Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN

MAKANAN NO.22 TAHUN 2018 TENTANG


PEDOMAN PEMBERIAN SPP-IRT

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PELAKU USAHA


DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
BADAN POM
Peran dan Kewenangan di Bidang Keamanan Pangan

UU No 23/2014 tentang
UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
Pemerintah Daerah
Pasal 12 Ayat 1
Kesehatan merupakan salah satu dari 6 urusan
Pasal 68 Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya Pemerintah Pusat Daerah Kabupaten/Kota
penyelenggaraan Keamanan pangan di setiap rantai pangan Pengawasan pre-market obat, obat Penerbitan izin produksi
secara terpadu tradisional, kosmetika, alat makanan dan minuman pada
kesehatan, PKRT, dan makanan industri rumah tangga
(5) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina minuman
dan mengawasi pelaksanaan penerapan norma, standar, Pengawasan post-market obat, Pengawasan post-market
prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan obat tradisional, kosmetika, alat produk makanan minuman
kesehatan, PKRT, dan makanan industri rumah tangga
minuman
Keamanan
PP No.28 Tahun 2004 tentang Pangan Inpres No.3 Tahun 2017 tentang Peningkatan
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan

Pasal 43 ayat 3 Instruksi kepada Bupati/Walikota terkait Pengawasan Pangan


Kewenangan PemKab/Kota menerbitkan sertifikat 1.Meningkatkan koordinasi pengawasan
produksi IRTP 2.Melakukan sanksi administratif berupa pencabutan sertifikat
produk pangan industri rumah tangga
Pasal 43 ayat 4 3.Melakukan pengkajian ulang sertifikasi produksi industri
Kewenangan BPOM menetapkan pedoman rumah tangga
pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah 4.Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Menteri Koordinator
tangga Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan
tembusan Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Kepala 2
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pengawasan Peredaran Pangan

UU No 18 Tahun 2012 Ka. Badan POM (ML)


PP No. 28 Tahun 2004
Perbatasan
Negara

CORNBEEF

PRODUKSI PRODUKSI PANGAN SEGAR PENGOLAH- PANGAN


PRA-PANEN PASCA - AN OLAHAN
DIKONSUMSI BAHAN BAKU
PANEN
LANGSUNG PENGOLAHAN
Ka. Badan POM (MD)
Bupati/Walikota (P-IRT)

Pangan olahan untuk diperdagangkan dalam kemasan


eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat
persetujuan pendaftaran (berdasarkan hasil penilaian SERTIFIKAT PRODUK
keamanan, mutu dan gizi pangan olahan) PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA
Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh (SPP-IRT)
industri rumah tangga (pangan olahan IRT wajib
memiliki sertifikat produksi pangan IRT)
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

Pedoman ini dimaksudkan

sebagai dasar bagi


Bupati/Walikota
c.q. Dinas Kesehatan (Unit
Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten/Kota)
dalam pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga (SPP-IRT).
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

 Peraturan BPOM No.22 Tahun 2018 tentang Pedoman PEMOHON


Pemberian SPP-IRT.
1
 SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh
Bupati/Walikota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah
kerjanya yang telah memenuhi persyaratan pemberian SPP-
2
IRT dalam rangka peredaran Pangan Produksi IRTP.
3 4
PENYULUHAN
DINKES PEMERIKSAAN
Tahapan: KEAMANAN PANGAN KAB/KOTA SARANA

5 4.1
1.Penerimaan Pengajuan Permohonan 3.1 SERTIFIKAT
PENYULUHAN
2.Evaluasi dokumen permohonan KEAMANAN PANGAN REKOMENDASI

3.Penyelenggaraan Penyuluhan
Keamanan Pangan
SERTIFIKAT
4.Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan P-IRT (SPP-IRT)
IRT
5.Pemberian Nomor P-IRT DINKES 6 BADAN POM/
6.Penyerahan SPP-IRT PROV. BBPOM
PEMOHON

Langsung Tembusan

5
1. PENERIMAAN PENGAJUAN PERMOHONAN

(1) Permohonan SPP-IRT kepada Dinas Kesehatan


Kabupaten Ogan Ilir

1.1. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut :


(a) Nama jenis pangan (g) Nama, alamat, kode pos
(b) Nama dagang dan nomor telepon IRTP
(c) Jenis kemasan (h) Nama pemilik
(d) Berat bersih/isi bersih (i) Nama penanggung jawab
(mg/g/kg atau ml/l/kl) (j) Informasi tentang masa
(e) Komposisi simpan (kedaluwarsa)
(f) Tahapan produksi (k) Informasi tentang kode
produksi
1.2. Dokumen lain antara lain :
(a) Surat keterangan atau
izin usaha dari Instansi
yang berwenang
(b) Rancangan label
pangan
(2) Permohonan SPP-IRT Dievaluasi Kelengkapan dan
Kesesuaiannya :

a. Pemohon mengirimkan berkas permohonan SPP-IRT ke Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota untuk dievaluasi kesesuaian isi formulir permohonan
tersebut di atas dengan persyaratan yang ditetapkan dan terkait keamanan
pangan.
b. Jika ada kekurangan atau hal yang kurang tepat dalam isian dokumen dan
kelengkapan permohonan SPP-IRT, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melakukan pembinaan kepada IRTP yang mengajukan permohonan,
termasuk perbaikan rancangan label pangan agar sesuai dengan
persyaratan tentang label pangan.
c. Persyaratan label sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b) sesuai
dengan peraturan Perundangan-undangan.
2. PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KEAMANAN
PANGAN

(1) Penyelenggara : (5) Materi Penyuluhan :


Dinas Kesehatan Kabupeten / Kota 5.1. Materi utama :
 Peraturan perundang-undangan di bidang
(2) Kriteria Tenaga PKP : pangan
- PNS  Keamanan dan Mutu Pangan
- Memiliki Sertifikat Kompetensi PKP  Teknologi Proses Pengolahan Pangan
- Ditugaskan Bupati / Walikota c.q. Dinas  Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar
Kesehatan Kab / Kota
(Standard Santitation Operating Procedure
(3) Narasumber : /SSOP)
Tenaga PKP dari Dinas Kesehatan  Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri
Kabupaten / Kota dan Balai Rumah Tangga (CPPB-IRT).
Besar/Balai POM Setempat  Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
 Persyaratan Label dan Iklan Pangan
4) Peserta PKP:
Pemilik dan / atau Penanggung Jawab IRTP 5.2. Materi pendukung :
 Pencantuman Label Halal
HS, Etika Bisnis dan Pengembangan Jejaring
CPPB
Bisnis IRTP
SPP-
P-
IRT IR
T
(6) Metoda Penyuluhan Keamanan Pangan :
Ceramah, diskusi, demonstrasi / peragaan
simulasi, pemutaran video, cara lain yang
123/4567/89
mendukung pemahaman

(7) Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan:


Tahun
■ Pemilik/ Penanggung jawab lulus PKP Penerbitan
dengan nilai post test minimal 60 sertifikat
■ Penomoran Sertifikat sesuai aturan

Kode provinsi dan


Kab./kota

Nomor urut tenaga/peserta


yang memperoleh Sertifikat
3. PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

(1) Setelah pemilik / penanggung jawab memiliki Sertifikat PKP


(2) Tenaga Pemeriksa :
- PNS
- memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Pangan
Kabupaten/ Kota (DFI)
- dilengkapi surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota

(3) Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM RI tentang


Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga

(4) Hasil pemeriksaan menunjukkan Level I – II akan diberi


SPP-IRT
4. PEMBERIAN NOMOR P-IRT

Minimal 15
P-IRT No. 1234567890123 – 45
(lima
belas)ke-1
Digit digit = Jenis kemasan

Digit ke-2,3 = Jenis produk

Digit ke-4,5,6,7 = Kode Povinsi dan kode Kab/Kota

Digit ke-8,9 = Nomor urut produk pangan yang


telah mendapat SPP-IRT di IRTP tsb

Digit ke-10,11,12,13 = Nomor urut IRTP di Kab/Kota

Digit ke-14,15 = Tahun berakhir masa berlaku SPP-IRT


(1) Nomor P-IRT diberikan
untuk 1 (satu) jenis
pangan IRTP
(2) Setiap perubahan, baik
penambahan maupun
pengurangan provinsi,
kabupaten/kota,

pemberian nomor disesuaikan dengan


kode baru untuk Provinsi, Kabupaten,
dan Kota yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang dalam penerbitan kode
propinsi, kabupaten dan kota.
PEMBERIAN SERTIFIKAT
OLEH PEMDA KABUPATEN/KOTA

Sertifikat Penyuluhan Sertifikat Produksi Pangan


Keamanan Pangan (PKP) IRT (SPP-IRT)

Mengikuti acara Diperiksa Sarana Produksinya


Penyuluhan Keamanan Pangan

Hasil Post test Berita Acara


Minimal 60 Pemeriksaan
Minimal Level I - II
PENCABUTAN SPP – IRT
1. PENCABUT
Dicabut oleh Bupati / Walikota c.q. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota
2. ALASAN PENCABUTAN
 Pemilik dan atau penanggung jawab perusahaan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku
 Pangan terbukti sebagai penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB)
keracunan pangan
 Pangan mengandung Bahan Berbahaya/ atau bahan kimia obat (BKO)
2. Pangan produksi IRTP mencantumkan klaim selain peruntukkannya
sebagai Pangan Produksi IRTP
3. Lokasi sarana produksi pangan produksi IRTP tidak sesuai dengan
lokasi yang tercantum dalam dokumen pendaftaran dan/atau
4. Sarana dan atau produk pangan olahan yang dihasilkan terbukti tidak
sesuai dengan kriteria IRT
5. Pencabutan sebagaimana dimaksud di atas juga dapat dilakukan
berdasarkan rekomendasi Badan POM
APLIKASI PELAPORAN SPP-IRT
• BPOM telah mengembangkan
aplikasi monitoring dan pelaporan
SPP-IRT.
Aplikasi SPP-IRT: sppirt.pom.go.id
• Sistem informasi ini memungkinkan
Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk
menginput dan mengedit data
pelaksanaan SPP-IRT yang berisi data
IRTP dan produknya yang ada di
wilayah kerjanya.

• Profil SPP-IRT dapat diperoleh


melalui pemanfaatan aplikasi
pelaporan SPP-IRT sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan
kebijakan terkait pembinaan dan
pengawasan IRTP.

• Saat ini sedang diupayakan untuk


mengintegrasikan aplikasi SPP-IRT
dengan OSS.

15
Pelayanan Perizinan SPP-IRT

Regulasi terkait Penerbitan SPP-IRT

Ditetapkan untuk melaksanakan amanah regulasi


mengenai pembinaan pangan olahan di IRTP
yaitu Penerbitan Sertifikat Produksi Pangan
Rumah Tangga

Presiden telah menetapkan Peraturan


Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2018 sebagai
SPP-IRT dasar regulasi pelaksanaan pelayanan perizinan
berusaha melalui OSS

Reformasi Peraturan Perizinan Berusaha pada


sektor kesehatan yang diselenggarakan melalui
OSS antara lain Sertifikat Produksi Pangan
Rumah Tangga (izin komersial atau operasional)

Perizinan Berusaha sektor kesehatan yang


diterbitkan oleh Bupati/Wali kota antara lain:
Sertifikat Produksi Pangan Rumah Tangga 16
RENCANA ALUR
PENERBITAN
SPP-IRT
TERINTEGRASI
DENGAN OSS

17
JUMLAH PIRT KABUPATEN OGAN ILIR

JUMLAH P-IRT yang telah memiliki


Sertifikat P-IRT 152 UMKM

18
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PELAKU USAHA
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
BADAN POM
19

Anda mungkin juga menyukai