Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK TEKNIS

Pencantuman
Tulisan halal
Pada
Label Pangan

DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PANGAN


DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
DAN BAHAN BERBAHAYA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


2012
KATA PENGANTAR

Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan


Drs. Suratmono, MP
DAFTAR ISI

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas


perkenanNya Petunjuk Teknis Pencantuman Tulisan Halal pada
label Makanan olahan dapat diselesaikan .
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan, bahwa pangan yang beredar di Indonesia
harus di beri label. Label Halal merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari label dan mempunyai arti penting bagi
konsumen muslem sehingga perlu di kendalikan agar prosudur
pelaksanaan pencantuman tulisan halal pada label adalah benar
dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Juknis ini bertujuan memberikan informasi sekaligus merupakan
petunjuk bagi industri makanan yang akan mencantumkan
tulisan halal pada label produknya. Juknis ini memuat perihal
persyaratan, tata cara dan alur proses sertifikasi Halal dan
persetujuan pencantuman tulisan Halal pada label produk
Pangan,
dan
diakhiri dengan peran pemerintah dalam
pengawasan pangan berlabel halal.
Kami menyadari bahwa juknis ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran yang konstruktif sangat kami harapkan
untuk perbaikan selanjutnya.
Sebagai akhir kata. kami menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang yang telah membantu dan berpartisipasi
dalam penyusunan petunjuk teknis ini, semoga semoga
bermanfaat bagi dan dapat digunakan sebaik- baiknya bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Jakarta, Juli 2012

I.

PENDAHULUAN

II.

PENGERTIAN HALAL

III.

DASAR HUKUM

IV.

TUJUAN PENCANTUMAN TULISAN HALAL PADA LABEL


PANGAN

V.

PERSYARATAN UNTUK PENCANTUMAN TULISAN HALAL


PADA LABEL PANGAN

VI.

PROSES AUDIT DI SARANA PRODUKSI

VII.

ALUR PROSES SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

VIII.

SERTIFIKAT HALAL DAN PERSETUJUAN PENCANTUMAN


KETERANGAN/TULISAN HALAL PADA LABEL

IX.

PERAN PEMERINTAH

Seiring dengan tingkat pendidikan dan kesadaran konsumen


yang semakin meningkat serta akses informasi yang semakin
luas, menyebabkan konsumen semakin kritis, tuntutan konsumen
terhadap kehalalan suatu poduk semakin meningkat. Industri
Pangan harus cepat tanggap dalam menyikapi isu tersebut.
I.

PENDAHULUAN

Bagi umat Islam, mengkonsumsi makanan yang halal dan baik


(thoyyib) merupakan manivestasi dari ketaatan dan ketaqwaan
kepada Allah. Hal ini terkait dengan perintah Allah SWT kepada
manusia, sebagaimana yang termaktub dalam Al Quran, Surat Al
Maidah : 88 yang artinya:
dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib)
dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya
Mengkonsumsi makanan yang halal dan thayib merupakan
perintah dari Allah SWT yang harus dilaksanakan oleh setiap
manusia yang beriman. Bahkan perintah ini sangat tegas dan
jelas disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah SWT.
Apabila dicermati, sesungguhnya pangsa pasar terbesar untuk
industri pangan adalah konsumen muslim, hal ini karena
mayoritas penduduk dunia adalah kaum muslim yang
membutuhkan jaminan halal terhadap produk pangan sesuai
dengan keyakinannya. Jaminan kehalalan suatu produk makanan
akan memberikan ketentraman bagi konsumen. Produk halal
tidak saja memenuhi kebutuhan aspek keimanan dan ketakwaan,
melainkan juga terjaga dari segi keamanan (hygiene dan
sanitasi)., mutu dan gizi makanan. Sehubungan dengan hal
tersebut, produk halal sangat didambakan dan dicari oleh
konsumen Muslim. Sementara konsumen non-muslim secara
tidak langsung juga memperoleh produk yang diproses secara
sehat, bersih dan aman untuk dikonsumsi.

Pemerintah dalam hal ini perlu memfasilitasi dengan cara


menyiapkan
peraturan
perundang-undangan,
pedoman,
melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang makanan
halal baik bagi produsen maupun konsumen. Selain itu
pemerintah dan lembaga keagamaan memandang perlu adanya
perlindungan terhadap masyarakat muslim agar terhindar dari
mengkonsumsi produk makanan yang tidak halal. Hal tersebut
direalisasikan dalam bentuk sertifikasi dan labelisasi halal
terhadap produk makanan yang beredar. Dengan demikian
masyarakat muslim akan mendapatkan ketenangan batin saat
mengkonsumsi produk makanan tersebut.
II.

PENGERTIAN HALAL
A. Al Quran
Secara
sederhana
halal
adalah
apa
yang
diperbolehkan oleh syariat Islam (dikerjakan tidak
berdosa), haram adalah yang tidak diperbolehkan
(dilarang) oleh syariat Islam dengan larangan yang
tegas/jelas (dikerjakan berdosa.
Pada dasarnya semua makanan adalah halal, kecuali
ada dalil yang mengharamkannya. Allah swt.
berfirman , Hai sekalian manusia, makanlah yang
halal dan baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan,
karena sesungguhnya setan itu adalah musuh kalian
yang nyata. (QS al-Baqarah [2]: 168)

Dalam ayat lain disebutkan, Dan makanlah makanan


yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya. (QS al-Maidah [5]: 88)
Adapun benda / sesuatu yang haram karena dzatnya
dalilnya telah jelas disebutkan dalam Al-Quran
diantaranya adalah:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS al-Baqarah [2]:173)
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.
(QS al-Maidah [5]:3).

B. CODEX
Terdapat banyak peraturan yang mengatur masalah
HALAL baik dari organisasi dunia maupun organisasi
lokal. Salah satu organisasi dunia yang mengatur
masalah Halal adalah Joint FAO/WHO Food Standards
Programme Codex Alimentarius Commission CAC/GL
24-1997 1 (General Guidelines for Use of Term Halal).

Peraturan CAC mengenai pedoman pangan halal


tersebut di dalamnya mencakup beberapa hal,
diantaranya : 1) jenis pangan yang tidak halal; 2)
pemotongan hewan; 3) persiapan, pengolahan,
penyimpanan, distribusi dan penyimpanan pangan; 4)
pelabelan pangan
C. Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung
unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk
dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut bahan
baku pangan, bahan tambahan pangan, bahan bantu
dan bahan penolong lainnya termasuk bahan pangan
yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan
iradiasi pangan, dan yang pengelolaannya dilakukan
sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam.
D. Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.82/MENKES/SK/I/1996 tentang Pencantuman Tulisan
Halal pada Label Makanan
Makanan halal adalah semua jenis makanan dan
minuman yang tidak mengandung unsur atau bahan
yang terlarang/haram dan/atau yang diolah/diproses
menurut hokum Agama Islam.
E. Surat Keputusan
Kepala
Badan POM Nomor
HK.00.05.52.4321 tentang Pedoman Umum Pelabelan
Produk Pangan
Pangan Halal adalah pangan yang tidak mengandung
unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk
dikonsumsi oleh umat Islam serta diproses sesuai
dengan ketentuan hokum agama Islam dengan caracara yang baik (thoyyib).

III.

DASAR HUKUM
A. Undang- Undang RI Nomor 7/1996 tentang Pangan
B. Undang-Undang RI Nomor 8/1999 tentang Perlindungan
Konsumen
C. Peraturan Pemerintah RI Nomor 69/1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
D. Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pencantuman Tulisan
Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No.
924/Menkes/SK/I/1996
E. Surat Keputusan Kepala
Badan POM Nomor .
HK.00.05.23.0131 tahun 2003 tentang Pencantuman
asal bahan tertentu kandungan alkohol dan batas
kedaluarsa
pada
penandaan/label
obat,
obat
tradisional, suplemen pangan & pangan
F. Piagam Kerjasama antara Departemen Kesehatan,
Departemen Agama dan MUI tanggal 21 Juni 1996
G. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI Nomor HK.00.05.1.23.5166 tahun 2010 tentang
Pencantuman
Informasi
Asal
Bahan
tertentu,
Kandungan alkohol, dan Batas Kadaluarsa Pada
Penandaan/Label Obat, Obat Tradisional, Suplemen
Makanan dan Pangan.
H. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI Nomor HK.03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang
Pendaftaran Pangan Olahan
I. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI Nomor HK.03.1.5.12.11.09956 tahun 2011 tentang
Tata Laksana Pendaftaran Pangan Olahan

IV.

TUJUAN
Untuk melindungi masyarakat yang beragama Islam agar
terhindar dari mengkonsumsi produk pangan yang tidak
halal.

V.

PERSYARATAN
Produk telah terdaftar di Badan POM (MD/ML) atau Dinas
Kesehatan (P-IRT)

VI. DATA DAN DOKUMEN


Permohonan ditujukan ke Badan Pengawas Obat dan
Makanan cq Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan ( untuk
produk MD/ML ) atau ke Balai Besar/Balai POM ( untuk produk
P-IRT).
Permohonan perpanjangan, penambahan produk dan
permohonan baru harus mengisi formulir yang di
lengkapi/dilampirkan dengan;
Permohonan pencantuman tulisan halal halal pada label
pangan
Nama dan alamat pemohon dan/atau nama dan alamat
sarana produksi.
Nama dagang dan jenis pangan (sesuai dengan
Persetujuan Pendaftaran).
Pernyataan
kesediaan
memenuhi
peraturan
pencantuman tulisan halal pada label pangan.
Matrik bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan pangan dengan nama produk.
Matrik bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan pangan dengan produsen.
Sertifikat halal bahan baku, bahan penolong, bahan
tambahan pangan dari lembaga yang berwenang; atau
Spesifikasi dan/atau sumber/asal bahan baku, bahan
penolong, bahan tambahan pangan yang digunakan,
yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen yang membuat
bahan tersebut
Bahan yang berasal dari hewan, disertakan surat
keterangan
dari
rumah
potong
hewan
yang

VII.

menjelaskan bahwa hewan tersebut dipotong sesuai


dengan syariat Islam.
Bagan alir proses produksi.
Lay out/tata letak proses produksi.
Fotocopy nomor persetujuan pendaftaran (MD/ML/PIRT) dan label yang dilegalisir
Prosedur kerja (SOP) / Sistem Jaminan Mutu
Permohonan
perpanjangan/pembaharuan,
pengembangan produk dan penambahan produk baru
harus melampirkan sertifikat Sistem Jaminan Halal
yang telah disetujui LP-POM MUI.
Permohon baru harus melampirkan surat pernyataan di
atas
materai,
bahwa
perusahaan
bersedia
menyerahkan manual sistem jaminan halal standar
(klausul kebijakan halal, struktur manajemen halal dan
ruang lingkup penerapan sistem jaminan halal) paling
lambat 6 (enam) bulan setelah terbitnya sertifikat halal

PELAKSANAAN AUDIT

Pelaksanaan audit dilaksanakan jika persyaratan data dan


dokumen tersebut diatas dipenuhi.
Audit dilaksanakan pada waktu pabrik sedang produksi
dan tidak sedang renovasi.
Auditor eksternal terdiri dari Badan POM, Kementerian
Agama dan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM)
Perusahaan menetapkan tim internal auditor halal.
Perusahaan menyiapkan dokumen pembelian bahan
(bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan
pangan) 2 (dua) bulan terakhir
Perusahaan mempersiapkan dokumen Sistem Jaminan
Halal dan penerapannya
Perusahaan mempersiapkan dokumen SOP dan Sistem
Jaminan Mutu dan penerapannya

Perusahaan memberikan izin kepada tim auditor untuk


mengambil foto/gambar jika diperlukan.
VII.

PENILAIAN AUDIT
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM) :
Audit terhadap kehalalan bahan yang digunakan,
proses produksi dan penerapan sistem jaminan
halal.
Audit penerapan Sistem Jaminan Halal
Badan POM
Audit terhadap penerapan Cara Produksi Pangan
yang Baik.
Kementerian Agama :
Bimbingan syariah kepada manajemen perusahaan
dan karyawan muslim.
Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak diadakan audit
pemohon belum menyelesaikan kelengkapan yang diminta,
maka akan ditinjau kembali untuk dilakukan audit ulang.

VIII. ALUR PROSES SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

Persetujuan pendaftaran produk pangan ( MD )


yang masih berlaku
Perusahaan
memenuhi
persyaratan
Cara
Produksi Pangan yang Baik.
2.

Terdaftar sebagai produk ML, apabila produk


tersebut sudah mempunyai ;
Sertifikat Halal yang diterbitkan oleh MUI atau
Sertifikat Halal yang diterbitkan oleh lembaga
sertifikasi halal di negara asal produk yang telah
diakui oleh MUI disertai Surat Keterangan dari
MUI tentang status kehalalan produk-produk
dalam sertifikat tersebut.
Persetujuan pendaftaran produk pangan ( ML )
masih berlaku

3.

IX.

SERTIFIKAT
DAN
PERSETUJUAN
PENCANTUMAN
TULISAN HALAL PADA LABEL PANGAN
A. SERTIFIKAT HALAL
Diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
berdasarkan hasil audit dan rapat komisi fatwa.
Diterbitkan oleh lembaga Sertfikat Halal Luar Negeri
yang telah mendapat pengakuan dari MUI
B.

PERSETUJUAN PENCANTUMAN TULISAN HALAL PADA


LABEL PANGAN
Persetujuan pencantuman tulisan halal pada label
pangan diberikan untuk produk;
1.
Terdaftar sebagai produk MD, apabila produk
tersebut sudah mempunyai ;
Sertifikat Halal yang diterbitkan oleh MUI

Terdaftar sebagai produk PIRT, diberikan oleh


Balai Besar/Balai POM bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan setempat dan sudah melalui proses
Sertifikasi Halal sesuai ketentuan kerjasama di
masing-masing Daerah
Tulisan atau keterangan halal adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari label dan dapat dicantumkan pada
bagian utama label, wadah atau bungkus produk
pangan.
C. MASA BERLAKU PENCANTUMAN TULISAN HALAL
PADA LABEL PANGAN
o Pencantuman tulisan halal pada label pangan
berlaku selama 2 (dua) tahun sesuai dengan
sertifikat halal Majelis Ulama Indonesia.
o Tiga bulan sebelum habis masa berlakunya ,
produsen harus mengajukan permohonan ulang
pencantuman tulisan halal pada label pangan.
o Produsen yang tidak memperbaharui persetujuan
pencantuman tulisan halal pada label pangan, tidak
dapat mencantumkan
tulisan halal pada label
pangan.

D. JAMINAN HALAL DARI PRODUSEN


Tim Internal Auditor Halal perusahaan bertanggung
jawab terhadap kehalalan produk dan mempertahankan
keamanan, mutu dan gizi pangan.
X.

PERAN PEMERINTAH
Dalam rangka melindungin konsumen terhadap produk
makanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan,
mutu dan gizi makanan serta ketenangan bathin
khusunya bagi konsumen yang beragama Islam
diperlukan pengawasan komprehansif baik sebelum
beredar ( pre-market evaluation ) dan setelah beredar (
post market viigllance )
Penilaian kehalalan suatu produk bukanlah kewenangan
Badan POM RI, walaupun demikian sebelum produk
makanan diedarkan telah dilakukan ( pre-market
evaluation ) penilaian keamanan, mutu dan gizi
makanan melalui penelusuran sumber bahan baku,
bahan tambahan makanan dan bahan penolong. Apabila
produk tersebut mengandung bahan berasal dari babi
atau unsur babi, maka pada label makanan tersebut
harus di cantumkan peringatan mengandung babi
lengkap dengan gambar babi berwarna merah.
Pengawasan setelah beredar ( post market vigilance )
dilakukan
dengan
cara
sampling
produk
yang
mencantumkan tulisan halal pada label pangan untuk di
verifikasi terhadap pemenuhan kehalalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

PEMENUHAN PERSYARATAN PERMOHNAN


PENCANTUMAN TULISAN HALAL PADA LABEL MAKANAN
1.
2.

3.
4.

5.

Tanggal Surat Masuk


: .
Nama Perusahaan
:
.
Alamat Perusahaan
:

Nama Pabrik
:
Alamat Pabrik
:
Nama Produk
: ..
Jenis Produk
: ..
Jumlah Produk
: ..
Status Produk
: Baru / Parpanjangan / Dalam
Proses/Pengembangan
Contact Person
: Nama
Telp

No.

Uraian

Ada

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Lampiran 1 (Permohonan Pencantuman tulisan halal pada label) * / **


Lampiran 1a (Daftar Produk yang diajukan untuk labelisasi halal) * /
**
Lampiran 2 (Pernyataan kesediaan memenuhi peraturan
pencantuman tulisan halal pada label) * / **
Matriks I : Bahan baku dengan nama produk * / **
Matriks II : Bahan baku dengan produsen * / **
Lampiran sertifikat halal bahan baku/spesifikasi bahan baku * / **
Bagan alir proses produksi * / **
Sertifikat Jaminan Halal/Memo SJH dari MUI (untuk proses
perpanjangan) * / **
Fotocopy sertifikat halal yang lama (untuk proses perpanjangan) * / **
Fotocopy nomor pendaftaran (MD/ML/P-IRT/ISP) Dit. PKP Badan POM
atau bukti tanda bayar dari bank/bukti bahwa produk sedang dalam
proses pendaftaran *
Fotocopy label yang disetujui dari Dit. Penilaian Keamanan Pangan
Badan POM *
Lay out pabrik **
Prosedur kerja (SOP) / Manual 1S0 22.000 / Manual HACCP
Fotocopy persetujuan ijin cantum halal sebelumnya (untuk proses
perpanjangan)
Surat Pernyataan bersedia untuk pengambilan foto/gambar
Surat pernyataan sedang produksi saat di audit
Catatan :
Diterima
Dikembalikan untuk dilengkapi

Yang Menerima :
Rencana Audit ....................................................
Lampiran 1.
PERMOHONAN PENCANTUMAN
TULISAN HALAL PADA LABEL MAKANAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Jabatan

Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
No. Telp dan Fax

:
:
:

(Ditulis sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Persetujuan


Pendaftaran (MD/ML/P-IRT) yang dikeluarkan oleh Badan POM
atau Dinas Kesehatan setempat)

Bersama ini mengajukan permohonan untuk mencantumkan


tulisan Halal pada label produk kami,
Nama Dagang
No. Pendaftaran
(MD/ML/P-IRT)
Jenis Pangan
Nama Pabrik
Alamat Pabrik

:
:
:

Terlampir kami sertakan data/spesifikasi bahan-bahan dan label


produk tersebut, kami dapat melengkapi data lainnya apabila
diperlukan.

No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama Dagang

No. Registrasi

,
,
.
Hormat Kami,

Hormat Kami,

perusahaan)

Jenis Pangan

(Nama, Tanda tangan dan Cap


(Nama, Tanda tangan dan Cap
perusahaan)

Lampiran 1 (a)
DAFTAR NAMA PRODUK
YANG DIAJUKAN UNTUK SERTIFIKASI DAN LABELISASI
HALAL

Lampiran 2
PERNYATAAN

BAHAN BAKU PRODUK


KESEDIAAN MEMATUHI PERATURAN TENTANG PENCANTUMAN
KETERANGAN/TULISAN HALAL PADA LABEL PANGAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

Jabatan
Nama Perusahaan

:
:

No. KTP
No. Telp dan Fax

Nama Perusahaan
:
Nama Dagang
:
Jenis Pangan
:
Bahan baku yang digunakan *)

Bahan tambahan yang digunakan*) :


:

Adalah penanggung jawab perusahaan di atas.

Demikian kami laporkan dengan sesungguhnya dan bila tidak


sesuai dengan yang sebenarnya, kami bersedia dituntut
berdasarkan hukum yang berlaku.

Dengan ini menyatakan bersedia mematuhi peraturan


Pencantuman Keterangan/Tulisan Halal pada Label Pangan
yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.
,
.
Hormat Kami,
Materai Rp. 6000,-

(Nama, Tanda tangan dan Cap


perusahaan)

Lampiran 3
FORMULIR PERNYATAAN

,
.
Hormat Kami,

(Nama, Tanda tangan dan Cap


perusahaan)
*)

Bila menggunakan bahan-bahan seperti daging lemak,


minyak, gelatin, shortening, yang berasal dari hewan atau
tumbuh-tumbuhan agar mencantumkan nama bahan diikuti
nama hewan atau tumbu-tumbuhan asal bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai