Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

REGULASI PANGAN

Nama : Lusiana Dian Kumala


NIM : 045396879

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UPBJJ JAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS I
1. Jelaskan mengapa jaminan keamanan pangan sebagai tuntutan utama bagi konsumen dalam
produksi pangan?
2. Jelaskan pengawasan pangan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan!
3. Jelaskan bagaimana pemerintah melalui peraturan yang dibuat menjami tentang keamanan
pangan dari aspek sanitasi dan hygiene pangan?
4. Jelaskan bagaimana Undang-undang no 18 tahun 2012 dapat menjamin pemenuhan aspek gizi
masyarakat?
5. Jelaskan bagaimana pengaturan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menurut perundangan
pangan Indonesia!

Jawab :

1. Jaminan keamanan pangan sebagai tuntutan utama bagi konsumen dikarenakan memiliki
dampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraan konsumen. Konsumen memiliki hak untuk
mengonsumsi makanan yang tidak membahayakan kesehatan diantaranya yaitu berhak untuk
mendapatkan informasi yang jujur dan akurat tentang bahan-bahan yang digunakan, potensi
alergen, tanggal kedaluwarsa, dan sebagainya untuk menghindari berbagai macam penyakit.
Keamanan pangan yang terjamin dapat membantu menciptakan kepercayaan konsumen
terhadap produk dan merek tertentu. Konsumen yang merasa yakin bahwa makanan yang
mereka beli aman untuk dikonsumsi akan merasa lebih puas dan mungkin akan kembali
membeli produk dari produsen yang sama.
2. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merupakan lembaga yang bertanggung jawab
untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap obat-obatan, makanan, kosmetik, dan
produk kesehatan lainnya. BPOM memiliki wewenang untuk menerima permohonan
pendaftaran produk makanan, obat-obatan, kosmetik, dan produk kesehatan lainnya, melakukan
pengawasan terhadap fasilitas produksi dan distribusi produk makanan dan obat untuk
memastikan bahwa mereka memenuhi standar keamanan dan kebersihan. Selain itu BPOM
memeriksa penandaan dan label produk makanan dan obat-obatan untuk memastikan bahwa
informasi yang diberikan pada kemasan adalah jujur, akurat, dan sesuai dengan regulasi.
Pengawasan pangan yang dilakukan oleh BPOM bertujuan untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan konsumen serta memastikan bahwa produk pangan yang beredar di Indonesia
memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Selain
itu, BPOM juga berperan dalam memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang
mereka beli aman untuk dikonsumsi.
3. Pemerintah melalui peraturan tentang keamanan pangan dari aspek sanitasi dan hygiene pangan
melalui berbagai peraturan dan regulasi yang ditetapkan untuk memastikan bahwa produk
makanan yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat memenuhi standar tertentu. Sanitasi
pangan merupakan upaya untuk mempertahankan yang sehat sedangkan higienis adalah pangan
yang bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia maupun benda lain.
Dalam Undang Undang No 18 Tahun 2012 Pasal 71 menjelaskan tentang bagaimana
pengaturan dalam sanitasi pangan, diantaranya setiap orang yang terlibat dalam rantai pangan
wajib mengendalikan risiko bahaya pada pangan, baik yang berasal dari bahan, peralatan,
sarana produksi, maupun perseorangan sehingga keamanan pangan terjamin. Wajib memenuhi
persyaratan sanitasi dan menjamin keamanan pangan dan/atau keselamatan manusia.
Selain itu dalam Undang Undang No 11 Tahun 1962 berisikan tentang hygiene untuk usaha –
usaha bagi umum. Pemerintah melalui UU tersebut memiliki tujuan untuk melindungi
kesehatan masyarakat yang mempergunakan tempat atau hasil – hasil usaha bagi umum.
Hygiene merupakan aspek penting yang terkait dengan keamanan pangan, dikarenakan hygiene
dapat menjamin mutu serta kondisi kesehatan pangan yang dikonsumsi. Usaha yang dilakukan
pemerintah terkait UU tentang hygiene ini diantaranya adalah melakukan penerangan dan
bimbingan melalui hygiene, pengawasan dan pemeriksaan atas keadaan hygiene pada badan
usaha terkait, dan pengawasan terhadap peralatan yang digunakan selama proses pembuatan
produk pangan.
4. Pada Undang-Undang no 18 tahun 2012 terutama pada pasal 63 dan pasal 64 dijelaskan bahwa
pemerintah menetapkan kebijakan dibidang gizi masyarakat, yang mana pada proses
pengolahan pangan harus menerapkan tata cara yang tepat sehingga dapat menghambat proses
penurunan atau kehilangan Gizi. Kebijakan dalam perbaikan status gizi dilakukan melalui
berbagai cara, diantaranya penetapan persyaratan khusus mengenai komposisi pangan,
penetapan persyaratan perbaikan gizi pangan apabila terjadi penurunan status gizi, pemenuhan
gizi ibu hamil, ibu menyusui, balita serta dengan meningkatkan konsumsi pangan hasil produk
ternak, ikan, sayur, buah dan umbi lokal.
5. Makanan pendamping ASI merupakan makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada
bayi berusia enam bulan ke atas atau berdasarkan indikasi medic sampai anak berusia 24 bulan.
Makanan tersebut dapat berupa makanan siap masak, bubuk instan dan siap santap. Peraturan
nengenai pangan pendamping ASI tertuang dalam Standar Nasional Indonesia, dengan ruang
lingkup seperti istilah, definisi, komposisi dan syarat mutu, bahan tambahan makanan, cemaran,
metode uji, pengambilan contoh,hygiene, pengemasan dan pelabelan.
Memahami peraturan dan standar seperti SNI sangat penting untuk menjaga kualitas dan
keamanan MPASI yang diberikan kepada bayi dan anak balita. Hal tersebut juga membantu
orang tua dan pengasuh dalam memilih produk pangan pendamping ASI yang sesuai dan aman
untuk anak-anak mereka. Selain itu, konsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi juga sangat
dianjurkan untuk memastikan bahwa MPASI yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak.

Demikian yang saya sampaikan, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai