Disusun Oleh :
2024
1
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN
Disusun oleh :
An. Pembimbing
Nurjannah, AMG
NIP. 19901125201503 2 00
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah dapat bersumber dari pangan, bisa karena penyakit bawaan dari
makanan terjadi ketika bakteri atau patogen jenis tertentu yang membawa
produk olahan susu, telur, produk laut, nasi matang, buah potong, dan
harus optimal dan sesuai dengan mutu pelayanan standar kesehatan serta
1
infeksi nosokomial (infeksi yang didapatkan di rumah sakit) yang
spesifik.
terhadap bahaya biologi, fisik, dan kimia. Selain itu bahaya juga dapat
bahaya tersebut timbul apabila kualitas bahan tidak sesuai standar, ada
kontaminasi dengan bahan makanan lain dan kebersihan alat pada waktu
2
pengkajian terhadap penerapan HACCP pada pengolahan Bening bayam
B. Rumusan Masalah
Sanggul?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Manfaat Penelitian
3
1) Sebagai bahan evaluasi bagi instalasi gizi di RSUD Datu
Sanggul.
b. Bagi Pasien
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HACCP
bahaya-bahaya yang sudah diketahui (bahaya biologi, kimia, dan fisik) dan
pada setiap titik kritis dalam proses produksi (dari sejak tahap produksi
2016).
kimia, fisik) yang mungkin ada selama pengolahan pangan (Dewanti dan
Hariyadi, 2013). Langkah dalam rencana HACCP terdiri dari lima langkah
5
Tahap I: Menyusun Tim HACCP
pengetahuan dan keahlian khusus sesuai dengan produk dan proses. Tim
tentang potensi bahaya biologi, kimia, dan fisik terkait dalam proses
konsultan dari luar untuk menerapkan sistem ini (FDA, HACCP Principles
dimana produk tersebut akan dijual, petunjuk yang diperlukan pada label
2016).
6
Identifikasi sangat penting untuk ditetapkan sebelumnya, karena
jenis bahaya dan batas kritis yang akan diidentifikasi lebih lanjut (Surono,
masyarakat umum atau segmen tertentu dari populasi seperti bayi atau
orang tua. Jika produk tersebut dijual kerumah sakit atau kelompok
7
Tim HACCP harus membuat dokumen yang akan digunakan
HACCP perlu melihat secara dekat proses produksi dan membuat diagram
Europa Publication, 2012). Bagan alir atau diagram alir yang dibuat harus
Diagram alir proses harus mencakup data rincian semua bahan mentah dan
waktu, transfer dalam dan antar-area produksi, dan gambaran desain atau
perlengkapan.
ketepatannya. Bagan alir yang telah dibuat belum dapat dikatakan sesuai
8
menggambarkan secara realistis apa yang terjadi selama proses produksi
ini dapat berasal dari bahan mentah, kemasan, proses, dan penanganan
1) Bahaya aktual dan potensi yang terkait dengan setiap tahapan dalam
proses.
2) Potensi sumber bahaya (bahaya biologis, kimia, dan fisik) pada setiap
9
3) Potensi sumber bahaya (bahaya biologis, kimia, dan fisik) pada setiap
tersebut terjadi.
tahap proses.
kelompok yaitu:
1) Bahaya Biologis
makanan.
10
2) Bahaya Kimia
(mis. Reaksi alergi). Tim HACCP perlu juga mengkaji ulang setiap zat
3) Bahaya Fisik
sehingga dihasilkan produk yang aman. Dari hasil identifikasi ini, maka
akan didapatkan apa yang disebut Titik Kendali Kritis atau Critical
11
Control Point (CCP). CCP dapat didefinisikan sebagai titik, atau tahapan
12
a) Decision Tree untuk penentuan CCP pada bahan baku
P3: Apakah ada risiko kontaminan ulang peralatan terhadap bahan atau
produk lain yang tidak dapat dikendalikan?
CCP
Gambar 2.1 Diagram Pohon Keputusan Penentuan CCP untuk Bahan Baku
13
Q1
Adakah tindakan pengendalian/pencegahan?
Apakah pengendalian
pada tahap ini perlu untuk YA
keamanan?
Q2 Ya
Apakah tahap ini khusus dirancang untuk
menghilangkan/mengurangi bahaya yang mungkin timbul
sampai tingkat yang diterima?
TIDAK
Q3
Dapatkah kontaminasi oleh bahaya yang teridentifikasi terjadi
melebihi batas yang dapat diterima ATAU dapatkah ini
meningkat sampai batas yang tidak dapat diterima?
Q4
Apakah tahap berikutnya dapat menghilangkan bahaya yang
teridentifikasi ATAU mengurangi kemungkinan terjadinya
sampai batas yang diterima?
Gambar 2.2 Diagram Pohon Keputusan Penentuan CCP untuk Proses Pengolahan
14
Tabel 2.1 Karakteristik Bahaya
15
fisik
biologi, kimia, atau fisik yang teridentifikasi yang harus dikendalikan pada
tingkat yang dianggap aman. Setiap CCP akan memiliki satu atau lebih
16
pencegahan, penghapusan, atau pengurangan bahaya ke tingkat yang dapat
diterima. Menurut Surono, dkk (2016) agar efektif setiap batas kritis harus:
dapat diukur pada saat proses produksi berjalan, yaitu seperti paparan suhu
dan waktu pada proses sterilisasi, pH, ukuran benda fisik dan sebagainya.
atau standar perusahaan yang didukung dengan data ilmiah analisis risiko
dalam prosedur standar dan data pemantauan CCP harus dicatat dan
17
dikehendaki tersebut, maka harus dibuatkan prosedur tindakan perbaikan
berikut:
tidak memenuhi syarat agar tidak bercampur dengan produk yang normal.
secara umum tercakup dalam dua kategori, yaitu validasi dan verifikasi.
1) Validasi
18
2) Verifikasi
setiap tahapan kritis dalam proses produksi telah benar- benar terkendali,
19
BAB III
A. Hasil
1. Penetapan Tim Pelaksana HACCP Tabel 3.1 Tim Pelaksana
HACCP
No. Nama Jabatan
1. Anita Herlina, SST Kepala Instalasi Gizi
2. Musringah, AMG Ahli Gizi/Penanggung Jawab Dinas
3. Jumah Ariyanti Pramusaji
4. Endri Wijayanti Juru Masak
5. Amelia dan Risma Petugas Penerimaan
6. Fitriani Petugas Persiapan
2. Deskripsi Produk
a. Deskripsi Produk Pangan
Tabel 3.2 Deskripsi Produk
20
d. Penggunaan Produk Produk siap dikonsumsi
e. Jenis Pengemasan Alat makan pasien sesuai dengan
kelompok ruangan pasien, yaitu piring
melamin untuk VIP, plato untuk kelas I
dan II, ompreng untuk pasien kelas III,
dan bento disposable
untuk pasien dengan penyakit infeksi.
f. Syarat Penyimpanan Suhu ruang 25 – 30°C, masakan
disimpan dalam keadaan tertutup
g. Umur Simpan Segera disantap setelah disajikan
h. Konsumen Pasien diet dan nondiet
i. Cara Distribusi Menggunakan distribusi sentralisasi
dan disajikan dalam alat makan (piring
melamin, plato, ompreng, dan bento).
Kemudian diletakkan ke kereta dorong
(trolley) untuk didistribusikan langsung
kepada pasien.
21
b. Uraian Bahan yang Digunakan
Tabel 3.3 Uraian Bahan yang Digunakan
22
8. Air Bersih, jernih, tidak berbau
berisiko tinggi.
penyimpanan penyimpanan
23
5. Pemeriksaan atau Verifikasi Diagram Alir
bahan baku utama dan bumbu. Bahan baku utama terdiri dari
b. Persiapan
memasak.
24
c. Penyimpanan Suhu Dingin
29,8°C.
e. Proses Pengolahan
f. Proses Pemorsian
g. Proses Pendistribusian
25
sentralisasi, yaitu terpusat pada satu tempat. Pendistribusian
untuk VIP, plato untuk kelas I dan II, bento plastik berwarna
merah untuk kelas III, pasien bersalin dan anak, serta bento
26
6. Identifikasi Bahaya dan Analisis Bahaya
Bahan Mentah/
No. Bahaya Jenis Bahaya Cara
Bahan Tambahan
1. Bayam B, F, K B: Ulat, serangga, tanah - Lakukan p
F: Rusak/cacat/busuk yang d
K : Pestisida spesifikasi
dipesan.
- Pilih yan
bersih, dan
- Pencucian
dengan air
- Segera gu
persiapan.
- Jika belu
simpan pa
masa simp
hari, dan
makanan l
2. Putren B, F, K B : Ulat, serangga, tanah - Lakukan p
F : Rusak/cacat/busuk yang d
K : Pestisida spesifikasi
dipesan.
- Pilih yan
bersih, dan
berulat.
- Jika belu
simpan pa
masa simp
hari, dan
makanan l
4 Labu siam B, K B : Ulat - Pilih yan
K : Pestisida Segar, mu
busuk, ber
berwarna h
- Pencucian
dengan air
- Segera gu
persiapan.
27
- Jika belu
simpan pa
masa simp
hari, dan
makanan l
5 Wortel B, F, K B : Ulat - Lakukan p
F : Tanah yang d
K : Pestisida spesifikasi
dipesan.
- Pilih yan
bersih, dan
- Pencucian
dengan air
- Segera gu
persiapan.
- Jika belu
simpan pa
masa simp
hari, dan
makanan l
6 Bawang merah B, F, K B : Ulat - yang d
F : Tanah, akar spesifikasi
K : Pestisida dipesan.
- Pilih yan
bersih, tid
busuk.
- Jika belu
simpan pa
masa simp
- hari, dan
makanan l
7 Garam B, F B : Bakteri halofilik - Pilih yan
F : Kotoran, warna p
pasir, kerikil,
utuh, dan t
kemasan tidak utuh
- Standar m
logam be
maksimum
- Standar m
fisik di ba
- Lakukan
penerimaa
28
kemasan d
- Simpan d
sejuk sert
makanan l
terbuka.
Gunakan p
digunakan.
8 Gula Pasir B, F B : Serangga, coliform, - Pilih yan
staphylococcus aureus warna pu
F : Kotoran, pasir, kerikil, utuh, dan t
kemasan tidak utuh - Standar m
fisik di baw
- Simpan d
sejuk sert
makanan l
terbuka.
- Gunakan p
digunakan.
9 Air B, F, K B : Bakteri E. coli, - Menggunaka
Shinella sp, mengalir dar
V. Cholera - Syarat air be
F : Kotoran, a. Air b
keruh/bewarna K : Zat dan t
logam berat b. Tidak
c. Tidak
d. Tidak
e. Tidak
kimia
f. Tidak
pathogen
- Pengecekan
29
oleh pihak s
- Perebusan
Keterangan :
B/M = Bahayabiologi/mikrobiologi
F
K = Bahaya kimia
30
31
31
32
32
33
i. Penetapan CCP
Pertanyaan Diagram Pohon
No. Langkah Proses Keputusan
P1 P2 P3 P4
33
34
1. Penerimaan/Sortasi
a. Bayam Y Tida Y Y Bukan
b. Putren a k a a CCP
Y Tida Tida
a k k
Y Tida Tida Ya
a k k Ya
Y Tida
a k
2. Persiapan/pencucian Ya Tidak Ya Ya Bukan CCP
3. Penyimpanan suhu Ya Ya CCP
dingin
4. Penyimpanan suhu Ya Tidak Tidak Bukan CCP
ruang
5. Pengolahan Ya Ya CCP
6. Pemorsian Ya Tidak Ya Ya CCP
7. Pendistribusian Ya Tidak Ya Ya Bukan CCP
Keterangan:
34
35
35
b. Penerapan HACCP
36
37
3. 2. Waktu 3. Uji cita (dengan unit
pengol rasa risko produksi
Cemara ahan ± dan ringan) (setiap
n fisik 15 organol 3. bulan)
seperti menit eptik 2. Pemerik
rambut, 3. Tidak makana Koreks saan
plastik, ada n i rasa catatan
tali, dll. cemaran dan pemanta
fisik organol uan
eptik suhu
oleh
petugas
pengaw
as
produks
i
3. Form uji
cita rasa
dan
organole
ptik
makanan
oleh
pengawa
s
produksi
atau
petugas
uji cita
rasa
(setiap
38
waktu
produksi)
39
7. Pembahasan
40
pertumbuhan bakteri hingga ke titik nol, melainkan
2019).
i. Bayam
bahaya.
ii. Putren
41
Pada tahap sortasi putren sudah menerapkan prinsip
bahaya.
iii. Wortel
42
haus dikembalikan. Selain itu setelah dilakukan
bahaya.
iv. Bumbu
utuh, tidak busuk, tidak cacat dan masih segar. Tahap sortasi
instalasi gizi.
43
buah/sayur) lalu bayam dipotong dengan menumpuk daunnya,
44
Setelah dilakukan persiapan dan pencucian bahan, bahan
kulkas selama 3,5 jam dengan suhu 23,7°C. Bahan bening bayam
dengan suhu 29,8°C. Pada proses ini tidak ada tahapan yang
45
Proses pertama yang dilakukan oleh tenaga pengolah yaitu
dimulai pada pukul 16.00 WITA dan selesai pukul 17.00 WITA.
46
permorsian yang digunakan diperoleh dari lemari tempat
47
dilakukan sterilisasi setiap selesai digunakan. Pembersihan trolley
mencegah kontaminasi.
sampai level yang dapat diterima. Selain itu, pada tahap ini
48
yang dapat mengganggu kesehatan. Terdapat tahapan berikutnya
digunakan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
satunya pada masakan bening bayam yang dimasak pada siklus menu ke-7
dari 10 siklus menu yang ada di RSUD Datu Sanggul. Hal ini memang perlu
dilakukan agar mencegah bahaya yang akan terjadi bagi konsumen rumah
RSUD Datu Sanggul yaitu bayam, putren, labu siam, wortel, bawang merah,
3. Identifikasi bahaya bahan mentah bening bayam meliputi bahaya fisik, kimia,
yang benar, dan penerimaan bahan makanan yang sesuai dengan spesifikasi.
49
4. Bening bayam termasuk dalam kategori resiko bahaya VI yaitu makanan non
pendistribusian ditetapkan bukan CCP karena pada proses ini tidak dapat
a. Bayam = 28,8oC
10. Dari hasil pengamatan penerapan HACCP pada pembuatan bening bayam
yaitu :
50
a. Bayam = 60,2oC
b. Putren = 48,3oC
d. Wortel = 47,7oC
11. Diamati dari suhu penyimpanan bumbu dari tanggal 5-7 Maret 2024, yaitu:
12. Penerapan HACCP di instalasi gizi RDSUD Datu Sanggul cukup baik
B. Saran
1. Ahli gizi dan tenaga penjamah makanan harus lebih menerapkan HACCP
2. Ahli gizi dan tenaga penjamah makanan harus mengetahui titik kritis
3. Sebaiknya beberapa plato stainless steel bebas dari bekas air pencucian
51
DAFTAR PUSTAKA
Noriko, N. Dewi. E., Analekta, T. P., Ninditasya, W., Widhi, W. 2012. Analisis
Penggunaan dan Syarat Mutu Minyak Goreng pada Penaja Makanan di
Food Court UAI. Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Al Azhar Indonesia
52
Prasetyo, H., Ratri, Y. B. 2018. Analisis Penerapan Hazard Analysis Critical
Control Point (Haccp) pada Pengolahan Makanan di Mainkitchen Hyatt
Regency Yogyakarta. Jurnal Media Wisata. Vol. 16. No. 2.
Widyastuti, S. 2017. Analisa Bahaya dan Titik Kendali Kritis (HACCP) Rendang
(Studi Kasus di Rumah Makan Padang X Kecamatan Pamulang Kota
Tanggerang Selatan). Program Studi Kesehatan Masyarakat. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
53
54
55
LAMPIRAN
56
Lampiran 1. Gambar Pemantauan Suhu Ruang Pengolahan
57
Lampiran 3. Dokumentasi Proses HACCP
No Proses Gambar
1 Penerimaan Bahan
Makanan
58
2 Persiapan Bahan
Makanan
3 Penyimpanan Bahan
Makanan
59
4 Pengolahan
5 Pemorsian
6 Pendistribusian
60