STANDAR
PENGAWASAN
KEAMANAN PANGAN
LUAR NEGERI
KELOMPOK 7
KELOMPOK 7
Tujuan standar keamanan pangan
Membantu mempercepat desiminasi sistem manajemen, teknologi dan inovasi;
Meningkatkan daya saing bisnis dengan fokus terhadap mutu, keamanan,
keselamatan, kesehatan dan pelestarian lingkungan;
Memperlancar transaksi arus barang dan jasa dalam perdagangan domestik
maupun internasional. Selain itu berguna untuk menghilangkan hambatan
teknis dalam perdagangan melalui harmonisasi standar;
Memfasilitasi penilaian dan pembuktian kesesuaian dan optimasi infrastruktur
standardisasi.
Pihak yang terlibat
Konsumen, konsumen menghendaki makanan yang berkualitas dan sehat, tidak peduli pada harga
maupun kelas makanan yang dikonsumsi, sebagian yang lain memilih produk yang mendukung
gaya hidup dan kelas sosial yang dimiliki.
Industri, pangan merupakan aktivitas yang sarat akan pengaturan dan peraturan yang ketat. Hal ini
disebabkan karena industri berdampak langsung pada kesehatan manusia sebagai konsumen.
Produsen harus mampu memproduksi produk yang aman, sehat, utuh, dan berkualitas, serta
menginformasikannya kepada konsumen sehingga tertarik untuk mengonsumsi produk yang
diluncurkan ke pasar.
Pemerintah, Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa tiap Negara memiliki badan yang
bertugas mengawasi perdagangan dan perlindungan terhadap konsumen. Badan tersebut melayani
kebutuhan produsen agar dapat tetap berkompetisi sekaligus menjamin keamanan konsumen.
Pihak yang terlibat
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa tiap Negara memiliki badan yang bertugas mengawasi
perdagangan dan perlindungan terhadap konsumen. Badan tersebut melayani kebutuhan produsen agar
dapat tetap berkompetisi sekaligus menjamin keamanan konsumen.
Standar pengawasan keamanan makanan di
Jepang
Jepang memilki 4 (empat) undang-undang utama yang mengatur terkait kemanan pangan
yaitu, undang-undang dasar keamanan pangan, undang-undang sanitasi pangan, undang-
undang standar pertanian jepang, dan undang-undang promosi kesehatan.
Hukum utama yang mengatur mengenai kualitas makanan dan integritas adalah Sanitasi
Makanan Act3 dimana undang-undang kesehatan pangan telah mendapat persetujuan dan
putusan yang mewajibkan semua pengguna bisnis makanan memperkenalkan manajemen
kebersihan sesuai dengan karakteristik makanan atau disebut dengan HACCP.
Ministryof Health, Labor, and Welfare (MHLW) yang merupakan Kementrian Kesehatan,
tenaga kerja dan Kesejahteraan memiliki wewenang melakukan pengawasan pada saat
impor dan pengendalian ekspor pangan.Jepang memiliki Prosedur untuk bahan makanan
menurut UU Sanitasi Pangan dijelaskan pada MHLW berikut :
Pemberitahuan
Sertifikat kesehatan
Hasil Pemeriksaan
Dokumen yang menunjukkan bahan, aditif dan proses pembuatannya
(ProdusenSertifikasi)
Ternyata ada satu hal yang menarik dari jepang dan bisa di contohi oleh pemerintah dan
para pedagang di indonesia yaitu;
pertama, adanya kemauan baik dari pemerintah jepang dan para pedaganngya untuk
keamanan pangan mereka dan melindungi konsumen, artinya bahwa adanya koordinasi
yang baik antara pihak pedagan dan pemerintah selaku pengawas keamanan pangan.
Kedua, kejujuran sudah sangat membudaya di Jepang, sehingga pedagang tidak ada yang
berlaku curang. Jika pun ada pedagang yang curang, pemerintah pun tidak segan-segan
untuk menindak oknum pedagang tersebut dengan pemberian sanksi yang berat, seperti
dipenjara dan ditutup usahanya.
Daftar Pustaka