Oleh :
Aulia Haq Rabbani NIM. 172210636
Azizah Aini NIM. 172210637
Ikram Humaidi Viboda NIM. 172210650
Nissia Adhayati Anas NIM. 172210660 Rahmi
Wulandari. S. NIM. 172210664
A. Latar Belakang
Salah satu masalah penting dalam bidang pangan di Indonesia adalah masalah
keamanan pangan. Masalah ini perlu mendapat perhatian khusus dalam program
pengawasan pangan. Pangan yang aman, bermutu dan sesuai dengan tuntutan
konsumen merupakan hak asasi setiap manusia termasuk pangan yang dihasilkan oleh
industri penyelenggara makanan.
Jaminan mutu dan keamanan pangan merupakan persyaratan utama dan
terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi
suatu bahan pangan atau makanan, penampilannya baik, juga lezat rasanya, tetapi bila
tidak aman, maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.
Pengawasan pangan yang mengandalkan pada uji produk akhir tidak dapat
mengimbangi kemajuan yang pesat dalam industri pangan, dan tidak dapat menjamin
keamanan makanan yang beredar di pasaran. Pendekatan tradisionil yang selama ini
dilakukan dapat dianggap telah gagal untuk mengatasi masalah tersebut. Padahal
pengawasan makanan sangat penting disemua aspek penyelenggaraan makan.
Oleh karena itu, dikembangkan suatu penilaian pangan dengan metode skor
yang dikenal dengan skor keamanan pangan merupakan suatu tindakan preventif yang
efektif untuk menjamin keamanan pangan. Sistem ini mencoba untuk
mengidentifikasi berbagai bahaya yang berhubungan dengan suatu keadaan pada saat
pembuatan, pengolahan, atau penyiapan makanan, menilai resiko – resiko yang terkait
dan menentukan kegiatan dimana prosedur pengendalian akan berdaya guna.
Sistem ini mencoba untuk mengidentifikasi berbagai bahaya yang
berhubungan dengan suatu keadaan pada saat pembuatan, pengolahan atau penyiapan
makanan, menilai risiko-risiko yang terkait dan menentukan kegiatan dimana
prosedur pengendalian akan berdaya guna. Sehingga, prosedur pengendalian lebih
diarahkan pada kegiatan tertentu yang penting dalam menjamin keamanan makanan.
Salah satu lauk hewani yang disediakan oleh Ryan Catering sebagai menu
makanan biasa berupa lauk hewani dan sayuran. Dalam penyelenggaraan lauk hewani
dan sayuran mungkin saja akan terjadi penyimpangan dalam keamanan pangan, oleh
sebab itu penulis tertarik untuk melakukan kegiatan penghitungan skor keamanan
pangan terhadap produk lauk hewani dan sayuran berupa ayam goreng mentega dan
sayur asem.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana melakukan pengawasan makanan terhadap ayam goreng mentega
dan sayur asem dengan skor keamanan pangan?
C. Tujuan Perumusan
1. Tujuan umum
Melakukan pengawasan makanan terhadap ayam goreng mentega dan
sayur asem
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengawasan skor keamanan pangan
b. Mendeskripsikan menu yang akan dilakukan pengawasan skor keamanan
pangan
c. Memantau dan mengevaluasi penanganan, pengolahan, distribusi dan sanitasi
dalam produksi terhadap ayam goreng mentega dan sayur asem.
D. Manfaat
1. Bagi Institusi
Dapat memberikan informasi tentang jaminan keamanan menu lauk
hewani dan lauk nabati yang diproduksi di Ryan Catering melalui analisa skor
keamanan pangan yang terjadi selama produksi
2. Bagi mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap pengawasan mutu pangan
suatu produk
b. Melatih dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan dalam melakukan
kegiatan skor keamanan pangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keamanan Pangan telah menjadi salah satu isu sentral dalam perdagangan
produk pangan. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
a) Dampak positif
b) Dampak Negatif
Seperti yang kita ketahui bahwa masih banyak maslah yang dihadapi
terhadap keamanan pangan tersebut, berikut beberapa penanggulangan terhadap
keamanan panagan diantaranya :
Sistem jaminan mutu dan keamanan pangan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengaturan, pembinaan dan atau pengawasan yang
dilakukan terhadap proses produksi dan peredaran pangan, hingga pangan
tersebut siap dikonsumsi, agar pangan yang beredar aman dan layak untuk
dikonsumsi. Jaminan mutu dan keamanan pangan terhadap proses produksi
dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku di sarana produksi, proses
produksi, pengemasan, sampai produk siap untuk didistribusikan.
D. Pengertian Skp
SKP Adalah Skor atau nilai yang menggambarkan kelayakan makanan untuk
dikonsumsi, yang merupakan hasil pengataman terhadap pemilihan dan
penyimpanana bahan makanan, higiene pengolah, pengolahan, dan distribusi
makanan . Tujuannya adalah untuk menjaga dan mengontrol makanan dari segala
kontaminan yang mungkin akan menkontaminasi. UU no. 7 tahun 1996 tentang
Pangan (Bab II. Tentang Keamanan Pangan), mengatur secara tegas : “produsen
produk pangan harus mampu untuk memenuhi berbagai persyaratan produksi
pangan sehingga dapat memberikan jaminan yang dihasilkan produk pangan yang
aman dan bermutu bagi konsumen ”
Food Quality
4. Kegunaan (USEFULL)
E. Komponen
→
1. Pemilihan dan Penyimpanana Bahan Makanan (PPB) 8 sub kompnen
→
2. Higiene Pengolah (GBP) 8 sub komponen
→
3. Pengolahan Bahan Makanan (PBM) 27 sub komponen
→
4. Distribusi Makanan (DPM) 7 sub komponen
Semuanya tercakup
→
G. Interpretasi SKP
Berdasarkan hasil perhitungan, skor keamanan pangan dari ayam goreng mentega
tergolong kedalam kategori baik. Hal ini menandakan bahwa ayam goreng mentega aman di
konsumsi, walaupun terdapat kriteria yang masih belum terpenuhi yaitu, tidak ada air bersih
yang tersedia di wadah yang tertutup. Namun kriteria yang tidak terpenuhi tersebut masih bisa di
tolerir.
Berdasarkan hasil perhitungan, skor keamanan pangan dari sayur asem tergolong kedalam
kategori baik. Hal ini menandakan bahwa sayur asem aman di konsumsi, walaupun terdapat
kriteria yang masih belum terpenuhi yaitu, tidak ada air bersih yang tersedia di wadah yang
tertutup. Namun kriteria yang tidak terpenuhi tersebut masih bisa di tolerir.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang di dapat bahwa ayam goreng mentega dan sayur asem di
kategorikan baik atau aman untuk di konsumsi walaupun terdapat beberapa kekurangan tetapi
B. SARAN
Sebaiknya karyawan disediakan air bersih dengan wadah tertutup di tempat pemasakan
Lampiran