Anda di halaman 1dari 45

Kebijakan Keamanan Pangan di

Indonesia

Disampaikan pada
Pertemuan Jejaring Keamanan Pangan
Daerah Samarinda, 6 Desember 2018
Agenda Presentasi

1. Pendahuluan : Arah Kebijakan


Keamanan Pangan
2. Profil Keamanan Pangan
3. Jejaring Keamanan Pangan
Nasional
4. Perkembangan JKPD di
Indonesia
5. Penutup
2
Keamanan pangan adalah hak dasar kehidupan
Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (1948)
Setiap orang berhak memperoleh standar hidup yang mencukupi
untuk kesehatan dan kesejahteraan diri dan keluarganya,
termasuk pangan
Rome Declaration on World Food Security (1996)
Semua orang pada setiap waktu memiliki akses fisik dan ekonomi
memperoleh pangan yang cukup, aman, dan bergizi dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan selera makannya untuk mencapai
hidup aktif dan sehat
ASEAN Economic Community Blueprint 2025 (2015)
Salah satu tujuan kerjasama di sektor pangan, pertanian, dan
kehutanan adalah memastikan tercapainya ketahanan pangan,
keamanan pangan, dan gizi yang lebih baik bagi masyarakat
ASEAN
3
Tantangan Pengawasan Pangan

Kementerian A Lembaga B Pemda C Universitas D Asosiasi E

• Komitmen untuk menjadikan keamanan pangan sebagai prioritas bersama


sebagai bagian upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
• Kontribusi seluruh pihak dalam pengawasan dan pembinaan keamanan
pangan di sepanjang rantai pangan
• Membangun sinergisme antara pemangku kepentingan dengan
memaksimalkan sumberdaya dan kapasitas yang dimiliki
4
Legislasi dan peraturan terkait pangan

1) Undang-Undang No 18/2012 tentang Pangan (menggantikan


UU No 7/ 1996 tentang Pangan)
2) Undang-Undang No 9/2015 tentang Pemerintahan Daerah
3) Peraturan Pemerintah No 28/ 2004 tentang Keamanan, Mutu,
dan Gizi Pangan (sedang dalam tahap revisi/ amandemen)
4) Instruksi Presiden No 3/2017 tentang Peningkatan Efektivitas
Pengawasan Obat dan Makanan
5) Permendagri No.41 Tahun 2018 tentang Peningkatan
Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di
Daerah
RUU Pengawasan Obat dan Makanan : Urgensi ?

5
1) UU No. 18/2012 tentang Pangan
Definisi Keamanan Pangan

Keamanan pangan

pencegahan cemaran biologis, tidak bertentangan dengan


kimia, dan benda lain agama, keyakinan, dan budaya

Pangan aman dikonsumsi

• Pasal 68(1): Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya


penyelenggaraan Keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu
• Pasal 68(5): Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina
dan mengawasi pelaksanaan penerapan norma, standar, prosedur, dan
kriteria Keamanan Pangan
6
2) UU No. 9/2015 tentang Pemerintahan Daerah
A. Urusan Makanan dan Minuman di Pemda (Bidang Kesehatan)

Kesehatan merupakan salah satu dari 6 urusan Pemerintahan wajib yang


berkaitan dengan pelayanan dasar

Pasal 12 Ayat (1)  Tidak ada perubahan dari UU


No.23/2014
Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Kesehatan Urusan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Makanan Minuman

Pemerintah Pusat Daerah Kabupaten/Kota


Pengawasan pre-market obat, obat Penerbitan izin produksi makanan dan
tradisional, kosmetika, alat kesehatan, minuman pada industri rumah tangga
PKRT, dan makanan minuman

Pengawasan post-market obat, obat Pengawasan post-market produk makanan


tradisional, kosmetika, alat kesehatan, minuman industri rumah tangga
PKRT, dan makanan minuman

7
B. Urusan Makanan dan Minuman di Pemda (Bidang Pangan)

Pangan adalah salah satu dari 18 urusan Pemerintahan wajib yang tidak
berkaitan dengan pelayanan dasar

Pasal 12 ayat (2)


Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Pangan
Urusan Keamanan Pangan
Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/ Kota
Pengawasan keamanan Pengawasan keamanan Pengawasan
pangan segar distribusi pangan segar distribusi keamanan pangan segar
lintas negara dan lintas Daerah
distribusi lintas Daerah kabupaten/kota
provinsi

8
3) PP No 28/2004 tentang Keamanan,
Mutu dan Gizi Pangan
Pembagian Tugas Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan

Kewenangan/ tugas BPOM Pemprov Pemkab


/ kota
Menetapkan pedoman pemberian sertifikat produksi √
pangan industri rumah tangga [ps 43(4)]
Menerbitkan sertifikat produksi IRTP [ps 43(3)] √
Mengambil dan menguji contoh pangan yang beredar √
lalu menyampaikan hasilnya kepada instansi terkait
untuk ditindaklanjuti [ps 45(1),(2),(3)]
Menindaklanjuti hasil pengujian pangan IRTP yang √
disampaikan oleh BPOM [ps 45(3)]

9
……… lanjutan pembagian tugas

Kewenangan/ tugas BPOM Pemprov Pemkab/


kota
Melakukan pemeriksaan dalam hal terdapat dugaan √ √
pelanggaran hukum di bidang pangan segar [ps 46],
mengambil tindakan administratif [ps 47], dan
memerintahkan penarikan/ pemusnahan [ps 48]
Melakukan pemeriksaan dalam hal terdapat dugaan √
pelanggaran hukum di bidang pangan siap saji dan
pangan olahan hasil industri rumah tangga [ps 46],
mengambil tindakan administratif [ps 47]
Melakukan pembinaan produsen pangan siap saji dan √
IRTP [ps 51(4)]
Melakukan pembinaan terhadap Pemerintah Daerah √
dan masyarakat di bidang pengawasan pangan [ps
51(5)]

10
4) INPRES No. 3/2017 tentang
Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan
Makanan
Instruksi kepada
1) Menko Bidang Pembangunan Manusia dan 7) Menteri Dalam Negeri
Kebudayaan 8) Menteri Kelautan dan Perikanan
2) Menteri Kesehatan 9) Menteri Komunikasi dan Informatika
3) Menteri Perdagangan 10) Kepala Badan Pengawas Obat dan
4) Menteri Perindustrian Makanan
5) Menteri Pertanian 11) Para Gubernur
6) Menteri Pendayagunaan Aparatur 12) Para Bupati dan Walikota
Negara dan Reformasi Birokrasi

untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-


masing untuk melakukan peningkatan efektivitas dan penguatan pengawasan obat dan
makanan yang meliputi (1) sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional, dan
kosmetik); (2) ekstrak bahan alam; (3) suplemen kesehatan; (4) pangan olahan; dan (5)
bahan berbahaya yang berpotensi disalahgunakan; sesuai ketentuan peraturan perundang-
undang.

11
Instruksi kepada Kepala BPOM
dalam Inpres No 3/2017
1. Menyusun dan menyempurnakan regulasi terkait pengawasan obat dan
makanan sesuai dengan tugas dan fungsinya;
2. Melakukan sinergi dalam menyusun dan menyempurnakan tata kelola dan
bisnis proses pengawasan obat dan makanan;
3. Mengembangkan sistem pengawasan obat dan makanan;
4. Menyusun pedoman untuk peningkatan efektivitas pengawasan obat dan
makanan;
5. Melakukan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
bidang
pengawasan obat dan makanan; dan
6. Mengoordinasikan pelaksanaan pengawasan obat dan makanan dengan
instansi terkait.

12
Instruksi kepada Gubernur terkait pengawasan
pangan dalam Inpres No 3/2017

1. Meningkatkan koordinasi pengawasan


2. Melakukan pengawasan bahan berbahaya dan penerbitan SIUP B2 untuk
Pengecer Terdaftar Bahan Berbahaya (PT-B2) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
3. Melakukan sanksi administratif berupa pencabutan izin pengecer bahan
berbahaya
4. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan tembusan Menteri
Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan

13
Instruksi kepada Bupati/ Walikota terkait
pengawasan pangan dalam Inpres No 3/2017

1. Meningkatkan koordinasi pengawasan


2. Melakukan sanksi administratif berupa pencabutan sertifikat produk
pangan industri rumah tangga
3. Melakukan pengkajian ulang sertifikasi produksi industri rumah tangga
4. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan tembusan Menteri
Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan

14
5) Permendagri No.41 Tahun 2018 tentang Peningkatan Koordinasi
Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah

Pasal 7
2. Pendanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan obat
dan makanan di daerah provinsi dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
3. Pendanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan obat dan
makanan di daerah kabupaten/kota dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota

15
RUU Pengawasan Obat dan Makanan : Urgensi ?

16
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PENGUATAN
PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
PERKUATAN FUNGSI PENEGAKAN HUKUM
UNTUK KEJAHATAN DI BIDANG OBAT DAN
MAKANAN
SANKSI YANG DAPAT PENGUATAN
MENIMBULKAN EFEK KEWENANGAN PPNS
JERA BADAN POM

Payung hukum sanksi yang Kewenangan PPNS (UU 8/81


kuat dan pembedaan yang tentang KUHAP) terbatas
jelas dan proporsional antara pada fungsi penyidikan
penegakan hukum di jalur
legal dan ilegal Penambahan kewenangan
Penguatan kewenangan PPNS:
penindakan di jalur
ilegal

Kewengangan untuk dapat Pemeriksaan Penggeledahan Penyitaan Pengujian


langsung memberikan sanksi
administratif

Tidak ada lagi fragmentasi


pemberian izin agar Penangkapan dan
pemberian sanksi dapat efektif penahanan

18
MATERI RUU PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
MENGATUR

Penggolong Standar dan

19 Bab an
Produksi
persyaratan
Label dan
penandaan
RUANG LINGKUP Pemasukan dan
Distribusi
OBAT DAN MAKANAN pengeluaran
Obat Promosi dan Pengambilan
Obat Bahan iklan sampel
Alam Pengujian
Penarikan
Ekstrak kembali dan
Bahan Alam Kelembagaan pemusnahan

Suplemen Tanggung jawab dan Koordinasi


Kesehatan tanggung gugat
Penelitian dan
Kosmetik Peran serta
pengembangan
masyarakat
Pangan
Penyidikan Tenaga
Ketentuan pidana
Olahan
pengawas 19
RUU PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

Melindungi masyarakat dari


Menjamin standar dan
penggunaan obat dan
persyaratan obat dan
makanan yang tidak memenuhi
makanan yang beredar
standar dan persyaratan

Mencegah penggunaan Mencegah penyalahgunaan


yang salah dari obat dan obat dan makanan
makanan
Memberikan Menciptakan iklim usaha
kepastian yang
hukum sehat
20
Agenda Presentasi

1. Pendahuluan : Arah Kebijakan


Keamanan Pangan
2. Profil Keamanan Pangan
3. Jejaring Keamanan Pangan
Nasional
4. Perkembangan JKPD di
Indonesia
5. Penutup
21
2. Sampling dan pengujian produk pangan
terdaftar di Badan POM (MD/ML)*
100% 92.04% 91.50%
90.21% 91.10% 89.03%
90%
80%
70%
60%
50%
40% N:10.684 N:13.379 N:13.084 N:13.974 N:15.758
30%
20% 10.97%
9.79% 8.90% 7.96% 8.50%
10%
0%
2012 2013 2014 2015
2016
% Memenuhi Syarat % Tidak Memenuhi
Syarat
22
MD: pangan olahan produksi dalam negeri, ML: pangan olahan produksi negara lain
Sampling dan Pengujian Produk Pangan
IRTP/ TTD*
90% 83.21%
80.31% 77.91%
80% 72.89%
75.71%

70%
60%
50% N:11.828 N:3.241 N:3.155 N:3.261 N:10.779
40%
30% 27.11% 24.29%
19.69% 22.09%
20% 16.79%

10%
0%
2012 2013 2014 2015 2016
% Memenuhi Syarat % Tidak Memenuhi Syarat
* IRTP: industri rumah tangga pangan, TTD: tidak terdaftar (misal pangan siap saji, pangan jajanan anak sekolah)

23
Hasil Pengawasan Sarana Distribusi Pangan (Updated)
Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan IRTP tahun 2015 s.d.
2017

100% Majority findings: :


88.40%
90% 83.04% • Belum ada sistem
80% dokumentasi yang
70% 33,01% N:2352 memadai
N:2380
60% • Fasilitas dan implementasi
50% higiene dan sanitasi sarana
66,99%
40% yang masih kurang
N:2411
30% 10.97% • Personal hygiene yang
20% 11.60%
kurang
10%
• Konstruksi sarana yang
0%
belum sesuai dengan
2015 2016
2017 aspek GMP
• Sistem Quality
Memenuhi ketentuan (MK)
Assurance
Tidak memenuhi ketentuan /Quality Control yang belum
(TMK) optimal
Hasil Pengawasan Sarana Distribusi Pangan (Updated)

Profil Hasil Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan tahun 2015 s.d.


2017
100% 62.10% 67.26% 67.01%
37.90%
50% 32.74%
N:10309 32.99%
0%
N:9487 N:9087
2015 2016 2017

% Memenuhi Ketentuan
% Tidak Memenuhi Ketentuan

Majority findings: :
• Sarana menjual produk tidak terdaftar (Tanpa Ijin
Edar/TIE)
• Ditemukan produk yang dijual labelnya TMK
• Sarana menjual produk kadaluwarsa Terhadap pelanggaran tersebut
• Sarana menjual produk dengan penandaan/ labeling yang dilakukan tindak lanjut antara lain:
penarikan dan pemusnahan
tidak sesuai ketentuan
• Sarana menjual produk rusak produk, peringatan, pro-
• Sarana menjual Bahan Berbahaya justisia, pengembalian produk
• Sarana menjual produk tidak memenuhi syarat dan pembinaan
lainnya, misalnya penempatan produk babi tidak
terpisah (tanpa diberi keterangan)
• Produk pangan bercampur dengan produk non pangan
(misal Obat Nyamuk, detergen dan lain lain)
25
LABEL (Updated)
Hasil Pengawasan Label Produk Pangan
Label Pangan 2015 2016 2017
MK TMK MK TMK MK TMK
Produk dengan
pendaftaran MD/ML 6047 765 5839 502 6919 653
Produk dengan
pendaftaran SP/PIRT 318 952 240 455 511 525

Jumlah Pelanggaran
Jenis Pelanggaran Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Label Label Label Label
MD/ML PIRT MD/ML PIRT Label MD/ML Label PIRT

Tidak Mencantumkan Nama dan Alamat


Produsen/ Importir 33 96 12 50 3 52

Tidak Mencantumkan Kode Produksi /


No. Batch 678 847 403 421 589 503
Tidak Mencantumkan Tanggal
Kedaluwarsa 62 283 44 106 136 161

Komposisi Tidak Lengkap/ Tidak Sesuai 68 226 91 119 51 87


Berat Bersih / Netto 42 349 26 168 21 110
Tanpa Bahasa Indonesia 1 0 3 2 3 1
Klaim Menyesatkan 2 3 0 0 0
*Catatan : pada satu label terdapat lebih dari satu
0
pelanggaran 26
Agenda Presentasi

1. Pendahuluan : Arah Kebijakan


Keamanan Pangan
2. Profil Keamanan Pangan
3. Jejaring Keamanan Pangan
Nasional
4. Perkembangan JKPD di
Indonesia
5. Penutup
27
Sistem Keamanan Pangan Terpadu

28
Jejaring Keamanan Pangan Nasional

29
SK Menko Kesra No 23/2011 tentang Tim Koordinasi
Jejaring Keamanan Pangan Nasional

Tim Pengarah
Ketua: Menko Kesra/ Menko PMK

Tim Pelaksana
Ketua: Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya BPOM

Kelompok kerja Sekretariat


Jejaring Intelijen Jejaring Jejaring Promosi Ketua: Dir.
Pangan (JIP) Pengawasan Keamanan Pangan Surveilan dan
Pangan (JPP) (JPKP) Penyuluhan
Ketua: Dir. Surveilan Ketua: Dir. Ketua: Dir. Keamanan
dan Penyuluhan Inspeksi dan Manajemen dan Pangan, BPOM
Keamanan Pangan, Sertifikasi Pangan, Penyediaan Informasi,
BPOM BPOM Kemenkominfo
30
Jejaring Intelijen Pangan (JIP)
• JIP menghimpun informasi kajian risiko
keamanan pangan di lembaga terkait
(data surveilan, inspeksi, riset keamanan
pangan, dsb.)
• Program dan Kegiatan JIP:
– Lokakarya JIP > 20 kali sejak pencanangan
SKPT
– Pengembangan Indonesia Risk Assessment
Center (INARAC) for Food Safety
– Penerbitan buletin Food watch
Jejaring Pengawasan Pangan (JPP)
• JPP adalah jejaring kerjasama antar lembaga dalam kegiatan
yang terkait dengan pengawasan keamanan pangan seperti
penyusunan NSPK, inspeksi dan sertifikasi pangan, pengujian
laboratorium, dsb
• Program dan kegiatan JPP:
– Koordinasi program pengawasan pangan lintas sektor
– Inspeksi pangan bersama
– Pengembangan Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan
Indonesia
(JLPPI)
Jejaring Promosi Keamanan Pangan (JPKP)

• JPKP mengembangkan materi dan


program komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) keamanan pangan untuk
produsen, petugas, dan konsumen
• Program dan kegiatan JPKP:
– Pembuatan materi KIE keamanan
pangan : brosur, poster, CD,
komik, maskot, film animasi
– Kampanye keamanan pangan: pameran,
acara di media massa elektronik (radio,
televisi)
– Pelatihan SDM, penyuluhan keamanan
pangan di sekolah
Agenda Presentasi

1. Pendahuluan : Arah Kebijakan


Keamanan Pangan
2. Profil Keamanan Pangan
3. Jejaring Keamanan Pangan
Nasional
4. Perkembangan JKPD di
Indonesia
5. Penutup
34
JKPD sebagai bagian dari JKPN

Garis koordinasi
Usulan Struktur Organisasi JKPD

BBPOM/BPOM Sebagai Dinas Terkait Sebagai


Koordinator Koordinator
VISI
JKPD mendukung penjaminan keamanan pangan di daerah dan
mendukung peningkatan keamanan pangan nasional, regional dan
internasional.

MISI
• Menguatkan sistem manajemen operasional JKPD
• Menguatkan jejaring pengawasan keamanan pangan
daerah
• Menguatkan jejaring promosi keamanan pangan daerah
• Menguatkan komunikasi JKPD dengan sekretariat JKPN serta
menjalin kerjasama dengan jejaring keamanan pangan
regional dan internasional
Tahapan Pengembangan JKPD

1. Advokasi Tentang SKPT

2. Pertemuan lintas sektor keamanan pangan secara rutin

3. Pembentukan tim SKPT di Daerah

4. Pengembangan program bersama keamanan pangan

5. Legalisasi tim SKPT dalam bentuk peraturan daerah


Hasil Grading Program JKPD

No Klasifikasi Jumlah Keterangan

1 Ada tim, PERDA, 5 Jambi, Kendari, Makassar, Mataram, Padang


pengembangan pro gram
2 Ada tim dan program 7 DKI Jakarta, Kupang, Manado, Medan,
Palembang, Semarang, Yogyakarta

3 Ada program 12 Ambon, Banda Aceh, Bandar Lampung,


Bandung, Banjarmasin, Batam, Jayapura,
Palangkaraya, Pekanbaru, Pontianak,
Samarinda, Serang, Surabaya

4 Belum ada sama sekali 5 Bengkulu, Denpasar, Gorontalo, Palu,


Pangkalpinang

Laporan JKPD, 2017

39
Program Kerja JPP

• Meningkatkan efektifitas pengawasan keamanan


pangan : koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan
pangan oleh Pemerintah Daerah
• Koordinasi pengawasan Bahan Berbahaya
• Koordinasi dalam penanganan KLB Keracunan
Pangan,
• Koordinasi dalam Indonesia Rapid Alert System for
Food and Feed
• DLL
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pangan oleh
Pemerintah Daerah
Balai Besar/ Balai POM di 33 provinsi, 10 Pos POM di 8 provinsi

Pengawasan oleh BPOM dalam bentuk pemeriksaan sarana produksi


IRTP, sarana distribusi, produk pangan IRT/ TTD

Penyampaian hasil dan rekomendasi tindak lanjut kepada Pemda

Pada tahun 2017, sekitar 28% dari 1.607


surat rekomendasi hasil pengawasan pangan
ditindaklanjuti oleh Pemda

41
Program Kerja JPKP
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluh keamanan
pangan di daerah
• Melakukan sertifikasi penyuluh keamanan pangan di
daerah
• Meningkatkan koordinasi antar institusi daerah dalam
kegiatan promosi keamanan pangan
• Melakukan promosi keamanan pangan terpadu di
daerah
• Memberikan rekomendasi untuk komunikasi keamanan
pangan di daerah
• DLL
Agenda Presentasi

1. Pendahuluan : Arah Kebijakan


Keamanan Pangan
2. Profil Keamanan Pangan
3. Jejaring Keamanan Pangan
Nasional
4. Perkembangan JKPD di
Indonesia
5. Penutup
43
Penutup
• Keamanan Pangan adalah hak dasar setiap
manusia yang pemenuhannya menjadi tanggung
jawab bersama
• Peran serta semua pihak di sepanjang rantai
pangan, dapat diwujudkan dengan menerapkan
sanitasi pangan /best practices di sepanjang rantai
pangan
Elemen Sistem Pengawasan

K
Kesadaran I
Masyarakat E

• Untuk mewujudkan keamanan pangan perlu komitmen, kontribusi & sinergisme pembinaan &
pengawasan keamanan pangan antar pemangku kepentingan di seluruh rantai pangan dengan
memaksimalkan sumberdaya dan kapasitas yang dimiliki

44
45

Anda mungkin juga menyukai