Anda di halaman 1dari 11

ILMU BAHAN PANGAN

STANDAR
PENGAWASAN
KEAMANAN PANGAN
LUAR NEGERI

KELOMPOK 7
KELOMPOK 7

● ABD. Rohman Muhamad Rafik 10021382025068


● Annisa Azzahra 10021382025015
● Dita Melsandi 10021382025082
● Fattimah Azzahra 10021382025087
● Ikhsan Faikul M 10021382025072
● Nadia Sara Anggraini 10021382025080
● Putri Puspita Sari 10021382025084
● Warna Cahyati 10021382025083
● Yohana Theresia gea 10021382823066
Pangan?
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dasi sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumen
manusia, termasuk bahan tanaman pangan dan bahan lain
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan
pembuatan makanan atau minuman
Pangan yang diatur
Pangan yang aman, bermutu dan bergizi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat.
 Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung
dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.
 Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu,
dengan atau tanpa bahan tambahan.
 Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan untuk konsumsi bagi kelompok tertentu dalam upaya
memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut.
 Pangan siap saji adalah makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung
disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan.
 Pangan produk rekayasa genetika adalah pangan yang diproduksi atau menggunakan bahan baku,
bahan tambahan pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari proses rekayasa genetika.

 
Tujuan standar keamanan pangan
 Membantu mempercepat desiminasi sistem manajemen, teknologi dan inovasi;
 Meningkatkan daya saing bisnis dengan fokus terhadap mutu, keamanan,
keselamatan, kesehatan dan pelestarian lingkungan;
 Memperlancar transaksi arus barang dan jasa dalam perdagangan domestik
maupun internasional. Selain itu berguna untuk menghilangkan hambatan
teknis dalam perdagangan melalui harmonisasi standar;
 Memfasilitasi penilaian dan pembuktian kesesuaian dan optimasi infrastruktur
standardisasi.
 
Pihak yang terlibat
 Konsumen, konsumen menghendaki makanan yang berkualitas dan sehat, tidak peduli pada harga
maupun kelas makanan yang dikonsumsi, sebagian yang lain memilih produk yang mendukung
gaya hidup dan kelas sosial yang dimiliki.
 Industri, pangan merupakan aktivitas yang sarat akan pengaturan dan peraturan yang ketat. Hal ini
disebabkan karena industri berdampak langsung pada kesehatan manusia sebagai konsumen.
Produsen harus mampu memproduksi produk yang aman, sehat, utuh, dan berkualitas, serta
menginformasikannya kepada konsumen sehingga tertarik untuk mengonsumsi produk yang
diluncurkan ke pasar.
 Pemerintah, Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa tiap Negara memiliki badan yang
bertugas mengawasi perdagangan dan perlindungan terhadap konsumen. Badan tersebut melayani
kebutuhan produsen agar dapat tetap berkompetisi sekaligus menjamin keamanan konsumen.
Pihak yang terlibat
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa tiap Negara memiliki badan yang bertugas mengawasi
perdagangan dan perlindungan terhadap konsumen. Badan tersebut melayani kebutuhan produsen agar
dapat tetap berkompetisi sekaligus menjamin keamanan konsumen.
Standar pengawasan keamanan makanan di
Jepang
Jepang memilki 4 (empat) undang-undang utama yang mengatur terkait kemanan pangan
yaitu, undang-undang dasar keamanan pangan, undang-undang sanitasi pangan, undang-
undang standar pertanian jepang, dan undang-undang promosi kesehatan.

Hukum utama yang mengatur mengenai kualitas makanan dan integritas adalah Sanitasi
Makanan Act3 dimana undang-undang kesehatan pangan telah mendapat persetujuan dan
putusan yang mewajibkan semua pengguna bisnis makanan memperkenalkan manajemen
kebersihan sesuai dengan karakteristik makanan atau disebut dengan HACCP.
Ministryof Health, Labor, and Welfare (MHLW) yang merupakan Kementrian Kesehatan,
tenaga kerja dan Kesejahteraan memiliki wewenang melakukan pengawasan pada saat
impor dan pengendalian ekspor pangan.Jepang memiliki Prosedur untuk bahan makanan
menurut UU Sanitasi Pangan dijelaskan pada MHLW berikut :
 Pemberitahuan
 Sertifikat kesehatan
 Hasil Pemeriksaan
 Dokumen yang menunjukkan bahan, aditif dan proses pembuatannya
(ProdusenSertifikasi)
Ternyata ada satu hal yang menarik dari jepang dan bisa di contohi oleh pemerintah dan
para pedagang di indonesia yaitu;
 pertama, adanya kemauan baik dari pemerintah jepang dan para pedaganngya untuk
keamanan pangan mereka dan melindungi konsumen, artinya bahwa adanya koordinasi
yang baik antara pihak pedagan dan pemerintah selaku pengawas keamanan pangan.
 Kedua, kejujuran sudah sangat membudaya di Jepang, sehingga pedagang tidak ada yang
berlaku curang. Jika pun ada pedagang yang curang, pemerintah pun tidak segan-segan
untuk menindak oknum pedagang tersebut dengan pemberian sanksi yang berat, seperti
dipenjara dan ditutup usahanya.
Daftar Pustaka

Boadu, F. O. (2016). Food Safety Regulation. Agricultural Law and


Economics in Sub-Saharan Africa, April, 573–587.
Pudjhirahayu, A., pengawasan mutu pangan. (2017). Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
"Regulasi keamanan pangan diindonesia dan jepang",program pascasarjana
ilmu hukum kesehatan.Semarang.2018

Anda mungkin juga menyukai