Anda di halaman 1dari 36

Regulasi Pangan

Pengertian Pangan
• Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan,
bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan
atau minuman
Introduction
• Pangan adalah hak asasi setiap manusia, karena pangan
merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar yang
berpengaruh terhadap ekstensi dan ketahan hidup.
Tersedianya pang yang cukup, aman, bermutu dan bergizi
merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi.
• Seperti yang kita ketahui, pangan untuk siap dikonsumsi
melewati banyak proses (beberapa rantai pasok)
• Mulai dari laharn (petani, peternak, dll), pengepul, kemudian
ke produsen (pabrik pangan/pengolahan), distributor
(pedagang besar/pengecer) hingga sampai kepada konsumen
(pangan yang aman, bermutu dan bergizi)
• Keseluruhan mata rantai dijaga melalui sistem pengaturan,
pembinaan dan pengawasan yang efektif dibidang keamanan,
mutu dan gizi  Regulasi
• Memperoleh jaminan akan kecukupan dan keamanan pangan
adalah hak asasi manusia. Pengakuan akan hak tersebut
tercantum pada kesepahaman para pemimpin dunia dalam
sidang WHO mengenai keamanan pangan. Kemampuan negara
untuk dapat memberikan pangan yang aman bagi semua orang
tak akan terlepas dari adanya komitmen bersama antara
pemerintah, pelaku industri dan konsumen, yang disertai
dengan pembagian tanggung jawab semua pihak di dalamnya.
Sosialisasi dan pemahaman akan kebijakan serta peraturan
yang menyertainya sangat diperlukan oleh semua pelaku di
bidang pangan.
• Pemerintah indonesia mengaturnya dalam undang2, PP, dan
standar-standar yang digunakan pada lembaga pemerintah
yang mengawasi bidang pangan seperti: BPOM, Kemenkes,
Kemenag (MUI). Dalam menetapkan standar keamanan pangan
tersebut, pemerintah juga beracuan terhadap regulasi pangan
internasional yang dikeluarkan oleh CODEX (FAO-WHO)
• Persyaratan hukum untuk keamanan pangan dan kualitas
pangan telah ditetapkan oleh banyak pemerintah nasional,
dengan tujuan melindungi konsumen dan memastikan bahwa
pangan layak untuk dikonsumsi manusia.
• Persyaratan ini tercantum dalam undang-undang dan
peraturan pangan, yang cakupannya bervariasi dari satu
negara ke negara lain
Food Laws & Regulations
• Food Law (Undang-undang pangan) adalah pernyataan
kebijakan pemerintah yang mencakup aspek umum dan
khusus dari adulteration (pemalsuan) dan misbranding of
foods (kesalahan merek pangan), sedangkan peraturan
pangan mengatur tentang penegakan kebijakan pemerintah
yang tertuang dalam undang-undang pangan.
• Undang-undang dan peraturan makanan ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa makanan tidak menyebabkan bahaya,
penyakit, atau cedera; tidak dipalsukan atau salah merek; dan
sehat serta layak untuk dikonsumsi manusia.
• Undang-undang dan peraturan pangan berlaku untuk semua
makanan yang diproduksi di dalam negeri, serta semua makanan
yang diimpor dari suatu negara; makanan tidak dapat diimpor jika
tidak sesuai dengan undang-undang dan peraturan pangan negara
pengimpor.
• Undang-undang pangan melindungi konsumen dari penyakit dan
cedera atau keracunan dengan melarang penggunaan zat beracun
atau berbahaya dalam makanan yang dikonsumsi manusia.
• Selain itu, undang-undang pangan melindungi konsumen dari
penipuan dan kecurangan dengan melarang informasi palsu atau
menyesatkan terkait makanan
Enforcement of food laws and regulations
• Tanggung jawab untuk menegakkan undang-undang dan peraturan
pangan diserahkan kepada badan pengatur pemerintah. Kegiatan
penegakan hukum ini terbagi dalam dua kategori.
1. Inspeksi dan audit perusahaan yang memproses, menangani, dan
menyimpan makanan untuk memastikan bahwa kondisi sanitasi dan
terkontrol yang diperlukan diikuti; audit digunakan oleh beberapa
badan pengatur yang memberlakukan peraturan berbasis HACCP.
2. Inspeksi dan analisis makanan untuk zat berbahaya untuk memastikan
bahwa ada kesesuaian dengan batas dan tolera yang ditetapkan
• Sistem kontrol keamanan pangan di Indonesia membutuhkan
unsur-unsur pra-pasar dan kontrol pasca-pasar.
• Kontrol pre-market dilakukan dengan mengevaluasi keamanan
pangan produk untuk memastikan kepatuhan terhadap
persyaratan keamanan dan kualitas. Jika suatu produk ditemukan
memenuhi persyaratan yang diperlukan, produk tersebut
dilengkapi dengan nomor persetujuan pendaftaran dan memenuhi
syarat untuk pasar ritel.
• Kontrol post-market dilakukan terhadap produk pangan yang
telah beredar di pasaran  Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM)
Fungsi regulasi pangan
• Landasan hukum bagi pengatur, pembina dan pengawasan
terhadap kegiatan produksi, peredaran dan perdagangan
pangan
• Menciptakan pangan yang aman, bermutu dan bergizi,
perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab
• Meningkatkan daya saing pelaku usaha (produsen-
retailer)dalam memenuhi standar keamanan
Indonesian Food Laws & Regulations
• Undang-undang No 18 tahun 2012 revisi dari UU No. 7 tahun 1996 tentang
Pangan
• Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
• Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal
• Peraturan Pemerintah No 28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
• Peraturan Pemerintah No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan
• Perka BPOM Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Klaim Pada Label dan
Iklan Pangan Olahan
• Permenkes Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
• Perka BPOM Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tentang Penetapan Batas Maksimum
Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan
Pangan yang Diawasi
Produksi, Distribusi, Perdagangan
Pentingnya Regulasi Pangan
Protecting Consumers and Producers
Hak Konsumen

UU No. 8 Th. 1999 : Perlindungan Konsumen


Hak Produsen
Producer’s Responsibility
Yang Dilarang Dilakukan Produsen/Pelaku Usaha
Quality vs Safety
• Apa bedanya?
• Mana yang lebih penting?
Which one match to quality or safety?
• Crispiness of potato chips
• Acrylamide residue in fried potato chips
• Maximum pesticide residue in fresh apple
• Maximum level of tartrazine in instant noodle
• Protein content of powdered milk
• Melamine in powdered milk
• Food allergen
• Good manufacturing practices
• Salmonella residue in fresh meat
• Expired date of canned foods
• Glycemic index of corn noodle
• Food Safety (keamanan pangan) mengacu pada praktik dan kondisi yang menjaga kualitas
pangan untuk mencegah kontaminasi dan penyakit yang ditularkan melalui makanan
selama persiapan, penanganan, dan penyimpanan. Praktik Keamanan Pangan yang benar
memastikan bahwa makanan tidak akan membahayakan konsumen saat disiapkan dan /
atau dimakan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

“Makanan harus aman untuk dikonsumsi manusia dan bebas dari bahaya yang dapat
mengganggu kesehatan konsumen”

Contoh prosedur dan kebijakan Keamanan Pangan:


• Kebersihan pribadi
• Presentasi dan persiapan pribadi
• Pengendalian hama
• Penanganan limbah
• Pembersihan dan sanitasi
• Kontrol dan pengukuran suhu
• Identifikasi bahaya Keamanan Pangan

Ini hanya beberapa contoh prosedur Keamanan Pangan yang harus ada di lingkungan
penanganan makanan. Prosedur Keamanan Pangan bervariasi dari perusahaan ke
perusahaan dan industri ke industri. Penting untuk mengetahui prosedur dan kebijakan
Keamanan Pangan perusahaan Anda.
• Food Quality (Kualitas Pangan) mengacu pada ciri dan karakteristik suatu
produk pangan yaitu:
 dapat diterima konsumen dan memenuhi harapan mereka;
 nilai uang;
 sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, dan
 menguntungkan bagi perusahaan.

Contoh Atribut Kualitas Pangan:


 Faktor eksternal seperti penampilan (ukuran, warna, bentuk dan konsistensi).
 Tekstur
 Flavour (bau dan rasa)
 Pelabelan yang benar dengan bahan, informasi nutrisi, dan detail pemasok /
produsen yang tercantum.
 Produk harus dikemas dan disegel dengan benar.
 Standar bahan dipertahankan.
 Kualitas pangan juga berkaitan dengan ketertelusuran produk, jika penarikan
kembali produk pangan diperlukan.
Food safety (Keamanan Pangan) dan food quality
(Kualitas Pangan) adalah dua aspek terpenting dari
setiap lingkungan penanganan makanan. Penting untuk
mengetahui perbedaannya dan menerapkan sistem
manajemen Keamanan Pangan dan Kualitas Pangan yang
tepat. Ini akan membuat pelanggan konsumen sehat dan
bahagia, dan terhindar dari masalah.
Food Defense vs Food Safety
• Food defense berbeda dengan food safety.
• Food safety menangani risiko yang dapat diprediksi dan tidak
disengaja.
• Food safety sebaiknya ditangani menggunakan HACCP.
• Food defense mengatasi serangan yang disengaja terhadap
keamanan atau kualitas makanan. Ini tidak cocok dengan
HACCP
Food Adulteration

Bahasa
• Adulterate  mencampuri atau memalsukan,
• Adulteration  pemalsuan atau pencampuran
(sehingga mutunya turun)
Kategori Food Adulteration (US-FDA)
Bahan pangan mengandung bahan yang dapat
membahayakan/tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan masalah pada kesehatan:
•Bahan kimia yang berbahaya (seperti pestisida dan
bahan kimia bukan untuk pangan)
•Bahan yang kotor, busuk atau sudah terdekomposisi
•Segala macam bahan yang tidak baik untuk pangan
• Termasuk kategori food adulteration
Sebagian atau seluruh bahan diganti dan mampu
menutupi sifat jelek dari produk.
Bahan tersebut dipersiapkan, dikemas, atau ditangani
dengan proses yang tidak menerapkan sanitasi,
sehingga dapat menyebabkan produk terkontaminasi.
Bahan yang ditambahkan untuk tujuan agar produk
terlihat lebih berat atau lebih mengembang, dimana
bahan yang ditambahkan tersebut terlarang
digunakan.
 Mengandung bahan yang dapat mempengaruhi kualitas dan
membahayakan.
 Bahan yang lebih rendah mutunya/ lebih murah harganya
menggantikan secara keseluruhan atau sebagian bahan dalam
produk tersebut
 Produk yang dijual oleh penjual tidak sewajarnya : Tidak
memenuhi keinginan konsumen
 Bahan disiapkan, dikemas, atau diproses tanpa sanitasi yang
baik sehingga terkontaminasi atau membahayakan kesehatan
 Bahan secara keseluruhan atau sebagian mengandung kotoran,
tengik, busuk, terdekomposisi atau mengandung substansi dari
hewan/sayuran berpenyakit atau terinfeksi serangga.
UU Pangan No. 18 Tahun 2012
• Pasal 90
1)Setiap Orang dilarang mengedarkan Pangan tercemar.
2)Pangan tercemar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Pangan yang:
a.mengandung bahan beracun, berbahaya, atau yang dapat membahayakan
kesehatan atau jiwa manusia;
b.mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang
ditetapkan;
c.mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses
Produksi Pangan;
d.mengandung bahan yang kotor, busuk, tengik, terurai, atau mengandung bahan
nabati atau hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai;
e.diproduksi dengan cara yang dilarang; dan/atau
f.sudah kedaluwarsa.
Termasuk Pemalsuan Pangan
 Terdapat penambahan bahan lain yang dapat menurunkan kualitas
dan menimbulkan bahaya
 Penggunaan bahan ingredien yang (mirip, lebih rendah mutunya
atau lebih murah) untuk menggantikan secara keseluruhan atau
sebagian
 Bahan baku yang awalnya memiliki mutu lebih bagus yang akan
menimbulkan ketidakjelasan
 Terdapat pemalsuan misalnya dengan pewarnaan atau diperlakukan
sebaliknya (dihilangkan warnanya) untuk meningkatkan penampilan
atau penampakan produk, dan
 Mengandung substansi tambahan yang membahayakan kesehatan
Contoh Kasus Food Adulteration di Indonesia

Kasus penyalahgunaan formalin sebagai pengawet pangan


(Kompas, 27 Desember 2005)
•Landasan berdasarkan definisi :
Federal Food, Drug, and Cosmetic Act,
Produk pangan yang mengandung bahan yang dapat
membahayakan, menyebabkan masalah kesehatan

•Melanggar peraturan :
1)PP No. 28/2004
2)Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Penyalahgunaan formalin
Hasil pengujian Balai Besar POM di Jakarta (Nov -Des 2005)
terhadap 98 sampel produk pangan yang dicurigai mengandung
formalin dari pasar tradisional dan supermarket (Pasar Muara
Angke, Pasar Muarakarang, dan Pasar Rawamangun, dll): 56
sampel positif mengandung formalin
23 sampel mie basah → 15 sampel postif (65 %)
41 sampel tahu → 19 sampel positif (46,3 %)
34 sampel ikan asin → 22 sampel postif (64,7 %
Tugas Kelompok
1. Mencari dan selanjutnya membahas kasus yang berhubungan
dengan:
 Food adulteration
 Foodborne diseases
 Dispute in international trade
 Etc (berkaitan dengan regulasi pangan yang berlaku).
2. Mengindentifikasi penyebab dan regulasi yang terkait
3. Menyimpulkan hal-hal penting yang menjadi pokok bahasan
Format Makalah
• Judul Makalah
Harus mencerminkan isi makalah
• Pendahuluan
Menjelaskan lingkup dan tujuan penulisan makalah
• Hasil Kajian Pustaka dan Pembahasanya
• Kesimpulan
Menyimpulkan hal-hal penting yang menjadi pokok bahasan
• Daftar Pustaka
Daftar referensi yang digunakan untuk penyusunan makalah

Anda mungkin juga menyukai