Anda di halaman 1dari 54

District Food Inspector Junior :

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN
PANGAN IRTP

Jakarta, 23 Agustus 2021


Direktorat Pengawasan Produksi Pangan Olahan, Deputi III
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Acuan para Asesor Kompetensi
LSP BPOM:

Skema sertifikasi District Food


Inspector (DFI) dan Penyuluh
Keamanan Pangan
(PKP)
The primary responsibility for ensuring the right to adequate food and the fundamental right to freedom from
hunger rests with national governments.
Food quality and safety are important aspects of the right to food. Food safety implies the absence or safe
levels of contaminants, bacteria, naturally occurring toxins or any other substance that may make food injurious
to health.
Source: http://www.fao.org/focus/e/rightfood/right2.htm
TANTANGAN PENGAWASAN PANGAN
Beban penyakit akibat pangan
meningkat (New and emerging
foodborne hazards) Perubahan teknologi
produksi, proses dan
Perdagangan global pemasaran pangan
dan kebutuhan
harmonisasi standar
yang sangat pesat
keamanan dan mutu
Perkembangan
sistem
pengawasan
pangan berbasis
Perubahan gaya hidup
termasuk urbanisasi iptek dengan
fokus
Kesadaran konsumen tentang perlinduangan
keamanan pangan dan konsumen
kebutuhan akses informasi
meningkat 4
Tantangan Pengawasan Keamanan
Pangan di Wilayah Asia Tenggara
1. Membangun dan meng-update regulasi pangan, serta
identifikasi gaps regulasi
2. Manajemen pengawasan keamanan pangan 
pengembangan sistem pengawasan berbasis
risiko dengan menerapkan prinsip risk analisis
3. Kualitas inspeksi pangan  kebutuhan food
inspector yang kompeten dan prosedur inspeksi
yang bersifat preventive
4. Infrastruktur laboratorium yang memadai
5. Sharing KIE diantara stakeholders (from farm-to-table)
secara efektif dan berkesinambungan
6. Kepatuhan pelaku usaha pangan
7. Kerangka Perdagangan regional dan internasional
(TBT dan SPS agreements)

Source: Othman NM. Food safety in Southeast Asia: challenges facing the region. Asian J. Agric. Dev. 2007;4(2):83–92
(accessed: http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/166014/2/AJAD_2007_4_2_6Othman.pdf)
MASALAH KLASIK IRTP
MASALAH KLASIK IRTP
The Strategy includes the following
approaches:
• Strengthening surveillance systems of foodborne
diseases;
• Improving risk assessments;
• Developing methods for assessing the safety of
the products of new technologies;
• Enhancing the scientific and public health role of
WHO in Codex;
• Enhancing risk communication and advocacy;
• Improving international and national cooperation;
• Strengthening capacity building in developing
countries.

Accessed at:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/42559/1/9241545747.pdf
PERATURAN
DI BIDANG PANGAN
PERATURAN & PERUNDANG-UNDANGAN DI
BIDANG PANGAN

1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang RI No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
3. Undang-Undang RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Peraturan Pemerintah RI No. 69 tahun 1999 tentang
Label dan Iklan Pangan
5. Peraturan Pemerintah No. 86 th 2019 tentang Keamanan Pangan
6. PP 5/2021 Perizinan Berusaha dan Berbasis Risiko
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Makanan
7. Peraturan/Keputusan Menteri
8. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI:
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.HK.03.1.23.04.12.2206 tahun 2012 tentang
Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor. 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor. 23 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pengawasan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
 Peraturan Menteri Perindustrian RI No.75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan
Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices)
9. SNI
UU NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN

• Sanitasi pangan
Lingkup pengaturan:
• bahan tambahan pangan
1. Perencanaan pangan • pangan produk rekayasa genetik
• iradiasi pangan
2. Ketersediaan pangan
• kemasan pangan
3. Keterjangkauan pangan • Jaminan keamanan dan mutu pangan
4. Konsumsi pangan dan gizi • Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
5. Keamanan pangan
• Ketentuan label pangan
6. Label dan iklan pangan
• Larangan menghapus, mencabut, menutup,
7. Pengawasan mengganti label, melabel kembali, dan/atau
8. Sistem informasi pangan menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa
Pangan
9. Penelitian dan pengembangan • Ketentuan iklan pangan
10. Kelembagaan pangan
• Pengawasan dilakukan terhadap:
11. Peran serta masyarakat, dan
 Kecukupan pangan pokok
12. Penyidikan.
 Persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan
iklan pangan
• Tenaga Pengawas
Undang-Undang 23 tahun 2014 ttg Pemerintah
Daerah (Urusan Kesehatan)

13
Pemberian Jaminan Keamanan PP 86/2019 ttg
Keamanan Pangan
Pangan dan Mutu Pangan
Izin Edar*
Pendaftaran Sarana Produksi
• Pangan Olahan : Izin Edar MD/ML (Badan POM)
• Pangan Industri Rumah Tangga: sertifikat produksi
pangan olahan IRT (Bupati/Walikota), pedoman oleh
Badan POM
• Pangan Olahan Siap Saji : sertifikat untuk menjamin
keamanan pangan dan mutu pangan
(Bupati/Walikota). Untuk di KKP : Kemkes
• Pangan segar
a. PAH : nomor registrasi (Kemtan, gubernur,
bupati/walikota)
Berdasarkan hasil b. PSAT : nomor pendaftaran (Kemtan, gubernur,
pengujian bupati/walikota)
Laboratorium yang c. PSAI : sertifikat kelayakan pengolahan, sertiifikat
ditunjuk pemerintah penerapan program manajeman mutu terpadu
atau terakreditasi dan sertifikat kesehatan produk pengolahan ikan
(Kemtan, KKP, BPOM, (KKP dan pemda)
Kemkes
Penetapan persyaratan pengujian lab dilakukan secara bertahap
berdasarkan kajian risiko keamanan pangan
Pembagian Kewenangan
Pengawasan Keamanan Pangan
Lembaga Pengawas
No Keterangan
Pangan Segar Pangan Olahan PIRT Pangan Siap Saji
1 Pemenuhan Menteri Kepala BPOM Bupati/Walikota • Bupati/Walikota
persyaratan Pertanian/ dan Menteri dan/atau • Menteri
Keamanan Menteri KKP/ Perindustrian Kepala BPOM Kesehatan
Pangan, Guberbur/ Pengawasan (baik sendiri (Kantor

Keamanan Pangan
Mutu Bupati/ oleh Menperind atau Bersama- Kesehatan

PP 86/2019 ttg
Pangan, dan Walikota dalam rangka sama) Pelabuhan)
Gizi Pangan pembinaan dan khusus di
terbatas pada pelabuhan,
penerapan SNI bandara dan pos
lintas batas
15 • Kepala BPOM

2 Kemasan
Kepala BPOM/ Menteri Perindustrian/ Menteri Perdagangan
Pangan

 diselenggarakan secara berkala, intensif dalam waktu tertentu, dan dalam hal adanya dugaan
pelanggaran.
 dilakukan melalui pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan/atau Perdagangan Pangan.
Izin Edar Pangan Olahan
SPP-IRT di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota BPOM RI MD/ML Yang tidak wajib didaftarkan

Jenis pangan PIRT 1. Pangan yang diproduksi 1. Masa simpan kurang dari 7 hari
mengacu pada lampiran di dalam negeri / yang 2. Diimpor dalam jumlah kecil
Peraturan Kepala Badan diimpor dijual dalam 3. Digunakan lebih lanjut sebagai bahan baku
Pengawas Obat Dan kemasan eceran
4. Pangan olahan dalam jumlah besar dan tidak
Makanan Nomor: 22 2. Pangan Fortifikasi
3. Pangan Wajib SNI dijual secara langsung kepada konsumen akhir
Tahun 2018 Tentang 5. Diolah dan dikemas di hadapan pembeli
4. Pangan Program
Pedoman Pemberian Pemerintah 6. Pangan siap saji
Sertifikat Produksi 5. Pangan yang ditujukan 7. Mengalami pengolahan minimal (pasca panen)
Pangan Industri Rumah untuk uji pasar meliputi pencucian, pengupasan, pengeringan,
Tangga 6. Bahan Tambahan penggilingan, pemotongan,
Pangan (BTP) penggaraman,pembekuan, pencampuran, dan/atau
SNI Wajib blansir serta tanpa penambahan BTP, kecuali BTP
Air mineral alami Kopi Instan
untuk pelilinan
Air embun Tuna Dalam kaleng
Air Minum Dalam Kemasan Sarden dan makarel dalam kaleng
Garam konsumsi beryodium Tepung Terigu
Gula Kristal Putih Biskuit (ditunda)
Kakao bubuk Minyak Goreng Sawit (ditunda) Pendaftaran PSAT diilakukan di
Otoritas Kompeten Keamanan
Pangan KEMENTAN
PERATURAN KEPALA BADAN POM
NOMOR: 22/2018
TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA

Yang diperbolehkan mendapatkan SPP-


IRT

Tidak
termasuk
KEWENANGAN PENGAWAS (Pasal 51)

memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam


kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan Perdagangan Pangan untuk
memeriksa, meneliti, dan mengambil contoh Pangan
dan segala sesuatu yang diduga digunakan dalam
PP 86/2019
membuka dan meneliti kegiatan Produksi, Penyimpanan, Pengangkutan,
setiap Kemasan Pangan dan/atau Perdagangan Pangan;

menghentikan, memeriksa, dan mencegah


memeriksa setiap buku, dokumen, atau catatan setiap sarana angkutan yang diduga atau
lain yang diduga memuat keterangan mengenai patut diduga digunakan dalam
kegiatan Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan/atau Perdagangan
Pengangkutan Pangan serta mengambil
Pangan, termasuk menggandakan atau dan memeriksa contoh Pangan
mengutip keterangan tersebut; dan/atau

memerintahkan untuk memperlihatkan


izin usaha dan/atau dokumen lain yang melakukan pengujian
sejenis; dan/atau

Pelaksanaan pengawasan dilakukan melalui pemeriksaan


terhadap kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan atau Perdagangan Pangan.
KEWENANGAN KHUSUS (Pasal 52)

Berdasarkan perintah pejabat yang berwenang, dalam hal adanya dugaan pelanggaran
persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan di setiap Rantai Pangan,
Pengawas Pangan dapat melakukan:
PP 86/2019

menghentikan kegiatan 2 1 menghentikan kegiatan atau


proses Produksi;
distribusi; dan/atau

3
melakukan pengamanan Pangan
DUGAAN PELANGGARAN (PASAL 52)
PP 86/2019

• • tidak memenuhi • tidak memenuhi


tidak memenuhi
• penggunaan bahan persyaratan Iradiasi • membuka persyaratan
Persyaratan Sanitasi
yang dilarang Pangan; kemasan akhir keamanan, mutu,
• tidak menjamin
digunakan sebagai • penggunaan bahan Pangan untuk Gizi, dan
Keamanan Pangan
Bahan Tambahan Kemasan Pangan dikemas kembali bertentangan
dan/atau keselamatan
Pangan; dan bahan Kemasan dan dengan agama,
manusia;
• memproduksi, Pangan yang diperdagangkan, keyakinan, dan
• penggunaan peralatan
menggunakan, mengandung Zat kecuali terhadap budaya masyarakat
yang tidak memenuhi
dan/atau Kontak Pangan yang Pangan yang untuk Pangan
persyaratan mutu dan
mengedarkan Pangan membahayakan pengadaannya impor;
keamanan;
Produk Rekayasa kesehatan manusia; dalam jumlah • tidak memiliki
• penggunaan Bahan
Genetik yang belum • penggunaan Zat besar dan lazim izin edar; dan/atau
Tambahan Pangan
mendapatkan Kontak Pangan dikemas kembali • tidak memiliki
yang melampaui
persetujuan yang belum dalam jumlah kecil sertifikat
ambang batas
Keamanan Pangan ditetapkan dan tidak untuk kelayakan
maksimal yang
• melakukan kegiatan memenuhi diperdagangkan pengolahan,
ditetapkan dan/atau
Iradiasi Pangan di persyaratan batas lebih lanjut; sertifikat penerapan
yang tidak sesuai
fasilitas iradiasi yang migrasi untuk bahan • penggunaan bahan program
dengan
belum memiliki izin Kemasan Pangan lainnya yang tidak manajemen mutu
peruntukannya;
pemanfaatan sumber yang bersentuhan diizinkan; terpadu atau
radiasi pengion dan langsung dengan • pengedaran sertifikat kesehatan
bahan nuklir; Pangan; Pangan tercemar; produk pengolahan
ikan untuk Pangan
Segar asal ikan.
PP No. 5 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Pasal 120 ayat 2


Perizinan Berusaha subsektor obat dan makanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 huruf b meliputi
Izin dan Sertifikat Standar obat dan makanan

Pasal 120 ayat 4


Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
untuk pangan olahan industri rumah tangga yang
diproduksi oleh UMK dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sistem Pengawasan Pangan
DUA SISI PERAN
PENGAWASAN

Perlindungan Keadilan
Kesehatan Meningkatkan
Kualitas Manusia Perdagangan
(health protection) (fair trade)
KESEHATAN
 Sistem pengawasan  Regulasi yang mendukung
risk-based, knowledge- dan tidak tumpang tindih
based, evidence-based  Transparansi dan asistensi
 Law enforcement regulasi
 Empowerment  Pelayanan publik yang cepat
 Sinergi Pengawasan mudah, adil, aman dan
. handal

Jaminan EKONOMI Kemudahan


Keamanan Meningkatkan
dan Kepastian
daya saing
dan Mutu ekonomi Berusaha
PENDEKATAN DAN METODE PENGAWASAN

PENDEKATAN DAN METODE PENGAWASAN

Integrated Intersectoral Approach


(Pendekatan melalui Keterpaduan Antar Sektor) Yang tidak tahu,
DIBINA

METODE
Yang tidak
Preventive Control peduli,
(Pengawasan dengan sedapat mungkin DITINDAK
mengupayakan tindakan pencegahan)

Law Enforcement
(Tindakan melalui upaya penegakan secara hukum)
25
Strategi : Tiga Pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

Pelaksanaan cara produksi yang


baik dan cara distribusi yang baik
untuk menjamin, mutu,
Produsen khasiat/manfaat dan keamanan
produk

• Pengaturan & Standardisasi;


Peningkatan kesadaran • Penilaian keamanan, khasiat dan
masyarakat; mutu produk sebelum beredar;
Peningkatan pengetahuan Konsumen Pemerintah • Inspeksi, sampling dan
mengenai kualitas produk pengujian laboratorium produk
yang digunakannya dan yang beredar; peringatan publik;
cara-cara penggunaan • Komunikasi, Informasi, dan
produk yang tepat Edukasi

Peran Pemda menjadi kunci dalam tercapainya


ketersediaan sarana IRTP & produk yg aman & berkualitas
PENGAWASAN PANGAN (PP 86/2019)
Pertanian/
Kementan, KKP (Pasal 4, budidaya
47), Pemda (Gubernur,
Bupati/Walikota) (Pasal 47) Kemenkes, KKP,
Penanganan pasca panen Kemenperin, BPOM (Pasal
(minimally-processed) 4, 52)

PANGAN SEGAR Proses produksi PANGAN OLAHAN


Sebagai Dikonsumsi
bahan baku langsung
PRE- Kemasan pangan
Kemenperin, Kemendag,
BPOM (Pasal 49)
MARKET

POST- KKP, Gubernur, Bupati/


PANGAN SEGAR
walikota (Pasal 47)
MARKET
BPOM, Kemenperin (Pasal 47) PANGAN OLAHAN
Kementan, KKP, Kemenkes, BPOM, Distribusi/
bupati/ walikota (Pasal 52) Peredaran BPOM, Bupati/ walikota (Pasal
47) PIRT
Kemenkes(*), BPOM, Bupati/ PANGAN OLAHAN
walikota (Pasal 47) SIAP SAJI

Kementan, KKP, Kemenkes, BPOM Konsumen


Peran serta masyarakat (*) khusus di pelabuhan,
(Pasal 76 – 81) bandara dan pos lintas batas

Koordinasi kegiatan untuk penguatan pengawasan keamanan pangan, BPOM (Pasal 50)
mutu pangan, dan gizi pangan
Food Control and Regulation Framework
1. Food Legislation
2. Food Control
Management
3. Inspection Activities
4. Laboratory Services
5. Information, Education,
Communication and Risk
Training Assessment
1. Hazard identification
2. Hazard characterization
3. Exposure assessment
4. Risk characterization

Science Based
Risk
Management

Policy Based Risk Communication


Exchange of Information

27

Risk Analysis (Codex)


PENYELENGGARAAN
PENGAWASAN
KEAMANAN PANGAN
OLEH PEMDA
UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS
PENGAWASAN MELALUI SINERGISME
PENGAWASAN DI TINGKAT PUSAT DAN
DAERAH

UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah


(Pasal 292)
Menteri Teknis/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian dapat
Butir 6, Inpres 3/2017
Inpres 3 Tahun 2017 tentang mengusulkan Kegiatan Khusus kepada Bappenas dan Kemenkeu
Peningkatan Efektivitas Pengawasan yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus bersumber dari APBN
untuk dialokasikan pada Daerah
Obat dan Makanan
Badan POM mengoordinasikan pelaksanaan
pengawasan OM dengan instansi terkait Perpres 80 Tahun 2017 tentang BPOM (Pasal 3)
Kepala BPOM diinstruksikan untuk mengoordinasikan
pelaksanaan Pengawasan OM dengan Instansi Terkait
Langkah Konkrit termasuk Pemda

Dukungan Instansi Vertikal


Koordinasi lintas sektor dan inisisasi upaya Peran aktif Unit Pelaksana Teknis BPOM di
penganggaran DAK (Dana Alokasi Khusus) daerah termasuk koordinasi lintas sektor di
Non Fisik untuk pengawasan OM daerah
di Pemerintah Kab/Kota Permendagri Nomor 41 Tahun 2018
Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan
Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah
Bantuan Operasional Kesehatan
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN
Pengawasan Obat dan Makanan
OBAT DAN MAKANAN
PENGAWASAN IRTP
(UU No. 18 / 20 1 2 ; PP 8 6 /2 0 19 ; UU No. 2 3 /2 0 1 4; INPRE S No. 3 /20 1 7 ; PE R ME NDAGRI N o. 41 /20 1 8 )

Kementerian/Lembaga
KOORDINASI

Badan POM KEMENKES


Pembinaan
Pelaporan Pembinaan
• Pelatihan Tenaga PKP (Penyuluh
Keamanan Pangan) Pelaksanaan • Pelatihan Tenaga Pengawas
Pengawasan Produsen Pangan Siap Saji
• Pelatihan DFI (District Food (SMART-POM)
Inspectors)
Pemerintah Daerah

• Pembinaan Pelaku Partisipasi dan


Pengawasan Pemberdayaan
Usaha Kerjasama Asosiasi Produk Pangan IRT Kerjasama Asosiasi
Konsumen/LSM Konsumen
• Penerbitan SPP-IRT Produsen
• Pengawasan IRTP

Produk Pangan Olahan (Produk


Pangan IRT dan Pangan Siap Saji

IRTP dan Produsen Pangan Siap Saji Konsumen


Peran Pemerintah Dalam Pengawasan Obat Dan Makanan

Inpres Nomor 3 Tahun UU Nomor 23 Permendagri Nomor 41


2017 tentang Tahun 2014 Tahun 2018 tentang
Peningkatan Efektivitas tentang Peningkatan Koordinasi
Pengawasan Obat dan Pemerintahan Pembinaan dan
Makanan dengan Instansi Daerah (Pasal 288 Pengawasan Obat dan
Terkait termasuk Pemda & 292 ayat 3) Makanan di Daerah

“Menteri Teknis/Kepala Pemerintah Daerah
“Kepala BPOM diinstruksikan Lembaga Pemerintah Non berkewajiban untuk
untuk mengoordinasikan Kementerian dapat menindaklanjuti hasil
mengusulkan Kegiatan pengawasan obat dan makanan
pelaksanaan Pengawasan Obat Khusus kepada Bappenas
dan Makanan dengan Instansi di daerah serta meningkatkan
dan Kemenkeu yang didanai
Terkait termasuk Pemda” melalui Dana Alokasi efektivitas pengawasan obat
Khusus bersumber dari dan makanan di daerah sesuai
APBN untuk dialokasikan dengan tugas dan
pada Daerah” wewenangnya”
32
Kewenangan Urusan Pemerintahan Daerah Di
Bidang Pengawasan Pangan
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah 2019 tentang Keamanan Pangan

Pembagian urusan : Pasal 35:


• Ayat 1-3 penerbitan SPP-IRT dilakukan oleh Bupati/
- Pemerintah Kab/ Kota: melakukan
Walikota
penerbitan izin dan pengawasan post • Ayat 4, pedoman penerbitan ditetapkan oleh Kepala
market termasuk di dalamnya BPOM
pembinaan Pasal 47 ayat 3  Pengawasan terhadap pangan olahan
rumah tangga dilaksanakan oleh BPOM dan atau Bupati/
- Kementerian/Lembaga Pemerintah
Walikota secara sendiri maupun bersama-sama
Non Kementerian (LPNK) Pasal 53 ayat 7  Dalam hal pengawasan Keamanan
berkewajiban membuat Norma, Pangan Olahan industri rumah tangga, Bupati/wali kota
Standar, Prosedur, dan Kriteria mengembangkan sistem pengawasan Keamanan
Pangan dan sumber daya di daerah sesuai dengan
(NSPK) untuk dijadikan pedoman bagi
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Daerah dalam menyelenggarakan Pasal 56  Bupati/wali kota wajib mempunyai unit yang
Urusan Pemerintahan bertanggung jawab dalam pengawasan dengan
mendayagunakan sumber daya di daerah
UU No. 18/2012 tentang Pangan
• Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin
Pasal 68
terwujudnya penyelenggaraan Keamanan Pangan di
ayat (1) setiap rantai Pangan secara terpadu

• Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan


Pasal 92
pengawasan dan pencegahan secara berkala terhadap kadar
ayat (1) atau kandungan cemaran pada Pangan.

• Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan


Pasal 95 ayat
pengawasan terhadap penerapan sistem jaminan produk
(1) halal bagi yang dipersyaratkan terhadap Pangan.

• Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan


Pasal 98 pembinaan terhadap usaha mikro dan kecil agar secara
ayat (3) bertahap mampu menerapkan ketentuan label sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
PP Keamanan Pangan

Kompetensi di Bidang
Keamanan Pangan sangat
penting

Pemda mengembangkan
sistem pengawasan
Keamanan Pangan

Overview RMP, 18 Juni 2015


Kondisi
Pengawasan Pangan
IRT
ANEKA RAGAM PANGAN DI MASYAKAT
• MD, ML (Badan POM)
• Super/hypermarket • SP, P-IRT (Pemda)
• Pangan tidak terdaftar
• Pasar tradisional
• Peritel
Pangan Olahan
Pangan Segar

Pangan Siap Saji

Pangan Pangan Pangan Jajanan


Siap Saji Jajanan
• Restauran
• Cafe, Hotel • Anak
• Warung Tegal Sekolah
• Pedagang Keliling
Hasil Pengawasan Sarana IRTP
Tahun 2018 - 2020
Temuan
Temuanumum:
umum :
79.30% 78.38%
73.77%
80.00%
Belum adanya sistem
dokumentasi yang memadai
70.00%

60.00% Fasilitas dan implementasi


higiene dan sanitasi sarana
yang masih kurang
50.00%

MK Personal hygiene yang


%

40.00% TMK kurang

30.00% 26.23%
21.62% Konstruksi sarana yang
20.70%
belum sesuai dengan aspek
20.00% GMP

10.00% Sistem Quality Assurance


/Quality Control yang belum
optimal
0.00%
2018 2019 2020
n= 2469 n= 3016 n= 1538 37
Hasil Sampling dan Pengujian

Hasil Pengujian Pangan Industri Rumah


Tangga (P-IRT)

MS TMS
90.00%
77.90% 77.90%
80.00% 76.60% 75.74%
70.00%
60.00% N= 2841 N= 3518 N= 2745 N= 1291
50.00%
40.00%
30.00% 23.40% 24.26%

Sektor Makmin naik 0.7% (YoY)


22.10% 22.10%
20.00%
10.00%
Ju mlah U sah a Mikro K ecil d an Men en gah 0.00%
2017 2018 2019 2020

65,465,497

Produk TMS cenderung stagnan


Sarana TMK sangat tinggi
64,194,057

62,922,617

2017 2018 2019

Sumber: Kementerian Koperasi UKM, 2021 Dibutuhkan KERJASAMA PEMDA


UMKM dan terus naik selaku pengawas untuk pengawalan dan
pendampingan
Permasalahan
Masalah Penolakan Produk Pangan Ekspor
Pedoman Tindak Lanjut...

Tindak Lanjut
Pengawasan
Keamanan Pangan

Sarpod, Sardist, Uji, Label dll


ALUR PRE dan POST MARKET P-IRT
PEMOHON Tahapan:

1
1. Penerimaan
PTSP CPPB- Pengajuan
IRT Permohonan
2 2. Evaluasi
3 4 dokumen
DINKES PEMERIKSAAN
PENYULUHAN
KAB/KOTA
permohonan
KEAMANAN PANGAN SARANA
3. Penyelenggaraa
5 4.1 n Penyuluhan
3.1 SERTIFIKAT
PENYULUHAN Keamanan
KEAMANAN PANGAN PTSP REKOMENDASI Pangan
4. Pemeriksaan
Sarana Produksi
SERTIFIKAT POST
P-IRT (SPP-IRT) 7 Pangan IRT
MARKET
5. Pemberian
DINKES KAB/KOTA
DINKES 6 Nomor P-IRT
PROV. REKOMENDASI 6. Penyerahan
PEMOHON
BADAN POM/ SPP-IRT
BBPOM
Langsung Tembusan 7. Post Market
Pelaksanaan Pengawasan

Perka BPOM No. HK.03.1.23.04.12.2207 tahun 2012 tentang PerBPOM 23 tahun 2018 tentang Pedoman Pengawasan
Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Pangan Industri Rumah Tangga
Rumah Tangga
Penting bagi Pengawas:
Elemen-elemen CPPB- IRT
Lokasi dan Fasilitas dan
Bangunan dan
Lingkungan Kegiatan Higene
Fasilitas
Produksi dan Sanitasi

Pemeliharaan &
Kesehatan dan
Peralatan Program Higene
Higene
Produksi dan Sanitasi
Karyawan

Pemeliharaan &
Program Higene- Label Pengawasan oleh
Sanitasi Penanggungjawab
Pengendalian Pelabela
Penyimpanan n
Proses Pangan
Pencatatan
Penarikan dan Pelatihan
Produk dokumentasi Karyawan
Pengawasan Sarana Produksi
dan Distribusi Pangan
DASAR HUKUM :
UU 18/2012 tentang Pangan Pasal 71
ayat (1)
“Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan wajib mengendalikan risiko bahaya pada Pangan, baik yang
berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun dari perseorangan sehingga Keamanan Pangan
terjamin”

ayat (2)
“ Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,
dan/atau
peredaran Pangan wajib:
a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
b. menjamin Keamanan Pangan dan/atau
Keselamatan manusia.
KETIDAKSESUAIAN CPPOB –
SARANA PRODUKSI

• sanitasi lingkungan (fisik, limbah, infestasi)


• sanitasi pabrik (umum, ruang pengolahan, fasilitas pabrik,
pembuangan sampah, pembersihan, binatang pengerat/serangga)
• Laboratorium (terutama industri AMDK)
• suplai air
• higiene perorangan
• gudang (gudang tidak dingin, gudang dingin, gudang kemasan)

MD SP/P-IRT
• Perintah perbaikan • BB/BPOM koord. Dinkes
• Peringatan • Perintah perbaikan
• Peringatan Keras • Peringatan
• Pencabutan NIE • Rekomendasi
• Sanksi administratif dan pencabutan No SP/PIRT
atau Sanksi pidana
TEMUAN INSPEKSI SARANA DISTRIBUSI

PRODUK PANGAN

TIE RUSAK KEDALUWARSA TMK LABEL

Kaleng Tidak mencantumkan nama


penyok/berkarat, produk, komposisi, nama&alamat
kemasan rusak produsen/ importir, netto, ED;
Klaim menyesatkan; Klaim obat;
logo; tdk bhs. Ind

SARANA DISTRIBUSI :
Pengamanan Setempat; Dilarang
Mengedarkan Produk Tsb; Retur
Pengamanan Pengamanan untuk Pengamanan untuk
Produsen/Importir: Penarikan
pemusnahan pemusnahan
Untuk Perbaikan Label
SP/PIRT :
Pro Justitia Penarikan Untuk Perbaikan Label;
Pembinaan
UU 18/2012
Pengujian Pangan

Pengujian dilakukan dengan berpedoman


pada prioritas sampling yang ditetapkan
berdasarkan pendekatan analisis risiko

Analis risiko melalui kajian risiko pangan


terhadap kesehatan konsumen dan pangan
yang paling berisiko.

Kajian risiko pangan tersebut mengacu


pada:
DIPERLUKAN PENGAWASAN • paparan pangan terhadap masyarakat
• hasil sampling dan pengujian tahun
PRODUK PANGAN DI PEREDARAN sebelumnya
(SAMPLING DAN PENGUJIAN) • keadaan daerah
PRODUK PANGAN TL Hasil Uji

TMS MUTU KONTAMINASI BB

BTP Melebihi batas Pangan mengandung BB (formalin, borax,


Cemaran mikroba melebihi batas rhodamin B, methanyl yellow, amaranth, BB
lainnya)

Produsen/ importir SURAT BB/BPOM : Produsen/ importir SURAT BB/BPOM :


→ Berkoordinasi dengan Dinkes → Berkoordinasi dengan
Perintah penarikan setempat : Perintah penarikan Dinkes setempat :
• penarikan untuk perbaikan • penarikan untuk
untuk perbaikan untuk pemusnahan
mutu mutu pemusnahan
• pembinaan • pembinaan
Dilaksanakan atas perintah
PANGAN SEGAR Gubernur, Bupati / Walikota

Berdasarkan atas perintah


PANGAN OLAHAN Kepala Badan POM

Pemasukan pangan Melalui Importasi


diatur melalui mekanisme SKI,
pelanggaran akan dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan
pemasukan dan/atau peredaran;
c. pemusnahan atau re-ekspor;
d. pembekuan izin edar; dan/atau
e. pencabutan izin edar;
Pengawasan Label Pangan

Berisikan Terletak pada


keterangan bagian pangan
mengenai yang mudah
La b
pangan el P dilihat dan
ang
an dibaca

Harus benar
dan tidak Tidak mudah
Wajib ada
menyesatkan lepas, luntur
pada setiap
atau rusak
pangan
Konsekuensi dari ketatnya
Pengawasan Iklan Pangan persaingan dalam beriklan:

IKLAN:
• Strategi pemasaran agar produk cepat
dikenal, diterima & menaikkan omset
penjualan
• Sarana untuk meningkatkan brand Pesan/klaim yang disam-
awareness paikan seringkali :
• Tujuan iklan :merangsang perhatian, • berlebihan
persepsi, sikap dan perilaku konsumen • melanggar etika iklan
sehingga tertarik untuk membeli • melanggar peraturan
• membingungkan kon-
sumen
• mengelabui konsumen
Pengawasan Iklan Pangan
• leaflet,
• tayangan siaran • billboard,
• brosur, televisi, situs web,
• majalah, radio, layanan pesan • hanging,
• koran, singkat (SMS), • baliho, dll.
• poster, surat elektronik, dll.
• banner,
• spanduk, dll. Media Media Luar
Media Elektronik Ruang
Cetak
PENUTUP
1. Masalah Keamanan Pangan dari hulu ke hilir masalah bersama harus
ditangani oleh pemerintah, produsen dan konsumen.
2. Peran pengawas pangan sangat vital dalam pelaksanaan pengawasan, oleh
karenanya harus dilaksanakan berbasis risiko sesuai perkembangan
teknologi pangan dan kondisi di era globalisasi.
3. Peningkatan kompetensi (Pengetahuan, Skill, Attitude) dalam inspeksi
pangan harus terus senantiasa diasah dan dilatih terus menerus seiring
dengan perkembangan IPTEK maupun Lingstra, terutama di situasi Pandemi
yang menuntut penyesuaian cara inspeksi.
4. Pemahaman terhadap regulasi dan NSPK pengawasan pangan penting dalam
kesuksesan seorang inspektur pangan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai