Anda di halaman 1dari 22

KEAMANAN PANGAN

By Kelompok 2
Yang beranggotakan :

Septia Narlin (192110106)


Yesi Oktaviana (202110119)
Alvina Rahmayanti (202110082)
Nadiya Yasfi Ardi (202110105 )
Yola Prativa (202110120)
Lince Parezki (202110098)
Wiwi Sofiani (202110118)
Nisa Azzahra Balqis (202110106 )
Intan Permata Gusviari (202110095)
Nur Ilmi (202110107 )
Keamanan Pangan

A. Pengertian Keamanan Pangan

keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untukmencegah


Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yangdapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, sehingga amanuntuk
dikonsumsi.Menurut (FAO/WHO 1997), Keamanan pangan adalah jaminan bahwa
pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada konsumen jika disiapkanatau dimakan
sesuai dengan maksud dan penggunaannya. 
B. Istilah Yang Berhubungan Dengan   Keamanan Pangan

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang di olah maupun
yang tidak di olah, yang di peruntukannya sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia,termasuk bahan tambahan pangan,bahan baku pangan dan bahan lain yang di gunakan
dalam proses penyiapan,pengolahan a dan atau pembuatan makanan atau minuman.
2. Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat di konsumsi
langsung dan atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.
3. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode te tentu
dengan atau tanpa bahan tambahan.
4. Persaratan kemanan pangan adalah standar dan ketentuan ketentuan yang harus di penuhi untuk
mencegah pangan dari kemungkinan adanya bahaya,baik karna cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat meganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
5. Sanitasi pangan adalah upaya untuk pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh
dan berkembang biaknya jasad renik dan pembusuk dan patogen dalam makanan,
minuman, perlatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan
manusia
6. Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan baik dengan menggunakan
zat radioaktif maupun akserelator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan
kerusakan serta membebaskan Pangan dari jasad renik patogen.
7. Kemasan pangan adalah bahan yang di gunakan untuk mewadahi dan atau
membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak
8. Mutu pangan adalah nilai yang di tentukan atas dasa kriteria keamanan
pangan,lansuang gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan,minuman
9. Kesdaulatan pangan adalah berdaulat untuk memiliki sistem
memproduksi pangan,sistem yang teratur.
10. Diversifikasi pangan merupakan pangan pengganti misalnya nasi
merupakan sumber karbohidrat dapat di ganti dengan ubi atau tepung
tepungan.
11. Kemandirian pangan merupakan pangan yang di konsumsi di produksi
sendiri kemandirian pangan akan tercipta dengan mengonsumsi makanan
dari daerah masing masing sesuai dengan potensi yang ada.
Faktor Yang Mempengaruhi Keamanan Pangan

1. Kontaminasi
  Kontaminasi adalah masuknya zat asing kedalam makanan yang tidak
di kehendaki atau di inginkan.Kontaminasi terbagi 4 macam yaitu
 -kontaminasi mikroba
 -kontaminasi fisik
 - kontaminasi kimia
 - kontaminasi radioaktif
2. Keracunan
Menurut Dirjen PPM dan PL (2000), keracunan adalah
timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya akibat mengkonsumsi makanan yang tidak
higienis.Keracunan dapat terjadi karna:
 Bahan makan alami
 Infeksi mikroba
 Racun/toksin
 Zat kimia
 Alergi
Dampak Keamanan Pangan Terhadap Masyar akat

1. Dampak positive
Dampak positif terhadap keamanan pangan yakni di antaranya adalah teko olimu
pengamanan, pemrosesan dan pengolahan bahan pangan yang di hasilkan dalam
meningkatnya nilai tambah makanan dan lebih terjaminnya pasokan suatu jenis bahan pangan.

2. Dampak negatife
Dampak negatife dari keamanan pangan di lihat dari kurangnya pemantauan terhadap keamanan pangan
tersebut, sehingga masih banyak oknum yang masih menggunakan zat kimia yang berbahaya terhadap
kesehatan dalam bahan tersebut diantara lain,
 -residu pestisida
 -efek logam berat
Pihak Yang Terkait Dalam Keamanan Pangan Dan
Bagaimana

1. Keamanan pangan,

Masalah dan dampak penyimpangan mutu, serta kekuatan, kelemahan,dan


ancaman dalam pengembangan sistem mutu industri pangan merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah,industri dan konsumen yang saat ini sudah haur
memulai mengantisipasi nya dengan implementasi sistem mutu pangan.
Salah satu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah terjamin nya pangan
yang di dirikan oleh terbebas nya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi
kesehatan.
2. Sistem kerjanya keamanan pangan.

Pendekatan kegiatan dilakukan melalui pemantauan dan pengawasan


keamanan pangan segar,promosi dan sosialisasi keamanan pangan segar,serta
penguatan kelembagaan keamanan pangan segar, yaitu :

 - Penguatan kelembagaan keamanan pangan.


 - Pemantauan dan pengawasan keamanan pangan
 - Pengujian keamanan pangan
 - Sosialisasi dan promosi keamanan pangan
Strategi Penanganan Keamanan Pangan Segar

a. Memperkuat kelembagaan keamanan pangan melalui peningkatan jumlah


dan kompetensi SDM yang menangani keamanan pangan segar.
b. Berkoordinasi secara intersife dengan instansi lain dalam penanganan
keamanan pangan baik lingkup kementerian pertanian maupun luar
kementerian pertanian.
c. Pemutakhiran data dan informasi keamanan pangan segar.
d. Menyebarluaskan informasi keamanan pangan segar kepada masyarakat.
Upaya Pengendalian Keamanan Pangan

1. Memperhatikan masalah sanitasi dan higienitas.


2. Memanfaatkan secara maksimal sifat sinergisme antara bahan- bahan penyusun
makanan yang tradisional yang di kombinasikan dengan penambahan asam untuk
menurunkan ph ( keasaman ) produk.
3. Upaya pelayanan purna jual yang di berikan kepada konsumen dengan cara
penulisan label pada kemasan makanan.
4. Peran aktif industri pangan dalam membentuk atau membina pola dan kebiasaan
konsumsi yang baik bagi masyarakat.
5. Peran serta pemerintah dalam memberikan regulasi dan pengawasan terhadap
masalah –masalah keamanan pangan.
Kasus – Kasus Yang Terkait Dengan
Keamanan Pangan
1. Keracunan Makanan

Empat belas warga cijaku, lebak yang keracuanan makanan akhirnya dirujuk ke rumah sakit umum
daerah (RSUD) malingping. Pemindahan pasien yang semula dirawat di puskesmas kecamatan
cijaku itu agar mereka memperoleh perawatan medis lanjutan.Kepala puskesmas cijaku susilo
supriyanto menyebutkan alasan pemindahan tiga pasien itu untuk dirujuk ke RSUD malingping karena
mereka dehidrasi berat akibat keracunan. Kasus puluhan warga cijaku keracunan makanan itu terjadi pada
jumat, 21 januari lalu. Sejak jumat  hingga minggu, puskesmas cijaku merawat 97 orang karena
menunjukkan gejala keracunan seperti pusing, mual dan muntah setelah makan nasi kotak acara syukuran
toko bangunan di cijaku.  "Belum menerima laporan korban jiwa hingga saat ini," kata susilo di lebak, ahad,
23 januari 2022. 
Kondisi terkini dua pasien yang dirujuk ke rumah sakit di malingping, banten itu sudah sembuh. Namun
masih ada satu pasien yang menjalani perawatan intensif di RSUD. Sebagian besar pasien yang dirawat inap
di puskesmas juga sudah membaik dan dipulangkan. Hingga hari ini, tinggal 14 orang yang masih dirawat.
2. Takjil Boraks Dan Berformalin
Sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks sebagai bahan pengawet makanan. Di mana bahan tersebut sangat dilarang digunakan
sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama
kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang
berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus
dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso dan mie
dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin.
Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat (NaB4O7.10H2O), berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5.
Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida(NaOH) serta asam borat(H3BO3). Umumnya boraks digunakan dalam
berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, bahan solder, bahan pembersih, pengontrol kecoak dan
keramik. Gelas pyrex yang terkenal pun dibuat dengan campuran boraks. Boraks disalahgunakan untuk pangan dengan tujuan
memperbaiki warna, tekstur dan flavor. Padahal sifatnya sangat beracun, sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk
digunakan dalam pangan.
Seperti yang dilansir dari kompas Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggelar pengecekan kandungan dalam takjil di beberapa
lokasi yang berbeda pada Rabu (6/4/2022). Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Indri Bevy berujar,
pengecekan kandungan takjil digelar di lima kecamatan, yakni Larangan, Karang Tengah, Pinang, Batuceper, dan Cibodas. Dinkes Kota
Tangerang mengambil 25-30 sampel takjil di setiap kecamatan. Hasilnya, Dinkes Kota Tangerang menemukan ada takjil yang mengandung
formalin dan boraks. "Pada hari pertama kemarin, hasilnya kita temukan beberapa kandungan formalin dan boraks," ungkap Bevy dalam
keterangannya, Kamis(7/4/2022).Kandungan formalin di antaranya ditemukan pada mie kuning basah di soto mie, dan boraks ditemukan
pada cincau hijau dan kwetiau
3. Kopi Mengandung Paracetamol

Penggunaan bahan kimia obat paracetamol dan sildenafil secara tidak tepat dapat mengakibatkan efek
samping yang ringan, berat, bahkan sampai menimbulkankematian. Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) menemukan produk kopi ilegal yang diduga mengandung sildenafil dan paracetamol di Kota
Bandung dan Bogor, Jabar. Kopi ini berbahaya bagi kesehatan,bahkanbisamenyebabkankematian.
Penemuan kopi ilegal yang mengandung paracetamol dan sildenafil itu merupakan hasil dari operasi
gabungan yang dilakukan Kedeputian Bidang Penindakan BPOM bersama dengan Balai Besar POM di
Bandung, dan Loka POM di Kabupaten Bogor. Operasi tersebut merupakan hasil tindak lanjut laporan
warga.BPOM menemukan produk 36 jenis atau 18.212 pis obat tradisional mengandung kimia obat. Lima
kilogram bahan baku obat ilegal yang mengandung paracetamol dan sildenafil. Kemudian, lima kilogram
bahan campuran setengah jadi, dan barang bukti lainnya.
Bahan “kimia obat merupakan bahan yang dilarang digunakan dalam obat tradisional dan pangan olahan.
Bahan kimia obat seperti paracetamol dan sildenafil merupakan bahan yang digunakan untuk produksi
obat," kata Penny(5/3/2022). paracetamol dapat menimbulkan efek samping mual, alergi, tekanan darah
rendah, kelainan darah, dan jika digunakan secara terus-menerus dapat menimbulkan efek yang lebih fatal
seperti kerusakan pada hati dan ginjal.Sedangkan sildenafil dapat menimbulkan efek samping mulai dari
yang ringan seperti mual, diare, kemerahan pada kulit, hingga reaksi yang lebih serius seperti kejang, denyut
jantung tidak teratur, pandangan kabur atau buta mendadak, bahkan dapat menimbulkan kematian
Teori Berdasarkan Kasus
1. Teori Etika Utilitarianisme

Utilitarianisme dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1784 – 1832). Dalam ajarannya Ultilitarianisme itu pada intinya
adalah “ Bagaimana menilai baik atau buruknya kebijaksanaan sospol, ekonomi dan legal secara moral” (bagaimana menilai
kebijakan public yang memberikan dampak baik bagi sebanyak mungkin orang secara moral). Etika Ultilitarianisme,
kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sama – sama bersifat teologis. Artinya keduanya selalu mengacu pada tujuan dan mendasar
pada baik atau buruknya suatu keputusan.
Menurut kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya menghindari atau mengurangi kerugian yang
diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Adapun maksimalnya adalah dengan
memperbesar kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan dilakukan.
Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan kebahagiaan daripada penderitaan, manfaat daripada kesia-siaan, keuntungan
daripada kerugian, bagi sebagian besar orang. Dengan demikian, perbuatan manusia baik secara etis dan membawa dampak
sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.Bila dilihat dari contoh kasus Keracunan makanan,Takjil Boraks berformalin
serta kopi mengandung paracetamol dalam makanan yang dilakukan oleh para oknum yang tidak bertanggungjawab maka
hal tersebut telah menyimpang dari teori etika utilitarianisme. Karena perbuatan yang dilakukan oleh para oknum hanya
menguntungkan bagi mereka sendiri, bermanfaat bagi mereka sendiri, akan tetapi merugikan dan memberikan penderitaan
bagi orang lain yang mengkonsumsi makanan tersebut.
2. Teori Perlindungan Konsumen

Menurut Mochtar Kusumaatmaja hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang
mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang dan/atau jasa konsumen.Sedangkan
menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dimaksud dengan perlindungan konsumen adalah segala upaya
yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

Ada dua jenis perlindungan yang diberikan kepada konsumen, yaitu :


1) Perlindungan Priventif
Perlindungan yang diberikan kepada konsumen pada saat konsumen tersebut akan membeli atau menggunakan atau
memanfaatkan suatu barang dan atau jasa tertentu, mulai melakukan proses pemilihan serangkaian atau sejumlah barang dan atau jasa
tersebut dan selanjutnya memutuskan untuk membeli atau menggunakan atau memanfaatkan barang dan jasa dengan spesifikasi tertentu
dan merek tertentu tersebut.
2) Perlindungan Kuratif
Perlindungan yang diberikan kepada konsumen sebagai akibat dari penggunaan atau pemanfaatan barang atau jasa tertentu oleh
konsumen. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa konsumen belum tentu dan tidak perlu, serta tidak boleh dipersamakan dengan
pembeli barang dan atau jasa, meskipun pada umumnya konsumen adalah mereka yang membeli suatu barang atau jasa. Dalam hal ini
seseorang dikatakan konsumen, cukup jika orang tersebut adalah pengguna atau pemanfaat atau penikmat dari suatu barang atau jasa,
tidak peduli ia mendapatkannya melalui pembelian atau pemberian.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori perlindungan konsumen tersebut maka dari contoh kasus kasus keracunan makanan,takjil
boraks dan berformalin serta kopi mengandung paracetamol yang dijelaskan tersebut sudah seharusnya sebagai seorang produsen agar
lebih memperhatikan kualitas maupun mutu makanan yang mereka jual
  
3. Teori Kelas

Seperti yang kita ketahui, bahwa takjil masuk dalam kategori panganan
bagi orang berekonomi kecukupan(kelas atas) serta ekonomi menengah
kebawah. Jajanan Takjil yang menjadi salah satu panganan orang kelas
atas karena di tinjau dari sisi keefektifan dan efisiennya menyediakan
makanan yang tidak mengeyampingkan kandungan gizinya.Kesenjangan
sosial tidak lagi di pungkiri keberadaannya di sekitar kita. Takjil
beranekaragam sekali dengan beraneka ragam bahan dasar dan jenis
menghiasi iklan-iklan di stasiun Televisi. Hal ini yang menjadi sebuah
bentuk kesenjangan sosial yang di rasakan pengguna Televisi, mengingat
pengguna Televisi tersebar di lapisan masyarakat.
4. Teori Perilaku Menyimpang

Menurut James W. Van Der Zanden. Perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi
sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi. Seperti
dalam kasus yang menjadi pembahasan di atas, hal ini bisa terkait dengan penyimpangan
sosial seperti yang dikemukakan oleh James W. Van Der Zanden. Penggunaan bahan atau
makanan tidak layak merupakan hal yang telah melanggar dasar hukum karena dapat
mengakibatkan banyak resiko bagi konsumen yang memakannya.
Dalam pasal 10 sampai 12 UU No. 7/1996 dan peraturan di bawahnya mengenai bahan
tambahan pangan telah di paparkan mengenai ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi
sebagai standar keamanan pangan.Bentuk penyimpangan tersebut sudah tidak dapat di
toleransi dan di biarkan begitu saja. Sesuai dengan hukum yang berlaku, kasus seperti ini
harus di tindak lanjuti sebagai bentuk kriminalitas dalam mengolah pangan skala besar.
Analisis Kasus

Makanan menjadi sangat penting bagi manusia dalam melangsungkan kehidupannya. Dalam mengkonsumsi makanan ada banyak
hal yang dipertimbangkan oleh para konsumen, baik itu masalah harga makanan, kualitas gizi makanan, maupun tampilan makanan
yang dianggap mengundang selera. Meskipun demikian masih terdapat juga masyarakat yang ada disekitar kita yang dalam
mengkonsumsi makanan tidak terlalu mementingkan kesehatan mereka dan tidak terlalu memikirkan apa dampak yang akan
ditimbulkan bagi mereka dari makanan yang dikonsumsi. Bila dilihat dalam fenomena masyarakat kita saat ini menunjukkan bahwa
kebanyakan masyarakat lebih tertarik kepada makanan-makanan yang memiliki harga yang murah ataupun terjangkau, enak dan
mengundang selera. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, yakni faktor ekonomi yang tidak memadai, adanya pemikiran
bahwa tidak masalah memakan makanan apapun yang penting dapat membuat perut kenyang, dsb.
Selain itu, mahalnya harga makanan menjadikan oknum yang tidak bertanggungjawab memproduksi atau menjual makanan-
makanan yang justru berbahaya bagi kesehatan. Mereka biasanya menjual makanan-makanan yang mereka produksi dengan harga
yang lebih murah dan memiliki tampilan yang menarik, hal ini bertujuan agar para konsumen dengan mudahnya membeli makanan
mereka karena melihat tampilan makanan yang menarik dengan harga yang terjangkau. Akan tetapi perbuatan yang dilakukan oleh
para produsen tentu berbahaya bagi kesehatan para konsumen. Dan biasanya dampak yang akan ditimbulkan yakni konsumen akan
keracunan makanan.Seperti halnya pada contoh kasus yang telah disebutkan yakni adanya Keracunan makanan,kopi yang
mengandung paracetamol, serta penggunaan boraks dalam makanan. Hal ini dilakukan para oknum yang tidak bertanggung jawab
dimana mereka tidak memikirkan apa yang terjadi pada konsumen tetapi justru lebih memikirkan bagaimana mereka dapat
memperoleh keuntungan dari mereka jual.
TERIMAKASIH
🙏 🏻

Anda mungkin juga menyukai