Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Sertifikat Halal”
Dosen Pengampuh:
Dr. Abdul Wadudu Nafsi M.E
Oleh:
Ach. Toyyibur Rohman
baik lokal maupun impor di masyarakat. Produk makanan dan minuman yang
beredar dimasyarakat belum tentu memberi rasa aman, nyaman, tenteram dan
kepada umat Islam untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal sesuai
syariat Islam
berkembang pesat. Hal ini berpengaruh secara nyata pada pergeseran pengolahan
serta Produk lainnya dari yang semula bersifat sederhana dan alamiah menjadi
teknologi memungkinkan percampuran antara yang halal dan yang haram baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, untuk mengetahui
kehalalan dan kesucian suatu Produk, diperlukan suatu kajian khusus yang
kimia, biokimia, teknik industri, biologi, farmasi dan pemahaman tentang syariat.2
1
1Lihat Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang
Produk Jaminan Halal.
2
Ibid
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
Pemusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.” 3
Salah satu upaya yang dilakukan Negara untuk mewujudkan Negara
Salah satu sisi kehidupan masyarakat diatur oleh dogma Hukum Islam
adalah berlakunya Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan produk halal
(UU JPH). Undang –Undang Nomor 33 Tahun 2014 sebagai landasan hukum
penggunaan pelbagai produk makanan dan minumam halal baik dalam bentuk
3
Konstitusi Indonesia UUD 1945 dan Amandemen I.II.III & IV, (Yogyakarta:
Pustaka,2010), hal. 3.
4
Aal Lukmanul Hakim, Dissecting the contents of law of Indonesia on Halal Product Assurance,
Indonesia Law Review (January-April 2015), hal. 89
makanan dan minuman halal, karena undang-undang ini belum fektif berlakunya
minuman baik yang lokal maupun yang impor belum berlabel sertifikat halal atau
sertifikat halal yang terdapat pada kemasan makanan dan minuman diragukan
B. RUMUSAN MASALAH
sebagai berikut:
2. Apa manfaat sertifikat halal pada produk makanan dan minuman bagi
konsumen muslim?
C. TUJUAN PENULISAN
Menurut Syariat Islam, Landasan hukum produk halal sesuai Syariat Islam
antara lain terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 168 artinya, Wahai manusia Makanlah
dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
orang yang beriman makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada
kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
bangkai, darah, daging babi dan (daging) hewan yang disembelih dengan
karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
kepada orang yang beriman untuk memakan makan yang halal dan
mengharamkan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih tidak
menyebut nama Allah, kecuali jika terpaksa dan tidak melampaui batas. Untuk
menentukan produk makanan dan minuman yang beredar dimasyarakat itu halal
harus ada logo sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI pada
kemasannya.
Pemasukan daging dari luar negeri dan KEPMENAG No.518 Tahun 2001 tentang
Pemeriksaan dan Penetapan Pangan dan izin dari BPOM, Keputusan Menteri
Agama Nomor 519 Tahun 2001 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014
atau jasa.
Persyaratam dan Pengawasan Pemasukan daging dar luar Negeri yng diakomodasi
mencantumkan label pada kemasan termasuk label halal atu tanda halal bagi yang
5
Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 519 tahun 2001 tanggal 30 November
2001 tentang Lembaga pelaksana Pemerintah Pangan Halal.
dipersyaratkan. Pemasukan daging untuk konsumsi umum harus berdasarkan
produk halal. Lima tahun setelah disahkan undang-undang ini semua produk yang
sebaliknya apabila produk terdiri dari bahan yang tidak halal berdasarkan Pasal 29
ayat (2) pelaku usaha wajib mencantum pada kemasan produk tanda tidak halal,
produk berdasarkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI. Sertifikat
halal 6 adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh MUI Pusat atau Propinsi
yang diproduksi oleh suatu perusahaan setelah diteliti dan dinyatakan halal oleh
LPPOM MUI .
Sistim Jaminan Halal yang merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem
Jaminan Halal yang dikeluarkam oleh LP-POM MUI. LPPOM MUI mengangkat
seorang atau Tim Auditor halal Internal yang bertanggung jawab dalam menjamin
termasuk lokasi produksi, pabrik pengemasan dan tempat makan, bagi Restoran
dan catering mndaftarkan seluruh menu yang dijual, gerai, dapur serta gudang.
bagi produknya, harus mengisi borang tersebut yang berisi informasi tentang data
perusahaan, jenis dan nama produk serta bahan –bahan yang digunakan. Borang
harus melengkapi sesuai dengan ketentuan. LPPOM MUI melakukan audit Tim
dievaluasi dalam rapat auditor LPPOM MUI. Hasil audit yang belum memenuhi
auditor akan membuat laporan hasil audit guna diajukan pada sidang Komisi
Fatwa MUI. Sidang Komisi Fatwa MUI dapat menolak laporan hasil audit, jika
MUI.
fatwa.7
Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, berdasarkan pasal
29 bahwa permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha secara tertulis
sertifikat halal harus dilengkapi dengan dokumen data pelaku usaha, nama dan
jenis produk dan daftar produk dan bahan yang digunakan dan proses pengolahan
produk8
pemeriksaan dan/ atau Pengujian kehalalan produk dilakukan oleh auditor halal
dilokasi usaha pada saat proses produksi, apabila terdapat bahan yang diragukan
7
Jurnal LPPOM MUI.
8
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Produk
Jaminan Halal (PJH).
Pada saat pemeriksaan oleh auditor halal, pelaku usaha berkewajiban
kepada MUI untuk memperoleh menetapkan kehalalan Produk (Pasal 32). Untuk
menentukan apakah produk itu halal atau tidak MUI melakukan sidang Fatwa
Sidang Fatwa MUI diikuti oleh pakar, unsur kementrian/lembaga dan atau
instansi terkait. Sidang fatwa memutuskan kehalalan produk paling lama 30 hari
sejak MUI menerima hasil pemeriksaan atau pengajuan dari BPJPH. Keputusan
penetapan halal ditanda tangani oleh MUI selanjutnya diserahkan kepada BPJPH
Apabila dalam sidang fatwa halal, menyatakan produk halal, maka BPJPH
menerbitkan sertifikat halal dalam waktu paling 7 hari sejak keputusan halal dari
MUI. Sebaliknya apabila dalam sidang fatwa halal MUI menyatakan produk tidak
Pelaku usaha yang telah memperoleh sertifikat halal dari BPJPH, wajib
mencantumkan label halal pada kemasan produk, bagian tertentu atau tempat
tertentu pada produk yang mudah dilihat, dibaca serta tidak mudah dihapus,
dilepas dan dirusak (Pasal 38 dan 39). Pelaku usaha yang tidak mencantumkan
label halal sesuai ketentuan pasal 38 dan 39 dikenai sanksi adminstratif berupa
berlaku selama 4 tahun sejak sertifikat diterbitkan oleh BPJPH, kecuali terdapat
perubahan komposisi.
masa berlaku sertifikat halal berakhir. Biaya sertifikat halal ditanggung oleh
pelaku usaha, untuk pelaku usaha mikro dan kecil biaya sertifikasi dapat
tentang JPH masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan UU JPH.
mulai berlaku 5 tahun sejak undang-undang ini diundangkan ( Pasal 67). Berarti
pada tahun 2019 semua produk yang beredar di masyarakat sudah harus
bersertifikat halal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
terdiri dari bahan yang tidak halal berdasarkan Pasal 29 ayat (2) pelaku usaha
wajib mencantum pada kemasan produk tanda tidak halal, misalnya gambar babi.
satandat kehalalal maka aka diajukan kepada siding majlis Fatwa MUI