Anda di halaman 1dari 44

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA

PRODUKSI PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

Balai Besar POM di Semarang


AGENDA

1. • Dasar Hukum
2. • Ruang Lingkup
3. • Definisi
4. • Tujuan
5 • Ruang Lingkup Pemeriksaan
6 • Formulir Pemeriksaan
7 • Sistem Pendataan dan Pelaporan
8 • Penutup
1. DASAR HUKUM

UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN


Pasal 70
(1) Sanitasi Pangan dilakukan agar Pangan aman
untuk dikonsumsi.
(2) Sanitasi Pangan dilakukan dalam kegiatan atau
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
dan/atau peredaran Pangan.
(3) Sanitasi Pangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus memenuhi persyaratan standar
Keamanan Pangan.
lanjutan .........

UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN


Pasal 71
(1) Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan
wajib mengendalikan risiko bahaya pada Pangan,
baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana
produksi, maupun dari perseorangan sehingga
Keamanan Pangan terjamin.
(2) Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
dan/atau peredaran Pangan wajib:
a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. menjamin Keamanan Pangan
dan/atau keselamatan manusia.
lanjutan .........

UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN


Pasal 108
(1) Dalam melaksanakan Penyelenggaraan Pangan,
Pemerintah berwenang melakukan pengawasan.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap pemenuhan:
b. persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan,
dan Gizi Pangan serta persyaratan label dan iklan
Pangan.
(4) Pemerintah menyelenggarakan program
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
secara berkala terhadap kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau
Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha Pangan.
lanjutan .........

PP NO. 28 TAHUN 2004 TENTANG


KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN

Ps. 2 Proses produksi – penyimpanan –


pengangkutan - dan peredaran
pangan wajib memenuhi persyaratan
sanitasi yang meliputi :
Sarana / Prasarana, Penyelenggaraan
Kegiatan, Orang Perorangan

Ps. 3 Pemenuhan persyaratan sanitasi


melalui penerapan Pedoman Cara
yang Baik
lanjutan .........

PERATURAN KEPALA BADAN POM RI NO.


HK.03.1.23.04.12.2206 TAHUN 2012 TENTANG
CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK
INDUSTRI RUMAH TANGGA

Diktum Kedua :
Setiap Industri Rumah
Tangga Pangan dalam
seluruh aspek
dan rangkaian kegiatannya
wajib menerapkan CPPB-
IRT.
lanjutan .........

PERATURAN
KEPALA BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: HK.03.1.23.04.12.2207
TAHUN 2012
TANGGAL 5 APRIL 2012
TENTANG TATA CARA
PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH
TANGGA
TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

Digunakan dalam rangka :


1. Pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga (SPP-IRT)
dan

2. Pemeriksaan rutin IRTP


2. RUANG LINGKUP
Pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP
mencakup :
a) Lokasi dan Lingkungan Produksi;
b) Bangunan dan Fasilitas;
c) Peralatan Produksi;
d) Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air;
e) Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi;
f) Kesehatan dan Higiene Karyawan;
g) Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi
Karyawan
h) Penyimpanan; l) Penarikan Produk;
i) Pengendalian Proses; m) Pencatatan dan

j) Pelabelan Pangan Dokumentasi;


k) Pengawasan Oleh n) Pelatihan Karyawan
lanjutan .........

Persyaratan CPPB-IRT terdiri atas 4


(empat) tingkatan pangan IRT dengan
rincian sebagai berikut:
a) Persyaratan “harus” (shall)
b) Persyaratan “seharusnya” (should)
c) Persyaratan “sebaiknya” (may) atau
d) persyaratan "dapat” (can)

Pasti bisa !!
3. DEFINISI

Antara lain :
 Cara Produksi Pangan Yang Baik adalah suatu
pedoman yang menjelaskan bagaimana
memproduksi pangan agar aman, bermutu, dan
layak untuk dikonsumsi.
 Industri Rumah Tangga (disingkat IRT) adalah
perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha
di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan
pangan manual hingga semi otomatis

 Sanitasi adalah upaya pencegahan terhadap


kemungkinan bertumbuh dan berkembang
biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam
peralatan dan bangunan yang dapat merusak dan
membahayakan
lanjutan .........

 Higiene adalah segala usaha untuk memelihara


dan mempertinggi derajat kesehatan
 Pangan IRT adalah pangan olahan hasil produksi
Industri Rumah Tangga (IRT) yang diedarkan dalam
kemasan eceran dan berlabel.
 Pangan Olahan adalah makanan atau minuman
hasil proses dengan cara atau metode tertentu,
dengan atau tanpa bahan tambahan.
 Persyaratan Keamanan Pangan adalah standar
dan ketentuanketentuan lain yang harus dipenuhi
untuk mencegah pangan darikemungkinan adanya
bahaya, baik karena cemaran biologis, kimiadan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
dan membahayakan kesehatan manusia.
lanjutan .........

 Pengawas Pangan Kabupaten / Kota (District


Food Inspector/DFI) adalah pegawai negeri sipil
yang mempunyai kualifikasi DFI, yang
mempunyai kompetensi sesuai dengan
bidangnya dalam produksi pangan dan diberi
tugas untuk melakukan pengawasan keamanan
pangan IRTP dalam rantai pangan dari
organisasi yang kompeten.

 Ketidaksesuaian
adalah : penyimpangan terhadap seperangkat
persyaratan Cara Produksi Pangan yang Baik
untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT)
lanjutan .........

Ketidaksesuaian Minor
adalah penyimpangan terhadap persyaratan -IRT yang
mempunyai potensi mempengaruhi mutu
(wholesomeness) produk pangan IRTP.

Ketidaksesuaian Major
adalah penyimpangan terhadap persyaratan "sebaiknya"
di dalam CPPB-IRT yang mempunyai potensi
mempengaruhi efisiensi pengendalian keamanan
produk pangan IRTP.
lanjutan .........

Ketidaksesuaian Serius
adalah penyimpangan terhadap persyaratan
“seharusnya" di dalam CPPB-IRT yang mempunyai
potensi mempengaruhi keamanan produk pangan
IRTP.
Ketidaksesuaian Kritis
adalah penyimpangan terhadap persyaratan "harus" di
dalam CPPB-IRT yang akan mempengaruhi
keamanan produk pangan IRTP secara langsung
dan/atau merupakan persyaratan yang wajib dipenuhi.
4. TUJUAN

memberikan panduan
bagi Bupati/Walikota
cq Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk
memeriksa sarana
produksi IRTP dalam
rangka
pemberian Sertifikat
Produksi Pangan
Industri Rumah
Tangga (SPPIRT)
dan/atau pemeriksaan
rutin sarana produksi
IRTP.
5. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

1. Lokasi dan Lingkungan Produksi


2. Bangunan dan Fasilitas IRTP
3. Peralatan Produksi
4. Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air
5. Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi
6. Kesehatan dan Higiene Karyawan
7. Pemeliharaan dan Program Higiene & Sanitasi
8. Penyimpanan
9. Pengendalian Proses
10. Label Pangan
11. Pengawasan Oleh Penanggung Jawab
12. Penarikan Produk
13. Pencatatan dan Dokumentasi
14. Pelatihan Karyawan
6. FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA IRTP
lanjutan .........

1. Cara Pengisian Data Umum PP-IRT


a. Nama & alamat fasilitas yang diperiksa
b. Pemilik fasilitas
c. Penanggungjawab
d. Kabupaten / Kota
e. Propinsi
f. Nomor P-IRT
g. Jenis pangan IRTP
h. Tanggal / bulan / tahun
i. Nama Pengawas Pangan
Kab / Kota
j. Tujuan Pemeriksaan
- SPP-IRT
- Rutin
lanjutan .........

2. Penetapan Ketidaksesuaian
NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIAN

M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR


35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak
disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.
N PENGAWASAN OLEH
PENANGGUNGJAWAB
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan
keamanan pangan untuk karyawan

KOLOM PENETAPAN KETIDAKSESUAIAN :


(a) Kolom untuk ketidaksesuaian minor yang disingkat dengan MI
(b) Kolom untuk ketidaksesuaian major yang disingkat dengan MA
(c) Kolom untuk ketidaksesuaian serius yang disingkat dengan SE
(d) Kolom untuk ketidaksesuaian kritis yang disingkat dengan KR
lanjutan .........
NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIAN
M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR
35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.
N PENGAWASAN OLEH
PENANGGUNGJAWAB
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan
keamanan pangan untuk karyawan
(1) Jika elemen yang diperiksa tidak memenuhi persyaratan CPPB-IRT atau kondisi
IRTP sesuai dengan kalimat pernyataan negatif pada elemen yang diperiksa,
maka kolom ketidaksesuaian diisi dengan tanda √ pada kotak
(2) Jika dalam 1 (satu) elemen ada beberapa unsur, meskipun hanya 1 (satu) unsur
saja yang tidak memenuhi persyaratan CPPB-IRT atau kondisi IRTP hanya
sesuai dengan salah 1 (satu) unsur pernyataan negatif pada elemen yang
diperiksa, maka kolom ketidaksesuaian diisi dengan tanda √ pada kotak
Tidak diperkenankan untuk membubuhi tanda √ di luar kotak yang telah
lanjutan .........

NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIAN


M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR
35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak √
akurat, tidak tertelusur dan tidak
disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.
N PENGAWASAN OLEH
PENANGGUNGJAWAB
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan √
keamanan pangan untuk karyawan

Nomor Elemen yang diperiksa


Kolom penetapan
Kotak tempat pengisian tanda “√” ketidaksesuaian
jika terdapat ketidaksesuaian
lanjutan .........

1. LOKASI DAN LINGKUNGAN PRODUKSI


a. Lokasi IRTP; b. Lingkungan Produksi

2. BANGUNAN DAN FASILITAS IRTP


a. Bangunan Ruang Produksi
Disain dan Tata Letak; Lantai, Dinding atau pemisah ruangan; langit-
langit; pintu; jendela, lubang Angin; atau ventilasi; permukaan
tempat kerja; penggunaan bahan gelas (glass)
b. Fasilitas IRTP
Kelengkapan ruang produksi; tempat penyimpanan
lanjutan .........

3. PERALATAN PRODUKSI
a. Persyaratan bahan peralatan produksi
b. Tata Letak Peralatan produksi
c. Pengawasan dan Pemantauan Peralatan Produksi
d. Bahan Perlengkapan dan alat ukur / timbang
4. SUPLAI AIR atau SARANA PENYEDIAAN AIR
 Jumlah sesuai kebutuhan
 Persyaratan air bersih
lanjutan .........

5. FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE DAN SANITASI


a. Fasilitas Higiene dan Sanitasi
Sarana Pembersihan / pencucian; sarana higiene karyawan; sarana
cuci tangan; sToilet / jamban; darana pembuangan air dan limbah
b. Kegiatan higiene dan sanitasi
lanjutan .........

6. KESEHATAN DAN HIGIENE KARYAWAN


a. Kesehatan karyawan
b. Kebersihan karyawan
c. Kebiasaan karyawan
lanjutan .........

7. PEMELIHARAAN DAN PROGRAM HIGIENE DAN SANITASI


a. Pemeliharaan dan Pembersihan
b. Prosedur Pembersihan dan Sanitasi
c. Program Higiene dan Sanitasi
d. Program Pengendalian Hama
e. Pemberantasan Hama
f. Penanganan Sampah
lanjutan .........

8. PENYIMPANAN
1. Penyimpanan Bahan dan Produk Akhir
2. Penyimpanan Bahan Berbahaya
3. Penyimpanan Wadah dan Pengemas
4. Penyimpanan Label Pangan
5. Penyimpanan Peralatan Produksi
lanjutan .........

9. PENGENDALIAN PROSES

a. Penetapan Spesifikasi Bahan Baku


Persyaratan Bahan; Persyaratan Air
b. Penetapan Komposisi dan formulasi bahan
lanjutan .........

10. LABEL PANGAN

PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan


Label pangan sekurang-kurangnya memuat :
a) Nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT
b) Daftar bahan atau komposisi yang digunakan
c) Berat bersih atau isi bersih;
d) Nama dan alamat IRTP
e) Tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa;
f) Kode produksi
g) Nomor P-IRT
lanjutan .........

11. PENGAWASAN OLEH PENANGGUNG JAWAB


1. Penanggung jawab mempunyai pengetahuan higiene dan sanitasi
pangan serta proses produksi yang ditanganinya (memiliki Sertifikat
PKP)
2. Pengawasan dilakukan secara rutin :
Pengawasan Bahan dan Pengawasan Proses
3. Melakukan Tindakan Koreksi / Pengendalian Terhadap
Penyimpangan
lanjutan .........

12. PENARIKAN PRODUK


Pemilik IRTP harus :
1. Menarik produknya dari peredaran
2. Menghentikan produksinya
3. Menarik produk lain yang kondisinya sama dengan produk penyebab
bahaya
4. Melaporkannya ke Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Balai Besar/Balai
POM setempat
5. Memusnahkan produknya jika terbukti berbahaya bagi konsumen yang
disaksikan DFI
6. Penanggungjawab mempersiapkan prosedur penarikan produk pangan
lanjutan .........
13. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI
a. Pemilik harus mencatat dan mendokumentasikan :
• penerimaan bahan baku, BTP, bahan penolong
• produk akhir
• penyimpanan, pembersihan, sanitasi, pengendaian hama,
kesehatan karyawan, distribusi, penarikan produk dan yang
lain yang dianggap penting
b. Catatan dan dokumen disimpan 2 kali umur simpan produk
c. Catatan dan dokumen dijaga tetap akurat dan mutakhir
14. PELATIHAN KARYAWAN
a. Pemilik / Penanggungjawab mengikuti pelatihan CPPB-IRT
c. Menerapkan dan menhgajarkan ke karyawan lain
lanjutan .........

NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIAN

M PENCATATAN DAN DOKUMENTASI MI MA SE KR


35 IRTP tidak memiliki dokumen produksi
36 Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.

Jumlah ketidaksesuaian KRITIS (1)


Jumlah ketidaksesuaian SERIUS (2)
Jumlah ketidaksesuaian MAYOR (3)
Jumlah ketidaksesuaian MINOR (4)
LEVEL IRTP

(1) Jumlah ketidaksesuaian KRITIS : jumlah total ketidaksesuaian kritis (√) yang ditemukan saat pemeriksaan.
(2) Jumlah ketidaksesuaian SERIUS : jumlah total ketidaksesuaian serius (√) yang ditemukan saat pemeriksaan.
(3) Jumlah ketidaksesuaian MAYOR : jumlah total ketidaksesuaian mayor (√) yang ditemukan saat pemeriksaan.
(4) Jumlah ketidaksesuaian MINOR : jumlah total ketidaksesuaian minor (√) yang ditemukan saat pemeriksaan..
lanjutan .........

NO ELEMEN YANG DIPERIKSA KETIDAKSESUAIA


N
A LOKASI DAN LINGKUNGAN PRODUKSI MI MA SE KR
1 Lokasi dan lingkungan IRTP tkidak terawat,
kotor dan berdebu

Jumlah ketidaksesuaian KRITIS 1


Jumlah ketidaksesuaian SERIUS 0
Jumlah ketidaksesuaian MAYOR 0
Jumlah ketidaksesuaian MINOR 2
LEVEL IRTP IV

Jika kondisi IRTP bagus / sesuai dengan CPPB-IRT atau tidak ditemukan ketidaksesuaian, maka
kolom jumlah tersebut harus diisi dengan angka 0 (nol) yang menunjukkan bahwa jumlah total
ketidaksesuaian = 0.
Kolom level IRTP
Berdasarkan jumlah total ketidaksesuaian yang ditemukan dan ketentuan pada tabel jadwal
Frekuensi Sistem Audit Internal, maka ditetapkan level IRTP yang akan menentukan penilaian hasil
pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP.
lanjutan .........

Kolom Tanda Tangan


a. Tanda Tangan Pengawas Pangan Kabupaten/Kota dan Tanggal
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, tenaga Pengawas Pangan
Kabupaten/Kota (DFI) harus menandatangani formulir pemeriksaan
dan menuliskan tanggal, bulan dan tahun pemeriksaan.

b. Tanda tangan Pemilik/Penanggungjawab IRTP dan Tanggal


Setelah sarana produksinya diperiksa, pemilik / penangungjwab IRTP
menandatangani formulir pemeriksaan dan membubuhkan
cap/stempel IRTP pada bagian yang ditandatangani, kemudian
menuliskan tanggal, bulan dan tahun pemeriksaan.
Tanda Tangan Pengawas Pangan Kab/Kota dan
Tanggal :

Tanda Tangan Pemilik / Penanggungjawab


IRTP dan
Tanggal :
CARA PENILAIAN HASIL
PEMERIKSAANSARANA IRTP
JADWAL FREKUENSI SISTEM AUDIT INTERNAL
LEVEL IRTP FREKUENSI AUDIT JUMLAH PENYIMPANGAN
INTERNAL (MAKSIMAL)
MINOR MAYO SERIUS KRITIS
R
LEVEL I SETIAP DUA BULAN 1 1 0 0
LEVEL II SETIAP BULAN 1 2–3 0 0

LEVEL III SETIAP DUA NA* ≥4 1–4 0


MINGGU
LEVEL IV SETIAP HARI NA* NA* ≥5 ≥1

didasarkan atas hasil pemeriksaan 14 elemen pada formulir pemeriksaan sarana


produksi pangan IRTP dengan memperhatikan jumlah ketidaksesuaian yang
ditemukan
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) diterbitkan
oleh Bupati/Walikota c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota apabila IRTP
masuk level I - II.
RINCIAN LAPORAN KETIDAKSESUAIAN

NO KETIDAKSESUAIAN KRITERIA BATAS WAKTU


(PLOR = Problem, KETIDAKSESUAIAN PENYELESAIAN
Location, Objective (Mayor, Minor, Serius TINDAKAN
evidence dan dan Kritis) PERBAIKAN
Reference)

Semua ketidaksesuaian yang ditemukan diuraikan ke dalam formulir rincian laporan


ketidaksesuaian dengan menggunakan pola PLOR (Problem, Location, Objective
evidence, Reference) agar jelas dan obyektif, sehingga dapat ditindaklanjuti
dengan tepat.

Batas waktu penyelesaian tindakan perbaikan disepakati oleh kedua belah pihak,
yaitu Pengawas Pangan Kabupaten/Kota (DFI) dan penanggungjawab IRTP dengan
mempertimbangkan ketidaksesuaian yang ditemukan.
TINDAKAN KOREKSI

NO KETIDAKSESUAIAN KRITERIA TINDAKAN STATUS


(PLOR = Problem, KETIDAKSESUAIAN PERBAIKAN (Sesuai
Location, Objective (Mayor, Minor, Serius /Tidak
evidence dan dan Kritis) Sesuai)
Reference) diverifikasi
oleh DFI

IRTP diberi kesempatan untuk melakukan tindakan koreksi terhadap


ketidaksesuaian dan mendokumentasikannya dengan menggunakan
Formulir Laporan Tindakan Koreksi dan Status .
Pengawas Pangan Kabupaten/Kota (DFI) akan melakukan verifikasi
terhadap tindakan koreksi yang dilakukan oleh IRTP. Jika DFI menilai
bahwa tindakan koreksi yang dilakukan IRTP sudah tepat, maka DFI
menuliskan “sesuai” pada kolom status
7. SISTEM PENDATAAN DAN PELAPORAN

1. Hasil pemeriksaan sarana produksi pangan IRTP (SPP-


IRT maupun pemeriksaan rutin IRTP) diinformasikan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Propinsi
dan ditembuskan ke Balai Besar/Balai POM setempat
dengan melampirkan :
a. hasil pemeriksaan sarana produksi pangan
IRTP beserta
b. tindakan koreksi yang dilakukan IRTP dan
c. verifikasi tindakan koreksi yang dilakukan tenaga
Pengawas Pangan Kabupaten/Kota (DFI).

2. Penyampaian informasi tentang hasil pemeriksaan


sarana produksi pangan IRTP dilakukan setiap 3 (tiga)
bulan.
8. PENUTUP

1. Berikan salinan formulir pemeriksaan


sarana produksi pangan IRT kepada
pemilik
2. Periksa unsur yang tidak memenuhi
persyaratan dan perlu tindakan perbaikan
pada saat kunjungan berikutnya
3. Tegur bila tindakan perbaikan tidak
dilakukan secara konsisten
SILAHKAN MENGHUBUNGI KAMI

1. BALAI BESAR / BALAI POM DI SELURUH


INDONESIA
2. DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN
KEAMANAN PANGAN
Badan POM RI
Jl. Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat
Telp. : 021 42878701, 42875738
Fax. : 021 42878701
Email : foodstarpom@yahoo.com
www.pom.go.id
3. UNIT LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN
(ULPK)
Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat
Telp/Fax : 021-4263333, sms : 021-32199000
Email : ulpk@pom.go.id, ulpk_badanpom@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai