Pencantuman
Tulisan halal
Pada
Label Pangan
I.
PENDAHULUAN
II.
PENGERTIAN HALAL
III.
DASAR HUKUM
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
PERAN PEMERINTAH
PENDAHULUAN
PENGERTIAN HALAL
A. Al Quran
Secara
sederhana
halal
adalah
apa
yang
diperbolehkan oleh syariat Islam (dikerjakan tidak
berdosa), haram adalah yang tidak diperbolehkan
(dilarang) oleh syariat Islam dengan larangan yang
tegas/jelas (dikerjakan berdosa.
Pada dasarnya semua makanan adalah halal, kecuali
ada dalil yang mengharamkannya. Allah swt.
berfirman , Hai sekalian manusia, makanlah yang
halal dan baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan,
karena sesungguhnya setan itu adalah musuh kalian
yang nyata. (QS al-Baqarah [2]: 168)
B. CODEX
Terdapat banyak peraturan yang mengatur masalah
HALAL baik dari organisasi dunia maupun organisasi
lokal. Salah satu organisasi dunia yang mengatur
masalah Halal adalah Joint FAO/WHO Food Standards
Programme Codex Alimentarius Commission CAC/GL
24-1997 1 (General Guidelines for Use of Term Halal).
III.
DASAR HUKUM
A. Undang- Undang RI Nomor 7/1996 tentang Pangan
B. Undang-Undang RI Nomor 8/1999 tentang Perlindungan
Konsumen
C. Peraturan Pemerintah RI Nomor 69/1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
D. Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pencantuman Tulisan
Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No.
924/Menkes/SK/I/1996
E. Surat Keputusan Kepala
Badan POM Nomor .
HK.00.05.23.0131 tahun 2003 tentang Pencantuman
asal bahan tertentu kandungan alkohol dan batas
kedaluarsa
pada
penandaan/label
obat,
obat
tradisional, suplemen pangan & pangan
F. Piagam Kerjasama antara Departemen Kesehatan,
Departemen Agama dan MUI tanggal 21 Juni 1996
G. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI Nomor HK.00.05.1.23.5166 tahun 2010 tentang
Pencantuman
Informasi
Asal
Bahan
tertentu,
Kandungan alkohol, dan Batas Kadaluarsa Pada
Penandaan/Label Obat, Obat Tradisional, Suplemen
Makanan dan Pangan.
H. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI Nomor HK.03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang
Pendaftaran Pangan Olahan
I. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI Nomor HK.03.1.5.12.11.09956 tahun 2011 tentang
Tata Laksana Pendaftaran Pangan Olahan
IV.
TUJUAN
Untuk melindungi masyarakat yang beragama Islam agar
terhindar dari mengkonsumsi produk pangan yang tidak
halal.
V.
PERSYARATAN
Produk telah terdaftar di Badan POM (MD/ML) atau Dinas
Kesehatan (P-IRT)
VII.
PELAKSANAAN AUDIT
PENILAIAN AUDIT
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM) :
Audit terhadap kehalalan bahan yang digunakan,
proses produksi dan penerapan sistem jaminan
halal.
Audit penerapan Sistem Jaminan Halal
Badan POM
Audit terhadap penerapan Cara Produksi Pangan
yang Baik.
Kementerian Agama :
Bimbingan syariah kepada manajemen perusahaan
dan karyawan muslim.
Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak diadakan audit
pemohon belum menyelesaikan kelengkapan yang diminta,
maka akan ditinjau kembali untuk dilakukan audit ulang.
3.
IX.
SERTIFIKAT
DAN
PERSETUJUAN
PENCANTUMAN
TULISAN HALAL PADA LABEL PANGAN
A. SERTIFIKAT HALAL
Diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
berdasarkan hasil audit dan rapat komisi fatwa.
Diterbitkan oleh lembaga Sertfikat Halal Luar Negeri
yang telah mendapat pengakuan dari MUI
B.
PERAN PEMERINTAH
Dalam rangka melindungin konsumen terhadap produk
makanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan,
mutu dan gizi makanan serta ketenangan bathin
khusunya bagi konsumen yang beragama Islam
diperlukan pengawasan komprehansif baik sebelum
beredar ( pre-market evaluation ) dan setelah beredar (
post market viigllance )
Penilaian kehalalan suatu produk bukanlah kewenangan
Badan POM RI, walaupun demikian sebelum produk
makanan diedarkan telah dilakukan ( pre-market
evaluation ) penilaian keamanan, mutu dan gizi
makanan melalui penelusuran sumber bahan baku,
bahan tambahan makanan dan bahan penolong. Apabila
produk tersebut mengandung bahan berasal dari babi
atau unsur babi, maka pada label makanan tersebut
harus di cantumkan peringatan mengandung babi
lengkap dengan gambar babi berwarna merah.
Pengawasan setelah beredar ( post market vigilance )
dilakukan
dengan
cara
sampling
produk
yang
mencantumkan tulisan halal pada label pangan untuk di
verifikasi terhadap pemenuhan kehalalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3.
4.
5.
Nama Pabrik
:
Alamat Pabrik
:
Nama Produk
: ..
Jenis Produk
: ..
Jumlah Produk
: ..
Status Produk
: Baru / Parpanjangan / Dalam
Proses/Pengembangan
Contact Person
: Nama
Telp
No.
Uraian
Ada
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Yang Menerima :
Rencana Audit ....................................................
Lampiran 1.
PERMOHONAN PENCANTUMAN
TULISAN HALAL PADA LABEL MAKANAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Jabatan
Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
No. Telp dan Fax
:
:
:
:
:
:
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Dagang
No. Registrasi
,
,
.
Hormat Kami,
Hormat Kami,
perusahaan)
Jenis Pangan
Lampiran 1 (a)
DAFTAR NAMA PRODUK
YANG DIAJUKAN UNTUK SERTIFIKASI DAN LABELISASI
HALAL
Lampiran 2
PERNYATAAN
Jabatan
Nama Perusahaan
:
:
No. KTP
No. Telp dan Fax
Nama Perusahaan
:
Nama Dagang
:
Jenis Pangan
:
Bahan baku yang digunakan *)
Lampiran 3
FORMULIR PERNYATAAN
,
.
Hormat Kami,