Anda di halaman 1dari 26

PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN
DI BIDANG PANGAN

MUHAMMAD RUSYDI RIDHA,S.FARM.,APT.,M.FARM


KEPALA BALAI POM DI KENDARI

Balai Pengawas Obat dan Makanan


Di Kendari
2
OUTLINE
1. Peraturan dan
Perundang-undangan Pangan

2. Dasar Hukum Setingkat


Undang-Undang

3. Peraturan Pelaksanaan Di
Bidang Pangan

2
1. Peraturan
Perundang-undangan
1. Undang-Undang RI No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
2. Undang-Undang RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen..
3. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah RI No. 69 tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan
5. Peraturan Pemerintah 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
(mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan)
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012
tentang Bahan Tambahan Pangan.
7. Peraturan Ka Badan POM RI No. HK.01.23.04.12.2206 tahun
2012 tentang CPPB-IRT.

3
2. Dasar Hukum Setingkat
Undang-Undang

UNDANG-UNDANG
Nomor 18 Tahun
2012
Tentang PANGAN
➢ Disahkan pada 16 November 2012
➢ Diundangkan pada 17 November
2012
➢ Terdiri dari 17 BAB dan 154 Pasal
UU NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN

Lingkup pengaturan: • Sanitasi pangan


• bahan tambahan pangan
1. Perencanaan pangan • pangan produk rekayasa genetik
2. Ketersediaan pangan • iradiasi pangan
• kemasan pangan
3. Keterjangkauan pangan
• Jaminan keamanan dan mutu pangan
4. Konsumsi pangan dan gizi • Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
5. Keamanan pangan
• Ketentuan label pangan
6. Label dan iklan pangan
Larangan menghapus, mencabut, menutup, mengganti label,
7. Pengawasan melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan
tahun
kedaluwarsa Pangan
8. Sistem informasi pangan
• Ketentuan iklan pangan
9. Penelitian dan pengembangan
10. Kelembagaan pangan
• Pengawasan dilakukan terhadap:
11. Peran serta masyarakat, dan
✓ Kecukupan pangan pokok (Lembaga Pangan)
12. Penyidikan. ✓ Persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan iklan pangan
• Tenaga Pengawas
UU Pangan No. 18 / 2012
Penyelenggaraan Keamanan
Pangan harus dilaksanakan
secara terpadu dan sinergis
Bab VII. Keamanan Pangan Bagian
oleh semua pemangku
Kesatu. Umum Ps. 68 (1). Pemerintah
kepentingan pada setiap rantai
dan Pemerintah Daerah menjamin
Pangan.
terwujudnya penyelenggaraan
Keamanan Pangan di setiap rantai
Penetapan norma, standar,
pangan secara terpadu. Ps. 68 (2).
prosedur, dan kriteria
Pemerintah menetapkan norma,
Keamanan Pangan dilakukan
standar, prosedur, dan kriteria
antara lain, dengan berbasis
Keamanan Pangan.
analisis risiko.
Dasar Hukum Setingkat
Undang-Undang
Selain dalam UU Pangan, ketentuan mengenai
pangan juga diatur atau terdapat dalam undang-
undang, antara lain:
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
• Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal
8
3. Peraturan Pelaksanaan Di Bidang Pangan

• Untuk dapat menjalankan undang-undang


diperlukan peraturan pelaksanaan.
• Secara normatif, materi muatan peraturan
pemerintah berisi ketentu untuk menjalankan
undang-undang sebagaimana
an mestinya.
• Di samping peraturan pemerintah, ketentuan lebih
lanjut mengenai pangan dapat ditetapkan
dalam/dengan peraturan Menteri/Lembaga
pemerintah nonkementerian/komisi

9
Peraturan Pemerintah
• UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan
pembentukan beberapa peraturan pemerintah sebagai
peraturan pelaksanaannya, yaitu:
– PP Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
– PP Nomor 86 tahun 2019 tentang Keamanan Pangan
(mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan), diundangkan
– tanggal 26 Desember
RPP tentang 2019 Iklan Pangan (yang akan mencabut dan
Label dan
menggantikan PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan), saat ini dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan
HAM.

10
Per BPOM
PerKa BPOM No. 34/
201 9 Per BPOM
No.(Label)
31/2018 (Kategori
Pangan)
No. 22 /2019
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 86 TAHUN 2019
TENTANG KEAMANAN PANGAN

❖ Sebagai Peraturan Pelaksanaan dari Undang-


Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
❖ Telah diinisiasi pembentukannya sejak 2016
❖ Disahkan dan diundangkan pada 26 Desember
2019
❖ Terdiri atas 8 bab dan 84 pasal
Keamanan Pangan diselenggarakan
melalui:
a. Sanitasi Pangan; g. jaminan produk halal bagi
yang dipersyaratkan;
b. pengaturan terhadap Bahan
h. Pengawasan;
Tambahan Pangan
i. Penanganan KLB;
c. pengaturan terhadap Pangan j. penanganan cepat terhadap
Produk Rekayasa Genetik; kedaruratan keamanan
pangan; dan
d. pengaturan terhadap Iradiasi
k. Peran serta masyarakat.
Pangan;
e. penetapan standar Kemasan
Pangan;
f. pemberian jaminan Keamanan
Pangan dan Mutu Pangan; dan
Pemberia Jaminan KeamananPangan dan MutuPangan
n
Izin Edar*
Pendaftaran
• Pangan Olahan : Izin Edar
Sarana Produksi MD/ML (Badan POM)
• Pangan Industri Rumah Tangga: sertifikat produksi
pangan olahan IRT (Bupati/Walikota), pedoman oleh
Badan POM
• Pangan Olahan Siap Saji : sertifikat untuk menjamin
keamanan pangan dan mutu pangan
(Bupati/Walikota). Untuk di KKP : Kemkes
• Pangan segar*)
a. PSAH : nomor registrasi (Kemtan, gubernur,
bupati/walikota)
b. PSAT : nomor pendaftaran (Kemtan, gubernur,
bupati/walikota)
Berdasarkan hasil pengujian c PSAI : sertifikat kelayakan pengolahan, sertiifikat
Laboratorium yang ditunjuk penerapan program manajeman mutu terpadu
pemerintah atau dan sertifikat kesehatan produk pengolahan ikan
terakreditasi (KKP dan pemda)
(Kemtan, KKP, BPOM, *) Pangan yang belum mengalami pengolahan yang

Penetapan Kemkes
persyaratan pengujian dapat dikonsumsi langsung atau yang sudah mengalami
perlakuan minimal berupa pencucian, pengupasan,
lab dilakukan secara bertahap pengeringan, penggilingan, pemotongan, penggaraman,
berdasarkan kajian risiko keamanan pembekuan, pencampttran, pelilinan, dan/atau blansir
pangan serta tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan.
Impor Pangan

Wajib mendapatkan persetujuan impor,


termasuk di wilayah kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
serta kawasan berikat
Pengawasan Keamanan Pangan
Lembaga Pengawas
No Keterangan
Pangan Segar Pangan Olahan PIRT Pangan Siap Saji
1 Pemenuhan Menteri Kepala BPOM Kepala BPOM Menteri Kesehatan
persyaratan Pertanian/ dan Menteri dan/atau (KKP), Kepala BPOM
Keamanan Menteri KKP/ Perindustrian Bupati/Walikota dan/atau
Pangan, Mutu Guberbur/ Bupati/Walikota
Pangan, dan Bupati/
Gizi Pangan Walikota (baik sendiri
atau
2 Kemasan Bersama-sama)
Kepala BPOM/ Menteri Perindustrian/ Menteri Perdagangan
Pangan

✓ diselenggarakan secara berkala, intensif dalam waktu tertentu, dan dalam


hal adanya dugaan pelanggaran.
✓ dilakukan melalui pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses
Produksi, Penyimpanan, Pengangkutan, dan/atau Perdagangan Pangan

18
PENGAWASAN PANGAN (PP 86/2019 tentang Keamanan Pangan)
Pertanian/
Kementan, KKP (Pasal 4, budidaya
47), Pemda (Gubernur,
Bupati/Walikota) (Pasal 47) Kemenkes,
KKP,
Penanganan pasca panen
(minimally-processed) 4, BPOM
Kemenperin, 52)
(Pasal

PANGAN SEGAR Proses produksi


PANGAN OLAHAN
Sebagai Dikonsumsi BPOM (Pasal 49)
bahan baku langsung
K
e
m walikota (Pasal 47)
a
s
a
n (Pasal 47)

p
a
n
g
a
(Pasal 76 – 81) bandara dan pos lintas batas
n

Koordinasi kegiatan untuk penguatan pengawasan keamanan pangan, BPOM (Pasal 50)
mutu pangan, dan gizi pangan
Penguatan Pengawasan Pangan

Jejaring Keamanan Nasional


Pangan
(JKPN)
Pengawasan Pangan Olahan di
Daerah
SURVEILAN DAN KAJIAN RISIKO
KEAMANAN PANGAN

Instansi
No Kewenangan
Pangan Segar Pangan Olahan

1 Melaksanakan Surveilan Kementan/KKP BPOM/ Kemenkes


dan Menyusun NSPK
2 Melakukan Penyusunan Kementan/KKP BPOM/ Kemenkes
Profil Risiko Masalah
Keamanan Pangan dan
Kajian Risiko Keamanan
Pangan

22
Sanksi Administratif

denda

penghentian sementara dari kegiatan, Produksi Pangan, dan/atau


Peredaran Pangan;

penarikan Pangan dari Peredaran Pangan oleh produsen;

ganti rugi; dan/atau

pencabutan izin.

23
TATA CARA PENGENAAN SANKSI
ADMINISTRATIF
• dikenakan secara bertahap, tidak bertahap dan/atau
Pengenaan sanksi kumulatif
administratif • dimulai dari pelanggaran pertama, kedua dan/atau
(Pasal 60 – Pasal ketiga
67)

Pengenaan besar denda Pelaksanaannya menggunakan kriteria:


administrative • Pelanggaran (ringan, sedang, atau berat)
(pasal 68) • Skala usaha (Besar, Menengah, Kecil, dan Mikro)

Ketentuan lebih lanjut


ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan Menteri
mengenai jangka Pertanian, peraturan Menteri KKP, peraturan
waktu, Kepala
kriteria, pedoman Badan POM, atau peraturan Bupati/Walikota
pengenaan denda, dst.
“Pedoman Tindak Lanjut Pengawasan Keamanan Pangan”
perlu disesuaikan 24
KEJADIAN LUAR BIASA DAN
KEDARURATAN
KEAMANAN PANGAN

Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan


Dalam hal terjadi dugaan keracunan Pangan yang terjadi pada lebih dari 1
(satu) orang, Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Kantor Kesehatan
pelabuhan/bandara/pos pemeriksaan lintas batas wajib segera mengambil
contoh kepada
Laporan Pangan Menteri
yang diduga atau patut
Kesehatan diduga
dengan sebagaikepada
tembusan penyebab
Kepala
Badan POM dan/atau Gubernur dan Bupati/Walikota dalam waktu 1 x
24
Jam
Kepala Badan POM melakukan penyelidikan dan/atau
pengujian laboratorium untuk mendukung penentuan
Penyebab KLB Keracunan Pangan

Penetapan Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan ditetapkan


oleh Bupati/Walikota 25
KEJADIAN LUAR BIASA DAN
KEDARURATAN
KEAMANAN PANGAN

Kedaruratan Keamanan Pangan


a. Beredarnya Pangan yang sangat membahayakan kesehatan;
b. beredarnya informasi Keamanan Pangan yang menyesatkan; dan/atau
c. terjadinya masalah Keamanan Pangan akibat bencana.
Penanganannya melalui Kajian Risiko, Manajemen Risiko, dan Komunikasi
Risiko Kedaruratan Keamanan Pangan

Ketentuan lebih lanjut ditetapkan dengan peraturan Menteri


Pertanian, Menteri KKP, Menteri Kesehatan atau Kepala Badan
POM sesuai kewenangannya.

Koordinasi penanganan Kedaruratan Keamanan Pangan dilakukan


oleh Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
26
Peran Serta Masyarakat
• Masyarakat dapat berperan serta
dalam:
– mengampanyekan Keamanan Pangan.
– menyampaikan permasalahan,
masukan, dan/atau cara penyelesaian
masalah Keamanan Pangan.

• Masyarakat berhak memperoleh


pelayanan dan jawaban dari Kepala
Badan dan/atau Bupati/Wali Kota atas
masalah dan/atau masukan yang
disampaikan.

27
Tata Cara Penyampaian Masukan

• Menyampaikan permasalahan ke instansi terkait


(lisan/tulisan) dengan disertai:
data identitas pelapor, pimpinan organisasi masyarakat, atau
pimpinan lembaga swadaya masyarakat dcngan melampirkan
fotokopi kartu tanda penduduk atau identitas diri lain.

K/L terkait membuat ketentuan mengenai tata cara


penyelesaian masalah dan/atau masukan dari masyarakat.
TERIMA KASIH

“CekKLIK”
 CEK KEMASAN
 CEK LABEL
 CEK IZIN EDAR
 CEK KEDALUARSA

Anda mungkin juga menyukai