PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN
PANGAN IRTP
Source: Othman NM. Food safety in Southeast Asia: challenges facing the region. Asian J. Agric. Dev. 2007;4(2):83–92
(accessed: http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/166014/2/AJAD_2007_4_2_6Othman.pdf)
MASALAH KLASIK IRTP
MASALAH KLASIK IRTP
The Strategy includes the following
approaches:
• Strengthening surveillance systems of foodborne
diseases;
• Improving risk assessments;
• Developing methods for assessing the safety of
the products of new technologies;
• Enhancing the scientific and public health role of
WHO in Codex;
• Enhancing risk communication and advocacy;
• Improving international and national cooperation;
• Strengthening capacity building in developing
countries.
Accessed at:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/42559/1/9241545747.pdf
PERATURAN
DI BIDANG PANGAN
PERATURAN & PERUNDANG-UNDANGAN DI
BIDANG PANGAN
• Sanitasi pangan
Lingkup pengaturan:
• bahan tambahan pangan
1. Perencanaan pangan • pangan produk rekayasa genetik
• iradiasi pangan
2. Ketersediaan pangan
• kemasan pangan
3. Keterjangkauan pangan • Jaminan keamanan dan mutu pangan
4. Konsumsi pangan dan gizi • Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
5. Keamanan pangan
• Ketentuan label pangan
6. Label dan iklan pangan
• Larangan menghapus, mencabut, menutup,
7. Pengawasan mengganti label, melabel kembali, dan/atau
8. Sistem informasi pangan menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa
Pangan
9. Penelitian dan pengembangan • Ketentuan iklan pangan
10. Kelembagaan pangan
• Pengawasan dilakukan terhadap:
11. Peran serta masyarakat, dan
Kecukupan pangan pokok
12. Penyidikan.
Persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan
iklan pangan
• Tenaga Pengawas
Undang-Undang 23 tahun 2014 ttg Pemerintah
Daerah (Urusan Kesehatan)
13
Pemberian Jaminan Keamanan PP 86/2019 ttg
Keamanan Pangan
Pangan dan Mutu Pangan
Izin Edar*
Pendaftaran Sarana Produksi
• Pangan Olahan : Izin Edar MD/ML (Badan POM)
• Pangan Industri Rumah Tangga: sertifikat produksi
pangan olahan IRT (Bupati/Walikota), pedoman oleh
Badan POM
• Pangan Olahan Siap Saji : sertifikat untuk menjamin
keamanan pangan dan mutu pangan
(Bupati/Walikota). Untuk di KKP : Kemkes
• Pangan segar
a. PAH : nomor registrasi (Kemtan, gubernur,
bupati/walikota)
Berdasarkan hasil b. PSAT : nomor pendaftaran (Kemtan, gubernur,
pengujian bupati/walikota)
Laboratorium yang c. PSAI : sertifikat kelayakan pengolahan, sertiifikat
ditunjuk pemerintah penerapan program manajeman mutu terpadu
atau terakreditasi dan sertifikat kesehatan produk pengolahan ikan
(Kemtan, KKP, BPOM, (KKP dan pemda)
Kemkes
Penetapan persyaratan pengujian lab dilakukan secara bertahap
berdasarkan kajian risiko keamanan pangan
Pembagian Kewenangan
Pengawasan Keamanan Pangan
Lembaga Pengawas
No Keterangan
Pangan Segar Pangan Olahan PIRT Pangan Siap Saji
1 Pemenuhan Menteri Kepala BPOM Bupati/Walikota • Bupati/Walikota
persyaratan Pertanian/ dan Menteri dan/atau • Menteri
Keamanan Menteri KKP/ Perindustrian Kepala BPOM Kesehatan
Pangan, Guberbur/ Pengawasan (baik sendiri (Kantor
Keamanan Pangan
Mutu Bupati/ oleh Menperind atau Bersama- Kesehatan
PP 86/2019 ttg
Pangan, dan Walikota dalam rangka sama) Pelabuhan)
Gizi Pangan pembinaan dan khusus di
terbatas pada pelabuhan,
penerapan SNI bandara dan pos
lintas batas
15 • Kepala BPOM
2 Kemasan
Kepala BPOM/ Menteri Perindustrian/ Menteri Perdagangan
Pangan
diselenggarakan secara berkala, intensif dalam waktu tertentu, dan dalam hal adanya dugaan
pelanggaran.
dilakukan melalui pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan/atau Perdagangan Pangan.
Izin Edar Pangan Olahan
SPP-IRT di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota BPOM RI MD/ML Yang tidak wajib didaftarkan
Jenis pangan PIRT 1. Pangan yang diproduksi 1. Masa simpan kurang dari 7 hari
mengacu pada lampiran di dalam negeri / yang 2. Diimpor dalam jumlah kecil
Peraturan Kepala Badan diimpor dijual dalam 3. Digunakan lebih lanjut sebagai bahan baku
Pengawas Obat Dan kemasan eceran
4. Pangan olahan dalam jumlah besar dan tidak
Makanan Nomor: 22 2. Pangan Fortifikasi
3. Pangan Wajib SNI dijual secara langsung kepada konsumen akhir
Tahun 2018 Tentang 5. Diolah dan dikemas di hadapan pembeli
4. Pangan Program
Pedoman Pemberian Pemerintah 6. Pangan siap saji
Sertifikat Produksi 5. Pangan yang ditujukan 7. Mengalami pengolahan minimal (pasca panen)
Pangan Industri Rumah untuk uji pasar meliputi pencucian, pengupasan, pengeringan,
Tangga 6. Bahan Tambahan penggilingan, pemotongan,
Pangan (BTP) penggaraman,pembekuan, pencampuran, dan/atau
SNI Wajib blansir serta tanpa penambahan BTP, kecuali BTP
Air mineral alami Kopi Instan
untuk pelilinan
Air embun Tuna Dalam kaleng
Air Minum Dalam Kemasan Sarden dan makarel dalam kaleng
Garam konsumsi beryodium Tepung Terigu
Gula Kristal Putih Biskuit (ditunda)
Kakao bubuk Minyak Goreng Sawit (ditunda) Pendaftaran PSAT diilakukan di
Otoritas Kompeten Keamanan
Pangan KEMENTAN
PERATURAN KEPALA BADAN POM
NOMOR: 22/2018
TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA
Tidak
termasuk
KEWENANGAN PENGAWAS (Pasal 51)
Berdasarkan perintah pejabat yang berwenang, dalam hal adanya dugaan pelanggaran
persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan di setiap Rantai Pangan,
Pengawas Pangan dapat melakukan:
PP 86/2019
3
melakukan pengamanan Pangan
DUGAAN PELANGGARAN (PASAL 52)
PP 86/2019
Perlindungan Keadilan
Kesehatan Meningkatkan
Kualitas Manusia Perdagangan
(health protection) (fair trade)
KESEHATAN
Sistem pengawasan Regulasi yang mendukung
risk-based, knowledge- dan tidak tumpang tindih
based, evidence-based Transparansi dan asistensi
Law enforcement regulasi
Empowerment Pelayanan publik yang cepat
Sinergi Pengawasan mudah, adil, aman dan
. handal
METODE
Yang tidak
Preventive Control peduli,
(Pengawasan dengan sedapat mungkin DITINDAK
mengupayakan tindakan pencegahan)
Law Enforcement
(Tindakan melalui upaya penegakan secara hukum)
25
Strategi : Tiga Pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
Koordinasi kegiatan untuk penguatan pengawasan keamanan pangan, BPOM (Pasal 50)
mutu pangan, dan gizi pangan
Food Control and Regulation Framework
1. Food Legislation
2. Food Control
Management
3. Inspection Activities
4. Laboratory Services
5. Information, Education,
Communication and Risk
Training Assessment
1. Hazard identification
2. Hazard characterization
3. Exposure assessment
4. Risk characterization
Science Based
Risk
Management
27
Kementerian/Lembaga
KOORDINASI
Kompetensi di Bidang
Keamanan Pangan sangat
penting
Pemda mengembangkan
sistem pengawasan
Keamanan Pangan
30.00% 26.23%
21.62% Konstruksi sarana yang
20.70%
belum sesuai dengan aspek
20.00% GMP
MS TMS
90.00%
77.90% 77.90%
80.00% 76.60% 75.74%
70.00%
60.00% N= 2841 N= 3518 N= 2745 N= 1291
50.00%
40.00%
30.00% 23.40% 24.26%
65,465,497
62,922,617
Tindak Lanjut
Pengawasan
Keamanan Pangan
1
1. Penerimaan
PTSP CPPB- Pengajuan
IRT Permohonan
2 2. Evaluasi
3 4 dokumen
DINKES PEMERIKSAAN
PENYULUHAN
KAB/KOTA
permohonan
KEAMANAN PANGAN SARANA
3. Penyelenggaraa
5 4.1 n Penyuluhan
3.1 SERTIFIKAT
PENYULUHAN Keamanan
KEAMANAN PANGAN PTSP REKOMENDASI Pangan
4. Pemeriksaan
Sarana Produksi
SERTIFIKAT POST
P-IRT (SPP-IRT) 7 Pangan IRT
MARKET
5. Pemberian
DINKES KAB/KOTA
DINKES 6 Nomor P-IRT
PROV. REKOMENDASI 6. Penyerahan
PEMOHON
BADAN POM/ SPP-IRT
BBPOM
Langsung Tembusan 7. Post Market
Pelaksanaan Pengawasan
Perka BPOM No. HK.03.1.23.04.12.2207 tahun 2012 tentang PerBPOM 23 tahun 2018 tentang Pedoman Pengawasan
Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Pangan Industri Rumah Tangga
Rumah Tangga
Penting bagi Pengawas:
Elemen-elemen CPPB- IRT
Lokasi dan Fasilitas dan
Bangunan dan
Lingkungan Kegiatan Higene
Fasilitas
Produksi dan Sanitasi
Pemeliharaan &
Kesehatan dan
Peralatan Program Higene
Higene
Produksi dan Sanitasi
Karyawan
Pemeliharaan &
Program Higene- Label Pengawasan oleh
Sanitasi Penanggungjawab
Pengendalian Pelabela
Penyimpanan n
Proses Pangan
Pencatatan
Penarikan dan Pelatihan
Produk dokumentasi Karyawan
Pengawasan Sarana Produksi
dan Distribusi Pangan
DASAR HUKUM :
UU 18/2012 tentang Pangan Pasal 71
ayat (1)
“Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan wajib mengendalikan risiko bahaya pada Pangan, baik yang
berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun dari perseorangan sehingga Keamanan Pangan
terjamin”
ayat (2)
“ Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
dan/atau
peredaran Pangan wajib:
a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. menjamin Keamanan Pangan dan/atau
Keselamatan manusia.
KETIDAKSESUAIAN CPPOB –
SARANA PRODUKSI
MD SP/P-IRT
• Perintah perbaikan • BB/BPOM koord. Dinkes
• Peringatan • Perintah perbaikan
• Peringatan Keras • Peringatan
• Pencabutan NIE • Rekomendasi
• Sanksi administratif dan pencabutan No SP/PIRT
atau Sanksi pidana
TEMUAN INSPEKSI SARANA DISTRIBUSI
PRODUK PANGAN
SARANA DISTRIBUSI :
Pengamanan Setempat; Dilarang
Mengedarkan Produk Tsb; Retur
Pengamanan Pengamanan untuk Pengamanan untuk
Produsen/Importir: Penarikan
pemusnahan pemusnahan
Untuk Perbaikan Label
SP/PIRT :
Pro Justitia Penarikan Untuk Perbaikan Label;
Pembinaan
UU 18/2012
Pengujian Pangan
Harus benar
dan tidak Tidak mudah
Wajib ada
menyesatkan lepas, luntur
pada setiap
atau rusak
pangan
Konsekuensi dari ketatnya
Pengawasan Iklan Pangan persaingan dalam beriklan:
IKLAN:
• Strategi pemasaran agar produk cepat
dikenal, diterima & menaikkan omset
penjualan
• Sarana untuk meningkatkan brand Pesan/klaim yang disam-
awareness paikan seringkali :
• Tujuan iklan :merangsang perhatian, • berlebihan
persepsi, sikap dan perilaku konsumen • melanggar etika iklan
sehingga tertarik untuk membeli • melanggar peraturan
• membingungkan kon-
sumen
• mengelabui konsumen
Pengawasan Iklan Pangan
• leaflet,
• tayangan siaran • billboard,
• brosur, televisi, situs web,
• majalah, radio, layanan pesan • hanging,
• koran, singkat (SMS), • baliho, dll.
• poster, surat elektronik, dll.
• banner,
• spanduk, dll. Media Media Luar
Media Elektronik Ruang
Cetak
PENUTUP
1. Masalah Keamanan Pangan dari hulu ke hilir masalah bersama harus
ditangani oleh pemerintah, produsen dan konsumen.
2. Peran pengawas pangan sangat vital dalam pelaksanaan pengawasan, oleh
karenanya harus dilaksanakan berbasis risiko sesuai perkembangan
teknologi pangan dan kondisi di era globalisasi.
3. Peningkatan kompetensi (Pengetahuan, Skill, Attitude) dalam inspeksi
pangan harus terus senantiasa diasah dan dilatih terus menerus seiring
dengan perkembangan IPTEK maupun Lingstra, terutama di situasi Pandemi
yang menuntut penyesuaian cara inspeksi.
4. Pemahaman terhadap regulasi dan NSPK pengawasan pangan penting dalam
kesuksesan seorang inspektur pangan.
Terima Kasih