Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN IZIN PIRT (PRODUKSI

INDUSTRI RUMAH TANGGA) BAGI


USAHA INDUSTRI RUMAH TANGGA
PANGAN (IRTP)
OLEH :
YUNIARSIH, AMKL, SKM,
KEPALA SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN


TAHUN 2021
Peran dan Kewenangan di Bidang
Keamanan Pangan

UU No 23/2014 tentang
UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan Pasal 12 Ayat
Pemerintah 1
Daerah
Pasal 68 Kesehatan merupakan salah satu dari 6 urusan Pemerintahan
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
Pemerintah Pusat Daerah Kabupaten/Kota
terwujudnya penyelenggaraan Keamanan pangan di
Pengawasan pre-market obat, obat Penerbitan izin produksi makanan
setiap rantai pangan secara terpadu tradisional, kosmetika, alat kesehatan, dan minuman pada industri rumah
(5) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib PKRT, dan makanan minuman tangga

membina dan mengawasi pelaksanaan penerapan


Pengawasan post-market obat, obat Pengawasan post-market produk
norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan tradisional, kosmetika, alat kesehatan, makanan minuman industri rumah
Pangan PKRT, dan makanan minuman tangga

PP No.28 Tahun 2004 tentang Keamanan Inpres No.3 Tahun 2017 tentang Peningkatan
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pangan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan
Pasal 43 ayat 3
Kewenangan PemKab/Kota menerbitkan sertifikat Instruksi kepada Bupati/Walikota terkait Pengawasan Pangan
produksi IRTP 1. Meningkatkan koordinasi pengawasan
2. Melakukan sanksi administratif berupa pencabutan sertifikat produk pangan
industri rumah tangga
Pasal 43 ayat 4
3. Melakukan pengkajian ulang sertifikasi produksi industri rumah tangga
Kewenangan BPOM menetapkan pedoman pemberian 4. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Menteri Koordinator Bidang
sertifikat produksi pangan industri rumah tangga Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan tembusan Menteri Dalam
Negeri, Menteri Kesehatan, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

2
ALUR PERMOHONAN
PENERBITAN SERTIFIKAT
LAIK HYGIENE IRTP
Pemohon mengambil
formulir SPP-IRT Ke
Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP)
Pemohon melengkapi
berkas / syarat-syarat
yang ada pada formulir
SPP-IRT
Setelah berkas / syarat lengkap
pemohon menunggu jadwal
diadakannya PKP (Penyuluhan
Keamanan Pangan ) bagi yang
belum pernah diberikan
pelatihan / penyuluhan
keamanan
pangan.
Pemohon mengikuti PKP
(Penyuluhan Keamanan
Pangan) yang dilakukan oleh
Dinas kesehatan
Tim Interdis dari DPMPTSP
menjadwalkan untuk turun
ke sarana dalam rangka
penilaia kelayakan sarana
produksi terkait
higiene dan
sanitasi.
Tim Teknis dari DPMPTSP
melakukan survei ke sarana
produksi
untuk melihat kelayakan
tempat
sarana produksi
Pemeriksaan sampel
makanan
( Bila diperlukan )
Penerbitan Sertifikat Laik Hygiene
IRTP dapat di proses apabila sarana
dan prasarana memenuhi persyaratan dan
hasil uji laboratorium memenuhi standar.
Apabila belum memenuhi persyaratan
penerbitan Sertifikat ditunda dahulu
9
Penerbitan Sertifikat IRTP
diproses setelah
persyaratan terpenuhi
dalam jangka waktu 7 hari
kerja efektif
10
Pengelola / Pemilik
IRTP mengambil
sertifikat laik hygiene IRTP
ke Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Satu Pintu
(DPMPTSP)
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

Pedoman ini dimaksudkan


sebagai dasar bagi Bupati/Walikota
c.q. Dinas Kesehatan (Unit Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten/Kota)
dalam pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
(SPP-IRT).
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

 Peraturan BPOM No.22 Tahun 2018 tentang Pedoman PEMOHON


Pemberian SPP-IRT.
1
 SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh
Bupati/Walikota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah PTSP
kerjanya yang telah memenuhi persyaratan pemberian SPP-
2
IRT dalam rangka peredaran Pangan Produksi IRTP.
3 DINKES
4
PENYULUHAN PEMERIKSAAN
KEAMANAN PANGAN KAB/KOTA SARANA
Tahapan:
5 4.1
1. Penerimaan Pengajuan Permohonan 3.1 SERTIFIKAT
PENYULUHAN
2. Evaluasi dokumen permohonan KEAMANAN PANGAN PTSP REKOMENDASI

3. Penyelenggaraan Penyuluhan
Keamanan Pangan
SERTIFIKAT
4. Pemeriksaan Sarana Produksi P-IRT (SPP-IRT)

Pangan IRT
5. Pemberian Nomor P-IRT DINKES 6 BADAN POM/
PROV. BBPOM
6. Penyerahan SPP-IRT PEMOHON

Langsung Tembusan
20
1. PENERIMAAN PENGAJUAN PERMOHONAN

(1) Permohonan SPP-IRT Diterima Oleh Bupati / Walikota


c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Unit Pelayanan
Terpadu Satu Pintu)
1.1. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut :
(a) Nama jenis pangan (g) Nama, alamat, kode pos
(b) Nama dagang dan nomor telepon
IRTP
(c) Jenis kemasan (h) Nama pemilik
(d) Berat bersih/isi bersih (i) Nama penanggung
jawab
(mg/g/kg atau ml/l/kl) (j) Informasi tentang masa
(e) Komposisi simpan (kedaluwarsa)
(f) Tahapan produksi (k) Informasi tentang kode
produksi
1.2. Dokumen lain antara lain :
(a) Surat keterangan atau
izin usaha dari Instansi
yang berwenang
(b) Rancangan label
pangan
(2) Permohonan SPP-IRT Dievaluasi Kelengkapan dan
Kesesuaiannya :

a. Bupati/Walikota c.q. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengirimkan berkas


permohonan SPP-IRT ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
dievaluasi kesesuaian isi formulir permohonan tersebut di atas dengan
persyaratan yang ditetapkan dan terkait keamanan pangan.
b. Jika ada kekurangan atau hal yang kurang tepat dalam isian dokumen dan
kelengkapan permohonan SPP-IRT, Bupati/Walikota c.q. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melakukan pembinaan kepada IRTP yang mengajukan
permohonan, termasuk perbaikan rancangan label pangan agar sesuai
dengan persyaratan tentang label pangan.
c. Persyaratan label sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b) sesuai
dengan peraturan Perundangan-undangan.
2. PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KEAMANAN
PANGAN

(1) Penyelenggara : (5) Materi Penyuluhan :


Dikoordinir oleh Bupati/Walikota c.q. 5.1. Materi utama :
Dinas Kesehatan Kabupeten / Kota  Peraturan perundang-undangan di
bidang pangan
(2) Kriteria Tenaga PKP :  Keamanan dan Mutu Pangan
- PNS
 Teknologi Proses Pengolahan Pangan
- Memiliki Sertifikat Kompetensi PKP
- Ditugaskan Bupati / Walikota c.q.  Prosedur Operasi Sanitasi yang
Dinas Kesehatan Kab / Kota Standar (Standard Santitation
Operating Procedure /SSOP)
(3) Narasumber :  Cara Produksi Pangan Yang Baik
Tenaga PKP dari Dinas Kesehatan untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-
Kabupaten / Kota dan Balai IRT).
Besar/Balai POM Setempat  Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP)
4) Peserta PKP:
 Persyaratan Label dan Iklan Pangan
Pemilik dan / atau Penanggung Jawab IRTP
HS, 5.2. Materi pendukung :
CPPB
 Pencantuman Label Halal
SPP  Etika Bisnis dan Pengembangan
P
-IRT - Jejaring Bisnis IRTP
I
R
T
(6) Metoda Penyuluhan Keamanan Pangan :
Ceramah, diskusi, demonstrasi / peragaan
simulasi, pemutaran video, cara lain yang 123/4567/89
mendukung pemahaman

(7) Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan: Tahun


■ Pemilik/ Penanggung jawab lulus PKP Penerbitan
sertifikat
dengan nilai post test minimal 60
■ Penomoran Sertifikat sesuai aturan
Kode provinsi dan
Kab./kota

Nomor urut tenaga/peserta


yang memperoleh Sertifikat
3. PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA

(1) Setelah pemilik / penanggung jawab


memiliki Sertifikat PKP
(2) Tenaga Pemeriksa :
- PNS
-memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas
Pangan Kabupaten/ Kota (DFI)
-dilengkapi surat tugas dari Bupati/
Walikota cq. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota

(3) Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan


POM RI tentang Tata Cara Pemeriksaan
Sarana Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga

(4) Hasil pemeriksaan menunjukkan Level I –


II akan diberi SPP-IRT
4. PEMBERIAN NOMOR P-IRT

Minimal 15
P-IRT No. 1234567890123 – 45
(lima
belas)ke-1
Digit digit = Jenis kemasan

Digit ke-2,3 = Jenis produk

Digit ke-4,5,6,7 = Kode Povinsi dan kode Kab/Kota

Digit ke-8,9 = Nomor urut produk pangan yang


telah mendapat SPP-IRT di IRTP tsb

Digit ke-10,11,12,13 = Nomor urut IRTP di Kab/Kota

Digit ke-14,15 = Tahun berakhir masa berlaku SPP-IRT


(1) Nomor P-IRT diberikan
untuk 1 (satu) jenis
pangan IRTP
(2) Setiap perubahan, baik
penambahan maupun
pengurangan provinsi,
kabupaten/kota,

pemberian nomor disesuaikan dengan


kode baru untuk Provinsi, Kabupaten,
dan Kota yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang dalam penerbitan kode
propinsi, kabupaten dan kota.
PEMBERIAN SERTIFIKAT
OLEH PEMDA KABUPATEN/KOTA

Sertifikat Penyuluhan Sertifikat Produksi Pangan


Keamanan Pangan (PKP) IRT (SPP-IRT)

Mengikuti acara Diperiksa Sarana Produksinya


Penyuluhan Keamanan Pangan

Berita Acara
Pemeriksaan
PERPANJANGAN SPP – IRT & PERUBAHAN PEMILIK

1. PENGAJUAN PERPANJANGAN
Pengajuan perpanjangan SPP-IRT dapat dilakukan paling lambat
3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku SPP-IRT berakhir.

2. PERUBAHAN PEMILIK / PENANGGUNGJAWAB


Perubahan pemilik / penanggung jawab IRTP harus dilaporkan
pada Bupati/Walikota cq. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
PENCABUTAN SPP – IRT
1. PENCABUT
Dicabut oleh Bupati / Walikota c.q. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
2. ALASAN PENCABUTAN
 Pemilik dan atau penanggung jawab perusahaan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku
 Pangan terbukti sebagai penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB)
keracunan pangan
 Pangan mengandung Bahan Berbahaya/ atau bahan kimia
obat (BKO)
 Pangan produksi IRTP mencantumkan klaim selain
peruntukkannya sebagai Pangan Produksi IRTP
 Lokasi sarana produksi pangan produksi IRTP tidak sesuai
dengan lokasi yang tercantum dalam dokumen pendaftaran
dan/atau
 Sarana dan atau produk pangan olahan yang dihasilkan
terbukti tidak sesuai dengan kriteria IRT
 Pencabutan sebagaimana dimaksud di atas juga dapat
dilakukan berdasarkan rekomendasi Badan POM
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB

TERIMA KASIH

33

Anda mungkin juga menyukai