Disusun Oleh:
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP) pada pembuatan produk Ayam Panggang Mentega di RSUD Budhi Asih
Tahun 2022 telah disetujui dan diserahkan pada pengelola PKL HACCP.
Mengetahui
PENDAHULUAN
(dindas, sisca)
A. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan
kehidupan. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai
gizi yang optimal seperti : vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya.
Makanan harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan
pencemar serta harus hygiene. Bila salah satu faktor tersebut terganggu
makanan yang dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan
penyakit bahkan keracunan makanan (Farida, Yayuk dkk, 2004).
Penyelenggaraan makanan terutama makanan khusus di rumah sakit
harus menyediakan makananan dengan kualitas yang baik dan jumlahnya
sesuai dengan kebutuhan gizi pasien. Penyelenggaraan makanan yang kurang
memenuhi standar kesehatan (tidak higienis dan saniter) selain
memperpanjang proses perawatan, juga dapat menimbulkan infeksi silang
(cross infection) atau infeksi nosokomial (infeksi yang didapatkan dari rumah
sakit), yang salah satu penyebabnya bisa melalui makanan. Dengan demikian,
maka diperlukan suatu upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan kuman pada makanan. Faktor-faktor tersebut
bisa berasal dari proses penanganan makanan, lingkungan, dan orangnya
sehingga makanan yang disajikan di rumah sakit tidak menjadi mata rantai
penularan penyakit. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu
pendekatan sistematis dalam mengendalikan faktor-faktor tersebut melalui
upaya pengidentifikasian bahaya (hazard) baik fisik, kimiawi, dan
mikrobiologis pada proses pengolahan makanan dan melakukan
pengendalian pada bahaya titik kritis atau yang dikenal dengan HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point), sehingga makanan yang disajikan
dapat terjaga keamanannya untuk dikonsumsi pasien.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu analisis
yang dilakukan terhadap bahan, produk atau proses untuk menentukan
komponen, kondisi atau tahap proses yang harus mendapatkan pengawasan
yang ketat untuk menjamin bahwa produk (makanan) yang dihasilkan aman
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Berdasarkan uraian diatas, kami mahasiswa D3 jurusan gizi akan
melakukan analisis HACCP terhadap salah satu menu masakan di rumah sakit
yaitu ayam panggang mentega untuk mengidentifikasi adanya bahaya selama
proses pembuatannya. Lalu diharapkan dengan adanya analisis HACCP ini
dapat dilakukan pengendalian bahaya pada proses pembuatan ayam
panggang mentega.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengawasan mutu makanan sesuai
dengan tahapan proses penyelenggaraan makanan pada hidangan ayam
panggang mentega.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi diagram alir proses produksi pada hidangan ayam
panggang mentega.
2. Untuk mengidentifikasi pengawasan mutu bahan baku pada hidangan
ayam panggang mentega.
3. Untuk mengidentifikasi pengawasan mutu tahap pencucian pada
hidangan ayam panggang mentega.
4. Untuk mengidentifikasi pengawasan mutu tahap persiapan pada
hidangan ayam panggang mentega.
5. Untuk mengidentifikasi pengawasan mutu pangan tahap pengolahan
pada hidangan ayam panggang mentega.
6. Untuk mengidentifikasi pengawasan mutu pangan tahap pendistribusian
pada hidangan ayam panggang mentega.
C. Manfaat
1. Bagi RSUD Budhi Asih
Dengan adanya praktik analisis HACCP yang dilakukan oleh mahasiswa
terhadap salah satu menu makanan rumah sakit, diharapkan dapat
menjadi bahan evaluasi bagi pihak instalasi gizi RSUD Budhi Asih untuk
dapat meningkatkan kualitas dan keamanan makanan rumah sakit.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu HACCP pada penyelenggaraan
makanan di RSUD Budhi Asih yang sudah dipelajari selama masa
perkuliahan dan dapat menambah wawasan serta pengalaman dari
melakukan kegiatan tersebut.
3. Bagi Pasien
Sebagai jaminan terhadap mutu keamanan pangan pada hidangan ayam
panggang mentega. Terutama bagi pasien RSUD Budhi Asih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
della, sekar, syifa
A. Kontaminasi Makanan
Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam
makanan yang tidak dikehendaki (buku isbn). Kontaminan adalah bahan
biologi, kimia, dan fisik yang tidak sengaja ditambahkan pada makanan yang
dapat membahayakan keamanan pangan (1251).
Kontaminasi fisik dalam makanan merupakan agen yang dapat
ditemukan melalui pengamatan fisik, seperti rambut, debu, kuku, dan benda
fisik lainnya. Kontaminasi kimia adalah cemaran dalam makanan yang berasal
dari unsur atau senyawa berupa logam berat, cemaran mikotoksin,
antibiotik, dan cemaran kimia lain. Kontaminasi biologi dapat berupa
cemaran mikroba atau cemaran lain seperti protozoa dan berbagai macam
bakteri.
Sumber kontaminasi makanan sering dijumpai terutama dalam
kegiatan penyelenggaraan makanan. Penjamah yang bertugas menangani
makanan merupakan sumber kontaminan yang paling mempengaruhi
kebersihan dan kelayakan suatu makanan dapat dimakan. Penjamah
makanan dapat memindahkan mikroorganisme pada makanan melalui kulit,
droplet, dan kotoran lain.
*gambar skema
B. HACCP
Pemerintah Indonesia sebagai fasilitator dan regulator di bidang
pangan telah mengeluarkan berbagai macam aturan untuk lingkup industri
pangan agar mampu menghasilkan produk pangan yang memenuhi syarat
keamanan, mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia dan
terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab.
Peraturan tersebut antara lain: PMK No.23/MenKes/SK/I/1978 tentang
pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik atau good manufacturing practice
(GMP) dan Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2004 tentang Keamanan
Pangan, Mutu, dan Gizi Pangan.
HACCP Merupakan teknik pengendalian yang terstruktur, logis, dan
ilmiah yang diterapkan sebagai upaya pencegahan terjadinya bahaya pada
produk pangan berdasarkan identifikasi titik-titik kritis dalam proses produksi
(File biru Hazard-Analysis-and). Motarjeni (1996) dan Stevenson (1990)
mengartikan HACCP sebagai sistem manajemen pengawasan dan
pengendalian pangan secara preventif yang bersifat ilmiah, rasional,
sistematis, dan komprehensif dengan tujuan mengidentifikasi, memantau
atau memonitor dan mengendalikan bahaya mulai dari bahan baku, proses
produksi/pengolahan, manufakturing penanganan dan penggunaan bahan
pangan; untuk menjamin bahwa pangan tersebut aman dan layak konsumsi.
Keuntungan dari penerapan sistem HACCP, yaitu dapat mengurangi
tingkat risiko terhadap morbiditas dan mortalitas yang dikaitkan dengan
konsumsi pangan yang tidak aman.
Ditjen Pengawasan Obat dan Pangan (BPOM) pada tahun 1996
menetapkan tujuan umum HACCP untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan
penyakit melalui pangan, sedangkan tujuan khusus HACCP, yaitu:
1. Mengevaluasi cara memproduksi pangan untuk mengetahui bahaya yang
mungkin timbul dari makanan.
2. Memperbaiki cara memproduksi pangan dengan memberi perhatian
khusus terhadap tahap-tahap proses yang dianggap kritis.
3. Memantau dan mengevaluasi cara-cara penanganan dan pengolahan
pangan serta penerapan sanitasi dalam memproduksi pangan.
4. Meningkatkan inspeksi mandiri terhadap industri pangan oleh operator
dan karyawan. (492-1507)
Dalam pelaksanaannya, HACCP dilandasi tujuh prinsip, yaitu:
Prinsip 1. Identifikasi analisis bahaya dan penilaian tingkat bahaya serta risiko
Prinsip 2. Menentukan titik kendali kritis atau critical control point (CCP)
Prinsip 3. Menentukan batas kendali kritis pada setiap CCP
Prinsip 4. Menetapkan pemantauan batas kritis setiap CCP
Prinsip 5. Menetapkan tindakan perbaikan pada penyimpangan yang terjadi
Prinsip 6. Menetapkan Prosedur Verifikasi
Prinsip 7. Menetapkan pelaksanaan dokumentasi dan Pencatatan
(Mortimore & Wallace, 2004 dalam Sri Widiyastuti)
Terdapat 12 langkah baku saat melaksanakan kegiatan HACCP yang
telah dikeluarkan oleh codex:
Langkah 1. Pembentukan Tim HACCP
Pelaksanaan HACCP tidak dilaksanakan oleh satu orang, tetapi dengan
pembentukan tim yang cukup kecil agar komunikasi berjalan efektif dan
cukup anggota agar pelaksanaan tugas tidak memberatkan. Idealnya tim
HACCP beranggotakan empat hingga enam orang dimana setiap anggota tim
memiliki pengetahuan mengenai bahan mentah, produk, proses, dan hazard.
Setiap anggota tim mampu bekerja menurut tujuh prinsip pelaksanaan
HACCP. (3922-ID)
Langkah 2. Deskripsi Produk
Dalam menetapkan deskripsi produk dapat mencangkup berbagai hal, tetapi
tidak terbatas pada: komposisi dan volume produk, struktur fisik dan kimia
produk, pengemasan, cara distribusi, cara penyimpanan, masa penyimpanan,
petunjuk dan cara penggunaan. Semakin lengkap informasi produk yang
diperoleh, maka semakin baik hasil analisis bahaya dan titik kendali kritis
untuk produk yang dilakukan HACCP (biru).
Setiap tindakan yang harus diambil apabila hasil pemantauan pada titik
kendali kritis menunjukkan kehilangan kendali. Tindakan perbaikan yang
spesifik harus dikembangkan untuk setiap TKK dalam sistem HACCP agar
dapat menangani penyimpangan yang terjadi. Tindakan-tindakan harus
memastikan bahwa CCP telah berada dibawah kendali. Tindakan-tindakan
harus mencakup disposisi yang tepat dari produk yang terpengaruh.
Penyimpangan dan prosedur disposisi produk harus didokumentasikan dalam
catatan HACCP. (SNI 01-4852-1998 Tentang Sistem analisa bahaya dan
pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya)
2. Deskripsi Produk
a. Nama Masakan
Ayam Panggang Mentega
b. Bahan
1. Ayam tanpa kulit 7. Kecap manis
c. Porsi
Dari 11 kg ayam mentah menghasilkan 140 porsi ayam panggang
mentega dengan satu porsi sebesar 78 gr.
d. Cara Pemasakan
1. Cuci bersih ayam
2. Lelehkan mentega dan tambahkan minyak goreng, lalu masukan
bawang merah dan bawang putih yang sudah dicincang kasar, tumis
hingga harum
3. Tambahkan garam, lada, saus tiram, dan kecap inggris
4. Masukan ayam, aduk rata, kemudian tambahkan kecap manis, aduk
kembali hingga merata
5. Ungkep ayam hingga bumbu meresap, tambahkan air, kemudian
ungkep kembali
6. Pindahkan ayam ke dalam loyang panggang yang dilapisi aluminium
foil, kemudian panggang pada suhu 190ᣞC selama 1 jam 10 menit
7. Masukan bawang bombay ke dalam sisa kuah ayam, masak hingga
bawang bombay layu
8. Setelah ayam selesai dipanggang, tuang kuah dan bawang bombay ke
atas ayam
e. Daya Tahan
Tahan selama 2-3 jam setelah makanan di distribusikan
f. Pengemasan
Kelas VIP dan kelas satu dikemas menggunakan wadah piring dan dilapisi
plastik wrap, sedangkan untuk kelas dua dan tiga menggunakan lunch
box
g. Distribusi
Ayam panggang mentega yang telah selesai penyajian, didistribusikan
langsung ke pasien dengan cara sentralisasi menggunakan troli.
h. Spesifikasi
1) Warna : Coklat
2) Tekstur : Empuk
3) Rasa : Gurih
4) Aroma : Khas mentega
i. Waktu Produksi
Penerimaan : 06:50 - 07:23
Pencucian : 08:00 - 08:16
Penghalusan : 08:03 - 08:05
Pengolahan : 08:20 - 10:20
Penyajian : 10:31 - 11:04
3. Identifikasi Pengguna
Menu “Ayam Panggang Mentega” di RSUD Budhi Asih terdapat dalam
menu ke-8 dikonsumsi sebagai lauk protein hewani untuk makan siang kelas
VIP, I, II dan III pada pasien biasa sebanyak 80 orang, pasien dengan diet DH
DJ RG sebanyak 30 orang dan RG sebanyak 30 orang .
4. Diagram Alir
Bahaya Cara
Bahan Baku Jenis bahaya Sumber
(B, K, F) Pengendalian
Campylobacter bersih
jejuni ● Pemanasan
pada suhu
Saat
Ayam potong >100°C
pemotongan
tanpa kulit Fisik
F di ruang
Debu, Sisa bulu
terbuka dan
tidak bersih
Proses
-Kimia
pengawetan
K Formalin, Suntik yang tidak
hormone sesuai standar
Kontaminasi
Fisik
oleh proses
F terdapat kotoran distribusi dari
atau benda asing
pemasok
(tanah, debu)
Penanganan dibersihkan
Fisik
pengemasan
terdapat kotoran
F dari pemasok
atau benda asing
(tanah,
debu,kerikil)
Biologi Kontaminasi ● Disimpan
Kerusakan Disimpan
Mentega K Teroksidasi kemasan ditempat
tertutup
Kerusakan ● Disimpan
kemasan ditempat
kering
Minyak -Kimia
● Setelah
K
Wijen Oksidasi minyak
digunakan
langsung
ditutup
Kontaminasi ● Ditempatkan
-Kimia saat di tempat
K
Timbal pembuatan kering
Bahaya
No. Tahapan Proses Penyebab Pencegahan
(B, K, F)
Persiapan
Cemaran digunakan
Membersihkan
Penimbangan Biologi:
Timbangan yang timbangan sebelum
3. bahan dan Kontaminas
tidak bersih dan setelah
bumbu i silang
digunakan
Pengolahan
- Pencucian - pencucian
alat masak dengan air bersih
Kimia :
tidak bersih yang mengalir,
Bahan kimia - Penjamah dikeringkan, dan
Penumisan dari sisa makanan disimpan di
5.
bumbu sabun cuci tidak tempat kering
Kotoran yang
Pencampuran Fisik : masuk dari Penjamah makanan
6. ayam dengan lingkungan menggunakan APD
Rambut,
bumbu ruang dengan baik
Kotoran,
pengolahan
debu
- Kurangnya
Kimia : pengecekan - Pengecekan dan
dan pemeliharaan
Korosi pada
pemeliharaa troli secara
oven
n alat berkala
Pemanggangan Fisik :
7. - Kotoran - Oven
ayam
Rambut, yang ada di dibersihkan
debu, dalam oven sebelum dan
kotoran, dan sesudah
serangga lingkungan digunakan
ruang
pengolahan
Kontaminasi
Fisik : dari lingkungan
Penjamah makanan
Rambut, dan penjamah
10. Penyajian ayam menggunakan APD
debu, makanan yang
yang lengkap
kotoran keluar masuk
ruang penyajian
- Terdapat
debu pada
trolly dan
- Membersihkan
masuknya
Fisik : trolly sebelum
kotoran dari
kotoran, dan sesudah
lingkungan
debu, pendistribusian
pengolahan
rambut - Pengecekan dan
- Kurangnya
atau benda pemeliharaan
pengecekan
11. Distribusi asing lain troli secara
dan
berkala
Kimia: pemeliharaa
- Penjamah
n alat
Korosi pada makanan
- Penjamah
troli menggunakan
makanan
makanan APD lengkap
tidak
sesuai prosedur
menggunaka
n APD yang
lengkap
Tabel X. Analisis Bahaya Produk “Ayam Panggang Mentega”
Kategori
Bahan Kelompok Bahaya
No. Risiko
Mentah
A B C D E F
Ayam
potong
1. - + - + - + IV
tanpa
kulit
Bawang
2. - + - - - - I
merah
Bawang
3. - + - - - - I
putih
Bawang
4. - + - - - - I
bombay
Menteg
5. + + - - - - II
a
Minyak
6. - + - - - - I
Wijen
Saus
7. - + - - - - I
tiram
8. Kecap - + - - - - I
Inggris
Kecap
9. - + - - - - I
manis
10. Lada - + - - - - I
11. Garam - + - - - - I
CCP/
No. Tahap Proses Bahaya P1 P2 P3 P4
Bukan CCP
Fisik: Y Y CCP
debu,
bulu
Pencucian ayam,
ayam darah,
rambut
Biologi:
Y Y CCP
e-coli
Penumisan rambut
bumbu Kimia:
sabun Y T T Bukan CCP
pencuci
Biologi:
T Bukan CCP
Bakteri
dari
setiap
bahan
Pengungkepan rambut
ayam Kimia:
Y T T Bukan CCP
Sabun
pencuci
Pemangganga rambut
n ayam Kimia:
Sabun Y T T Bukan CCP
pencuci
Fisik: Y Y CCP
Debu,
Holding time
rambut
,
Fisik: Y T Y T CCP
Debu,
Penyajian rambut
ayam , kuku
Fisik: Y T Y T CCP
Debu,
rambut
, kuku
Distribusi
Kimia:
Cairan Y T Y T CCP
pember
sih trori
Holding time Fisik: Debu, rambut Penjamah memakai APD tidak ditemukan
lengkap debu atau benda
Menggunakan wadah asing
wadah tertutup yang
telah dicuci bersih
Pemantauan
CCP Batas Kritis Apa Kapan Siapa Dimana Bagaimana Tindakan Koreksi
Penerimaan Tidak Kondisi Pada saat Penjamah Area Penjamah Penjamah makanan
mengukur suhu
makanan tidak ayam dan memakai
memakai sarung sarung
Ayam tanpa terkontaminasi tangan dan tidak tangan/mencuci
kulit bakteri ayam penerimaan makanan penerimaan mengukur suhu tangan
Tidak
terkontaminasi Penjamah Penjamah makanan
Pencucian bakteri, debu dan Kondisi Pada saat Penjamah Area makanan tidak mengukur suhu
ayam rambut ayam pencucian makanan pencucian mengukur suhu ayam
Penjamah
makanan kurang
memperhatikan
keadaan ketika Penjamah makanan
ada cleaning tidak meninggalkan
Area dapur service area dapur
Tidak Kondisi pengolahan membersihkan pengolahan dan
terkontaminasi bahan Pada saat Penjamah dan blender tembok dekat lebih peka terhadap
Pengolahan debu dan rambut makanan pengolahan makanan bumbu pengolahan lingkungan sekitar
Tidak
terkontaminasi Pada saat
debu, serangga Kondisi pemorsian Penjamah Area Alat penyajian Alat penyajian
Holding time dan rambut lauk dan penyajian makanan penyajian terbuka tertutup
Tahapan Sifat
Proses Penyimpangan Penyebab Penyimpangan Tindakan Koreksi Verifikasi
Saat penerimaan, penjamah Saat penerimaan, penjamah
makanan mengecek spesifikasi tidak makanan mengukur suhu ayam
Ayam tanpa memakai sarung tangan dan tidak dan memakai sarung Tidak
kulit Fisik mengukur suhu tangan/mencuci tangan Melakukan
Penerimaan Tidak ada Kondisi Saat Pekerja di Tempat Penjamah Saat Tidak Form
daging bagian daging penerima bagian penerim makanan penerima melakuka penerimaa
ayam tanpa yang ayam an penerima aan BM tidak an, n n BM dan
kulit busuk, an memakai pekerja spesifikasi
tidak ada sarung menguku BM serta
benda tangan r suhu form
asing dan dan tidak ayam dan pemantau
ada mengukur memakai an suhu
jaminan suhu sarung BM
supplier tangan/m
encuci
tangan
Pencucian Tidak Kondisi Saat Pekerja di Tempat Pekerja Saat Tidak Form
daging terjadi daging pencucian bagian pencucia tidak pencucia melakuka pemantau
ayam kontamin ayam pencucia n mengukur n, pekerja n an suhu
asi, tidak n suhu menguku
terdapat r suhu
rambut
atau
benda
asing
Pengolahan Tidak Kondisi Saat Penjamah Ruang Penjamah Saat Tidak Form
terkonta bahan pengolaha makanan pengolah makanan proses melakuka pemantau
minasi, makanan n an kurang pengolah n an suhu
tidak memperh an,
terdapat atikan penjamah
rambut keadaan makanan
dan debu ketika ada tidak
atau cleaning meningga
benda service lkan area
asing membersi dapur
hkan pengolah
tembok an dan
dekat lebih
pengolaha peka
n dan terhadap
tidak lingkunga
mengukur n sekitar
suhu serta
melakuka
n cek
suhu
Holding Tidak Kondisi Saat Penjamah Area Sebelum Pemeriks Tidak Form
time terkontam makanan penyajian makanan penyajia digunakan aan melakuka pengeceka
inasi debu, matang n , ruangan ruangan, n n suhu dan
serangga
dan dibersihka pastikan form
rambut n agar ruangan pemeriksa
tidak sudah an
terjadi bersih
kontamina dan alat
si dan penyajian
semua yang akan
alat digunaka
penyajian n dalam
dalam kondisi
kondisi tertutup
tertutup
Penyajian Tidak Kondisi Saat Penjamah Area Penjamah Pastikan Tidak Form
terkonta makanan penyajian makanan penyajia makanan penjamah melakuka pemeriksa
minasi n tidak sudah n an
debu, mengguna menggun
rambut, kan akan
dan kuku sarung sarung
tangan tangan
dan dan tidak
mengguna menggun
kan akan
perhiasan perhiasan
Distribusi Tidak ada Pengece Saat Pekerja di Area Memastik Pemeriks Tidak Form
kontamin kan penyajian bagian penyajia an tidak aan melakuka pemeriksa
asi debu, ruangan distribusi n ada ruangan n an, form
benda dan troli kontamina distribusi pengeceka
pendistri si dan cek dan cek n suhu dan
asing busian suhu pada suhu troli rekaman
dan troli sanitasi
pengece pekerja
kan suhu
BAB IV
PEMBAHASAN
Pelaksanaan HACCP
Kegiatan HACCP “Ayam Panggang Mentega” dilakukan pada hari kamis, 28
April 2022 di Instalasi Gizi RSUD Budhi Asih. Kegiatan HACCP dilakukan untuk
memastikan setiap proses produksi yang dilakukan berjalan sesuai konsep HACCP
serta mengetahui proses pembuatan “Ayam Panggang Mentega” beserta bumbu
yang digunakan. Pengamatan yang dilakukan pada kegiatan HACCP berupa:
Penumisan 60 161ºC
Pengungkepan
Pemanggangan 60 191ºC
e. Pemorsian Makanan
Pemorsian makanan dimulai pada pukul 10.31 WIB dilakukan di
ruang penyajian, setelah selesai pengolahan. Ayam panggang mentega yang
telah matang diletakkan di wadah stainless steel terbuka yang dilapisi
alumunium foil dengan suhu 66,1 °C setelah pengolahan. Sebelum pemorsian,
ayam panggang mentega melalui tahap holding time selama 5 menit. Ayam
panggang mentega dan masakan lainnya diletakkan di piring dan lunch box
sesuai kelas, yaitu piring untuk kelas VIP dan I, sedangkan lunch box untuk
kelas II dan III. Alat makan disiapkan 15 menit sebelum pemorsian.
f. Distribusi Makanan
Makanan yang telah selesai melalui proses pemorsian langsung
disusun oleh tim distribusi berdasarkan e-tiket yang tercantum sesuai lantai
dan ruangan, kemudian dimasukkan ke dalam troli makanan tertutup yang
nantinya akan dibagikan kepada pasien. Ayam panggang mentega sebelum
pendistribusian masih dalam keadaan hangat yaitu 36,5 °C. Proses
pendistribusi sudah sesuai SPO (Standar Prosedur Operasional), pramusaji
mengganti baju dengan seragam yang rapi dan bersih, serta APD lengkap.
Pendistribusian dilakukan pada pukul 11.30 WIB. Kondisi troli sebelum dan
sesudah digunakan pendistribusian masih terdapat debu dan kotoran di sela-
sela sekat troli, hal ini memungkinkan terjadinya kontaminasi silang dengan
makanan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu ada sebagian kecil penjamah makanan yang
tidak menggunakan APD dengan lengkap pada saat pemorsian sehingga
terdapat kemungkinan makanan terkena rambut atau kotoran lainnya.
2. Tahap pengendalian untuk menghilangkan atau mengurangi potensi
bahaya pada produk ayam panggang mentega yaitu meliputi
pengukuran suhu, pencucian dengan air mengalir, pencampuran
bumbu dengan ayam, pengungkepan, pemanggangan, dan pemorsian
ayam panggang mentega.
3. Titik kendali kritis pada produk ayam panggang mentega, yaitu pada
proses pencucian, pencampuran bumbu dengan ayam, holding time,
penyajian hidangan, dan distribusi.
4. Batas kritis dalam pembuatan ayam panggang mentega adalah tidak
ditemukannya bakteri E.Coli dan tidak ditemukannya rambut, debu
atau benda asing lainnya
5. Sistem pemantauan yang dilakukan pada tahapan yang diketahui
terjadi penyimpangan dan CCP yaitu pengamatan langsung kotoran
yang masih menempel, bahan makanan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, pengamatan suhu pada saat penerimaan, pencucian,
penumisan bumbu, pengungkepan, pemanggangan, proses holding
time, penyajian, hingga distribusi.
6. Proses verifikasi dilakukan untuk mengecek kembali kegiatan HACCP
ayam panggang mentega berjalan dengan lancar
7. Pencatatan dan dokumentasi dilakukan dari awal penerimaan bahan
makanan hingga didistribusikan ke pasien.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan kami, masih terdapat beberapa
penyimpangan selama proses pembuatan ayam panggang mentega. Oleh
karena itu, kami menyarankan beberapa hal yaitu :
- Disediakannya termometer suhu makanan untuk melakukan
pengecekan di setiap proses pembuatannya.
- Lunch box yang telah disiapkan sebelum pemorsian posisi paling atas
sebaiknya ditutup dengan kain/lap bersih agar tidak terkena debu dan
kotoran lainnya dari lingkungan.
- Penjamah makanan melepas perhiasan tangan saat proses
pengolahan dan pemorsian makanan, agar tidak terjadi kontaminasi
silang pada makanan
- Penjamah makanan memperhatikan kebersihan celemek, tidak
menggunakan celemek yang kotor, celemek yang telah digunakan
saat proses pengolahan dengan kondisi kotor tidak digunakan
kembali saat pemorsian, untuk menghindari terjadinya kontaminasi
silang pada makanan.
- Apabila ada penjamah makanan yang tidak menggunakan APD yang
lengkap selama pembuatan hidangan, maka perlu diberikan teguran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN