“ Keamanan Pangan ”
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Anni Faridah, M.Si
Sari Mustika S.Pt, M.Si
DISUSUN OLEH :
Fanisa Azzahra 18075012
Dinda Aprilia Alwi 18075008
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kesadaran konsumen pada pangan adalah memberikan perhatian terhadap nilai
gizi dan keamanan pangan yang dikonsumsi. Faktor keamanan pangan berkaitan dengan
tercemar tidaknya pangan oleh cemaran mikrobiologis, logam berat, dan bahan kimia
yang membahayakan kesehatan. Untuk dapat memproduksi pangan yang bermutu baik
dan aman bagi kesehatan, tidak cukup hanya mengandalkan pengujian akhir di
laboratorium saja, tetapi juga diperlukan adanya penerapan sistem jaminan mutu dan
sistem manajemen lingkungan, atau penerapan sistem produksi pangan yang baik (GMP
– Good Manufacturing Practices) dan penerapan analisis bahaya dan titik kendali kritis (
HACCP - Hazard Analysis and Critical Control Point).
Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik
perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Diseluruh dunia kesadaran
dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital
peranannya dalam perdagangan dunia. Keamanan pangan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, industri yangmeliputi produsen bahan baku, industri pangan
dan distributor, serta konsumen. Keterlibatan ketiga sektor tersebut sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan keamanan pangan. Kita tidak bisa hanya menyerahkan tanggung
jawab kepada pemerintah atau pihak produsen saja akan tetapi semua pihak termasuk
konsumen punya andil cukup penting dalam meningkatkan keamanan pangan.
B. Rumusan Masalah.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan keamanan pangan secara umum?
2. Apa pengertian keamanan pangan?
3. Bagaimanakah upaya pengendalian keamanan pangan?
4. Bagaimanakah keamanan pangan pada jajanan sekolah?
5. Bagaimana hubungan keamanan pangan dengan gizi kesehatan masyarakat?
C. Tujuan.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui keamanan pangan secara umum.
2. Untuk mengetahui pengertian keamanan pangan.
3. Mengetahui bagaimana upaya pengendalian keamanan pangan.
4. Untuk mengetahui keamanan pangan pada jajanan sekolah.
5. Untuk mengetahui hubungan keamanan pangan dengan gizi kesehatan
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bahaya Biologis, yaitu makanan yang tercemar oleh mikroba, virus, parasit, bakteri,
kapang, binatang pengerat, serangga, lalat, kecoak dan lain-lain.
2. Bahaya Kimiawi karena mengandung cemaran bahan kimia a) bahan yang tidak
disengaja seperti cairan pembersih, pestisida, cat, komponen kimia dari
peralatan/kemasan yang lepas dan masuk ke dalam pangan, b) bahan yang disengaja
yaitu bahan tambahan pangan yang berlebihan atau tidak memenuhi aturan yang
ditetapkan oleh pemerintah seperti pewarna, pemanis, pengawet penyedap dan lain-
lain. Bahan berbahaya ( formalin, borax, bahan pewarna / pengawat yang bukan
untuk makanan.
3. Bahaya Fisik karena cemaran benda asing seperti tanah, rambut, bulu, kuku, kerikil,
isi staples dll.
Cara produksi pangan industri maupun rumah tangga yang baik merupakan salah
satu faktor yang penting untuk memenuhi standart mutu dan persyaratan keamanan
pangan dan sangat berguna bagi kelangsungan hidup bagi industri serta rumah tangga.
Melalui cara produksi pangan yang baik dapat menghasilkan pangan yang bermutu
dan aman untuk dikonsumsi selanjutnya oleh konsumen.
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan
yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu dan aman
dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan. Oleh karena
itu industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya pangan yang
memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut
kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak asasi
konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam
kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya jika tidak
aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali.
Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari. Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya
dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan
akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya
penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya
(Syah, 2005).
Lebih dari 90% terjadinya penyakit pada manusia yang terkait dengan makanan
(foodborne disease) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, yaitu meliputi
penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi bakterilainnya, serta
hepatitis A dan trichinellosis. Foodborne disease lazim didefinisikan namun tidak
akurat, serta dikenal dengan istilah keracunan makanan. WHO mendefinisikannya
sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, yang disebabkan oleh
agent yang masuk ke dalam tubuhmelalui makanan yang dicerna.
Foodborne disease baik yang disebabkan oleh mikroba maupun penyebab lain di
negara berkembang sangat bervariasi. Penyebab tersebut meliputi bakteri, parasit,
virus, ganggang air tawar maupun air laut, racun mikrobial, dan toksinfauna, terutama
marine fauna. Komplikasi, kadar, gejala dan waktu lamanya sakit juga sangat
bervariasi tergantung penyebabnya. Patogen utama dalam pangan adalah Salmonella
sp, Staphylococcus aureus serta toksin yang diproduksinya, Bacillus cereus, serta
Clostridium perfringens. Di samping itu muncul jenis patogen yang semakin popular
seperti Campylobacter sp, Helicobacter sp, Vibriourinificus, Listeria monocytogenes,
Yersinia enterocolitica, sedang lainnya secara rutin tidak dimonitor dan dievaluasi.
Jenis patogen tertentu seperti kolera thypoid biasanya dianalisa dan diisolasi oleh
laboratorium kedokteran.
2. Higiene Makanan.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan higienis serta
berguna bila dimasukan ke dalam tubuh, dan makanan jadi adalah makanan yang
telah diolah dan atau langsung disajikan/dikonsumsi. Usaha untuk meminimalisasi
dan menghasilkan kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan, dilakukan
dengan menerapkan prinsip-prinsip sanitasi. Secara lebih terinci sanitasi meliputi
pengawasan mutu bahan makanan mentah, penyimpanan bahan, suplai air yang baik,
pencegahan kontaminasi makanan dari lingkungan, peralatan, dan pekerja, pada
semua tahap proses. Menurut WHO (2006), sanitasi makanan dapat diartikan pula
sebagai upaya penghilangan semua faktor luar makanan yang menyebabkan
kontaminasi dari bahan makanan sampai dengan makanan siap saji. Tujuan dari
sanitasi makanan itu sendiri adalah mencegah kontaminasi bahan makanan dan
makanan siap saji sehingga aman dikonsumsi oleh manusia.
Ada lima langkah berikut ini harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan sanitasi
makanan :
a. Penggunaan alat pengambil makanan. Sentuhan tangan merupakan penyebab
yang paling umum terjadinya pencemaran makanan. Mikroorganisme yang
melekat pada tangan akan berpindah ke dalam makanan dan akan berkembang
biak dalam makanan, terutama dalam makanan jadi.
b. Penjagaan makanan dari kemungkinan pencemaran. Makanan atau bahan
makanan harus disimpan di tempat yang tertutup danterbungkus dengan baik
sehingga tidak memungkinkan terkena debu.
c. Penyediaan lemari es. Banyak bahan makanan dan makanan jadiyang harus
disimpan dalam lemari es agar tidak menjadi rusak atau busuk.
d. Pemanasan makanan yang harus dimakan dalam keadaan panas.Jika makanan
menjadi dingin mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat.
e. Jangan menyimpan makanan tidak terlalu lama. Jarak waktu penyimpanan
makanan selama 3 atau 4 jam sudah cukup bagi berbagai bakteri untuk
berkembang.
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan
yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu dan aman dapat
dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dariindustri pangan.
Definisi keamanan pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesianomor 7
tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi danupaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.