Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN YANG BERSERTIFIKAT HALAL

MEMBERI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN


Triana
Email: 202111332@std.umk.ac.id
Mahasiswa Program Studi manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria
Kudus

Abstrak
Latar belakang masalah adanya globlalisasi dan perdagangan bebas asia, masyarakat ekonomi
telah menyebabkan peningkatkan distribusi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah
makanan dan minuman dalam masyarakat Indonesia. Dalam penelitian Analisis Usaha mikro
kecil dan menengah, makanan dan minuman yang bersertifikat halal memberikan
perlindungan terhadap konsumen, serta dengan memiliki tujuan dan untuk mengetahui
manfaat sertifikat halal pada produk usaha mikro kecil dan menengah, makanan dan
minuman yang di perdagangkan oleh masyarakat. Dalam usaha mikro kecil dan menengah
makanan dan minuman yang bersertifikat, dapat perhatian yang lebih besar mencapai
perekonomian bangsa yang lebih maju. Untuk Rumusan masalah dalam Usaha mikro kecil
menengah makanan dan minuman bersertifikat halal ini adalah manfaat sertifikat halal untuk
produk Usaha mikro kecil menengah makanan dan minuman yang diperdagangakan pada
masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Usaha mikro kecil
menengah makanan dan minuman yang bersertifikat halal ini adalah keputusan berupa data
yang menggunakan hukum hukum yang berlaku di negara indonesia ini. Kesimpulan yang
ada ditulis dalam Usaha mikro kecil menengah makananan dan minuman bersertifikat ini
adalah untuk mendapatkan sertifikat halal untuk pelaku usaha dan untuk mengajukan
permohonan sertifikat halal. Manfaat sertifikat halal pada produk yang di perdagangkan yaitu
memberi perlindungan kepastian hukum pada konsumen muslim terhadap produk yang tidak
halal.
Kata kunci: Produk makanan, sertifikat halal

PENDAHULUAN
Globlalisasi dalam perdagangan Usaha mikro kecil menengah makanan dan minuman
bersertifikat halal bebas di dalam masyarakat ekonomi asia ini, yang berdampak meningkat
oleh peredaran produk Usaha mikro kecil menengah makanan dan minuman baik lokal,
maupun impor di masyarakat. Di dalam produk makanan dan minuman ini belum tentu
memberikan rasa nyaman, aman, tertram, layak di konsusmsi terhadap masyarakat muslin.
Karena syariat islam mewajibkan kepada umat muslim untuk mengonsusmsi makanan dan
minuman yang halal sesuai syarikat islam. Didalam perusahaan yang bersekala global telah
menerapkan sistem halal juga. Seperti amerika airline yang menyediakan menu: Muslim
meal. Didalam perdagangan produk halal ternyata 80% dilakukan oleh negara yang mayoritas
penduduknya bukan muslim.
Didalam Undang Undang Dasar tahun1945 pasal 29 ayat (2), Negara Republik Indonesia
mengamanahkan kepada Negara Indonesia untuk menjamin kemerdekaan tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadah menurut agama dan
kepercayaannya. Negara Indonesia merupakan negara yang berpenduduk mayoritas musliim.
Indonesia memberi kewajiban jamaminan dan perlindungan kepada masyarakat tentang
kehalalan produk yang di konsumsi oleh masyarakat muslim. Dalam tingginya permintaan
produk halal didunia, seharusnya memberikan peluang bagi industri halal di negara
indonesia.
Untuk jaminan Produk Halal bisa di lakuakn sesuai dengan perlindungan, keadilan,
transparansi, efektif, efisien, dan profesional. Untuk penyelenggaraan jaminan produk halal
ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan, terhadap
konsumen. Dalam ketersediaan produk halal bagi masyarakat, bisa dikonsumsi dan
digunakan oleh masyarakat. Hal ini bisa meningkatkan nilai tambah bagi pelaku uasaha untuk
memproduksi dan menjual produk yang halal.
Masalah sertifikat halal dalam produk makanan dan minuman di perdagangan internasional
ini mendapat perhatian baik dalam mmberikan perlindungan kepada konsumen muslim
diseluruh dunia. Jaminan produk halal menjadi sangat penting dalam kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pangan, obat obatan, dan kosmetik. Hal ini
berpengaruh pada pengelolaan dan pemanfaatan bahan baku untuk makanan dan minuman,
kosmetik dan obat obatan, serta produk yang lain dari yang semua besertifikat sederhana
menjadi pengolahan dan pemanfaatan produk bahan baku. Pengolahan produk pada makanan
dan minuman, obat obatan, kosmetik dalam manfaat kemajuan ilmu pengetahuan serta
teknologi memungkinkan bisa mencampurkan antara halal dan tidak halal, baik disengaja
maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, untuk mengetahui dalam halal dan tidak halal
diproduk, bisa memakai penelitian khusus yaitu pengetahuan interdisiplin, seperti
pengetahuan memahami di bidang pangan , di bidang kimia, dibidang biokimia, dibidang
teknik industri, dibidang biologi, dibidang farmasi, dan pemahaman dalam bidang syarikah.
Sehingga melalui inilah yang bisa membuat orang percaya terhadap kuwalitas pruduk yang
halal.
Negara indonesia mewujudkan salah satu upaya agar Negara ini sejahtera. Pemerintah
merespon positif terhadap sertifikat halal. Sebagai wujud negara hukum adalah
memperhatikan dalam kepentingan masyarakat. Kehidupan pemerintah sangat dipengaruhi
oleh ajaran muslim yang nyata diwujutkan dalam kehidupan masyarakat dan tanpa
mengabaikan kepentingan masyarakat non-muslim.
Disisi kehidupan masyarakat indonesia, ditentukan oleh ajaran hukum islam yang diterapkan
dalam undang undang nomer 33 tahubn 2014 tentang jaminan produk halal ( UU JPH ). Di
dalam undang undang ini memberikan landasan hukum tentang kehalalan pada produk
makanan dan minuman yang halal dan sesuai dengan hukum syariat islam.
Walaupun didalam undang undang JPH itu sudah diberlakuan sebagai tentang undang
undang jaminan produk halal (UU JPH), tetapi masih belum sepenuhnya memberikan
perlindungan hukum bagi konsumen muslim pada makanan dan minuman yang halal, di
karenakan undang undang ini belum efektif berlakunya dan efektifnya itu hanya berlaku 5
tahun setelah pengesahan pada tahun 2019. Di dalam Undang undang ini menyatakan bahwa
undang undang ini tetap berlaku dalam sepanjang tidak bertentangan denagn undang undang.
Salah satu kendala bagi yang akan mengajukan serifikat halal adalah standar harga yang
ditetapkan oleh LPPOM MUI yang bervariasi yaitu dari harga 2.8 juta hingga 3.7 juta rupiah
yang relatif mahal bagi usaha kecil menengah (UKM).
Dalam produk makanan dan minuman masih banyak yang mengandung beralkohol dan
belum meliki sertifikat halal, baik dalam sertifikat halal untuk kemasan makanan dan
minuman yang meragukan kebeneraannya. Hal ini menunjukan bahwa kewajiban pada
pelaku usaha masih relatif rendah untuk mematuhi persyaratan hukum dalam bersertifikat
halal.Dalam hal ini tampak jelas bahwa jumlah produk yang masih belum bersertifikat halal
masih sangat tinggi. Masyarakat indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim, perlu
mengantisipasi dalam perdagangan bebas, baik di tingkat regional, ditingkat nasional, sampai
di tingkat global. Pada produk makanan dan minuman yang terkait isu halal, mengingatkan
bahwa ada kemungkinan pasar indonesia yang di banjiri oleh produk lainnya yang mengan
unsur haram. Unsur haram yang dimaksud di sini adalah produk yang terkontaminasi tidak
hanya pada pembuatannya saja, melainkan teknik proses penyimpanannya juga, penanganan,
maupun pengepakannya. Sehingga dalam hal diatas ini, kemungkinan bisa terjadi.
Selama ini sistem perdagangan produk usaha bertujuan mengekspor produknya ke negara
yang berpenduduk mayoritas muslim. Didalam perdagangan untuk label atau tanda halal
menjadi syarat penting untuk memperkuat daya saing produk usaha.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah penggunaan data sekunder berupa
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan tersier. Sumber hukum dana sertifikat halal
utamanya berupa peraturan perundang-undangan terkait pada makanan dan minuman halal.
Pendapat dari para ahli hukum yang relevan memberi dan melindungi hak konsumen. jenis
penelitian kualitatif ini bersifat normatif dan legal.

LANDASAN TEORI
A . Landasan Hukum Makanan dan Minuman Halal
Menurut syariat islam, hukum produk makanan dan minuman sesuai dengan syariat islam
dalam QS. AL-Bakarah: 168 artinya, Wahai manusia Makanlah dari (makanan) yang halal
dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,
sungguh setan musuh yang nyata bagimu, hai orang-orang yang beriman. QS. al - Baqarah:
172 artinya, Wahai orang orang yang beriman makanlah dari rezeki yang baik yang Kami
berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-
Nya. QS. Al-Baqarah:173 artinya Sesunguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai,
darah, daging babi dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain
Allah. Tetapi barang siapa terpaksa memakannya, bukan karena menginginkannya, dan tidak
pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh Allah itu maha pengampun.
Berdasarkan hukum pada produk makanan dan minuman halal. Keputusan menteri agama
nomer 519 tahun 2001 dan undang undang nomer 33 tahun 2014 tentang jaminan produk
halal. Untuk undang-undang nomer 8 tahun 1999 pasal 4, konsumen berhak atas
kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa.
Keputusan menteri agama nomer 519 tahun 2021 menyatakan bahwa majelis ulama indonesia
sebagai lembaga pelaksanaan pengelolaan pangan yang dinyatakan halal dan diperdagangkan
di indonesia. Pada Pemasok daging untuk dikonsumsi masyarakat harus pilih hewan yang
disembelih dan dilakukan menurut syariat islam dengan sertifikat halal. Semua produk
selama 5 tahun setelah di sahkan dalam pemberlakuan undang-undang, produk yang beredar
dimasyarakat harus mencantumkan sertifikat halal dalam kemasannya dan sebaliknya juga
apa bila produk yang bediri dari yang tidak halal berdasarkan pasal 29 ayat (2) pelaku usaha
wajib mencantumkan pada kemasan produk tanda tidak halal, misalnya bergambar babi.
B. Proses Pemberian Sertifikat Halal
Sebelum berlakunya undang-undang nomer 33 tahun2014, tanda kehalalan produk usaha
berdasarkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Sertifikat halal
adalah sertifikat yang dikelurkan oleh Majelis ulama indonesia pusat atau daerah, terkait
dengan kehalalan produk usaha makanan dan minuman, obat-obatan dan kosmetik yang
diproduksi oleh perusahaan setelah diteliti dan di nyatakan halal oleh Lembaga pengajuan
pangan, obat-obatan dan kosmetik Majelis Ulama Indonesia.
Pelaku usaha produksi harus mempersiapkan diri sebelum mengajukan sertifiakt halal, karena
sistem jaminan halal mengacu pada panduan persiapan sistem jaminan halal yang dikeluarkan
oleh Majelis ulama indonnesia. Tugas Majelis ulama indonesia sebagai penanggung jawab
atau tim auditor dalam halal internal memperkenalkan kesediaan untuk memeriksa secara
langsung. Untuk audit, mui tanpa pemberitahukan terlebih dahulu, tiba tiba langsung datang
kelokasi. Mui mengadakan laporan secara berkala tentang pelaksanaan sistem jaminan halal.
Produsen mengajukan sertifikat halal dari sekertariat lppom mui dengan mengisi formulir dan
mendaftarkan semua produk manufaktur termasuk fasilitas manufaktur, pengemasan dan
tempat makan restoran. Untuk produk usaha catering, mendaftarkan semua menu, outlet,
dapur, dan inventaris lain yang dijual kemasyarakat. Untuk rumah produk usaha pemotongan
hewan, produsen harus mendaftarkan semua lokalisasi penyembelihannya.
Semua pemohon yang mengajukan sertifikat halal, produsen harus mengisi formulir dengan
informasi tentang produk yang dipasarkan kemasyarakat, data perusahaaan, jenis dan nama
produk, serta bahan bahan yang digunakan. Formulir yang sudah diisi oleh peserta, dokumen
pendukungnya dikembalikan kepada sekertariat. Lppum Mui memeriksa integritas dan
memeriksa perusahaan, jika belum memadai perusahaan harus menyelesaikan dengan benar
sesuai dengan ketententuan yang berlaku. Lppom Mui melakukan audit, tim auditor
melakukan inspeksi/audit dilokasi perusahaan, pada saat audit, perusahaan harus mampu
menghasilkan produk yang bersertifikat.
Hasil pemeriksaan/audit yang belum memenuhi syarat, akan diberitahukan kepada
perusahaan. Jika dalam audit telah memenuhi persyaratan, auditior menyiapkan laporan hasil
audit dan menyerahkan kepada komisi fatwa MUI. Sedangkan Sidang komisi fatwa MUI
dapat menolak laporan audit jika di anggap masih belum memenuhi syarat dan hasilnya akan
di sampaikan kepada produsen yang mengajukan sertifikat halal. Sertifikat halal yang
dikeluarkan oleh MUI setelah status kehalalannya ditetapkan oleh komisi fatwa MUI.
Sertifikat halal berlaku selama 2 tahun sejak tanggal keputusan fatwa. Perusahaan atau
produsen dapat mengajukan permohonan sertifikat halal secara online melalui webside MUI.
Proses pemberian sertifikat halal berdasarkan undang-undang nomer 33 tahun 2014 tentang
jaminan produk halal, produsen meengajukan permohonan sertifikat halal secatra tertulis
kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Permohonan sertifikat halal
harus dilengkapi dengan dokumen data pelaku produsen ekonomi, nama dan jenis produk,
daftar produk dan bahan yang digunakan serta proses finising produk.
Pemeriksaan kehalalannya dilakukan oleh badan penyelanggara jaminan produk halal
(bpjhp). Untuk melakukan pemeriksaan kehalalannya, badan penyelenggara jaminan produk
halal menetapkan Lembaga Produk Halal (LPH) yang bertanggung jawab untuk melakukan
pemeriksaan uji kehalalannya dan/atau mengujiaan kehalalannya produk tersebut (pasal 30
ayat 1). Dalam pasal 31 adalah pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalannya produk di
lakukann oleh auditor halal dilokasi usaha pada saat proses produksi, jika perusahaan
memiliki bahan yang diragukan kehalalannya maka, dapat dilakukan pengujian di
laboratorium.
Pada saat pemeriksaan auditor halal, produsen harus memiliki kewajiban sebagai berikut:
memberikan informasi hal-hal yang di perlukan kepada auditor halal. Berdasarkan lembaga
produk halal telah menyelesaikan kewajiban untuk melaksanakan uji kehalalannya sebagai
berikut: Lembaga Produk Halal mengirimkan hasilnya ke Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal, dan kemudian Lembaga Produk Halal mengirimkan hasilnya dikirim ke
Majelis Ulama Indonesia untuk mendapatkan sertifikat halal produk (pasal 32). Untuk
menentukan suatu produk itu halal atau tidak halal, Majelis Ulama Indonesiaa melakukan
penelitian fatwa halal (pasal 33). Kemudian para ahli dan perwakilan kementerian menghadiri
sidang fatwa Mjelis Ulama Indonesia dan/atau instansi terkait. Sidang fatwa menentukan
produk halal paling lama 30 hari setelah Majelis Ulama Indonesiaa menerima hasil
pemeriksaan atau pengajuan dari Bdan Penyelenggara Jaminan Produk Halal. Untuk
keputusan penetapan kehalalannya di tanda tangani dan diajukan oleh Majelis Ulama
Indonesiaa kepada Bdan Penyelanggara Jaminan Produk Halal untuk menerbitkan sertifikat
halal.
Apabila dalam sidang fatwa halal, menyatakan bahwa produk halal, maka BPJPH
menerbitkan sertifikat halal dalam waktu paling lama 7 hari sejak halal dari Majelis Ulama
Indonesia. Juga sebaliknya apabila dalam sidang fatwa hallal Majelis Ulama Indonesia
menyatakan produk tidak halal, maka Badan Penyelengara Jaminan Produk Halal akan
mengembalikan permohonan sertifikat halal kepada produsen usaha disertai dengan alasan
dan mempublikasikan penerbitan sertifikat halalnya.
Pelaku usaha yang telah memperoleh sertifikat halal dari Badan Penyelengara Jaminan
Produk Halal, harus wajib mencantumkan label halal pada kemasan produknya, pada bagian
tertentu dan atau tempat tertentu pada produknya, yang mudah dilihat, di baca, serta tidak
mudah di hapus, juga tidak bisa dilepas dan dirusak (pasal 38dan 39). Buat pelaku usaha yang
tidak mencantumkan label halal pada produknya sesuai dengan ketentuan pasal 38 sdan 39
akan dikenai sangsi administrasi berupa teguran lisan, peringantan tetulis, serta pencabuatn
sertifikat halalnya.
Sertifikat halal berlaku selama 4 tahun sejak sertifikat diterbitkan oleh Badan Produk Jamian
Produk Halal kecuali terdapat perubahan pada komposisi. Untuk pelaku usaha wajib
memperpanjang sertifikat halalnya paling lama 3 bulan sebelum masa berlaku sertifikat halal
berakhir. Biaya sertifikat halal di tanggung oleh perusahan itu sendiri, dan untuk pelaku
usaha mikro dan kecil biaya sertifikatnya dapat di fasilitasi oleh pihak lain (pasal 42).
Berdasarkan pasal 66 undang-undang jamian produk halal, peraturan yang mengatur tentang
Jamin Produk halal masih tetap berlaku sampai tidak ada yang bertentangan dengan undang-
undang Jaminan Produk Halal. Kewajiban sertifikat halal bagi produk yang diperdagangkan
di Indonesia mulai berlaku 5 tahun sejak diundang-undangkan (pasal 67). Berarti pada tahun
2019 semua produk yang beredar di masyarakat sudah harus bersertifikat halal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manfaat Dalam Bersertifikat Halal untuk Konsumen
Sertifikat hahal adalah merupakan Sertifikat produk yang di perdagangkan telah memenuhi
syarat kehalalannya yang ditetapkan oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Didalam
meningkatnya populasi kalas menengah menjadi salah satu potensi pemasaran yang sangat
besar. Menyatakan kehalalannya pada seatu produk yang sesuai dengan syariat islam.
Pemberian sertifikat halal pada produk makanan dan minuman, obat-obatan, dan kosmetik,
untuk melindungi konsumen terhadap produk yang tidak halal. Sertifikat halal merupakan
hak konsumen yang harus mendapat perlindungan dari negara. Dengan demikian, sertifikat
halal memberikan maanfaat bagi produsen, konsumen, dan pemerintah yaitu yang meliputi:
1. sertifikat halal memberi keamanan pada produksi
Didalam mendapatkan sertifikat halal, itu harus melalui tahapan yang sangat ketat, yang
dimuali dari produk yang diproduksi, sampai dengan produk itu terjual. Semuanya itu dinilai
untuk mendapatkan sertifikat halal. Prosedur sertifikat halal yang kita miliki itu bisa
menyakinkan bahwa produk yang kita produksi itu bisa dikonsumsi olek masyrakat. Memiliki
sertifikat halal yang di sahkan oleh lembaga Majelis Ulama Indonesia itu bisa meningkatkan
keamanan dalam produk kita dalam masyarakat.
Pada sertifikat jaminan halal mensyaratkan bahwa proses produksi yang memang
menerapkan cara produksi yang halal dan thayyib, yang artinya benar dan baik dalam
penyediaan dari bahan baku sampai siap dikonsumsi oleh masyarakat. Untuk memastikan hal
itu, bahan baku harus terlepas dari cemaran dari biologis, kimiawi, fisikawi, dan dari bahan
haram lainnya. (sulistiyono, 2016). Dalam produksi juga harus menggunakan alat yang bersih
dan terhindar dari najis. Demikian dalam menggunakan bahan tambahan dalam produksi,
harus sesuai dengan persetujuan yang diperbolehkan.
2. sertifikat halal membberi rasa aman pada konsumen.
Dalam sertifikat halal memberi rasa aman pada konsumen, karena konsumen akan menyadari
bahwa pentingnya produk halal pada makanan dan minuman, obat-obatan maupun kosmetik
yang di pasarkan di masyarakat, dan mereka akan waswas dalam menjumpai produk yang
belum ada label halalnya. Karena masyarakat sekarang yakin bahwa produk yang ada tanda
halalnya itu penting dan yakin untuk bisa di konsumsi oleh masyarakat. Dalam sekala lokal,
tidak jarang kasus bakso yang menggunakan daging babi, celeng, kucing, tikus, dan
sebagainya bisa diredam dengan penerapan sistem jaminan halal ( Prasetyo, 2015). Dalam hal
isu ini akan lebuh berat jika pemilik produksinya adalah nonmuslim. Banyak nonmuslim
yang mengajukan sertifikat halal untuk mengupayakan jaminan halal dalam produksinya,
karena dengan sertifikat halal akan memberi kemampuan untuk membantu kestabilan
ekonominya. Dengan adanya sertifikat halal masyarakat tidak akan khawatir untuk
mengonsumsi produk yang di pasarkan, baik itu makanan dan minuman, obat-obatan,
maupun kosmetik.
3. sertifikat halal membberi keunggulan pada produksi.
Dalam istilah halal sekarang ini memang tidal lagi menjadi isu agama semata, bahkan
berkembang sampai menjadi bahasa perdagannggan global. Untuk nilai nilai halal sebenarnya
memberi makna yang suci, bersih, murni, etika, tanggung jawab,dan kejujuran. Produk halal
memberikan nilai untuk memenuhi aspek hukum syariah, aman, bergizi, sehat, dan ramah
lingkungan dari (Evans, 2012). Label halal mempunyai fungsi utama yaitu untuk membantu
konsumen mau memilih produk yang mau dikonsumsi tanpa keraguan. Untuk konsumen
muslin pasti akan melihat label halal adalah jaminan aman untuk bisa dikonsumsi. Dengan
adanya jaminan halal, maka produk tidak akan hanya beredar didalam negeri saja melainkan
bisa diluar negeri yang sangat luas sehingga menjadi melebarkan usahanya. Dengan kata lain
sertifikat halal bisa digunakan sebagai alat strategi pemasaran global.
4. sertifikat halal dalam sistem dokumentasi perusahan yang lebih baik
Didalam kelemahan perusahan industri kecil dan menengah adalah maslah administrasi dan
manejemen usaha.Asal usaha yang dari usaha sampingan atau dari rumahan sering
menerapkan pola pengelolaan administrasi yang tidak dicatat dengan rapi. Dengan hal ini
maka sering terjadi tidak ada pengarsipan dan ketelusuran dokumen yang diperlukan. Dalam
sistem penerapan jaminan sertifikat halal mempersyaratkan bahwa adanya penerapan dalam
sistem dokumentasi sehingga para pelaku usaha dapat terbantu dalam meningkatkan
usahanya dengan prinsip-prinsip menejemen.
Sertifikat Halal Bagi produk Halal.
Sertifikat halal memberikan pemberlakuan terhadap dalam bidang usaha produk halal. Secara
khusus dalam bidang usaha produk yang halal menjadi objek sangat menarik dengan
penduduk masyarakat muslim. Karena dengan keadaan ini menjadikan potensi yang sangat
besar. Dalam negara kita yang mayoritas muslim, bisa menjadi peluang pusat ekonomi yang
halal. Besarnya masyarakat yang beragama muslim, maka pemerintah mengeluarkan undang
undang no 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal yang bisa melindungi kepentingan
konsumen yang berhak memakai produk yang sesuai dengan syariat islam. Sebagai
pemerintah yang penduduknya mayoritas beragama muslim, maka pemerintah menyadiakan
pasar yang sangat besar untuk produk produk yang halal yang bisa dikonsumsi oleh
masyarakat muslim setempat. Pemerintah memiliki keunggulan yang sangat tinggi untuk
menjadi potensi perokonomian yang bisa dikembangkan menjadi kegiatan yang bernilai
tambah. Dengan produk yang halal memberi tingkat pertumbuuhan dalam kesadaran
konsumen untuk memilih produk produk yang halal.

Dalam pasal 4 pada undang-unadang nomer 8 tahun 1999 mengatur pada hak konsumen atas
kenyamanan, keamanan, dan kesalamatan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman, obat
obatan, maupun kosmetik. Oleh sebab itu pelaku usaha dalam memperdagangkan suatu
produknya harus bisa memberi rasa aman, nyaman dan ketentraman, maka pelaku usaha
berkewajiban mengajukan permohonan sertifikat halal melalui Lembaga pengkajian pangan,
kepada majelis ulama indonesia. Untuk mendapatkan sertifikat halal dan kemudian
mencantumkan label halal pada produknya.
Selanjutnya dalam pasal 4 itu juga memberi perlindungan konsumen untuk berhak atas
informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi produk usahanya. Pada pasal ini
meneranggkan bahwa memberi perlindungan kepada konsumen untuk membeli produk yang
tidak halal. Tujuan label sertifikat halal MUI adalah memberi perlindungan dan kepastian
hukum pada hak-hak konsumen terhadap produk yang tidak halal atau mencegah konsumen
mengkonsumsi produk yang tidak halal.
Menyangkut dalam perlidungan kepada konsumen terhadap produk halal, maka berdasarkan
surat keputusan menteri perdagangan yang menentukan bahwa pemasukan daging untuk
dikonsumsi masyarakat umum atau diperdagangkan harus berasal dari hewan ternak yang
pemotongannya dilakukan menurut syariat islam dan dinyatakan dalam sertifikat halal.
Pengecualian terhadap ketentuan tersebuat hanya bagi daging impor yang berupa daging babi
yang untuk keperluan khusus terbatas, serta daging untuk pakan hewan dinyatakan tertulis
oleh pemilik dan atau pemakai.
Dalam keputusan menteri pertanian yang diakomodasikan dalam undang-undang nomer 18
tahun 2012 tentang pangan pasal 57 menyatakan:
1. Setiap pelaku usaha yang memproduksi pangan didalam negeri untuk diperdagangkan
wajib mencantumkan label didalam dan/atau pada kemasan pangan tersebut.
2. Setiap pelaku usaha yang mengimpor pangan untuk di perdagangkan wajib
mencantumkan label didalam dan/atau pada kemasan pangan tersebut.
3. Pencantuman label didalam dan/atau pada kemasan pangan sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa
indonesia paling sedikit memuat: nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat
bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor, halal bagi yang
dipersyaratkan, tanggal dan kode produksi, tanggal, bulan dan tahun kaduluarsa,
nomor izin bagi bahan yang diolah dan asal usul bahan pangan tertentu.
Pada keputusan menteri pertanian tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa pelaku usaha
berkewajiban untuk menempelkan label halal pada kemsasan diproduk pangan yang
diperdagangkan diwilayah indonesia tujuannya adalah: untuk melindungi dan memberi
kepastian hukum konsumen terhadap produk yang halal.
Pada pasal 30 ayat (2) undang-undang pangan yaitu: pada penjelasannya disebutkan bahwa
keterangan halal suatu produk sangat penting bagi masyarakat indonesi yang mayoritas
memeluk agam muslim. Berdasarkan undang-undang pangan pelaku usaha berjewajiban
untuk mencantumkan label halal yang diperoleh melalui LembagaPengkajianPanganObat
obatan dan kosmetik Majelis Ulama Indonesia sebelum produk diperdagangkan, tujuannya
adalah untuk melindungi dan memberi kepastian hukum pada konsumen terhadap produk
yang tidak halal. Label halal memberi manafat terhadap konsumen karena terhindar dari
produk yang tidak halal. importir daging, yang bearsal dari luar negeri, disamping harus di
jaga bahwa daging itu harus sehat dan halal, tujuannya untuk melindungi konsumen muslim
terhadap produk yang tidak halal, dan memberi ketentraman terhadap konsumen muslim,
maka untuk mewujutkannya hal tersebut diperlukan pemotongan ternak yang sesuai dengan
syariat islam dan bersertifikat halal.
Dalam tujuan pencantuman label halal pada produk usaha makanan dan minuman adalah
melindungi konsumen terhadap produk pangan yang tidak halal. Serta memberikan kepastian
hukum terhadap konsumen muslim bahwa produk makanan dan minuman tersebut benar
benar halal sesuai dengan syariat oleh hukum isalm, maka konsumen muslim pasti tidak
akan ragu ragu untuk membeli produk makanan dan mainuman tersebut, dikarenakan pada
kemasan produk makanan dan minumannya ada tercantum label halal.
Jika pada produk makanan dan minuman tidak halal sesuai dengan undang-undang produk
jaminan halal, maka pelaku usaha berkewajiban untuk memberikan tanda pada produk
makanan dan minumam tersebut dengan label tidak halal. Tanda dapat berbentu dalam
gambar, seperti kalau dibali makanan dan minuman yang diperdagangkan mengandung unsur
babi terdapat gamabar babi. Ini berarti contoh pelaku usaha jujur dalam usahanya, karena
dalam undang-undang perlindungan konsumen pelaku usaha berkewajiban untuk memberi
informasi mengenai komposisi pada produk makanan dan miuman selayaknya pelaku usaha
di indonesia yang memperdagangkan makanan dan minuman memberikan informasi yang
jelas, jujur dalam mengenai komposisinya, kehalalan produk makanan dan minuman yang
diperdagangkan untuk melindungi hak hak konsumen muslim terhadap produk yang tidak
halal.
Namun, masih banyak yang ditemukan dalam produk makanan dan minuman yang beredar
dimasyarakat yang belum mencantumkan label halal. Produk yang tidak ada label halalnya
belum tentu haram, begitu juga produk yang ada label halalnya belum tentu juga itu halal,
karena tidak menutup kemungkinan produknya tidak halal. Dalam hukum islam di katakan
halal tidak hanya zatnya, tetapi juga mulai dari proses produksi dari hulu sampai hilir harus
terbebas dari zat zat yang diharamkan oleh syariat islam, begitu juga dalam penyimpanan
produk yang halal tidak boleh berdekatan dengan produk yang tidak halal. Begitu juga
dengan alat alat yang dipakai untuk memproses produk halal tidak boleh di pakai bersama
dengan produk yang tidak halal.
Sertifikat halal tidak hanya memberi manfaat perlindungan hukum kepada konsumen
terhadap produk yang tidak halal, tetapi juga meningkatkan nilai jual produk pelaku usaha
yang diperdagangkan, karena konsumen tidak akan ragu ragu lagi untuk membeli produk
yang diperdagangkan oleh pelaku usaha. Label sertifikat halal memberikan kepastian kepada
konsumen muslim bahwa produk tersebut halal sesuai dengan syariat hukum islam.
KESIMPULAN
Produsen mengajukan permohonan sertifikat halal kesekretariat LPPOM MUI dengan
mengisi formulir, mendaftarkan seluruh produksi, lokasi produksi, pabrik pengemasan dan
tempat makan, menu yang dijual, gerainya, dapur serta gudang. Sedangkan bagi rumah
potong hewan harus mendaftarkan tempat penyembelihannya. Kemudian untuk formulir yang
sudah diisi beserta dokumen pendukungnya diserahkan kembali kepada sektretariat. LPPOM
MUI melakukan audit melalui tim auditior yang melakukan pemeriksaan/audit kelokasi
produsen produsen pada saat memproduksi produk. Hasil pemeriksaan audit dan hasil
laboratorium dievakuasi dalam rapat auditor LPPOM MUI. Hasil audit yang belum
memenuhi persyaratan diberikan kepada perusahaan. Jika telah memenuhi persyaratan,
auditor membuat laporan untuk diajukan pada sidang komisi fatwa MUI. Sidang komisi
fatwa dapat menolak laporan hasil audit, jika dianggap belum memenuhi semua persyaratan
dan hasilnya dikembalikan kepada produsen, dan untuk sertifikat halal dikeluarkan oleh
Majelis Ulama Indonesia setelah ditetapkan status kehalalannya oleh komisi fatwa MUI.
Untuk manfaat pemberian sertifikat halal adalah untuk melindungi konsumen muslim
terhadap konsumen makanan dan minuman yang tidak halal, memberi rasa nyaman dan
aman terhadap konsumen untuk mengonsusi makanan dan minuman, karena tidak ada
keraguan lagi bahwa produk tersebut terindikasi dari hal-hal yang diharamkan sesuai dengan
hukum syariat islam.
SARAN SARAN
Konsumen diharapkan cerdas untuk membeli makanan dan minuman yang di perdagangkan
oleh produsen, dan harus melihat logo atau label halalnya pada prodruk atau pada kemasan,
yang di pasarkan oleh produsen, karena masih banyak produk makanan dan minuman beredar
dimasyarakat yang masih beulum berlogo atau berlabel halal, atau label halal MUI yang
diragukan kenenarannya. Jika konsumen masih ragu untuk kehalalan produk yang di
pasarkan oleh produsen, maka bisa di cekk di wedside MUI produk yang sudah bersertifikat
halal.
Pelaku produsen usaha dalam memperdagangkan suatu produk usahanya, maka harus
beritikat baik terhadap konsumennya. Dan pelaku usaha tidak hanya mengerjakan
keuntungan saja, tetapi harus mengindahkan terhadap hak-hak konsumen yang termasuk hak-
hak konsumen muslim juga, terhadap produk halalnya.Untuk mendapat sertifikat halal,
produsen usaha harus mengajukan permohonan sertifika halal melalui Lembaga Pengkajian
Pangan Obat-obatan Mdan Kosmetik Majelis Ulama Iindonesia.
Di bidang perdagangan, instasi pemerintah yang terkait perlu mensosialisasikan undang-
undang nomer 33 taahun 2014 tentang produk jaminan halal oleh lembaga pemerintah yang
terkait kepada pelaku usaha dan masyarkat, menurut undang-undang ini, lima tahun setelah
unndang undang ini berlaku, semua produk yang beredar dimasyarakat harus bersertifikat
halal dan prosuk yang tidak halal harus memiliki tanda tidak halal pada kemasaan produknya,
sehingga dengan adanya undang-undang nomer 33 tahun 2014 lenbih menjamin perlindungan
konsumen terhadap produk halal.

Anda mungkin juga menyukai