Anda di halaman 1dari 3

Materi 1

Izin Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB)

- Keamanan pangan menjadi tanggung jawab bersama antara


1. Pemerintah : Memastikan keamanan pangan dan mutu pangan
2. Pelaku usaha : Menjamin keamanan pangan dan mutu pangan yang diproduksi dan didistribusi
3. Konsumen : Berhak atas pangan aman, bermutu dan berkualitas

- Manfaat CPPOB
1. Perujudan peran industri sebagai penanggung jaab keamanan pangan
2. Meningkatkan daya saing produk
3. Meningkatkan kesempatan industri untuk memasuki pasar global
4. Meningkatkan kompetensi industri
5. Tingkat kepercayaan masyarakat meningkat
6. Ketersediaan pangan olahan yang aman, bermutu dan bergizi

- Apa itu CPPOB? : Pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar aman, bermutu
dan layak dikonsumsi dengan cara : Mencegah pencemaran ; Mematikan jasad renik patogen ;
Mengendalikan proses produksi.
- Harus disertai dengan dokumentasi, higiene sanitasi, pengendalian proses, dan komitmen

- Izin Penerapan CPPOB (Peraturan Badan POM Nomor 22 Tahun 2021 tentang Tata Cara Izin
Penerapan CPPOB)
1. NIB melalui OSS
2. Pendaftaran akun e-sertifikasi
3. Pengajuan IP CPPOB
4. Evaluasi persyaratan dan verifikasi penerapan CPPOB
5. Penerbitan

- CPPOB berlaku dalam jangka aktu 5 tahun sepanjang


1. Tidak ada perubahan
2. Sarana produksi pangan olahan tetap memenuhi syarat

- Izin penerapan PMR : Khusus pangan beresiko tinggi (makanan kaleng, produk bayi dan ibu hamil).

- Perubahan izin penerapan CPPOB dilakukan apabila


1. Perubahan nama pemegang izin tanpa perubahan kepemilikan
2. Perubahan alamat tanpa perubahan lokasi
3. Perubahan proses produksi
4. Penambahan fasilitas baru
5. Perubahan denah bangunan (layout)

- Perpanjangan izin penerapan CPPOB


1. Paling cepat dalam aktu 6 bulan sebelum tanggal masa berlaku izin penerapan CPPOB berakhir
2. Dilaksanakan dengan mempertimbangkan penilaian terhadap pemenuhan CPPOB berdasarkan hasil
pemeriksaan surveilan, inspeksi rutin, riwayat produk yang diedarkan, dan hasil pengawasan

- Persyaratan dokumen pengajuan Izin Penerapan CPPOB


1. Peta lokasi sarana produksi
2. Denah bangunan (layout) sarana produksi
3. Deskripsi pangan olahan
4. Alur proses produksi beserta penjelasannya
5. Panduan mutu meliputi dokumen yang memuat persyaratan untuk penerapan CPPOB di sarana
produksi
6. Hasil pemeriksaan sarana produksi atau hasil evaluasi penilaian mandiri (untuk UMK) yang
memenuhi ketentuan
7. Surat Pernyataan pemenuhan standar penerapan CPPOB (UMK)

Materi 2

Expose Hasil Pengawasan Sarana Produksi Pangan Olahan tahun 2023

- Dasar hukum yang digunakan


1. UU No. 18 tahun 2012 tentang pangan
2. UU No. 17 tahun 2023 tentang kesehatan
3. UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 86 Tahun 2019 tentang kemanan pangan
5. Peraturan BPOM No. 23 tahun 2023 tentang registrasi pangan olahan
6. Peraturan BPOM No 28 tahun 2023 tentang perubahan atas peraturan BPOM No. 27 tahun 2022
tentang pengaasan pemasukan obat dan makanan ke dalam ilayah Indonesia
7. Peraturan BPOM No. 13 tahun 2023 tentang kategori pangan
8. Peraturan BPOM No. 1 tahun 2022 tentang pengaasan klaim pada label dan iklam pangan olahan

- Pengawasan produk pangan : dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan untuk menjamin mutu
dan keamanan produk pangan olahan. Pengawasan dilakukan mulai dari produsen, distributor, retail
hingga ke tangan konsumen, meliputi legalitas, mutu, keamanan, dan seluruh persyaratan teknis yang
telah ditetapkan

- Pengendalian mutu untuk menjamin keamanan dan mutu produk pangan


1. Pengendalian bahan baku
2. Pengendalian bahan tambahan pangan
3. Pengendalian bahan penolong
4. Pengendalian kemasan dan label
5. Pengendalian produk akhir sesuai dengan peraturan dan persyaratan

- Hasil pemeriksaan sarana produksi pangan : Petugas BPOM menggunakan Formulir Pemeriksaan
Sarana Produksi Pangan dengan jumlah poin sebanyak 68, dengan bobot nilai sebagai berikut
1. Minor : berbobot 1 poin
2. Major : berbobot 2 poin
3. Kritis : tidak memiliki bobot, namun sarana dengan temuan kritis akan langsung diberikan
kesimpulan “tidak memenuhi ketentuan”
Hasil penilaian BPOM akan diberi rating seperti dibawah:
Rating A (baik sekali) : bobot score 0-12
Rating B (baik) : bobot score 13-22
Rating C (kurang) : bobot score 23-56
Rating D (jelek) : >56 atau jika ada temuan kritis

- Kategori temuan
1. Kritis : penyimpangan terhadap persyaratan “harus” yang mengindikasikan apabila tidak dipenuhi
akan mempengaruhi keamanan pangan secara langsung dan merupakan persyaratan yang wajib
dipenuhi
2. Major : penyimpangan terhadap persyaratan “seharusnya” yang mengindikasikan apabila tidak
dipenuhi mempunyai potensi yang berpengaruh terhadap keamanan produk pangan
3. Minor : Penyimpangan terhadap persyaratan “sebaikny” yang mengindikasikan apabila tidak
dipenuhi mempunyai potensi mempengaruhi mutu produk pangan dan kurang berpengaruh terhadap
keamanan produk pangan.

Temuan di sarana produksi pangan


1. Hygiene dan sanitasi
2. Pemeliharaan bangunan dan perawatan alat
3. Pengawasan selama produksi yang tidak konsisten
4. Tidak tersedia personel kompeten yang bertanggung jawab memantau tahap kritis
5. Tidak tersedia evaluasi pelepasan produk jadi
6. Tidak dilakukan pengujian produk secara konsisten
7. Prosedur tetap tidak tersedia di sarana produksi
8. Kemasan dan label tidak sesuai dengan kemasan dan label yang disetujui BPOM
9. Tidak tersedia program pelatihan karyawan dan pemeriksaan kesehatan karyawan

Anda mungkin juga menyukai