni dari kedua pihak.
Sudah tentu perniagaan yang diperbolehkan oleh syara’.46
Menurut Ibnu Tamiyah bila seluruh transaksi sudah sesuai,
kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.
Sebagaimana dalam hadis Anas yang diriwayatkan oleh Abu Daud.
Artinya: “Orang-orang mengatakan, “Wahai Rasulullah harga telah
mahal, maka patoklah harga untuk kami.” Bersabda Rasulullah Saw

45
QS. An-Nisa ayat 29, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013):65.
46
Abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir Al-Ahkam, Edisi 1 Cet 1 (Jakarta: Kencana,2006): 258.

29
“sesungguhnya Allahlah yang mematok harga, Dia yang menyempitkan
rezki dan sesungguhnya melapangkan rezki, dan sesungguhnya saya
mengharapkan bertemu Allah dalam kondisi tidak seorangpun dari
kamu yang menuntu kepadaku karena sesuatu tindak kedzaliman
berkenaan dengan darah dan harta”.47
Asy-Syaukuni menyatakan, bahwa hadis diatas dijadikan dalil
bagi pengharaman pematokan harga dan bahwa ia (pematokan harga)
merupakan suatu kedzaliman (yaitu penguasa memerintahkan para
penghuni pasar agar tidak menjual barang-barang mereka kecuali
dengan harga yang sekian, kemudian melarang mereka untuk
menambah ataupun mengurangi harga tersebut. Alasannya bahwa
manusia dikuasakan atas mereka sedangkan pematokan harga adalah
pemaksaan terhadap mereka. Padahal seorang iman diperintahkan untuk
memelihara kemaslahatan umat islam. Penentuan harga haruslah adil,
sebab keadilan merupakan salah satu prinsip dasar dalam semua
transaksi yang islami. Bahkan, keadilan sering kali dipandang sebagai
inti sari dari ajaran islam dan dinilai Allah sebagai perbuatan yang lebih
dekat dengan ketakwaan.48

6. Promosi

Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terkhir. Promosi


yaitu semua jenis kegiatan pemasaran yang ditunjukan untuk mendorong
permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan produsen atau
penjual.49 Kegiatan ini sama pentingnya dengan ketiga variabel diatas.
Dalam kegiatan ini setiap perusahaan berusaha mempromosikan seluruh
produk jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung.
Tanpa promosi pelanggan tidak dapat mengenal produk atau jasa yang
ditawarkan.

47
Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Cetakan Keempat,
Hadis Nomor 1314, Bab Al-Buyuu’(Jakarta: Robbani Press,2004):316.
48
Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam : 351.
49
Etta Mamang Sangaji dkk., Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian:18.

30
Hasil penelitian Diah Ayu dan Farah Nisa menunjukan promosi dapat
memengaruhi dan memotivasi konsumen untuk membeli produk Halal.
Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk
menarik dan mempertahankan konsumennya. Salah satu tujuan promosi
adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan
berusaha menarik calon konsumen yang baru. 50

a. Pengelompokan Jenis Sarana Promosi Penjualan

Promosi penjualan digunakan untuk mempengaruhi perhatian


konsumen dengan memberi suatu informasi yang akan membawa
konsumen untuk membeli produk tersebut. Berikut beberapa jenis
sarana promosi yang dapat digunakan:

a) Periklanan (Advertising)
Iklan merupakan sarana promosi yang sering digunakan oleh
perusahaan untuk menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi
calon konsumennya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat
dilakukan dengan media, seperti:51
1) Pemasangan billboard di jalan, tempat, atau lokasi yang strategis.
2) Pencetakan brosur untuk ditempel atau disebarkan di setiap
cabang, pusat perbrlanjaan, atau di berbaga tempat yang dianggap
strategis.
3) Pemsangan spanduk atau umbul-umbul di jalan, tempat, atau
lokasi yang strategis.
4) Pemasangan iklan melalui media cetak sepert, Koran, majalah,
tabloid, buku, atau lainnya.
5) Pemasangan iklan melalui media elektronik, seperti televise,
radio, internet, film atau lainnya.
b) Promosi Penjualan (Sales Promotion)

50
Kasmir, Kewirausahaan :198.
51
Kasmir, Kewirausahaan :200.

31
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan
atau meningkatkan jumlah pelanggan. Jenis-jenis promosi penjualan
yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Pemberian harga khusus (special price) atau potongan harga
(discount) untuk produk tertentu.
2) Pemberian undian kepada setiap pelanggan yang membeli dalam
jumlah tertentu.
3) Pemberian cindramata serta kenang-kenangan lainnya kepada
onsumen yang loyal.
c) Publisitas (Publicity)
Publisitas yaitu kegiatan promosi untuk memancing pelanggan
melalui kegiatan seperti, pameran, bakti sosial, serta kegiatan
lainnya.
d) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Dalam dunia bisnis penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh
salesman dan salesgirl dengan cara door to door. Jadi perusahaan
yang unggul adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan secara ekonomis, mudah dengan komunikasi yang efektif.
b. Tujuan Promosi
Tujun promosi hendaknya disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki pelanggan, tujuan promosi adalah sebagai
berikut:52
a. Menginformasikan produk kepada Konsumen
b. Memodifikasi tingkah laku Konsumen
c. Membujuk dan memotivasi konsumen agar mau membeli produk
yang ditawarkan.
d. Mengingatkan konsumen tentang produk supaya tidak beralih ke
produk lain.
7. keputusan Konsumen

52
Etta Mamang Sangaji dkk., Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian:18.

32
Schiffman dan Kanuk mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan
suatu tindakan dari dua pilihan alternative atau lebih. Pengambilan
keputusan konsumen merupakan proses pemecahan masalah yang
diarahkan pada sasaran. Pengambilan keputsan konsumen meliputi semua
proses yang dilalui konsumen untuk mengenali masalah, mencari solusi,
mengevaluasi alternative, dan memilih di antara pilihan-pilihan. 53
Beberapa contoh pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel berikut
ini. 54
Tabel 2.1
Contoh Beberapa Keputusan Yang Diambil Konsumen
Kategori Keputusan Alternative A Alternatif B
Keputusan membeli atau Membeli rumah Menyewa rumah
mengkonsumsi
Keputusan Makan di Kentucky Fried Makan di
pembelian/konsumsi Chicken McDonald
merek
Membeli tiket kelas Membeli tiket
Ekonomi Bisnis
Keptusan saluran Belnja di Hero Belanja di Marko
Supermarket
Keputusan cara Membayar tunai Membayar dengan
pembayaran kredit

Sumber: Sumarwan (2003)

Setiadi mendefinisikan bahwa inti dari pengambilan keputuan


konsumen adalah proses pengintergrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternative atau lebih, dan
memilih salah satu diantaranya. Proses pengambilan keputusan pembelian
sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya
merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan
atau kebutuhan konsumen.

53
Etta Mamang Sangaji dkk, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian:332.
54
Etta Mamang Sangaji dkk, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian:120.

33
a. Model Keputusan Pembelian Konsumen
Tahapan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian,
yaitu:
a) Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
b) Pencarian Informasi
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk.
c) Evaluasi Alternatif
Proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya
sesuai dengan keinginan Konsumen.
d) Keputusan Pembelian
Setelah tahap-tahap diatas dilakukan, pembeli akan menentukan
sikap dalam pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak.
e) Hasil
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Gambar 2.3

Sumber : Boyd et al,(2000)

34
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelia
Konsumen

Pride dan Farrell membagi faktor yang mempengaruhi perilaku


konsumen ke dalam tiga kelompok, yaitu:55

1. Faktor Pribadi
Faktor pribadi merupakan faktor yan unik bagi seseorang, faktor
pribadi digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a) Faktor Demografi
Faktor ini meliputi ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia,
ras, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan, dan pekerjaan.
b) Faktor Situasional
Faktor ini merupakan keadaan atau kondisi eksternal yang ada
ketika konsumen membuat keputusan pembelian.
c) Faktor Tingkat Keterlibatan
Adanya faktor tingkat keterlibatan konsumen ditunjukan dengan
sejauh mana konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu
keputusanya sebelum membeli suatu produk.56

55
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen :335.
56
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen :336.

35
2. Faktor Psikologis
Faktor psikolgis yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri dari
lima faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi:
a) Motif
Motif nerupakan kekuatan energi internal yang mengarahkan
kegiatan seseorang kea rah pemenuhan kebutuhan atau pencapain
sasaran.
b) Persepsi
Persepsi merupakan proses pemilihan, pengorganisasian, dan
penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan
makna.
c) Kemampuan dan pengetahuan
Kemampuan adalah kesanggupan dan efiensi untuk melakukan
tugas-tugas tertentu.
d) Sikap
Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau
negative terhadap sebuah objek atau kegiatan tertentu.
e) Kepribadian
Kepribadian merupakan semua ciri internal dan perilaku yang
membuat seseorang itu unik.
3. Faktor Sosial
Manusia hidup di tegah-tengah masyarakat, Sudah tentu manusia
akan dipengaruhi oleh masyarakat di mana dia hidup. Faktor sosial
tersebut meliputi:57
a) Peran dan Pengaruh Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan
pembelian konsumen. Setiap anggota keluarga mempunyai
kebutuhan, keinginan, dan selera yang berbeda-beda.

57
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen :337.

36
b) Kelompok Referensi
Kelompok referensi dapat berfungsi sebagai perbandingan dan
sumber informasi bagi seseorang sehingga perilaku para anggota
kelompok referensi ketika membeli suatu produk bermerek
tertentu akan dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi.
c) Kelompok Sosial
Dalam kelas sosial terjadi pembedaan masyarakat ke dalam kelas-
kelas secara bertingkat, ada kelas yang tinggi, ada yang rendah.
d) Budaya dan Subbudaya
Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang membeli dan
menggunakan produk, serta kepuasan konsumen terhadap produk
tersebut sebab budaya juga menentukan produk-produk yang
dibeli dan digunakan.
c. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Kolter, ada lima tahap yang dilalui oleh konsumen dalam
pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk, meliputi:58

1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk
menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul,
apa yang memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan adanya
masalah tersebut, konsumen termotivasi untuk memilih produk
tertentu.
2. Pencarian Informasi
Dalam tahap ini konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari
lebih banyak informasi. Apabila dorongan konsumen begitu kuat dan
produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen
kemungkinan besar akan membelinya. Sumber informasi
digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:
58
Kolter, G,Phhilip dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, ( Jakarta:
Erlangga,2004):225.

37
a) Sumber Pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan;
b) Sumber Komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan;
c) Sumber Publik: media massaa, organisasi penilai pelanggan;
d) Sumber Pengalaman: menangani, memeriksa, menggunakan
produk;
3. Evaluasi Berbagai Alternatif
Pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternative (alternative
evaluation), yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian di mana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek-merek alternative dalam satu susunan pilihan.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaiman
mereka mengevaluasi alternative merek. Jika mereka tahu bahwa
proses evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat mengambil langkah-
langkah untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli sampai konsumen benar-benar membeli produk.
Namun ada dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan
keputusan pembelian yang mungkin dapat mengubah niat tersebut.
Faktor pertama, yaitu sikap orang lain, dan faktor kedua, yaitu situasi
yang tidak diharapkan. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda atau menghindari suau keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh resiko yang dipikirkan, besarnya resiko yang
dirasakan berbeda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan,
besarnya ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan diri
konsumen.
5. Perilaku Pasca pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli
konsumen. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level
puas atau tidak puas, pihak perusahaan harus memantau kepuasan

38
pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakain produk
atau jasa pasca pembelian.

Gambar 2.4

Sumber: (Kolter dan Amstrong)


B. Penelitian Tedahulu

Penelitian terdahulu sebagai acuan dan bahan perbandingan antara


kesamaan dan perbedaan yang terkait dengan penelitian tentang keputusan
pembelian Mi Samyang di tinjau dari labelisasi halal, halal awareness, harga
dan promosi, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Lupi Ayu Lestari dkk., (2021) dengan judul
Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal Terhadap Keputusan
Membeli Frozen Food (Studi di Kota Bengkulu) dengan variabel
X1=Harga, X2=Promosi, X3=, Produk, X4= Label Halal, Y= Keputusan
Pembelian Frozen Food. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode Analisis Program SPSS 16.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan
segnifikan antara variabel Harga, Promosi, Produk dan Label Halal
terhadap keputusan membeli Frozen Food.59 Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah Objek penelitian terdahulu berada
pada pembelian Frozen Food di Kota Bengkulu, sedangkan dalam
penelitian sekarang berada pada pembelian Mi Samyang Kabupaten
Kudus.

59
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu” ,J-ALIF Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah dan Sosial Budaya Islam 6, no.1 (2021): 33

39
2. Penelitian yang dilakukan oleh Freddy Pandapotan Simbolon (2019)
dengan judul The Impact Of Halal Label,price, and Brand On The
Purchase Decision Of Bakso Wagyu In Kota Wisata Cibubur. Dengan
variabel X1= Halal Label, X2= Price, X3= Brand, Y= The Purchase
Decision Of Bakso Wagyu In Kota Wisata Cibubur. Analisis data
menggunakan Analisis Program SPSS 22.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel halal label, price
dan brand mempengaruhi keputusan pembelian konsumen bakso wagyu di
kota Cibubur. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
adalah Variabel terdahulu tidak terdapat kesadaran halal dan promosi,
sedangkan dalam penelitian sekaran terdapat variabel kesadaran halal dan
promosi.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hernama dan Lies Handrijaningsih (2021)
dengan judul Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa.
Dengan variabel X1=Labelisasi Halal, X2= Citra Merek, X3= Harga, Y=
keputusan Pembelian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Labelisasi
Halal, Citra Merek, Harga memiliki pengaruh positif signifkan terhadap
Keputusan pembelian Produk mie instan Impor di kalangan Mahasiswa.60
Perbedaan penelitian sekarang dengan peneliian terdahulu yaitu
Responden yang digunakan penelitian terdahulu yaitu mahasiswa
perguruan tinggi swasta di Jakarta sedangkan penelitian ini konsumen mi
Samyang generasi Z di Kabupaten Kudus.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Aris Ariyanto dkk., (2020) dengan judul
Pengaruh Store Atmosphere Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Pada Alfamart Bsd Tangerang Selatan. Dengan variabel X1= Store
Atmosphere, X2= Promosi, Y= Keputusan Pembelian. Metode yang
digunakan yaitu dengan menggunakan Analisis Program SPSS. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa Store Atmosphere dan promosi

60
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):54

40
berpengaruh secara segnifikan terhadap keputusan pembelian Pada
Alfamart Bsd Tangerang Selatan.61
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu
Objek penelitian terdahulu berada pada konsumen Alfamart Bsd
Tangerang Selatan sedangkan sedangkan objek penelitian sekarang berada
pada konsumenmi Samyang di Kabupaten Kudus, Variabel penelituan
terdahulu tidak terdapat labelisasi halal, Halal Awareness dan harga,
sedangkan dalam penelitian sekarang terdapat labelisasi halal, Halal
Awareness dan harga.
5. Penelitian yan dilakukan oleh Muhammad Munir dkk., (2019) dengan
judul Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness)
Dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura,
dengan variabel X1= Pengetahuan halal, X2= Kesadaran Halal (Halal
Awareness), X3= Label Halal, Y= Keputusan Pembelian. Metode yang
digunakan adalah SPSS 25.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan halal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk
Jamu Madura, kesadaran halal berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian produk Jamu Madura dan label halal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk
Jamu Madura dan label halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian produk Jamu Madura. Sedangkan hasil ujiF
menunjukkan bahwa pengetahuan halal, kesadaran halal dan label halal
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kaputusan
pembelian produk Jamu Madura.62 Perbedaan penelitian sekarang dengan
penelitian terdahulu adalah Variabel penelituan terdahulu tidak terdapat
harga, dan promosi sedangkan dalam penelitian sekarang terdapat harga,
dan promosi.
61
Aris Ariyanto dkk.,“Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian pada Alfamart BSD Tangerang Selatan” Jurnal Ekonomi Efektif 3, no.1 ( 2020):30
62
Muhammad Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”,
Agroindustrial Technology Journal 3, no.2 (2019):95

41
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang membahas


tentang bagaimana terciptanya teori-teori yang berhubungan dengan berbagai
faktor yang sudah dulu di identifikasi sebagai suatu masalah yang dianggap
penting.63 Berdasarkan hasil kajian teori mengenai Kepetusan Pembelian Mi
Samyang ditinjau Dari Labelisasi Halal, Halal Awareness, Harga, dan
Promosi (Studi pada konsumen mi Samyang generasi Z di Kabupaten Kudus)
maka kerangka berpikir penelitian dibuat untuk mempermudah menjelaskan
persoalan berkenaan obyek yang akan diteliti. Berdasarkan penelitian
terdahulu maka penulis memodifikasi dan menggambarkan dalam bentuk
kerangka pemikiran yang mudah dipahami seperti berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

Label Halal
H1

Halal Awareness H2
Keputusan Pembelian

Harga H3
H4
Promosi
Sumber: Lupi Ayu Lestari dkk.,(2021)64,Henry Aspan dkk.,(2017)65 Tanti Handriana dkk., (2020).66

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan yang masih kurang sempurna atau


dugaan sementara. Menurut Sugiyono, hipotesis merupakan suatu kesimpulan
63
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2012): 88.
64
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu” : 35
65
Henry Aspan, “ The Effect Of Halal Label, Halal Awareness, Product Price, and Brand
Image to the Purchasing Decision on Cosmetic Products, :59
66
Tanti Handriana dkk.,”Purchase behavior of millennial female generation on Halal
cosmetic products”:6.

42
dalam penelitian yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan.67 Berdasarkan kerangka berpikir serta model penelitian tersebut,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Mi


Samyang
Penelitian yang dilakukan Lupi Ayu Lestari dkk., pada tahun 2021
dengan judul pengaruh harga, promosi, produk, label halal, terhadap
keputusan membeli Frozen Food di Kota Benkulu, menyatakan bahwa
hasil dari penelitian tersebut adalah label halal berpengaruh signifikan
terhadap minat membeli, serta secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap minat membeli froze food di Kota Bengkulu. Jenis
penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif asosiatif. Dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh konsumen di Kota Bengkulu yang membeli
makanan beku dalam jumlah yang tidak diketahui. Metode pengambilan
sampel menggunakan teknik accidental sampling. sampel dalam penelitian
ini berjumlah sebanyak 115 sampel. Metode analisis data yang digunakan
adalah metode analisis regresi linier berganda.68
Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Munir dkk., pada tahun
2019 mengenai Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu
Madura, menghasilkan penemuan bahwa label halal berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Jamu Madura.
Sedangkan hasil uji F menunjukkan bahwa pengetahuan halal, kesadaran
halal dan label halal secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kaputusan pembelian produk Jamu Madura. Penelitian ini
dilakukan terhadap 50 responden yang berasal dari empat kabupaten di

67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Al-Fabeta, 2017):64.
68
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu” ,J-ALIF Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Syariah dan Sosial Budaya Islam 6, no.1 (2021): 31.

43
Pulau Madura. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dan
selanjutnya dilakukan uji-t dan uji-F menggunakan software SPSS
Statistics versi 25.69
penelitian yang dilakukan Anggalia, Tantri, dan Yanu pada tahun
2020 dengan judul “Measurement Social Media Marketing dan Sertifikasi
Halal Terhadap Minat Beli Produk Makanan Pada Aplikasi Belanja Online
Shopee” menyatakan bahwa Sertifikasi halal berpengaruh signifikan
terhadap minat beli produk makanan pada aplikasi belanja online Shopee.
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive
sampling dengan jumlah sampel 180 responden. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda. Berdasarkan
pernyataan diatas, maka ketertarikan calon konsumen terhadap minat
membeli produk yang berlogo halal menunjukkan bahwa berpengaruhi
positif dan segnifikan. Dengan demikian hipotesis pertama dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H1: Labelisasi Halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian
Mi samyang.
2. Pengaruh Halal Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Mi
Samyang
Halal Awareness merupakan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
konsumen muslim untuk mencari dan mengkonsumsi produk halal sesuai
syariat Islam. Distya Riski Hapsari dkk., pada tahun 2019 melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal
terhadap Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor, menyatakan
bahwa variabel logo halal dan kesadaran halal berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian. Sampel diambil dengan metode purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda,
Sampel diambil sebanyak 100 orang/responden. Pengambilan sampel
69
Muhammad Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”,
Agroindustrial Technology Journal 3, no.2 (2019):95.nal Penelitian Ipteks

44
dilakukan di kecamatan Ciawi yang terdiri dari 13 desa yaitu desa Banjar
Sari, Banjar Wangi, Banjar Waru, Bendungan, Bitung Sari, Bojong Murni,
Ciawi, Cibedug, Cileungsi, Citapen, Jambu Luwuk, Pandansari, Teluk
Pinang.70
Penelitian yang dilakukan Arif Efendi pada tahun 2020, mengenai The
Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge on
Purchase Decisions for Halal Fashion Products, hasil dari penelitian ini
adalah Halal awareness memiliki dampak positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, sampel dari
penelitian ini berjumlah 100 responden yang menggunakan fashion halal
produk di Semarang. Data penelitian dianalisis menggunakan regresi linier
berganda.71
Penelitian mengenai pengaruh pengetahuan halal, kesadaran halal
(halal awareness), dan label halal terhadap keputusan pembelian produk
jamu yang dilakukan oleh Munir dkk., menyatakan pengetahuan halal
secara parsial mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan
pembelian produk jamu madura. Sedangkan kesadaran halal secara parsial
mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk jamu
Madura, dan label halal secara parsial mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk jamu Madura.72
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahawa, semakin
tinggi tingkat pemahaman seseorang tentang produk halal, semakin tinggi
keinginan mereka untuk membeli. Dengan demikian hipotesis kedua dapat
dirumuskan sebgai berikut:
H2: Halal Awareness berpengaruh signifikan terhadap keputusan
Pembelian Mi samyang

70
Distya Riski Hapsari dkk., “Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap
Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor”, Jurnal Agroindustri Halal 5, no.2 (2019):196.
71
Arif effendi, “The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge
on Purchase Decisions for Halal Fashion Products”, Journal of Digital Marketing and Halal
Industry 2, no.2 (2020):145.
72
M. Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness) dan
Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”, Agroindustrial Technology
Journal 3, no.2 (2019):95

45
3. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Mi Samyang
Penelitian yang dilakukan Asrizal Efendy dkk, dengan judul Pengaruh
Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
(Studi Kasus pada Alfamart di Kota Medan) menyatakan hasil dari
penelitian ini adalah Ada pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan asosiatif yang mencari hubungan antara harga dan kualitas
pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen dengan objek
penelitian adalah pelanggan alfamart di Kota Medan. Pengujian ini
dilakukan dengan Regresi Berganda.73
Penelitian yang dilakukan Hernama dkk., pada tahun 2021, dengan
judul Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa.
Hasil dari penelitian ini adalah variabel harga berpengaruh positif dan
segnifikan terhadap keputusan pembelian produk mi instan impor di
kalangan mahasiswa. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden,
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana.74
Penelitian yang dilakukan Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah
dengan judul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan,
menghasilkan penemuan bahwa variabel Harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha di Tangerang
Selatan, Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode
teknik pengambilan sampel Random Sampling, Jumlah sampel ditetapkan
adalah sebesar 150 orang, jumlah sampel harus memenuhi sebanyak 4
sampai dengan 10 kali jumlah indikator kuesioner yang ditetapkan.75

73
Asrizal Efendy Nasution,”Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di Kota Medan)”Prosiding Seminar Nasional
Vokasi Indonesi,1 (2018):83.
74
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):53
75
Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan”, Jurnal Perspektif 16, no.1
(2018):47.

46
Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa keterjangkuan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk,
daya saing harga, dan kesesuian harga dengan manfaat sangat
mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis ketiga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
H3 : Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian Mi
Samyang
4. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mi samyang
Promosi merupakan berbagai cara untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak
langsung tentang suatu produk atau brand yang di jual. Charlie Bernando
dan Arief Bowo pada tahun 2017 melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Produk Enervon-C. hasil dari penelitian ini adalah secara
simultan (bersama-sama) kedua variabel bebas yaitu (persepsi harga dan
promosi) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen Enervon–C di Tip-Top Ciputat. Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh pembeli Enervon-C di Supermarket Tip
Top Ciputat yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti sehingga
pengambilan sampel dengan menggunakan rumus teknik
maximumlikehoodestimation, atau ukuran sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 100 responden.76
Hasil yang dikemukakan oleh Maria Agatha dkk., pada tahun 2020,
penelitian yang berjudul pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
(studi pada pemilihan tempat kos mahasiswa di tulungagung) menyatakan
hasil dari penelitian ini adalah promosi pengaruh secara segnifikan dan
persial terhadap keputusan pembelian tempat kos. Penelitian yang
dilakukan Aris Ariyanto dkk., pada tahun 2020 mengenai pengaruh store
atmosphere dan promosi terhadap keputusan pembelian pada alfamart
76
Charlie Bernando dan Arief Bowo, “Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C” Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis 1,
no.3 (2017):13.

47
BSD Tangerang Selatan, menunjukan bahwa Store Atmosphere dan
promosi berpengaruh secara segnifikan terhadap keputusan pembelian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu explanatory research
dan menggunakan analisis statistic dengan pengujian regresi, korelasi,
determinasi dan uji hipotesis.77 Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa kurangnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan
dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
keberadaan produk yang akan ditawarkan. Dengan demikian hipotesis
keempat dapat dirumuskan sebagai berikut:
H4: Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian Mi
Samyang.

77
Aris Ariyanto dkk.,“Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian pada Alfamart BSD Tangerang Selatan” Jurnal Ekonomi Efektif 3, no.1 ( 2020):29.

48
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian lapangan, yaitu


jenis penelitian yang datanya diperoleh dengan terjun langsung ke lapangan
atau ke tempat objek yang akan diteliti. 78 Metode yang akan digunakan dari
penelitian ini yakni metode pendekatan kuantitatif, karena hasil olah datanya
dijelaskan dengan angka.79 Metode survei digunakan menjadi sumber data
utama atau primer. Dalam metode survei lebih menitik beratkan kepada
responden yang memiliki informasi tertentu, sehingga peneliti dapat
memecahkan masalah. Untuk mengumpulkan datanya di gunakan angket atau
instrument kuesioner.

1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari responden yang akan diteliti. Data primer diperoleh dengan
cara terjun langsung kelapangan atau tempat dilakukanya yang mampu
memberikan informasi secara langsung.80 Data primer dalam penelitian ini
yaitu dengan menyebar angket / kuesioner kepada konsumen mi Samyang
generasi Z di Kabupaten kudus.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau tidak
langsung diperoleh dari subyek penelitiannya.81 Data sekunder yang
didapat berdasarkan literatur ilmiah dan lainnya seperti, buku, maupun
informasi yang berada di media elektronik maupun media cetak. sumber
kedua dari penelitian ini menggunakan data yaitu literatur buku maupun
78
Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali,Metode Penelitian Kuantitatif,(Bandung:
Pustaka Setia,2015):55.
79
Nanang Martno,Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data sekunder
(Jakarta: RajaGrafindo Persada,2016):20.
80
Sugino, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: ALFABETA,2013):193.
81
Anwar sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis,(Jakarta: Salemba Empat,2011):104.

49
jurnal yang berkaitan dengan keputusan pembelian yang ditinjau dari label
halal, halal awareness,harga dan promosi.
B. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan objek penelitian, objek penelitian


tersebut akan dilaksanakan. Diperlukan penentuan lokasi penelitian
supayamempermudah dan memperjelas objek yang menjadi sasaran dalam
penelitian, sehingga permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak
meluas. Setting penelitian ini lokasi yang dipilih adalah area tempat umum
yang ramai pengunjung ( taman, supermarket, kampus, dll) yang ada di
Kabupaten Kudus, dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu semua
masyarakat Kabupaten kudus yang berusia 11-25 tahun dan merupakan
konsumen dari mi Samyang.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok individu yang akan menjadi subjek
sasaran penelitian. Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.82 Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat
Kabupaten Kudus.
2. Sampel
Sampel diartikan sebagai bagian atau perwakilan dari seluruh objek
yang akan diteliti. Sampel penelitian yaitu sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. 83Untuk
memperoleh sampel digunakan teknik purpose sampling yaitu cara dalam
menentukan sampel melalui pertimbangan tertentu sehingga dapat
dikatakan layak menjadi sampel. Dikarenakan jumlah populasi tidak

82
Sugiono, Metode Penelitian Kuanitatif Kualitatif dan R&D,( Bandung:ALFABETA,
2014):80.
83
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D :81.

50
diketahui atau tidak terhingga, sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan rumus Cochran, yaitu84:
2
Z pq
n= 2
e
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang diperlukan
Z : Tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian (95%
=1,96)
P : Peluang benar 50% = 0,5
q : Peluang salah 50% = 0,5
e : Margin of eror 10% = 0,10
Berdasarka rumus diatas, maka perhitungan sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
2
Z pq
n= 2
e
(1,96 2 ( 0,5 ) .( 0,5 )
n= =96,04
(0,10) 2
jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96,04
= 100 orang/respnden. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat
Kabupaten Kudus yang berusia 11-25 tahun dengan pertimbangan pernah
membeli produk mi Samyang.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu segala macam bentuk yang telah di tetapkan oleh
peneliti agar bisa dipahami hingga mendapat informasi. 85dalam penelitian
ini di tetapkan dua kelompok variabel, yaitu:
a. Variabel Independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini
meliputi, labelisasi halal, halal awareness, harga, dan promosi.

84
Umi Narimawati dan Dadang Mundadar, Teknik Sampling: Teori dan Praktik dengan
menggunakan SPSS 15, (Yogyakarta:GAVA MEDIA,2008):27.
85
Sugiyono,statistika Untuk penelitian,(Bandung: Alfabeta,2015):2.

51
b. Variabel Dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan
pembelian.
2. Definisi Operasional Variabel

Operasional Variabel merupakan tempat yang dipersiapkan unuk


mengartikan sebuah variabel dilengkapi dengan dimensi atau indikator
sebagai alat ukurnya. Tolok ukur yang dipakai dapat berupa sifat atau
karakterisrik, aspek, maupun perilaku.86 Agar penelitian ini dapat
dilaksanakan dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai
unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat
dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, definisi
operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:

1. Labelisasi Halal merupakan pernyataan tertulis Majelis Ulama


Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk pangan
sesuai dengan syariat islam. Tujuan dari labelisasi yaitu untuk
memberikan kepastian hukum bagi yang mengkomsumsinnya.87
Pengukuran variabel Labelisasi Halal berdasarkan kuesioner
berlandasan indikator yang disusun oleh yang disususn oleh Tanti
Handriana(2020), yang terdiri dari Gambar, Tulisan, Kombinasi gambar
dan tulisan, Menempel pada kemasan.88 Indikator tersebut
dikembangkan menjadi 5 item pertanyaan menggunakan skala linkert 1-
5, berdasarkan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju
dan sangat setuju.
2. Halal Awareness merupakan kesadaran atau tingkat pemahaman
seseorang untuk mengkonsumsi produk yang jelas status

86
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skirpsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012):99.
87
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG Jurnal 15, no.2 (2021):54
88
Tanti Handriana dkk., “Purchase Behavior Of Millennial Female Generation On Halal
Cosmetic Products”, Journal of Islamic Marketin (2019):21

52
kehalalannya.89 Pengukuran variabel Halal Awareness menggunakan
kuesioner berlandaskan indikator yang disusun oleh Tanti Handriana
(2020), yang terdiri dari menyadari dan mengetahui produk halal,
menyadari dan mengetahui komposisi dari bahan-bahan yang halal,
menyadari dan mengetahui bahwa produk yang dikomsumsi benar-
benar halal.90 Indikator tersebut dikembangkan menjadi 5 item
pertanyaan menggunakan skala linkert 1-5, berdasarkan kriteria sangat
tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.
3. Harga merupakan sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk
ataupun jasa, harga menjadi salah satu unsur campuran pemasaran yang
menciptakan pendapatan. Harga juga merupakan salah satu unsur
campuran pemasaran yang menciptakan pendapatan.91 Pengukuran
variabel Harga menggunakan kuesioner berlandaskan indikator yang
dikembangkan oleh Harun Al Rasyid (2018) terdiri dari keterjangkauan
harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga,
kesesuaian harga, dan kesesuaian harga dan manfaat. 92 Indikator
tersebut dikembangkan menjadi 5 item pertanyaan menggunakan skala
linkert 1-5, berdasarkan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, netral,
setuju dan sangat setuju.
4. Promosi adalah cara untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung
tentang suatu produk ataupun brand yang akan di jual. Untuk itu
promosi merupakan sarana yang ampuh untuk menarik dan
mempertahankan konsumen.93 Pengukuran variabel promosi
89
Nurul Fadillah dkk.,” Pengaruh Kesadaran Halal, Kualitas Pelayananan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen Padan Martabak Buffet AhmadSalim Medan”, Aghniya Jurnal
Ekonomi Islam 3, no.2 (2021):206.
90
Tanti Handriana dkk., “Purchase Behavior Of Millennial Female Generation On Halal
Cosmetic Products”, Journal of Islamic Marketin (2019):21.
91
Muizzudin dkk., “Pengaruh Sertifikasi Halal, Citra Merek, Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Minuman Teh Botol Sosro”, Journal of Islamic Economics, Business and
Finance 10, no.2 (2020):140.
92
Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan”, Jurnal Perspektif 16,
no.1 (2018):42.
93
Kasmir, Kewirausahaan ( Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2013): 198.

53
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Charlie Barnando
pada tahun 2015, yang terdiri dari 5 item pertanyaan menggunakan
skala linkert 1-5, berdasarkan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju,
netral, setuju dan sangat setuju.
5. Keputusan pembelian adalah semua proses yang di lalui konsumen
untuk menggali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternative, dan
memilih di antara pilihan-pilihan.94 Pengukuran variabel promosi
menggunakan kuesioner berlandaskan indikator yang dikembangkan
oleh Akrim Ashal Lubis (2015) dan disusun kembali oleh Tantri
Hadriana (2020) terdiri dari Merek, Penyalur, Kuantitas, Waktu dan
Metode Pembayaran. Indikator tersebut dikembangkan menjadi 5 item
pertanyaan dengan menggunakan skala linkert 1-5, berdasarkan kriteria
sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data marupakan serangkaian proses yang


digunakan untuk memperoleh data primer maupun data sekunder pada suatu
penelitian. Pengumpulan data yaitu Cara untuk menganalisa data secara
sistematis dan terstandar agar dapat memperoleh data yang diperlukan.
Tujuan dari pengumpulan data yaitu untuk mendapatkan fakta yang
diperlukan untuk mencapai suatu tujuan dari suatu penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitin ini adalah sebagai berikut:

1. Angket (kuesioner)
Angket adalah serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang dirancang secara
sistematis, dikirim ke responden, dan setelah diisi angket tersebut
diberikan kembali kepada peneliti.95 Penggunaan angket atau kuesioner
tidak akan terlepas dari skala pengukuran yaitu penentuan besar kecilnya
jarak antara satu nilai dengan nilai yang lainnya dalam alat
ukur,selanjutnya alat ukur digunakan dan memperoleh data kuantitatif.
94
Etta Mamang Sangaji dkk., Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
jurnal Penelitian:332.
95
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmi-Ilmu Sosial Lainnya,(Jakarta: Kencana prenadamedia,2014):133.

54
Skala ukur yang digunakan yaitu skala likert. skala likert digunakan untuk
mengetahui pendapat, cara pandang, dan sikap individu aau kelompok
terkait fenomena sosial. Agar dapat menjadi data kuanttatif, diperluka
pemberian skor terhadap responden, seperti:
a. Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju
b. Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju
c. Skor 3 diberikan untuk jawaban Ragu-ragu/kadang-kadang/netral
d. Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju
e. Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju
Skala likert yang digunakan sebagai alat ukurnya dapat membuat checklist
ataupu pilihan ganda.96
F. Metode Analisis Data
Metode Analisis Data yaitu cara untuk memperoses data yang sudah
ada kemudian dijabarkan. Dalam penelitian ini cara menganalisis data yang
dipakai yaitu metode analisis deskriptif kuantitatif dengan bantuan aplikasi
IBM SPSS statistics 23 dan Microsoft Exel 2010. Dalam proses analisisnya,
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ditempuh dengan
beberapa teknik analisis data, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif bertujuan untuk menjabarkan atau
memberitahu terkait nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan varian
jawaban responden.97 Informasi data responden seperti tingka pendidikan,
usia, jenis kelamin, maupun ga,baran yang berkaitan dengan variabel-
variabel penelitian.

96
Mashrukin, Metododologi Penelitian Kuantitatif,(Kudus: Buku Daros Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Kudus):163.
97
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi 8,
( Semarang: Badan Penerbit UNDIP,206):19.

55
2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas yaitu ketepatan atau kecermatan suatu instrumen
dalam mengukur apa yang diukur. pengujian validitas dikerjakan
terhadap kuesioner untuk mengetahui pertanyaan tersebut kuat atau
tidak, dari pertanyaan tersebut akan memberikan jawaban terkait
pengujian yang dilakukan.98 Cara yang dipakai untuk menguji validitas
dari penelitian ini yaitu dengan menghubungkan masing-masing skor
indikator dengan seluruh total skor konstruk. Hal tersebut dilakukan
karena sederhana dan praktis serta telah ada dalam aplikasi SPSS.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat ukur kuesioner agar bisa
dikatakan terbukti atau teruji. Suatu kuesioer yang memiliki pertanyaan
tetap dari masa ke masa maka kuesioner tersebut dapat disebut handal. 99
Dalam mengatur koefisien keandalan (reliability) kuesioner yaitu
menggunakan rumus Alpa Croanbach. Kriteria dari suatu instrument
penelitian dapat dikatakan reliable apabila koefisien reliabilitas (r) >
0,6.100 Ketidak konsistenan bisa terjadi karena perbedaan persepsi
responden atau kekurangan paham responden dalam menjawab
pertanyaan.
Tabel 3.2
Interpretasi Derajat Reliabilitas

Rentang Kalsifikasi
Nilai
0,000-0,200 Memiliki tingkat reliabilitas sangat rendah
0,201-0,400 Memiliki tingkat reliabilitas rendah
0,401-0,600 Memiliki tingkat reliabilitas cukup
0,601-0,800 Memiliki tingkat reliabilitas tinggi

98
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edii 8:52.
99
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi 8:47.
100
Syofian siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17 ( Jakarta: Rajawali Pers,2014):175.

56
0,801-1,000 Memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi

3. Uji Asumsi Klasik


Uji Asumsi Kalsik adalah pengujian yang dilakukan kepada model
regresi dan variabel apakah teradapat kesalahan atau tidak. Pengujian ini
diperluan supaya signifikannya model-model regresi yang ada. Pengujian
tersebut antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas, pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS Versi 23.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan pengujian yang bertujuan menguji
apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual beredar
secara normal. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
grafik serta uji statistik.101
1) Analisis grafik
Analisis grafk dilakukan dengan membandingkan data yang
sedang dikaji dengan sebaran yang mendekati distribusi normal.
Cara lain yang lebih tepat yaitu membandingkan sebaran kumulatif
dari sebaran normal pada normal probability plot. Hasilnya data
yang memiliki sebaran normal akan membuat satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan diumpamakan dengan garis
diagonal. Apabila data berdistribusi normal, maka garis yang
memaparkan data sebenarnya akan megikuti garis diagonal.
2) Uji Statistik
Pengujian statistic yang mampu dipakai dalam pengujian
normalitas residual yaitu uji statistic non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov.102

101
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:154.
102
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:154.

57
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terjadi
hubungan linier yang sempurna atau mendektai sempurna antar variabel
independen dalam model regresi. Pengujian Multikolinearitas
dikerjakan untuk menemukan adanya hubungan antar variabel bebas
dalam model regresi. Model regresi yang bagus yaitu tidak ditemukan
kolerasi antar variabel independen.103
Pengujian Multikolinearitas dari penelitian ini menggunakan
satu model penemuan, yaitu dengan melihat niai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas apabila memiliki nilai tolerance ≥0,10 atau nilai VIF
≤ 10.
c. Uji Heteroskedasitas
Heteroskedasitas yaitu keadaa dimana terjadi ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
Pengujian Heteroskedasitas dilakukan guna mengukur model regresi
atas residual satu pengamatan ke pengamatan lain tidak terjadi
kesamaan Variance. Homoskedastisitas terjadi jika Variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya konstan, apabila
berubah disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu yang
tidak ditemukan heteroskedaktisitas atau homokedastisitas.104 Untuk
mendekteksi terjadinya heteroskedaktisitas atau tidak dapat
menggunakan dasar analisis dibawah ini:
a) Apabila membentuk desain tertentu, seperti titik-titik yang
menyerupai desain tertentu yang rapid an teratur menandakan bahwa
telah terjadi heteroskedastisitas.

103
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:103.
104
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:134.

58
b) Apabila tidak terdapat desain yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
dikatakan tidak terjadi heteroskedaktisitas.105
4. Teknik Analisis Data
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam analisis ini menjelaskan hubungan antara dua atau lebih
variabel bebas dengan variabel terikat yang linier untuk memperkirakan
nilai variabel terikat, naik turunya variabel bebas, serta
dapat ,mengetahui seberapa kuat hubungan variabel bebas maupun
variabel terikat baik positif maupun negatif. Dalam penelitian ini
terdapat 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Persamaan regresi linier
berganda sebgai berikut: 106
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
a = Konstatnta
b1, b2, b3, b4 = Koeisien regresi
X1 = Penagruh Labelisasi Halal
X2 = Kesadaran Halal
X3 = Harga
X4 = Promosi
Y = Keputusan Pembelian
e = Faktor error atau faktor lain di luar penelitian
b. Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini dilakukan guna menghitung sejauh mana
kemampuan model dalam menjelaskan variasi dari variabel terikat.
Nilai R2 yang kecil menunjukan keterbatasan dari variabel-variabel

105
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:134.
106
Duwi Priyatno, Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS, (Jakarta:
Mediakom,2010):67.

59
bebas mampu menerangkan sebgian besar informasi yang dibutuhkan
untuk mempertimbangkan variasi variabel terikat.107
c. Uji Signifikasi Keseluruhan dari Regresi Sample (Uji satistik F)
Pengujian simultan dilakukan untuk mengetahui hubungan dari
semua variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dapat dikerjakan dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel.
Apabila dalam hal ini Fhitung lebih besar dari pada Ftabel. Hal ini
menunjukan bahwa keseluruhan variabel bebas memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel terkait.108
d. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik T)

Uji statistik t dikerjakan untuk menguji pengaruh dari masing-


masing variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel
independen dapat dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05.109

107
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19,
( Semarang: Universitas Diponegoro,2011):97.
108
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi:171.
109
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23 edisi
8:171.

60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul yang dipilih
berdasarkan karakteristik tertentu sesuai kondosi tiap-tiap variabel. Peneliti
menggunakan rentang skala five point Likert Scale untuk memperjelas kategori
skala dan mempermudah penulis dalam menganalisa item pertanyaan
berdasarkan rata-rata (mean) yang di dapat. Kuesioner yang disebar guna
menggali jawaban responden sebanyak 120 kuesioner, Namun, berdasarkan
total kuesioner yang disebar, data yang bisa diolah hanya 100 kuesioner saja.
Sedangkan sisa kuesioner yang tidak kembali dan kuesioner yang tidak bisa
diolah masing-masing adalah 10 kuesioner .

1. Gambaran Umum Mi Samyang


a. Profil Mi Samyang
Samyang adalah mi instan yang diproduksi oleh Samyang Food
dari Korea Selatan yang memiliki rasa pedas. Namun, nama asli
produk mi Samyang ini adalah Buldalk Bokkeummyeon yang berati
rasa ayam pedas. Sementara Samyang adalah nama perusahaan yang
memproduksinya yaitu Samyang Food. Samyang Food didirikan oleh
Jeon Jung Yoon pada tangga 15 September 1961 dan pada tahun 1963,
Setelah itu pada tahun 1980 permintaan mi instan di Korea meningkat,
diikuti oleh peningkatan ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat.
Seiring berjalanya waktu pada tahun 1989 munculah isu bahwa
Samyang menggunakan minyak industri yang berbahaya dalam produk
mereka. Meskipun pada akhirnya dibersihkan dari kesalahan, akan

61
tetapi skandal ini tetap merusak reputasi perusahaan dan mengakhiri
dominasinya di pasar mi instan.110
Samyang berhasil mendapatkan posisi ketiga hingga keempat di
pasar mi instan Korea pada tahun 2010 ketika Jeon In Jang menjadi
ketua perusahaan. Samyang Food juga memperoleh sertikat halal
internasional (KOLAS, ISO22000, HALAL) pada tahun 2014. Pada
saat viralnya Samyang Challenge, perusahaan ini sampai mencapai
rekor ekspor tertinggi pada tahun 2016 mencapai 110 miliar won atau
setara dengan Rp 1,29 triliun.

Gambar 4.1 Logo Mi Samyang

Sumber: www.samyangfood.com

Pasar Mi Samyang di Indonesia memiliki peminat yang cukup


banyak terutama di kalangan generasi muda. Hal ini disebabkan selain
karena munculnya demam korea atau Korean wave, sensasi pedas ala
korea juga ternyata cocok di lidah orang Indonesia, sehingga produk
Mi Samyan mudah diterima dan menjadi terkenal. Produk Samyang
yang sekarang ini beredar di pasar Indonesia tidak hanya varian mi
instan Samyang saja akan tetapi juga saus buldak yang terkenal
sensasi pedasnya.
Varian Mi Samyang yang berdar di Indonesia, seperti varian hot
ramen chicken, hot chicken ramen cheese, double hot spicy ramen, hit
checken ramen, mala hot checken flavor ramen, hot checken ramen

110
Warta Ekonomi, “Profil Perusahaan Samyang, Mie Instan Asal Korea Yang Pedasnya
Disukai Rakyat Indonesia,” WartaEkonomi.co.id, 12 Juni, 2020, diakses pada 29 Maret, 2022,
https://republika.co.id/berita/qbudku5617000/profil-samyang-mie-instan-korsel-yang-pedasnya-
disukai-rakyat-indonesia

62
kimchi, dan hot chicken ramen light.produk dari Samyang food bisa
ditemukan dengan mudah karena sudah tersedia di berbagai market
place, supermarket hinggga minimarket yang tersebar luas di
Indonesia.

Gambar 4.2 Varian Mi Samyang

Sumber: samyangfoods_Indonesia

b. Visi Misi Perusahaan Mi Samyang:


1) Visi
“Menjadi persahaan yang unggul dengan tujuan mendapatkan cita
rasa terbaik serta mencapai kehidupan yang lebih indah.”
2) Misi
a) Memperbaharui bisnis baru dengan melakukan pengembangan
produk yang kreatif
b) Menggiatkan Kembali semangat tantangan dalam budaya kerja
dan organisasi.111
2. Gambaran Umum Kabupaten Kudus
a. Sejarah Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus adalah salah satu wilayah di Pantura timur. Kota
Kudus dikenal sebagai kota kretek, selain itu juga dikenal dengan
Sunan Kudus. Nama Kudus berasal dari bahasa Arab yang berati suci.
Kudus awalnya hanyalah desa kecil di tepi sungai gelis yang bernama
desa tanjug. Warga hidup dari bertani, membuat batu bata, dan
menangkap ikan. Setelah kedatangan Sunan Kudus desa kecil itu
111
Vision & Mission Samyang, “Company Overview Samyang Food,” Samyang Food
diakses pada 31 Maret, 2022, https://www.samyangfoods.com

63
dikenal sebagai Al-Quds yang akhirnya menjadi Kudus. Suanan Kudus
yang gemar berdagang menjadikan kudus sebuah pelabuhan sungai
dan perdagangan di jalur perdagangan sungai gelis - sungai wulan -
pelabuhan Jepara.
Hari jadi kota kudus ditetapkan pada tanggal 23 September 1549 M
dan diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) No. 11 tahun 1990
tentang hari jadi Kudus yang diterbitkan tanggal 6 Juli 1990 yaitu pada
era Bupati Kolonel Soedarsono. Hari jadi kota kudus dirayakan dengan
parade, upacara tasyukuran dan beberapa kegiatan di Al-Aqsa / masjid
Menara yang dilanjutkan dengan ritual keagamaan seperti doa bersama
dan tahlil.112
b. Letak Geografis
Kabupaten Kudus terdapat di daerah Provinsi Jawa Tengah dengan
memiliki batas geografis sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara da Kabupaten
Pati,
2) Sebelah timur berbatsan dengan Kabupaten Pati,
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Pati,
4) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupate Demak dan Kabupaten
Jepara.
Letak Kabupaten Kudus antara 110o36’ dan 110o50’ BT dan antara
6o51’ dan 7o16’ LS. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan
dari utara ke selatan 22 km. Luas wilayah Kabupaten Kudus mencapai
42.516 Ha atau sekitar 1,31 persen dari luas propinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Kudus berketinggian rata-rata ± 55 m di atas permukaan
air laut, beriklim tropis dan bertemperatur sedang. Curah hujan relatif
rendah, rata-rata di bawah 2000 mm/tahun dan berhari hujan rata-rata
97 hari/tahun. sebagian besar merupakan daerah dataran dengan

112
Pemerintah Kabupaten Kudus, “Profil Kabupaten Kudus,” Kuduskab.go.id, diakses pada
31 Maret 2022, https://kuduskab.go.id/page/profil_kabupaten_kudus.

64
kemiringan 0-2% seluas 28.863,90 Ha (68%) yang meliputi 9
Kecamatan, 9 Kelularah dan 123 Desa.113
c. Visi Misi Kabupaten Kudus
1) Visi Kabupaten Kudus
Kudus Bangkit Menuju Kabupaten Modern, Religius, Cerdas dan
Sejahtera
2) Misi Kudus Kudus
a) Mewujudkan Masyarakat Kudus yang Berkualitas, Kreatif,
Inovatif dengan Memanfaatkan Teknologi dan Multimedia.
b) Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal Untuk
Peningkatan Pelayanan Publik.
c) Mewujudkan Kehidupan yang Toleran dan Kondusif.
d) Memperkuat Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Keunggulan
Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Berdaya Saing.114
3. Gambaran Umum Responden
Bagian ini menjelaskan tentang karakteristik responden yang
dipilih dan akan diteliti, yaitu generasi Z di Kabupaten Kudus yang pernah
melakukan pembelian produk Mi Samyang yang berlabel halal.
Penggambaran responden dalam bentuk deskripif yang bertujuan untuk
melihat profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antar variabel
yang digunakan dalam penelitian. Hasil pengumpulan data melalui
kuesioner didapatkan karakteristik responden yang dikategorikan
berdasarkan jenis kelamin, umur, alamat, kapan pertama kali mengetahui
informasi produk, dari mana pertama kali menetahui produk, lama
mengkomsumsi produk, dan jenis pekerjaan yang di seskripsikan sebagai
berikut:

113
Pemerintah Kabupaten Kudus,” Letak geografis Kabupaten kudus,” diakses pada 31
Maret 2022, https://bappeda.kuduskab.go.id/detaildaerah.php?id=1.
114
Pemerintah Kabupaten Kudus, “ Visi&Misi Kabupaten Kudus, diakses pada 31 Maret
2022, https://kuduskab.go.id/page/visi_dan_misi.

65
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil survei melalui kuesioner, didapatkan data


berdasarkan jenis kelamin. Pengelompokan responden berdasarkan
jenis kelamin seperti dibawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)

1 Laki-laki 43 43%

2 Perempuan 57 57%

Jumlah 100 100%


Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.
Menurut keterangan pada tabel 4.1, menunjukkan bahwa yang
mengenal dan mengkonsumi produk dari Mi samyang kebanyakan
adalah perempuan, sebab Mi Samyang populer karena sensasi pedas
gilanya. mengingat perempuanlah yang menyukai rasa pedas gila, serta
Pengaruh Korean wave atau pecinta budaya korea kebanyakan adalah
perempuan, selain itu perempuan juga menyukai tantangan baru yang
ada di social media. artinya hal tersebut yang menjadi alasan mengapa
perempuan yang mendominasi sebagai konsumen Mi Samyang generasi
Z di Kabupaten Kudus.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil survei melalui kuesioner, didapatkan data
berdasarkan usia. Gambaran umum tersebut antara lain:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Responden Presentase (%)
1 11-14 tahun 7 7%
2 14-18 tahun 9 9%
3 18-21 tahun 26 26%
4 21-25 tahun 58 58%
Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

66
Menurut keterangan pada tabel 4.2, disimpulkan bahwa yang paling
banyak mengkonsumi Mi samyang adalah usia 21 sampai 25 tahun dan
yang paling sedikit adalah usia 11 sampai 14 tahun. Artinya responden
dalam penelitian ini didominasi generasi muslim dengan rata-rata umur
21-25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa produk Mi Samyang lebih
diminati oleh Kalangan remaja usia 21 sampai 25 tahun, karena
biasanya usia 11 sampai 14 tahun belum terlalu suka dan belum kuat
untuk merasakan sensasi pedas dari Mi samyang.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat
Berdasarkan hasil survei melalui kuesioner, didapatkan data
berdasarkan alamat. Gambaran umum tersebut antara lain:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alamat
No. Alamat Jumlah Responden Presentase (%)
1 Kaliwungu 24 24%
2 Gebog 5 5%
3 Dawe 0 0%
4 Bae 8 8%
5 Kota 9 9%
6 Jati 36 36%
7 Mejobo 6 6%
8 Jekulo 7 7%
9 Undaan 5 5%
Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Menurut keterangan pada tabel 4.3, disimpulkan bahwa yang


paling banyak membeli dan mengkonsumsi Mi Samyang adalah
responden yang bertempat tinggal di Kecamatan Jati dan yang paling
sedikit adalah dari Kecamatan Dawe. Artinya responden dalam
penelitian ini didominasi generasi Z bertempat tinggal di wilayah
Kecamatan Jati. Hal ini menunjukan bahwa responden dari Kecamatan

67
Jati lebih menyukai produk Mi samyang. Alasanya adalah responden
dari Kecamatan Jati kebanyakaan adalah Pekerja Kantor dan
Mahasiswa, itu sebabnya mereka lebih mengetahui trend-trend yang
lagi popular saat ini.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Kapan Pertama Kali


Mengetahui Informasi Produk

Berdasarkan hasil survei melalui kuesioner, didapatkan data


tentang kapan pertama kali mengetahui informasi produk. Gambaran
umum tersebut antara lain:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kapan


Pertama Kali Mengetahui Informasi Produk
No. Kapan Jumlah Responden Presentase (%)
1 SMP 22 22%
2 SMA 32 32%
3 Universitas 34 34%
4 Lainnya 12 12%
Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Menurut keterangan pada tabel 4.4, disimpulkan bahwa responden


yang medominasi pertama kali mengetahui informasi produk adalaha
sejak Universitas. Hal ini menunjukkan bahwa Mahasiswa dinilai
mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan trend terbaru.
Pengaruh dari Mahasiswa juga memudahkan generasi Z di Kabupaten
Kudus untuk membeli dan mengkonsumsi produk Mi Samyang.
Sehinga responden berdasarkan kapan pertama kali mengetahui
informasi produk yaitu Universitas cocok untuk mengisi
angket/kuesioner tersebut.

68
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Dari Mana Pertama Kali
Mengetahui Produk

Data terkait pertama kali mengetahui produk merupakan salah satu


hal yang menjadi pertimbangan untuk mengetahui responden dengan
pertama kali mengetahui produk yang paling dominan. Gambaran
umum tersebut antara lain:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dari Mana


Pertama Kali Mengetahui Produk
No. Kapan Jumlah Responden Presentase (%)
1 Teman 38 38%
2 Keluarga 8 8%
3 Media Sosial 39 39%
4 Internet 11 11%
5 Televisi 0 0%
6 Lainnya 4 4%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Menurut keterangan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden


dalam penelitian ini didominasi generasi Z yang mengetahui produk
pertama kali dari media social sedangkan yang paling sedikit adalah
dari televisi. Hal ini diketahui bahwa media social merupakan media
dengan penyebaran tercepat yang tidak ada batasnya. Sehingga banyak
sekali informasi yang kita jumpai di media social mengenai Produk Mi
Samyang.

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengkonsumsi


Produk

Data terkait lama mengkomsumsi produk merupakan salah satu hal


yang menjadi pertimbangan untuk mengetahui responden dengan

69
pertama kali mengetahui produk yang paling dominan. Gambaran
umum menurut lama mengkomsumi produk dapat diketahui:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama
Mengkonsumsi Produk
No. Lama Mengkonsumsi Jumlah Responden Presentase (%)
1 1-2 tahun 56 56%
2 2-3 tahun 16 16%
3 3-4 tahun 16 16%
4 4-5 tahun 9 9%
5 >5 tahun 3 3%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.
Menurut keterangan pada tabel 4.6, bahwa responden dalam
penelitian ini didominasi generasi muslim yang sudah mengkonsumsi
produk Mi Samyang selama 1-2 tahun. Diketahui bahwa trend Korean
Wave memang sudah lama terjadi namun trend Samyang noodles
challenge baru-baru ini yang membuat masyarakat generasi Z
Kabupaten Kudus berbondong-bondong untuk membeli dan
mengkonsumsi Samyang dengan aneka rasa pedas yang menggila.
g. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan hasil survei melalui kuesioner, didapatkan data


tentang jenis pekerjaan. Gambaran umum menurut jenis pekerjaan
dapat diketahui:

70
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
No. Kapan Jumlah Responden Presentase (%)
1 Pelajar 19 19%
2 Mahasiswa 44 44%
3 Wiraswasta 10 10%
4 PNS 8 8%
5 Ibu Rumah Tangga 6 6%
6 Karyawan Swasta 13 13%
7 Lainnya - 0%
Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Menurut keterangan pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa responden


dalam penelitian ini didominasi generasi Z dengan jenis pekerjaan
sebagai mahasiswa. Diketahui bahwa Mahasiswa dinilai mempunyai
banyak pengalaman dan pengetahuan trend terbaru. Pengaruh dari
Mahasiswa juga memudahkan generasi Z di Kabupaten Kudus untuk
membeli dan mengkonsumsi produk Mi Samyang. Sehinga responden
berdasarkan pekerjaan yaitu Mahasiswa cocok untuk mengisi
angket/kuesioner tersebut.

4. Deskripsi Data Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana


pengaruh variabel independen dengan variabel dependen, dengan sampel
sebanyak 100 responden. Hasil tanggapan responden mengenai variabel
X1, X2, X3, X4 dan Y yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Variabel Labelisasi Halal (X1)


Tanggapan responden terkait Labelisasi Halal dapat dilihat pada
tabel berikut:

71
Tabel 4.8 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Labelisasi
Halal (X1)
No Item Alternatif Jawaban Mean
STS TS N S SS
1. Adanya label halal membuat saya yakin 0 0 4 73 23 4.19
bahwa pembuatan makanan tersebut halal.
2. Saya akan membeli mi samyang karena 0 1 7 68 24 4.15
terdapat label halal dari MUI
3. Adanya label halal yang tertera dalam 1 1 14 62 22 4.03
kemasan mempengaruhi saya untuk
membelinya.
4. Produk berlogo halal telah melalui 0 1 14 61 24 4.08
serangkaian proses uji halal yang ketat
oleh MUI
5. Saya selalu memperhatikan label halal 0 1 11 61 27 4.14
pada kemasan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan deskripsi tanggapan


responden dan nilai rata-rata tentang variabel labelisasi halal (X1).
Hasil pengolahan data memiliki hasil rata-rata sebesar 4.03 hingga 4.19
dari alternatif jawaban yang tersedia yakni 1 sampai 5. Adapun item
pertanyaan “Adanya label halal membuat saya yakin bahwa pembuatan
makanan tersebut halal” mendapatkan jawaban rata-rata paling tinggi
yaitu 4.19. hal ini bisa dikarenakan mayarakan Kabupaten yang
mayoritas adalah muslim, membuat asumsi bahwa adanya label halal
sudah pasti makanan dan minuman yang akan dikomsumsi halal, dan
hal tersebut yang membuat para responden mempertimbangan untuk
membeli suatu produk terutama produk yang berasal dari luar negeri.
Sedangkan item pertanyaan “Adanya label halal yang tertera dalam
kemasan produk mi samyang, mempengaruhi saya untuk membelinya”
mendapatkan nilai rata-rata terendah sebesar 4.03. hal ini dikarenakan
tidak hanya label halal saja yang menjadi pertimbangan konsumen
untuk membeli produk tersebut, masih ada faktor lain seperti harga dan
promosi.

72
b. Variabel Halal Awareness (X2)
Tanggapan responden tentang Halal Awareness dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 4.9 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Halal


Awareness (X2)
No Item Alternatif Jawaban Mean
STS TS N S SS
1. Label halal adalah hal yang saya 0 1 12 33 54 4.40
perhatikan Sebelum membeli produk mi
Samyang.
2. Mengkonsumsi makanan halal adalah hal 1 1 10 40 48 4.33
yang penting bagi saya karena kewajiban
agama.
3. Saya hanya akan membeli produk mi 0 0 19 38 43 4.24
Samyang jika saya yakin produk tersebut
halal.
4. Saya menyadari dan mengetahui bahwa 1 5 21 35 38 4.04
produk mi Samyang halal.

5. Saya sadar dan paham apa itu halal 1 1 22 32 44 4.17

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan deskripsi tanggapan


responden dan nilai rata-rata tentang variabel halal awareness (X2).
Hasil pengolahan data memiliki hasil rata-rata sebesar 4.04 hingga 4.40
dari alternatif jawaban yang tersedia yakni 1 sampai 5. Adapun item
pertanyaan “Label halal adalah hal yang saya perhatikan sebelum
membeli produk mi samyang” mendapatkan jawaban rata-rata paling
tinggi yaitu 4.40. hal ini bisa dikarena bahwa Mi Samyang adalah
produk dari Korea Selatan yang mayoritas pendudunya beragama non
muslim sehingga produk yang berasal dari sana masih diragukan
kehalalanya, hsl tersebut yang menjadikan responden generasi Z
kabupaten Kudus memperhatikan label halal yang ada dalam kemasan
produk. Sedangkan item pertanyaan “Saya menyadari dan mengetahui
bahwa produk mi samyang halal” mendapatkan nilai rata-rata terendah

73
sebesar 4.04. hal ini dikarenakan tidak semua produk dari Mi Samyang
halal. Hanya ada beberapa varian rasa yang mempunyai label halal. Hal
tersebut yang membuat sebagian responden belum mengetahui bahwa
Samyang adalah produk halal.

c. Variabel Harga (X3)

Tanggapan responden tentang Harga dapat dilihat pada tabel


berikut:
Tabel 4.10 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Harga
(X3)
No Item Alternatif Jawaban Mean

STS TS N S SS

1. Harga mi Samyang sesuai dengan kualitas 1 1 24 36 38 4.09


rasanya.

2. Harga mi Samyang terjangkau dengan 1 1 3 20 75 4.67


pendapatan saya.

3. Harga setiap rasa bervariasi. 1 0 2 18 79 4.74


4. Harga mi Samyang lebih terjangkau 0 0 4 19 77 4.73
dibandingkan dengan mi instan lainnya.

5. Mi Samyang memiliki harga yang dapat 1 1 21 25 52 4.26


dijangkau oleh Konsumen.

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan deskripsi tanggapan


responden dan nilai rata-rata tentang variabel harga (X3). Hasil
pengolahan data memiliki hasil rata-rata sebesar 4.09 hingga 4.74 dari
alternatif jawaban yang tersedia yakni 1 sampai 5. Adapun item
pertanyaan “Harga setiap rasa bervariasi” mendapatkan jawaban rata-rata
paling tinggi yaitu 4.74. hal ini dikarenakan harga Mi Samyang setiap
varian rasa berbeda, semakin pedas maka semakin mahal, Sedangkan item
pertanyaan “harga mi samyang terjangkau dengan kualitas rasanya”
mendapatkan nilai rata-rata terendah sebesar 4.09. hal ini dikarenakan
harga Mi Samyang lebih mahal dibandingkan dengan Mi instan biasanya.

74
Sehingga responden sedikit yang berasumsi harga Mi Samyang lebih
terjangkau dibandingkan dengan mi instan lainnya.

d. Variabel Promosi (X4)

Tanggapan responden tentang promosi dapat dilihat pada tabel


berikut:
Tabel 4.11 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Promosi
(X4)
No Item Alternatif Jawaban Mean
STS TS N S SS
1. Adanya iklan produk mie Samyang di 1 3 11 26 59 4.39
televise/internet membuat saya
mengetahui produk dari Samyang.

2. Saya biasanya lebih menyukai prduk yang 1 0 10 26 63 4.50


memiliki potongan harga.

3. Samyang selalu mengadakan promosi 0 5 22 38 35 4.03


pada hari-hari tertentu.

4. Promosi yang diadakan membuat 1 3 15 26 55 4.31


konsumen memutuskan membeli produk
mi Samyang.

5. Artikel berita mengenai promosi produk 2 2 10 27 59 4.39


yang dijual tidak dibuat-buat atau sesuai
dengan kenyataannya.

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan deskripsi tanggapan


responden dan nilai rata-rata tentang variabel promosi (X4). Hasil
pengolahan data memiliki hasil rata-rata sebesar 4.03 hingga 4.50 dari
alternatif jawaban yang tersedia yakni 1 sampai 5. Adapun item
pertanyaan “Saya biasanya lebih menyukai produk yang memiliki
potongan harga” mendapatkan jawaban rata-rata paling tinggi yaitu 4.50.
hal ini dikarenakan untuk menghemat biya. Responden biasannya memilih
produk yang memiliki potongan harga, apaalagi jika potongan yang
ditawarkaan sangat besar, itu sebabnya banyakyang menyukai produk
dengan potongan tinggi karena bisa meminimalisir pengeluaran.

75
Sedangkan item pertanyaan “Samyang selalu mengadakan promosi pada
hari-hari tertentu” mendapatkan nilai rata-rata terendah sebesar 4.03. hal
ini karena produk Samyang lebih banyak mengadakan promosi lewat
media sosial sehingga sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa produk
mi Samyang sedang mengadakaan promosi.

e. Variabel Keputusan Pembelian (Y)


Tanggapan responden tentang keputusan pembelian dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan


Pembelian (Y)
No Item Alternatif Jawaban Mean
STS TS N S SS
1. Saya meyakini dengan produk yang akan 1 1 9 21 68 4.54
saya beli.
2. Saya meyakini dengan produk yang akan 1 0 5 20 74 4.66
saya beli.
3. Meskipun bukan kebutuhan pokok, tetapi 0 3 24 31 42 4.12
saya akan membeli mi Samyang.
4. Sebelum saya membeli mi Samyang saya 1 1 10 18 70 4.55
sudah mencari infomasi mengenai produk
tersebut.
5. Saya akan memberikan infromasi kepada 1 2 8 21 68 4.53
teman/keluarga/saudara untuk membeli
produk mi Samyang.
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan deskripsi tanggapan
responden dan nilai rata-rata tentang variabel keputusan pembelian (Y).
Hasil pengolahan data memiliki hasil rata-rata sebesar 4.12 hingga 4.66
dari alternatif jawaban yang tersedia yakni 1 sampai 5. Adapun item
pertanyaan “Saya merasakan kecocokan dengan produk yang saya beli”
mendapatkan jawaban rata-rata paling tinggi yaitu 4.66. hal ini
dikarenakan responden sadar akan produk yang akan dibeli. Hal tersebut
yang membuat konsumen mempertimbangkan dan memutuskan untuk

76
membeli produk yang diinginkan. Sedangkan item pertanyaan “Meskipun
bukan kebutuhan pokok tetapi saya akan membeli mi samyang”
mendapatkan nilai rata-rata terendah sebesar 4.12. hal ini karena Mi
Samyang adalah makanan instan yang tidak semua orang menyukai rasa
pedasnya. Selain itu Mi Samyang juga bukan makanan ringan yang bisa
dimakan untuk cemilan. Maka dari itu sedikit responden yang memilih
angket/kuesioner dengan pertanyaan meskipun bukan kebutuhan pokok,
tetapi saya saya akan membeli Mi Samyang.

B. Hasil Uji Instrumen


Uji instrument penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji
reabilitas dengan bantuan program statistik SPSS for Windows 23.0. Hasil
pengujian dan diuraikan sebagaimana berikut:
1) Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam
kuesioner atau skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat
dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dikatakan valid apabila rhitung lebih
besar daripada rtabel. Nilai rhitung didapat dari hasil output SPSS. Sedangkan
rtabel didapat dengan rumus df (degree of freedom) = n – 2 (n = jumlah
sampel). Berdasarkan rumus tersebut didapat df = 100 – 2 = 98 dengan
tingkat signifikansi 0,05 maka diperoleh rtabel sebesar 0,1966. Adapun hasil
uji validitas adalah sebagai berikut:

77
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item rhitung rtabel Keterangan


Labelisasi X1.1 0,733 0,1966 Valid
Halal
(X1) X1.2 0,666 0,1966 Valid
X1.3 0,756 0,1966 Valid
X1.4 0,771 0,1966 Valid
X1.5 0,707 0,1966 Valid
Halal X2.1 0,618 0,1966 Valid
Awareness
(X2) X2.2 0,713 0,1966 Valid
X2.3 0,800 0,1966 Valid
X2.4 0,812 0,1966 Valid
X2.5 0,812 0,1966 Valid
Harga X3.1 0,706 0,1966 Valid
(X3)
X3.2 0,539 0,1966 Valid
X3.3 0,720 0,1966 Valid
X3.4 0,756 0,1966 Valid
X3.5 0,836 0,1966 Valid
Promosi X4.1 0,871 0,1966 Valid
(X4)
X4.2 0,820 0,1966 Valid
X4.3 0,703 0,1966 Valid
X4.4 0,910 0,1966 Valid
X4.5 0,769 0,1966 Valid
Keputusan Y1 0,902 0,1966 Valid
Pembelian
(Y) Y2 0,802 0,1966 Valid
Y3 0,675 0,1966 Valid
Y4 0,918 0,1966 Valid
Y5 0,716 0,1966 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

78
Berdasarkan tabel 4.13, diketahui bahwa semua item hasil uji
validitas menghasilkan nilai rhitung > rtabel (0,1966), sehingga
disimpulkan bahwa semua item pernyataan pada X1, X2, X3, X4, dan
Y adalah valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang


merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu item dalam
kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Adapun
hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Cronbach’s Keterangan
Alpha
1 Labelisasi Halal (X1) 0,786 Reliabel
2 Halal Awareness (X2) 0,809 Reliabel
3 Harga (X3) 0,743 Reliabel
4 Promosi (X4) 0,872 Reliabel
4 Keputusan Pembelian (Y) 0,856 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.
Berdasarkan tabel 4.14, diketahui bahwa semua item hasil uji
reliabilitas menghasilkan nilai Cronbach Alpha > 0,60, sehingga
disimpulkan bahwa semua item pernyataan pada X1, X2, X3, X4, dan Y
adalah reliabel.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik


1) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dikatakan
tidak terjadi multikolinearitas jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.
Adapun hasil uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:

79
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

TOTAL_X1 .971 1.030

TOTAL_X2 .745 1.343

TOTAL_X3 .685 1.461

TOTAL_X4 .855 1.170

a. Dependent Variable: TOTAL_Y

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 4.15, diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas


pada semua variabel independen memiliki nilai tolerance yang lebih besar
dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.

2) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi


terdapat korelasi atau tidak antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan periode t-1. Model regresi yang baik apabila tidak terjadi
autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak
dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test), yang mana dapat
dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika dU < dw < 4-dU. Adapun hasil uji
autokorelasi adalah sebagai berikut:

80
Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi

Koefisien Nilai

Durbin-Watson 2.035

dL 1.592

dU 1.758

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 4.16, diketahui bahwa nilai Durbin-Watson sebesar


2.035. Dari tabel d-statistik Durbin Watson dengan jumlah sampel (n)
sebanyak 100 dan jumlah variabel bebas (k) sebanyak 3 dengan tingkat
signifikansi α = 5% maka didapatkan nilai dL sebesar 1.592 dan nilai dU
sebesar 1.758. Hasil pengujian autokorelasi yaitu dU < dw < 4-dU (1.758
< 2.035 < 2.242) sehingga disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi
autokorelasi positif maupun negatif.

3) Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi memiliki ketidaksamaan varians dari residual dari satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan
penyebaran variabel bebas yang mana dapat dikatakan model regresi yang
baik apabila penyebarannya secara acak atau dengan nama lain tidak
terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati grafik
scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah
sumbu Y. adapun hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

81
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan grafik scatterplots diatas, terlihat bahwa titik-titik


menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0
pada sumbu Y (keputusan pembelian). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini, sehingga model
regresi ini layak di pakai.
4) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, nilai


residualnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah jika nilai residual yang dihasilkan berdistribusi normal. Adapun
hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

82
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas (Normal Probability Plot)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of regression standardized


residual diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal. Selain menggunakan metode grafik Normal
Probability Plot, peneliti juga menggunakan metode histogram untuk
menguji normalitas, sebagaimana berikut:

83
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas (Grafik Histogram)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan grafik histogram diatas, terlihat pola distribusi pada


kurva histogram yang membentuk lonceng sempurna, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

D. Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa


besar pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil
uji analisis linier berganda adalah sebagai berikut:

84
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Model B Std. Error

1 (Constant) 3.647 2.441

TOTAL_X1 .174 .082

TOTAL_X2 .274 .071

TOTAL_X3 .256 .090

TOTAL_X4 .505 .058

a. Dependent Variable: TOTAL_Y


Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan hasil data diatas, maka persamaan regresi dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 3.647 + 0.174X1 + 0.274X2 + 0.256X3 + 0.505X4 + e
Dimana :
a : Konstanta
X1 : Labelisasi Halal
X2 : Halal Awareness
X3 : Harga
X4 : Promosi
Y : Keputusan Pembelian
e : Kesalahan
b1, b2, b3 : Koefesien Regresi Variabel Bebas
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dianalisis beberapa hal, antara
lain:

85
1) Konstanta sebesar 3.647 dapat diartikan bahwa jika variabel labelisasi
halal (X1), halal awareness (X2), harga (X3), dan promosi (X4) bernilai
nol, maka nilai variabel keputusan pembelian (Y) juga meningkat sebesar
3,647.
2) Nilai koefisien regresi variabel labelisasi halal (X1) bertanda positif yang
berarti terjadi hubungan positif antara labelisasi halal dengan keputusan
pembelian, yakni sebesar 0.174. Hal ini berarti setiap kenaikan sikap
sebesar 1 satuan, maka minat beli akan meningkat sebesar 0,174 atau
17,4%. Semakin tinggi labelisasi halal yang ditonjolkan, maka semakin
meningkatkan keputusan pembelian.
3) Nilai koefisien regresi variabel halal awareness (X 2) bertanda positif
yang berarti terjadi hubungan positif antara halal awareness dengan
keputusan pembelian, yakni sebesar 0.274. Hal ini berarti setiap kenaikan
halal awareness sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian akan
meningkat sebesar 0,274 atau 27,4%. Semakin tinggi halal awareness
yang muncul, maka semakin meningkatkan keputusan pembelian.
4) Nilai koefisien regresi variabel harga (X3) bertanda positif yang berarti
terjadi hubungan positif antara harga dengan keputusan pembelian, yakni
sebesar 0.256. Hal ini berarti setiap kenaikan harga sebesar 1 satuan,
maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,256 atau 25,6%.
Semakin tinggi harga, maka semakin meningkatkan keputusan
pembelian.
5) Nilai koefisien regresi variabel promosi (X4) bertanda positif yang berarti
terjadi hubungan positif antara promosi dengan keputusan pembelian,
yakni sebesar 0.505. Hal ini berarti setiap kenaikan promosi sebesar 1
satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,505 atau
50,5%. Semakin tinggi promosi, maka semakin meningkatkan keputusan
pembelian.
2) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji keeratan


hubungan antara labelisasi halal, halal awareness, harga, dan promosi

86
dengan keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol
dan satu. Jika nilai koefisien derteminan (R2) semakin mendekati angka satu
maka keeratan hubungan semakin baik. Adapun hasil uji koefisien
determinasi (R2) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .810a .656 .642 1.88519

a. Predictors: (Constant), TOTAL_X4, TOTAL_X1, TOTAL_X2,


TOTAL_X3

b. Dependent Variable: TOTAL_Y


Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.
Berdasarkan tabel 4.18, diketahui output uji koefisien determinasi
menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,642. Hal ini berarti bahwa
presentase pengaruh labelisasi halal, halal awareness, harga dan promosi
terhadap keputusan pembelian sebesar 64,2%. Sedangkan sisanya (100% -
64,2% = 35,8%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

3) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji signifikansi simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui apakah
semua variabel independen terdapat pengaruh yang sama terhadap variabel
dependen dengan cara membandingkan Ftabel dengan Fhitung. Dikatakan
berpengaruh positif dan signifikan jika nilai Fhitung > Ftabel. Tabel distribusi F
dapat dicari dengan cara df1 = k-1 dan df2 = n-k, yang mana df 1 = 5-1 = 4
dan df2 = 100 – 5 = 95 dengan signifikansi 0.05 adalah 2,47. Adapun hasil
uji F adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

87
ANOVAb

Model Sum of Squares F Sig.

1 Regression 45.328 .000a

Residual

Total

a. Predictors: (Constant), TOTAL_X4, TOTAL_X1, TOTAL_X2,


TOTAL_X3

b. Dependent Variable: TOTAL_Y


Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan tabel 4.19, diketahui hasil uji F mendapatkan nilai Fhitung


sebesar 45,328 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai Fhitung (45,328) > Ftabel (2,47) sehingga diputuskan hipotesis
diterima, yang berarti labelisasi halal, halal awareness, harga, dan promosi
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.

4) Uji Statistik Parsial (Uji t)


Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat dengan cara membandingkan ttabel dengan thitung. Dikatakan
berpengaruh secara signifikan jika nilai thitung > ttabel. Tabel distribusi t dicari
derajat pada derajat kebebasan (df) = n-k-1, dimana (n) berarti jumlah
sampel dan (k) berarti jumlah variabel bebas. Sehingga t tabel diperoleh (df) =
100-5 = 95 dengan signifikan 5% adalah 1.985. Adapun hasil uji t adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik Parsial (Uji t)

88
Coefficientsa

Model T Sig.

1 (Constant) 1.494 .039

TOTAL_X1 2.128 .036

TOTAL_X2 3.857 .000

TOTAL_X3 2.853 .005

TOTAL_X4 8.676 .000

a. Dependent Variable: TOTAL_Y


Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.20, dapat dianalisis beberapa hal,
antara lain:

a. Pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian mi


Samyang
Berdasarkan hasil uji t diatas, diketahui nilai thitung variabel labelisasi
halal sebesar 2,128 yang mana lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,985
dengan signifikansi 0,036 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian mi Samyang. Diterima.
b. Pengaruh halal awareness terhadap keputusan pembelian mi
Samyang
Berdasarkan hasil uji t diatas, diketahui nilai thitung variabel halal
awareness sebesar 3,857 yang mana lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,985
dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel halal awareness berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian mi Samyang. Diterima.

89
c. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian mi Samyang
Berdasarkan hasil uji t diatas, diketahui nilai thitung variabel halal
awareness sebesar 2,853 yang mana lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,985
dengan signifikansi 0,005 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel halal awareness berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian mi Samyang. Diterima.
d. Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian mi Samyang
Berdasarkan hasil uji t diatas, diketahui nilai thitung variabel halal
awareness sebesar 8,676 yang mana lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,985
dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel halal awareness berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian mi Samyang. Diterima.
A.
B.
C.
D.
E. Pembahsa Hasil Penelitian
Hasil pengolahan data penelitian beserta analisis tentang keputusan
pembelian Mi Samyang di tinjau dari Labelisasi halal, halal awareness, harga
dan promosi, pada konsumen Mi Samyang generasi Z di Kabupaten Kudus,
didapatkan bahwa keempat variabel indipenden secara persial berpengaruh
dan segnifikan terhadap keputusan pembelian. Adapun pembahsan dari hasil
data, sebagai berikut:
a. Pengujian Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Mi Samyang
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap hipotesis pertama
variabel labelisasi halal (X1) menunjukan pengaruh terhadap keputusan
pembelian Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus adalah
sebesar 0,174 atau 17,4%. Hal ini berati setiap peningkatan label halal
atau satuan akan diikuti dengan peningkatan label halal satu satuan
keputusan pembelian sebesar 17,4%. Selain itu juga dibuktikan dengan

90
hasil uji hipotesis dalam bentuk persial yang memperoleh nilai t hitung > ttabel
yakni 2,128 > 1,985dan nilai segnifikansi sebesar 0.036 lebih kecil 0,050,
sehingga hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis pertama yang
memprediksi bahwa Labelisasi Halal (X1) berpengaruh positif dan
segnifikan terhadap keputusan pembelian (Y) Mi Samyang pada generasi
Z di Kabupaten Kudus diterima.
Melihat hipotesis pertama diterima, menunjukan bahwa Labelisasi
Halal ialah elemen penting terhadap keputusan pembelian. Label halal
merupakan pernyataan tertulis Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
menyatakan kehalalan suatu produk pangan sesuai syariat islam,
labelisasi tujuan dari labelisasi halal ini memberikan kepastian hukum
bagi yang mengkonsumsinya.115
Produk Mi Samyang yang beredar di Indonesia, memunculkan
keraguan masyarakat Indonesia tentang halal dan tidaknya produk
tesebut. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan
mayoritas beragama islam. Maka dari itu perlu upaya perlindungan
konsumen akan kehalalan produk. Supaya konsumen yakin bahwa
produk yang dibelinya itu halal, maka dibutuhkan sertifikasi serta label
halal.
Fungsi label yang terdapat pada kemasan sebagai media untuk
menyampaikan informasi produk meliputi berat produk, kandungan serta
manfaat produk. Sertifikasi dan labelisasi produk halal adalah bentuk
perspektif maslahat yang memberikan perlindungan, jaminan serta
informasi tentang kehalalan produk yang dikonsumsi dan digunakan
masyarakat. Produk-produk olahan tersebut bagi umat Islam jelas bukan
merupakan persoalan sepele, namun merupakan persoalan besar dan
serius. Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallu’anhuma, ia berkata bahwa
ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

115
Hernama dan Lies Handrijaningsih, “Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa”, UG JURNAL
15, no.2, (2021):53.

91
‫ات الَ َي ْعلَ ُم ُه َّن‬ ٌ ‫ِإ َّن احْلَالَ َل َبنِّي ٌ َوِإ َّن احْلََر َام َبنِّي ٌ َو َبْيَن ُه َما ُم ْشتَبِ َه‬
‫استَْبرَأ لِ ِدينِ ِه و ِعر ِض ِه ومن وقَع ىِف‬ ِ ِ ‫َكثِريٌ ِم َن الن‬
َ َ ْ ََ ْ َ َ ْ ‫َّاس فَ َم ِن َّات َقى الشُُّب َهات‬
‫ك َأ ْن َيْرتَ َع‬ ِ ‫اعى يرعى حو َل احْلِمى ي‬ ِ َّ ‫ات وقَع ىِف احْل ر ِام َك‬ ِ
ُ ‫وش‬ ُ َ َْ َ ْ َ ‫الر‬ ََ َ َ ‫الشُُّب َه‬
ِ ‫مِح‬ ‫ِ ِ ٍ مِح‬ ِِ
ُ‫فيه َأالَ َوِإ َّن ل ُك ِّل َملك ًى َأالَ َوِإ َّن َى اللَّه حَمَا ِر ُمه‬
Artinya: “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas.
Di antaranya terdapat perkara syubhat (samar-samar) yang
tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang
menghindari syubhat berati dia telah menyelamatkan agama
dan kehormatanya. Dan siapa yang terjerumus ke dalam
syubhat, ia terjerumus ke dalam yang haram”

Label halal merupakan persoalan pokok yang berasal dari prinsip


agama Islam dan prosedur yang membuktikan bahwa suatu produk
harus bagus, aman, dan pantas untuk dikonsumsi umat muslim.
Label dan sertifikasi halal menjamin keamanan suatu produk supaya
bisa dikonsumsi umat muslim. Wajar jika umat Islam sangat
berkepentingan untuk mendapat ketegasan tentang status hukum
produk-produk tersebut, sehingga apa yang akan mereka konsumsi
tidak menimbulkan keresahan dan keraguan.116
Label halal dan Sertifikasi halal merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam memengaruhi intensi perilaku konsumen di masa
depan. Di Indonesia sertifikasi Halal dikeluarkan resmi oleh MUI yang
mengindikasikan bahwa produk telah lolos tes uji Halal. Produk yang
memiliki label halal atau sertifiksi Halal merupakan produk yang telah
teruji dalam kehalalan dan bisa dikonsumsi umat muslim. Kualitas pada
suatu produk menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen.
Sertifikasi Halal adalah bukti nyata bahwa produk bersertifikasi Halal
sudah melewati serangkaian tahapan yang terjamin kualitasnya.
Kesadaran untuk mengkonsumsi produk halal serta meningkatnya
permintaan produk halal di Indonesia menjadi potensi pasar yang besar

116
Rumaysho.com, “Meninggalkan Perkara Syubhat”Rumaysho.com, 8 Desember 2020,
diakses pada 4 April 2022, https://rumaysho.com/3022-meninggalkan-perkara-syubhat.html.

92
bagi produsen untuk memproduksi produk halal. Sertifikasi halal juga
dapat digunakan sebagai strategi pemasaran kepada pelanggan.
Labelisasi halal dan Sertifikasi halal sebagai trademark dapat menarik
pasar pariwisata karena dapat meyakinkan konsumen bahwa produk
tersebut halal sehingga berdampak pada permintaan konsumen yang
menginginkan produk makanan yang memiliki logo halal.117
Generasi Z di Kabupaten Kudus cenderung memiliki keyakinan dalam
mengendalikan diri untuk membeli produk Mi Samyang yang berlabel
halal. Disimpulkan bahwa meningkatnya perilaku minat beli bermula dari
keyakinan dan factor pendukung yang berdampak pada keputusan
pembelian. Semakin banyak factor pendukung untuk membeli Mi
Samyang yang berlabel halal, maka minat untuk membeli produk
tersebut semakin tinggi.
Hasil penelitian ini memperkuat beberapa penelitian sebelumnya,
diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Lupi Ayu Lestari dkk.,
ditahun 2021 dengan judul “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label
Halal, Terhadap Keputusan Membeli Frozen Food Di Kota Benkulu,”
bahwa labelisasi halal berpengaruh segnifikan terhadap keputusan
membeli. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai signifikasi
sebesar 0,000 < 0,05dan nilai thitung 4,757 > ttabel 1,65847. Sehingga
labelisasi halal berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan
membeli Fozen Food di Kota Bengkulu.118
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Muhammad Munir dkk., pada tahun 2019 dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness) Dan
Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura,”
Bahwa variabel label halal terhadap keputusan pembelian diperoleh niai
thitung > ttabel (4,734 > 2,0129) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga
117
Diah Ayu Legowati dan Farah Nisa Ul Albab, “Pengaruh Attitude, Sertifikasi Halal,
Promosi dan Brandterhadap Purchase Intention di Restoran Bersertifikasi Halal” Journal of
Islamic Economics, Finance, and Banking 2, no.1 (2019):40.
118
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu”: 31.

93
label halal secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian produk jamu madura.119
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Anggalia, Tantri, dan Yanu pada tahun 2020 dengan judul
“Measurement Social Media Marketing dan Sertifikasi Halal Terhadap
Minat Beli Produk Makanan Pada Aplikasi Belanja Online Shopee”
bahwa Sertifikasi halal berpengaruh signifikan terhadap minat beli
produk makanan pada aplikasi belanja online Shopee dengan mengolah
data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden
untuk mengetahui hasil pengujian hipotesisnya.120
b. Pengujian Pengaruh Halal Awareness Terhadap Keputusan
Pembelian Mi Samyang
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap hipotesis kedua variabel
Halal Awareness (X2) menunjukan pengaruh terhadap keputusan
pembelian Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus adalah
sebesar 0,274 atau 27,4%. Hal ini berati setiap peningkatan Halal
Awareness atau satuan akan diikuti dengan peningkatan Halal
Awareness satu satuan keputusan pembelian sebesar 27,4%. Selain itu
juga dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dalam bentuk persial yang
memperoleh nilai thitung > ttabel yakni 3,857 > 1,985 dan nilai segnifikansi
sebesar 0.000 lebih kecil 0,050, sehingga hasil tersebut membuktikan
bahwa hipotesis kedua yang memprediksi bahwa Halal Awareness (X2)
berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan pembelian (Y) Mi
Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus diterima.
Melihat hipotesis kedua diterima, menunjukan bahwa Halal
Awareness ialah elemen penting terhadap keputusan pembelian. Halal
Awareness diketahui berdasarkan mengerti atau tidaknya seorang Muslim
mengenai apa itu halal dan haram, mengetahui proses penyembelihan

119
Muhammad Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal
Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura”:108.
120
Anggalia Wibasuri dkk., “Measurement Social Media Marketing dan Sertifikasi Halal
Terhadap Minat Beli Produk Makanan Pada Aplikasi Belanja Online Shopee”:77.

94
yang benar, serta memprioritaskan makanan halal untuk dikonsumsi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Halal Awareness adalah
suatu pengetahuan muslim tentang konsep halal, proses halal,serta
menganggap bahwa mengkonsumsi makanan halal adalah hal yang
penting bagi dirinya.
Muslim yang memiliki tingkat kesadaran ekstrinsik halal cenderung
untuk menghormati serta menjamin apa yang mereka konsumsi benar-
benar halal dengan melihat adanya label halal pada kemasan produk.
Mereka memiliki keyakinan yang kuat bahwa makanan halal memiliki
kebaikan atau keberkahan untuk dikonsumsi dalam Islam. Akan tetapi,
berbeda dengan umat Islam yang memiliki kesadaran intrinsik yang
tinggi, mereka menghabiskan waktu untuk memahami konsep halal.
Ketika umat Islam mengkonsumsi, mereka tidak hanya melihat (logo
halal, komposisi) secara visual hal ini dikarenakan kekhawatiran mereka
terhadap produk yang menampilkan label halal tanpa proses sertifikasi
dari lembaga terpercaya seperti Majelis Ulama Indonesia.121
kesadaran manusia memungkinkan untuk percaya kepada apa yang
mereka yakini serta memposisikan diri sesuai dengan apa benar dan
salah. Dalam konteks yang lebih luas, istilah halal merujuk kepada segala
sesuatu yang diizinkan atau diperbolehkan menurut hukum Islam
meliputi aktivitas, tingkah laku, cara berpakaian, cara mendapatkan
rezeki dan sebagainya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam QS. Al-
Ma’idah ayat 87, sebagai berikut:

‫ت َمٓا اَ َح َّل ال ٰلّهُ لَ ُك ْم َواَل َت ْعتَ ُد ْوا ۗاِ َّن‬


ِ ‫ٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمُنوا اَل حُت ِّرموا طَيِّٰب‬
ُْ َ ْ َ َ ْ َ
‫ب الْ ُم ْعتَ ِديْ َن‬
ُّ ِ‫ال ٰلّهَ اَل حُي‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah
kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
121
Nurul Fadillah dkk., “Pengaruh Kesadaran Halal, Kualitas Pelayananan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen Padan Martabak Buffet AhmadSalim Medan,” Aghniya Jurnal
Ekonomi Islam 3, no.2 (2021):208.

95
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.”122

Ayat tersebut merupakan perintah untuk umat islam terlebih generasi


Z agar selalu mengkomsumsi makanan dan minuman yang dihalalkan
serta tidak melampaui batas.Pengetahuan dalam konteks halal dijelaskan
sebagai suatu proses untuk menginformasikan kepada umat Muslim
supaya meningkatkan kesadaran dalam Islam tentang apa yang
diperbolehkan dalam makanan serta minuman yang akan dikonsumsi
dalam kehidupan sehari-hari. Sumber utama kesadaran halal yaitu seperti
alasan kesehatan, peran sertifikasi halal (logo/label) dan paparan.123
Generasi Z di Kabupaten Kudus mempunyai tingkat kesadaran untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman halal,hal ini sebagai dasar
pertimbangan untuk mengambil keputusan pembelian produk Mi
Samyang yang berlabel halal. Meskipun produk Mi Samyang sedang
viral,akan tetapi generasi Z di Kabupaten Kudus mereka tetap
memperhatikan kehalaln produk yang akan dibeli. Dapat disimpulkan
bahwa semakin besarnya dorongan factor eksternal, maka akan lebih
besar mempengaruhi keputusan pembelian produk Mi Samyang.
Hasil penelitia ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya,
diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Distya Riski Hapsari
dkk., pada tahun 2019 dengan judul “Pengaruh Logo Halal dan
Kesadaran Halal terhadap Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-
Bogor” menyatakan bahwa variabel Halal Awareness berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan hasil thitung

3,991 lebih besar dari ttabel yakni 2,371 dan Fhitung 35,539 lebih besar
dari Ftabel 3,09 dengan signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05

122
QS. Al- Maidah ayat 87, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

123
Ellyza Safitri Dan Ridwan Nurdin,” Pengaruh Kesadaran Halal, Harga, Keragaman
Produk Dan Promosi Penjualan Terhadap Perilaku Impulse Buying Produk Kosmetik Di Kalangan
Mahasiswi Universitas Syiah Kuala,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Islam 3, no.1 (2021):7.

96
sehingga varibel Halal Awareness dinyatakan terdapat pengaruh positif
dan segnifikan tehadap keputusan pembelian bakso sapi. 124
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Arif Efendi pada tahun 2020, dengan judul “The Effect of
Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowledge on
Purchase Decisions for Halal Fashion Products” hasil dari penelitian ini
adalah Halal awareness memiliki dampak positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai thitung sebesar
6,407 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau sig t = 0,00 <
0,05 maka hipotesis diterima.125
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Muhammad Munir dkk pada tahun 2019 dengan judul
“pengaruh pengetahuan halal, kesadaran halal (halal awareness), dan
label halal terhadap keputusan pembelian produk jamu Madura,” bahwa
terdapat pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian produk
jamu madura. Hal ini dibuktikan dengan hasil variabel Halal Awareness
terhadap keputusan pembelian diperoleh niai thitung < ttabel (0,148 <
2,0129). Sehingga dinyatakan terdapat pengaruh positif Halal Awareness
terhadap keputusan pembelian produk jamu Madura.126
c. Pengujian Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Mi
Samyang
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap hipotesis ketiga variabel
Harga (X3) menunjukan pengaruh terhadap keputusan pembelian Mi
Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus adalah sebesar 0,256 atau
25,6%. Hal ini berati setiap peningkatan Harga atau satuan akan diikuti
dengan peningkatan Harga satu satuan keputusan pembelian sebesar
25,6%. Selain itu juga dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dalam
124
Distya Riski Hapsari dkk., “Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal terhadap
Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor,”:201.
125
Arif effendi, “The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product
Knowledge on Purchase Decisions for Halal Fashion Products”:152.
126
M. Munir dkk., “Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran Halal (Halal Awareness) dan
Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Jamu Madura,:107.

97
bentuk persial yang memperoleh nilai thitung > ttabel yakni 2,853 > 1,985 dan
nilai segnifikansi sebesar 0.005 lebih kecil 0,050, sehingga hasil tersebut
membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang memprediksi bahwa Harga
(X3) berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan pembelian
(Y) Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus diterima.
Melihat hipotesis ketiga diterima, menunjukan bahwa Harga ialah
atribut produk atau jasa yang paling sering di gunakan oleh sebagian
besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagian besar
konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, harga adalah
factor utama yang dipertimbangkan dalam pemilihan produk ataupun
jasa. Kenaikan harga Sembilan bahan pokok atau produk-produk
konsumen sering kali menimbulkan gejolak social, bahkan demonstrasi
konsumen untuk memperjuangkan hak-haknya.127
Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian penting karena dengan
tingkat harga yang ditetapkan perusahaan dapat dijadikan tolak ukur
permintaan suatu produk, penetapan harga yang salah bisa menyebabkan
jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang dapat
mengakibatkan penjualan menurun serta pangsa pasarnya berkurang,
perusahaan harus dapat menentukan harga penjualan sesuai dengan
pangsa pasar yang dituju agar penjualan produk dapat meningkat.
Penetapan harga produk atau jasa dilakukan oleh perusahaan ataupun
usaha kecil, Para ulama dari mazhab terkenal yaitu hambali dan syafi’i
menyatakan bahwa pemerintah tidak mempunyai hak dalam menetapkan
harga. Ibnu Al-Maqdisi adalah salah seorang ulama bermazhab Hambali
menulis bahwa imam (pemimpin pemerintah) tidak memiliki wewenang
dalam mengatur harga bagi penduduk. Penduduk boleh menjual barang
mereka dengan harga berapa pun yang mereka mau.128
Islam memberikan kebebasan dalam harga,artinya segala bentuk
konsep harga yang terjadi dalam transaksi jual beli diperbolehkan selama
127
Etta Mamang Sangadji dkk, Perilaku Konsumen:16.
128
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu”:22.

98
tidak ada dalil yang melarangnya, dan selama harga tersebut terjadi atas
dasar keadilan serta suka sama suka antara penjual dan pembeli.
Dalam  Islam, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan
penawaran serta keadilan ekonomi dengan mempertimbangkan
kepentingan para pihak yang terlibat di pasar. Hal ini sebagaimana
termaktub dalam QS. An-Nisa’ ayat 29, sebagai berikut:

‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن‬


ِ ‫ٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمُنوا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ
‫اض ِّمْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْقُتلُ ْٓوا اَْن ُف َس ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن بِ ُك ْم َر ِحْي ًما‬
ٍ ‫جِت َ َار ًة َع ْن َتَر‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu”129

Harga adalah faktor utama yang akan dipertimbangkan oleh konsumen


untuk melakukan pembelian, biasanya para konsumen tertarik pada harga
yang bersaing serta relatif murah yang sejalan dengan kualitas dari
produk yang diinginkan. Dengan kata lain, harga adalah faktor penentu
utama yang ada di dalam pikiran konsumen untuk memutuskan membeli
atau tidak sebuah produk.
Generasi Z di Kabupaten Kudus mempunyai ketertarikan pada produk
dengan harga yang relative murah, hal ini sebagai dasar pertimbangan
untuk mengambil keputusan pembelian produk Mi Samyang yang
berlabel halal. Meskipun produk Mi Samyang dijual dengan harga yang
tidak murah, akan tetapi generasi Z di Kabupaten Kudus mereka tetap
dapat menjangkau harga produk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
semakin besarnya dorongan factor eksternal, maka akan lebih besar
mempengaruhi keputusan pembelian produk Mi Samyang.
129
QS. An-Nisa’ ayat 29, Al Qur’anul Karim, (Jakarta, Pustaka Al Mubiin,2013)

99
Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya,
diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Asrizal Efendy dkk.,
pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart
di Kota Medan)” hasil pengolahan terlihat bahwa nilai thitung 4,094 (thitung
4,094 > ttabel 1,9844) dan nilai sig 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.130
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hernama dkk., pada tahun 2021, dengan judul “Pengaruh
Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa” Hasil dari penelitian
ini adalah variabel harga berpengaruh positif dan segnifikan terhadap
keputusan pembelian produk mi instan impor di kalangan mahasiswa,
hasil pengolahan terlihat bahwa nilai Hasil pengujian diperoleh t hitung
untuk variabel Labelisasi Halal sebesar 4.017771 untuk variabel Citra
Merek sebesar 5.706595, dan untuk variabel Harga 7.245385, sedangkan
nilai ttabel dengan α = 5% dan nilai ttabel sebesar 1.65964 yang berarti
bahwa nilai thitung > ttabel. Maka hipotesis dalam penelitian ini H0 ditolak
dan Ha diterima. Sehingga, dapat berarti Labelisasi Halal, Citra Merek
dan Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian.131
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah pada tahun 2018
dengan judul “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan,
menghasilkan penemuan bahwa variabel Harga berpengaruh positif dan
signifikan” hasil pengolahan terlihat bahwa nilai signifikansi 0,000. Nilai
Sig t < 5 % (0,00.< 0,05). Dengan demikian pengujian Ho ditolak dan Ha

130
Asrizal Efendy Nasution,”Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di Kota Medan),”:86.
131
Hernama dkk.,” Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Mie Instan Impor Di Kalangan Mahasiswa,”:61.

100
diterima. Hal ini memperlihatkan bahwa Harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian.132
d. Pengujian Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mi
Samyang
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap hipotesis keempat
variabel Promosi (X4) menunjukan pengaruh terhadap keputusan
pembelian Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus adalah
sebesar 0,505 atau 50,5%. Hal ini berati setiap peningkatan Promosi atau
satuan akan diikuti dengan peningkatan Promosi satu satuan keputusan
pembelian sebesar 50,5%. Selain itu juga dibuktikan dengan hasil uji
hipotesis dalam bentuk persial yang memperoleh nilai thitung > ttabel yakni
8,676 > 1,985 dan nilai segnifikansi sebesar 0.000 lebih kecil 0,050,
sehingga hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis keempat yang
memprediksi bahwa Promosi (X4) berpengaruh positif dan segnifikan
terhadap keputusan pembelian (Y) Mi Samyang pada generasi Z di
Kabupaten Kudus diterima.
Melihat hipotesis keempat diterima, menunjukan bahwa Promosi
adalah komunikasi antara penjual dan pembeli atau pihak-pihak lain
dalam saluran untuk memengaruhi sikap dan perilaku. Hal ini dilakukan
untuk mengenalkan produk kepada konsumen, sehingga konsumen dapat
mengetahui keunggulan produk yang akan dibelinya, Promosi yaitu
berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan
konsumen secara langsung ataupun tidak langsung tentang suatu produk
yang di jual.133
Salah satu bentuk promosi yaitu pengurangan harga yang dapat
memberikan pengaruh terbesar pada proses pemilihan brand, Promosi
memancing dua reaksi diantaranya peningkatan konsumsi, yaitu lebih
banyak kuantitas produk diperoleh serta penyimpanan produk untuk
132
Harun Al Rasyid dan Agus Tri Indah, “Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan,”:47.

133
Lupi Ayu Lestari dkk, “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal, Terhadap
Keputusan Membeli Frozen Food di Kota Benkulu”:22.

101
masa depan, adalah tindakan konsumen mengantisipasi pembeliannya.
selanjutnya dilakukan penelitian guna mengetahui dampak dari promosi
tersebut. Setelah itu, produsen bisa mengetahui bentuk promosi mana
yang lebih efektif.134
promosi adalah penjualan terorganisasi yang memberikan konsumen
sebuah insentif agar membeli produk tertentu, promosi yang dilakukan
dengan memberikan insentif memiliki tujuan awal yaitu menarik minat
konsumen. Kegiatan promosi merupakan satu cara yang dapat menarik
pembelian konsumen bahkan menimbulkan pembelian tak terduga oleh
konsumen. Dalam melakukan promosi terdapat kelebihan yang
menunjukan kelebihan produk. Hal tersebut sesuai dengan ayat Al-
Qur’an surat Yusuf ayat 55, sebagai berikut:

ٌ ‫ض اِيِّنْ َح ِفْي‬
‫ظ َعلِْي ٌم‬ ِ ۚ ‫اج َع ْليِن ْ َع ٰلى َخَزاۤ ِٕى ِن ااْل َْر‬
ْ ‫ال‬
َ َ‫ق‬
Artinya: “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan
berpengetahuan.”
Munculnya produk-produk baru di Indonesia membuat tantangan
tersendiri bagi para produsen. Berbagai macam strategi dijalankan, mulai
dari iklan di televisi, radio, koran, dan media sosial seperti facebook,
twitter, website, dan instagram, ada juga penjual yang menggunakan
strategi dalam bentuk multilevel marketing dengan sistem down line dan
up line, penjualan dengan cara sampling produk (coba rasa) yang di
lakukan SPG atau SPB.
Generasi Z di Kabupaten Kudus mempunyai ketertarikan pada produk
baru dan berasal dari luar negeri, hal ini sebagai dasar pertimbangan
untuk mengambil keputusan pembelian produk Mi Samyang yang
berlabel halal. Dapat disimpulkan bahwa semakin besarnya dorongan
factor eksternal, maka akan lebih besar mempengaruhi keputusan
pembelian produk Mi Samyang.

134
Diah Ayu Legowati dan Farah Nisa Ul Albab,” Pengaruh Attitude, Sertifikasi Halal,
Promosi dan Brand terhadap Purchase Intention di Restoran Bersertifikasi Halal” Journal of
Islamic Economics, Finance, and Banking 2, no.1 (2019):44.

102
Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya,
diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Charlie Bernando dan
Arief Bowo pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Persepsi Harga
Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk
Enervon-C,” hasil pengolahan terlihat bahwa uji hipotesis dengan uji t
dimana untuk . Pada variabel promosi produk thitung 5,085 hasil tingkat uji
signifikan 0,000 (<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variable
promosi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.135
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Maria Agatha dkk., pada tahun 2020, dengan judul
“pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian (studi pada pemilihan
tempat kos mahasiswa di tulungagung),” menyatakan hasil dari penelitian
ini adalah promosi pengaruh secara segnifikan dan persial terhadap
keputusan pembelian tempat kos,hasil pengolahan terlihat bahwa Uji t
dalam variabel promosi (X) terhadap pemilihan tempat kos (Y) memiliki
nilai sig. t < alpha yaitu sebesar 0,004 < 0,05 dan thitung > ttabel yaitu
sebesar 2,960>1,671, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan promosi (X) terhadap pemilihan tempat kos (Y).136
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Aris Ariyanto dkk., pada tahun 2020 mengenai “pengaruh
store atmosphere dan promosi terhadap keputusan pembelian pada
alfamart BSD Tangerang Selatan” menunjukan bahwa Store Atmosphere
dan promosi berpengaruh secara segnifikan terhadap keputusan
pembelian. hasil pengolahan terlihat bahwa Promosi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian dengan korelasi sebesar 0,709
atau memiliki hubungan yang kuat dengan kontribusi pengaruh sebesar
50,3%. Pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung > t ttabel atau (9,746 >

135
Charlie Bernando dan Arief Bowo, “Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C,”:20.

136
Maria Agatha Sri Widyanti Hastuti dan Muhammad Anasrulloh,” Pengaruh Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pemilihan Tempat Kos Mahasiswa di Tulungagung),
Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi dan Bisnis 8, no.2 (2020):101.

103
1,986). Dengan demikian terdapat pengaruh signifikan antara promosi
terhadap keputusan pembelian diterima.137

137
Aris Ariyanto dkk.,“Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian pada Alfamart BSD Tangerang Selatan”:34.

104
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berfokus pada
keputusan pembelian Mi Samyang ditinjau dari Labelisasi Halal, Halal
Awareness, Harga dan Promosi (studi pada konsumen Mi Samyang generasi
Z di Kabupaten Kudus), ditarik beberapa kesimpulan,sebagai berikut:

1. Labelisasi Halal berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan


pembelian Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus, sehingga
H1 diterima. Terbukti melalui hasil penelitian bahwa thitung (2,128) >
ttabel (1,985) dengan taraf signifikansi sebesar 0.036 lebih kecil 0,050
serta nilai koefisien sebesar 0,174 atau 17,4%. Artinya tingkat keputusan
pembelian masyarakat generasi Z di Kabupaten Kudus pada kategori
Tinggi. Labelisasi Halal mampu memberikan minat yang lebih besar bagi
responden untuk membeli dan mengkonsumsi Mi Samyang.
2. Halal Awareness berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan
pembelian Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus, sehingga
H2 diterima. Terbukti melalui hasil penelitia bahwa thitung (3,857) >
ttabel (1,985) dengan nilai segnifikansi sebesar 0.000 lebih kecil 0,050
serta nilai koefisien sebesar 0,274 atau 27,4%. Artinya semakin tinggi
tingkat pemahaman seseorang tentang produk halal, semakin tinggi
keinginan mereka untuk membeli produk dari Mi Samyang.
3. Harga berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan pembelian
Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus, sehingga H3
diterima. Terbukti melalui hasil penelitia bahwa thitung ( 2,853) >
ttabel (1,985) dengan nilai segnifikansi sebesar 0.005 lebih kecil 0,050
serta nilai koefisien sebesar 0,256 atau 25,6%. Artinya keterjangkuan
harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, sangat
mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian Mi Samyang.

105
4. Promosi berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan
pembelian Mi Samyang pada generasi Z di Kabupaten Kudus, sehingga
H4 diterima. Terbukti melalui hasil penelitia bahwa thitung (8,676) >
ttabel (1,985) dengan nilai segnifikansi sebesar 0.000 lebih kecil 0,050
serta nilai koefien sebesar 0,505 atau 50,5%. Artinya kurangnya promosi
yang dilakukan oleh perusahaan dapat mengakibatkan kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan produk Mi Samyang yang
akan ditawarkan.

B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diupayakan semaksimal mungkin, akan tetapi
masih terdapat keterbatasan yang mungkinkan dapat memberi pengaruh
kepada hasil penelitian, keterbatasan tersebut antara lain:
1. Variabel penelitian ini hanya berfokus pada variabel Labelisasi
Halal, Halal Awareness, Harga dan Promosi terhadap keputusan
pembelian.
2 Sampel yang digunakan relatif kecil yaitu 100 responden.
3. Analisis data yang digunakan berdasarkan presepsi jawaban responden.
Presepsi saat ini dapat berbeda di lain waktu.
4. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga mengakibatkan penelitian kurang
maksimal.
C. Saran
Berdasarkan hail diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:

1. Bagi pihak Samyang Food diharapkan mampu mempertahankan dan


memperbaiki kualitas produk melalui informasi dalam kemasan
produk,menjaga kepercayaan konsumen, seperti tercantumnya label halal
disetiap varian produk yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen,
terlebih konsumen muslim generasi Z. selain itu harga produk Mi
samyang menjadi bahan pertimbangan,karena selama ini Mi Samyang

106
mempunyai berbagai varian rasa sehingga dapat menjadi acuan dalam
mempromosikan produk Samyang supaya lebih terkenal.
2. Bagi generasi Z di kabupaten Kudus diharapkan lebih selektif untuk
megetahui segala informasi produk sebelum membelinya, terlebih ada
atau tidaknya label halal dalam kemasan.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel
bebas lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap keputusan
pembelian dibidang produk halal lainnya. Sehingga dapat memberikan
pemahaman yang lebih luas dan mendalam.

107
DAFTAR PUSTAKA
A, Girindra. 2005. Pengukir Sejarah Sertifikat Halal. Jakarta: LPPOM MUI.
Alfian&Marpuang. 2017. "Analisis Pengaruh Label Halal, Brand dan
Harga Terhadap Keputusan pembelian di Kota Medan," At-Tawassuth:
jurnal ekonomi Islam 2 , no.1.
Alquran. 2013. Alquran dan Terjemahanya. Jakarta: Pustaka Al Mubiin.
Anasrulloh,dan Hastuti Maria Agatha Sri Widyanti Hastuti. 2020. ” Pengaruh
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pemilihan Tempat
Kos Mahasiswa di Tulungagung),”Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi dan Bisnis
8, no.2.
Bambang sugeng Ariadi Subagyono dkk. 2019. Perlindungan Konsumen Muslim
Atas Produk halal. Surabaya: CV.Jakad Media Publishing.
Binjai, Abdul Halim Hasan. 2006. Tafsir Al-Ahkam, Edisi 1 Cet 1. Jakarta:
Kencana.
Bungin, Burhan. 2014. “Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi,
ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmi-Ilmu Sosial Lainnya,” Jakarta:
Kencana prenadamedia.
Bowo, Charlie Bernando dan Arief. 2017. "“Pengaruh Persepsi Harga Dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C”."
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis 1, no.3.
Burhanuddin. 2011. Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat
Halal. Jakarta.
Charity, May Lim. 2017. "“Jaminan Produk Halal di indonesia”." Jurnal
Legislasi Indonesia 14, no.1.
Efendy, Asrizal dkk. 2018. "Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Alfamart di Kota
Medan)," Prosiding Seminar Nasional Vokasi Indonesi 1.
Munir, Muhammad dkk. 2019. "Pengaruh Pengetahuan Halal, Kesadaran
Halal (Halal Awareness) dan Label Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Jamu Madura." Agroindustrial Technology Journal 3,
no.2.
Effendi, Arif. 2020. "The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and
Product Knowledge on Purchase Decisions for Halal Fashion Products."
Journal of Digital Marketing and Halal Industry 2, no.2.
Ellyza Safitri dkk. 2021. "“Pengaruh Kesadaran Halal, Harga, Keragaman,
Produk dan Promosi Penjualan Terhadap Perilaku Impulse Buying
Produk Kosmetik di Kalangan Mahasiswi Universitas Kuala”." Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Islam 3, no.1
Fauzi, Muchamad. 2018. "Fatwa dan Problematika Penetapan Hukum Halal
di Indonesia." Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 4, no.1.
Ghozali, Imam. 2016. “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM
SPSS 23 edisi 8,”Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gozali, Nasehudin Toto Syatori & Nanang. 2015. “Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.

108
Hapsari Distya Riski dkk. 2019. "Pengaruh Logo Halal dan Kesadaran Halal
terhadap Keputusan Pembelian Bakso Sapi di Ciawi-Bogor." Jurnal
Agroindustri Halal 5, no.2.
Hadist. n.d. "40:06 ." Sesungguhnya yang Halal itu Jelas dan yang Haram itu
Jelas.
Hernama dkk. 2021. "”Pengaruh Labelisasi Halal, Citra Merk Dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Impor Di
Kalangan Mahasiswa”." UG Jurnal 15, no.2.
Indah, Harun Al Rasyid dan Agus Tri. 2018. "“Pengaruh Inovasi Produk dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota
Tangerang Selatan”." Jurnal Perspektif 16, no.1.
JDIH BPK RI. 1999. "Peraturan Pemerintah (PP) tentang Label dan Iklan
Pangan." Diakses pada 10 Januari 2022,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/details/54404 , 21 Juli.
Kasmir. 2013. Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Keller, Philip Kolther an Kevin Lane. 2008 . MarketingPemasaran, Edisi
Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta: Erlangga .
Lestari, Lupi Ayu dkk. 2021. " “Pengaruh Harga, Promosi, Produk, Label Halal
Terhadap Keputusan Membeli Frozen Food (studi di Kota Bengkulu)”."
Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah Dan Sosial 6, no.1.
LPPOM MUI .2021. ""Prosedur Sertikasi Halal"." diakses pada 10 Januari 2022,
https://www.halalmui.org. 1 Desember.
Martno Nanang.2016. “Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data sekunder,” Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Mashrukin. 2015. “Metododologi Penelitian Kuantitatif,” Kudus: Buku Daros
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus.
Muizzudin dkk. 2020. "”Pengaruh sertifikasi Halal, Citra Merek, dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Teh Botol Sosro ( Studi Kasus
pada Mahasiswa Pendidkan tinggi Islamic villae)”." Journal of Islamic
Economics, Business and Finance 10, no.2.
Mundadar, Narimawati Umi& Dadang. 2008. “Teknik Sampling: Teori dan
Praktik dengan menggunakan SPSS 15” Yogyakarta:GAVA MEDIA.
Noor, Juliansyah. 2012. “Metodologi Penelitian: Skirpsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmia”,Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nurul Fadillah dkk. 2021. "” Pengaruh Kesadaran Halal, Kualitas
Pelayananan Promosi Terhadap Minat Beli Konsumen Padan Martabak
Buffet AhmadSalim Medan”." Aghniya Jurnal Ekonomi Islam 3, no.2.
Priyatno, Duwi. 2010. “Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS” Jakarta:
Mediakom.
Qardawi Yusuf, 2004. “Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam,
Cetakan Keempat, Hadis Nomor 1314, Bab Al-Buyuu’,” Jakarta, Robbani
Press.
Samyang Food n.d. "Company Overview Samyang Food."
http://m.cnnindonesia.com/dalam- sehari-samyangindonesia. diakses pada
10 Februari 2022.
Sanusi Anwar. 2011. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat.

109
Siregar, Syofian.2014. “Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17,”Jakarta: Rajawali
Pers.
Sopiah., Etta Mamang Sangadji dan. 2003. Perilaku Konsumen Pendekatan
Praktis disertai: Himpunan Jurnal Praktis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sudarsana, Friska Ester dan I Ketut Sandi. 2020. "Peranan Sertifikasi Halal Bagi
Konsumen Dalam Aspek Perlindungan Konsumen." Hukum Bisnis,
Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Sugiyono, 2012. “Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2015. “ Statistik Untuk Penelitian,” Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2 0 1 5 . ” Metodologi Penelitian Bisnis &
Ekonomi,”Yogyakarta:PT. PUSTAKA BARU.
Sunyoto, Danang. 2013. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:
CAPS.
Tanti Handriana dkk. 2019. "”Purchase behavior of millennial female generation
on Halal cosmetic products”." Journal of Islamic Marketing Emerald
Publishing Limited, DOI10.1108/JIMA.
Wiowo, Dwi Edi. 2018. "“Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Oleh Konsumen Muslim Terhadap Produk Makanan Di
Kota Pekalongan”." Indonesian Journal Of Halal 1, no.1.

110
LAMPIRAN HASIL OLAH DATA SPSS

A. Karakteristik Responden

Frequencies

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 43 43.0 43.0 43.0

2 57 57.0 57.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Alamat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 24 24.0 24.0 24.0

2 5 5.0 5.0 29.0

4 8 8.0 8.0 37.0

5 9 9.0 9.0 46.0

6 36 36.0 36.0 82.0

7 6 6.0 6.0 88.0

8 7 7.0 7.0 95.0

9 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

111
Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 7 7.0 7.0 7.0

2 9 9.0 9.0 16.0

3 26 26.0 26.0 42.0

4 58 58.0 58.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sejak_Kapan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 22 22.0 22.0 22.0

2 32 32.0 32.0 54.0

3 34 34.0 34.0 88.0

4 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Dari_Mana

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 38 38.0 38.0 38.0

2 8 8.0 8.0 46.0

3 39 39.0 39.0 85.0

4 11 11.0 11.0 96.0

6 4 4.0 4.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

112
Lama_Konsumsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 56 56.0 56.0 56.0

2 16 16.0 16.0 72.0

3 16 16.0 16.0 88.0

4 9 9.0 9.0 97.0

5 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Jenis_Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 19 19.0 19.0 19.0

2 44 44.0 44.0 63.0

3 10 10.0 10.0 73.0

4 8 8.0 8.0 81.0

5 6 6.0 6.0 87.0

6 13 13.0 13.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

B. Deskriptif Hasil Kuesioner

Frequency Table

113
X1.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 4 4.0 4.0 4.0

4 73 73.0 73.0 77.0

5 23 23.0 23.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X1.2

F
req
uen Cumulative
cy Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 7 7.0 7.0 8.0

4 68 68.0 68.0 76.0

5 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

114
X1.3

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 14 14.0 14.0 16.0

4 62 62.0 62.0 78.0

5 22 22.0 22.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X1.4

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 14 14.0 14.0 15.0

4 61 61.0 61.0 76.0

5 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

115
X1.5

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 11 11.0 11.0 12.0

4 61 61.0 61.0 73.0

5 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X2.1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 12 12.0 12.0 13.0

4 33 33.0 33.0 46.0

5 54 54.0 54.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

116
X2.2

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 10 10.0 10.0 12.0

4 40 40.0 40.0 52.0

5 48 48.0 48.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X2.3

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 3 19 19.0 19.0 19.0

4 38 38.0 38.0 57.0

5 43 43.0 43.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

117
X2.4

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 5 5.0 5.0 6.0

3 21 21.0 21.0 27.0

4 35 35.0 35.0 62.0

5 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X2.5

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 22 22.0 22.0 24.0

4 32 32.0 32.0 56.0

5 44 44.0 44.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

118
X3.1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 24 24.0 24.0 26.0

4 36 36.0 36.0 62.0

5 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X3.2

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 3 3.0 3.0 5.0

4 20 20.0 20.0 25.0

5 75 75.0 75.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

119
X3.3

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

3 2 2.0 2.0 3.0

4 18 18.0 18.0 21.0

5 79 79.0 79.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X3.4

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 3 4 4.0 4.0 4.0

4 19 19.0 19.0 23.0

5 77 77.0 77.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

120
X3.5

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 21 21.0 21.0 23.0

4 25 25.0 25.0 48.0

5 52 52.0 52.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X4.1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 3 3.0 3.0 4.0

3 11 11.0 11.0 15.0

4 26 26.0 26.0 41.0

5 59 59.0 59.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

121
X4.2

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

3 10 10.0 10.0 11.0

4 26 26.0 26.0 37.0

5 63 63.0 63.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X4.3

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 2 5 5.0 5.0 5.0

3 22 22.0 22.0 27.0

4 38 38.0 38.0 65.0

5 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

122
X4.4

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 3 3.0 3.0 4.0

3 15 15.0 15.0 19.0

4 26 26.0 26.0 45.0

5 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

X4.5

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 2 2.0 2.0 2.0

2 2 2.0 2.0 4.0

3 10 10.0 10.0 14.0

4 27 27.0 27.0 41.0

5 59 59.0 59.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

123
Y1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 9 9.0 9.0 11.0

4 21 21.0 21.0 32.0

5 68 68.0 68.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y2

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

3 5 5.0 5.0 6.0

4 20 20.0 20.0 26.0

5 74 74.0 74.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

124
Y3

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 2 3 3.0 3.0 3.0

3 24 24.0 24.0 27.0

4 31 31.0 31.0 58.0

5 42 42.0 42.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Y4

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.0

3 10 10.0 10.0 12.0

4 18 18.0 18.0 30.0

5 70 70.0 70.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

125
Y5

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 2 2.0 2.0 3.0

3 8 8.0 8.0 11.0

4 21 21.0 21.0 32.0

5 68 68.0 68.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

126
C. Uji Instrumen, Pra Syarat Dan Hipotesis

Correlations (UJI VALIDITAS)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.1 4.1900 .48607 100

X1.2 4.1500 .57516 100

X1.3 4.0300 .70288 100

X1.4 4.0800 .64636 100

X1.5 4.1400 .63596 100

TOTAL_X1 20.5400 2.34594 100

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 TOTAL_X1

X1.1 Pearson
1 .584** .397** .466** .469** .733**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X1.2 Pearson
.584** 1 .289** .429** .329** .666**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100

X1.3 Pearson
.397** .289** 1 .439** .488** .756**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

127
X1.4 Pearson
.466** .429** .439** 1 .464** .771**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X1.5 Pearson
.469** .329** .488** .464** 1 .707**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

TOTAL_X Pearson
.733** .666** .756** .771** .707** 1
1 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

X2.1 4.4000 .73855 100

X2.2 4.3300 .77921 100

X2.3 4.2400 .75371 100

X2.4 4.0400 .94195 100

X2.5 4.1700 .87681 100

TOTAL_X2 21.1800 3.09245 100

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 TOTAL_X2

128
X2.1 Pearson
1 .330** .425** .253* .409** .618**
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .000 .011 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X2.2 Pearson
.330** 1 .483** .477** .420** .713**
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X2.3 Pearson
.425** .483** 1 .598** .534** .800**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X2.4 Pearson
.253* .477** .598** 1 .640** .812**
Correlation

Sig. (2-tailed) .011 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X2.5 Pearson
.409** .420** .534** .640** 1 .812**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

TOTAL_X2 Pearson
.618** .713** .800** .812** .812** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

129
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

X3.1 4.0900 .86568 100

X3.2 4.6700 .68246 100

X3.3 4.7400 .59662 100

X3.4 4.7300 .52905 100

X3.5 4.2600 .89465 100

TOTAL_X3 22.4900 2.55641 100

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 TOTAL_X3

X3.1 Pearson
1 .136 .339** .296** .543** .706**
Correlation

Sig. (2-tailed) .176 .001 .003 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X3.2 Pearson
.136 1 .209* .422** .258** .539**
Correlation

Sig. (2-tailed) .176 .037 .000 .010 .000

N 100 100 100 100 100 100

X3.3 Pearson
.339** .209* 1 .639** .525** .720**
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .037 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X3.4 Pearson
.296** .422** .639** 1 .534** .756**
Correlation

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .000

130
N 100 100 100 100 100 100

X3.5 Pearson
.543** .258** .525** .534** 1 .836**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .010 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

TOTAL_X Pearson
.706** .539** .720** .756** .836** 1
3 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

X4.1 4.3900 .87496 100

X4.2 4.5000 .75879 100

X4.3 4.0300 .88140 100

X4.4 4.3100 .90671 100

X4.5 4.3900 .89775 100

TOTAL_X
21.6200 3.52131 100
4

Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 TOTAL_X4

X4.1 Pearson
1 .707** .469** .801** .576** .871**
Correlation

131
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X4.2 Pearson
.707** 1 .446** .727** .512** .820**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X4.3 Pearson .4
Correlation 6
.446** 1 .544** .394** .703**
9*
*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X4.4 Pearson
.801** .727** .544** 1 .632** .910**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

X4.5 Pearson
.576** .512** .394** .632** 1 .769**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

TOTAL_X4 Pearson
.871** .820** .703** .910** .769** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

132
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y1 4.5400 .78393 100

Y2 4.6600 .66999 100

Y3 4.1200 .87939 100

Y4 4.5500 .79614 100

Y5 4.5300 .80973 100

TOTAL_Y 22.4000 3.14947 100

Correlations

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 TOTAL_Y

Y1 Pearson
1 .718** .491** .879** .547** .902**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

Y2 Pearson
.718** 1 .379** .752** .447** .802**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

Y3 Pearson
.491** .379** 1 .482** .279** .675**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .000

N 100 100 100 100 100 100

Y4 Pearson
.879** .752** .482** 1 .593** .918**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

133
N 100 100 100 100 100 100

Y5 Pearson
.547** .447** .279** .593** 1 .716**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

TOTAL_Y Pearson
.902** .802** .675** .918** .716** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability (UJI RELIABILITAS)


Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.786 5

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

X1.1 16.4000 3.657 .635 .733

X1.2 16.4400 3.623 .511 .762

X1.3 16.5600 3.239 .530 .761

X1.4 16.5100 3.263 .596 .734

X1.5 16.4500 3.321 .581 .740

134
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.809 5

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

X2.1 16.7800 7.284 .435 .815

X2.2 16.8500 6.735 .549 .785

X2.3 16.9400 6.400 .680 .748

X2.4 17.1400 5.718 .657 .753

X2.5 17.0100 5.929 .671 .747

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.743 5

135
Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

X3.1 18.4000 4.162 .460 .724

X3.2 17.8200 5.119 .308 .764

X3.3 17.7500 4.694 .574 .681

X3.4 17.7600 4.770 .643 .670

X3.5 18.2300 3.512 .663 .631

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.872 5

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

X4.1 17.2300 7.795 .786 .823

X4.2 17.1200 8.592 .727 .841

X4.3 17.5900 8.810 .538 .884

X4.4 17.3100 7.408 .845 .807

X4.5 17.2300 8.341 .627 .863

136
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.856 5

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

Y1 17.8600 6.081 .834 .783

Y2 17.7400 6.982 .703 .822

Y3 18.2800 6.951 .473 .882

Y4 17.8500 5.947 .860 .775

Y5 17.8700 6.922 .549 .857

Regression (UJI PRA SYARAT DAN UJI HIPOTESIS)

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

TOTAL_Y 22.4000 3.14947 100

TOTAL_X
20.5400 2.34594 100
1

TOTAL_X
21.1800 3.09245 100
2

TOTAL_X
22.4900 2.55641 100
3

TOTAL_X
21.6200 3.52131 100
4

137
Correlations

TOTAL_X
TOTAL_Y TOTAL_X1 TOTAL_X2 3 TOTAL_X4

Pearson TOTAL_Y 1.000 .135 .506 .554 .687


Correlation
TOTAL_X
.135 1.000 .133 .055 -.075
1

TOTAL_X
.506 .133 1.000 .492 .209
2

TOTAL_X
.554 .055 .492 1.000 .366
3

TOTAL_X
.687 -.075 .209 .366 1.000
4

Sig. (1-tailed) TOTAL_Y . .091 .000 .000 .000

TOTAL_X
.091 . .094 .294 .229
1

TOTAL_X
.000 .094 . .000 .019
2

TOTAL_X
.000 .294 .000 . .000
3

TOTAL_X
.000 .229 .019 .000 .
4

N TOTAL_Y 100 100 100 100 100

TOTAL_X
100 100 100 100 100
1

TOTAL_X
100 100 100 100 100
2

TOTAL_X
100 100 100 100 100
3

TOTAL_X
100 100 100 100 100
4

138
Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 TOTAL_X4,
TOTAL_X1,
. Enter
TOTAL_X2,
TOTAL_X3a

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: TOTAL_Y

Model Summaryb

Change Statistics

Std. Error of R Square


Model R R Square Adjusted R Square the Estimate Change F Change df1

1 .810a .656 .642 1.88519 .656 45.328 4

a. Predictors: (Constant), TOTAL_X4, TOTAL_X1, TOTAL_X2, TOTAL_X3

b. Dependent Variable: TOTAL_Y

ANOVAb

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 644.374 4 161.093 45.328 .000a

Residual 337.626 95 3.554

Total 982.000 99

a. Predictors: (Constant), TOTAL_X4, TOTAL_X1, TOTAL_X2, TOTAL_X3

139
ANOVAb

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 644.374 4 161.093 45.328 .000a

Residual 337.626 95 3.554

Total 982.000 99

b. Dependent Variable: TOTAL_Y

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statisti

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 3.647 2.441 1.494 .039

TOTAL_X1 .174 .082 .130 2.128 .036 .971 1.0

TOTAL_X2 .274 .071 .269 3.857 .000 .745 1.3

TOTAL_X3 .256 .090 .207 2.853 .005 .685 1.4

TOTAL_X4 .505 .058 .565 8.676 .000 .855 1.1

a. Dependent Variable: TOTAL_Y

140
Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions

Condition TOTAL_X
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) TOTAL_X1 2 TOTAL_X3 TOTA

1 1 4.951 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .022 15.086 .01 .16 .02 .00

3 .015 17.898 .02 .22 .57 .03

4 .008 25.673 .03 .12 .40 .71

5 .004 33.802 .94 .50 .01 .26

a. Dependent Variable: TOTAL_Y

Residuals Statisticsa

Std.
Minimum Maximum Mean Deviation N

Predicted Value 13.4017 26.3977 22.4000 2.55124 100

Std. Predicted Value -3.527 1.567 .000 1.000 100

Standard Error of
.210 1.113 .397 .144 100
Predicted Value

Adjusted Predicted
15.4125 26.4728 22.4117 2.50612 100
Value

Residual -5.23680 6.13046 .00000 1.84672 100

Std. Residual -2.778 3.252 .000 .980 100

Stud. Residual -2.975 3.590 -.003 1.037 100

Deleted Residual -6.75766 7.47124 -.01173 2.08171 100

141
Stud. Deleted Residual -3.107 3.841 -.003 1.063 100

Mahal. Distance .243 33.525 3.960 4.356 100

Cook's Distance .000 .896 .028 .110 100

Centered Leverage
.002 .339 .040 .044 100
Value

a. Dependent Variable: TOTAL_Y

142
143
144

Anda mungkin juga menyukai