Kelompok 3
Di Susun Oleh:
Bercy Aprilia 201031004
Fidelia Juniati WulanDari 201031015
Indah Purnama Sari 201031017
Juliani 201031019
Maria Mariana Rosalia 201031027
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahi penerapan HACCP dari proses penerimaan, penyiapan, persiapan, proses
pengolahan dan distribusi pada makanan kebab.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran mengenai penerapan HACCP pada Kebab Habib di
jalan Tanray II.
2. Bagi konsumen/Pembeli
Sebagai bukti bahwa makanan tersebut aman untuk dikonsumsi, sekaligus untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen/pembeli, Selain itu juga memberikan informan
bahwa mikroba dapat tumbuh dan berkembang biak di banyak tempat dan kondisi sehigga
dibutuhkan perlakuan khusus untuk mengurangi acaman bahaya mikrobiologi dengan
pendekatan pinsip HACCP.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
( DIGANTI CARI TENTANG DAGING SAPI) Telur yang dicuci dengan air
bersih sebelum disimpan dalam lemari pendingin/kulkas, akan tetap baik sampai sekitar
14 hari. Simpanlah telur pada tempat yang bersih, ventilasi cukup dengan suhu di bawah
15oC dan kelembaban 75% - 90%. Telur sebaiknya disimpan pada baki telur (egg tray)
yang bersih dan telur yang baik disimpan terpisah dengan telur yang rusak.
Pemasakan telur sebaiknya dilakukan secara sempurna pada suhu minimum 85oC
selama minimum satu menit. Hindari mengonsumsi telur dalam keadaan mentah. Apabila
direbus (setengah matang) harus pada suhu minimal 70oC.(“TELUR SUMBER
MAKANAN BERGIZI,” 2010)
2.Merica
Lada atau merica adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun
banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekan untuk mengembangkannya
(Ahli Pengobatan, 2014). Lada merupakan tumbuhan merambat yang. hidup pada iklim
tropis dimana bijinya sangat sering dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Aroma dan
rasa lada sangat khas, sehingga terkadang menjadi bagian dari resep masakan andalan
(Mediatani, 2015).
3. Bawang Merah
4. Garam Dapur
Garam dapur adalah sejenis mineral ang dapat membuat rasa asin.
Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida
(NaCl) yang dihasilkan oleh air laut.Garam sangat diperlukan tubuh,
namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai
penyakit, termasuk tekanan darah tinggi(hipertensi). Selain itu garam juga
digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk
mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi yodium
5. Bubuk Pala
Pala bubuk adalah salah produk rempah-rempah yang patut ada di dapur.
Rempah yang satu ini mampu memberikan aroma dan cita rasa yang kaya rasa
pada masakan. Mengandung Senyawa Antioksidan, Memberikan Efek Anti
Peradangan, Memiliki Sifat Anti Bakteri, Sebagai Detoks Racun,
Meningkatkan Imun Tubuh, Menjaga Tekanan Darah, Dapat Melancarkan
Peredaran Darah dalam Tubuh, dan Mengatasi Insomnia.
6. Kecap
Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan
dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu dengan tujuan untuk
meningkatkan cita rasa makanan. Pada dasarnya ada dua jenis kecap Cina dan
Jepang. Kecap memiliki manfaar sebagai Penguat rasa masakan, Pemberi
warna hitam, Mampu menetralkan rasa pedas, Membantu mempercepat
pencernaan, Sumber antioksidan, Memberikan energi pada tubuh, Membantu
menurunkan kadar kolesterol dan Menormalkan tekanan darah. Kecap juga
mengandung cukup banyak zat besi yang bisa membantu melancarkan
peredaran darah, mencegah gejala anemia, dan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Itulah beberapa manfaat kecap manis bagi kesehatan.
Namun kadar konsumsinya harus dibatasi, tidak boleh lebih dari 2-3 sendok
makan per hari.
7. Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditas perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi
manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa
(yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam),
menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
E. Penggolongan Karakteristik Bahaya (Hazard)
Berdasarkan National Advisory Committee on Microbiology Criteria for Food
(1989), karakteristik hazard bisa dikelompokkan menjadi:
a. Hazard A
Kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan ditujukan untuk
kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit, ataupun orang dengan daya tahan
tubuh rendah) menjadi tidak steril.
b. Hazard B
Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard mikrobiologi.
c. Hazard C
Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah pengendalian yang efektif
untuk merusak mikroorganisme yang berbahaya
d. Hazard D
Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengemasan.
e. Hazard E
Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan
oleh konsumen sehingga menyebabkan produk berbahaya jika dikonsumsi.
f. Hazard F
Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengemasan atau ketika dimasak
di
rumah.
F. Manfaat HACCP
Terdapat beberapa keuntungan pokok yang diperoleh pemerintah dan instansi
kesehatan serta konsumen dari penerapan HACCP sebagai alat pengatur keamanan
makanan :
1. HACCP adalah suatu pendekatan yang sistematis yang dapat diterapkan pada
semua aspek dari pengamanan makanan, termasuk bahaya secara biologi, kimia,
dan fisik pada setiap tahapan dari rantai makanan mulai dari bahan baku sampai
penggunaan produk akhir.
2. HACCP dapat memberikan dasar nuansa statistik untuk mendemonstrasikan
kegiatan yang dapat atau mungkin dilakukan untuk mencegah terjadi bahaya
sebelum mencapai konsumen.
3. Sistem HACCP memfokuskan kepada upaya timbulnya bahaya dalam proses
pengolahan makanan.
4. Penerapan HACCP melengkapi sistem pemeriksaan oleh pemerintah sehingga
pengawasan menjadi optimal.
5. Pendekatan HACCP memfokuskan pemeriksaan kepada tahap kegiatan yang
kritis dari proses produksi yang langsung berkaitan dengan konsumsi makanan.
6. Sistem HACCP meminimalkan risiko kesehatan yang berkaitan dengan
konsumsi makanan.
7. Dapat meningkatkan kepercayaan akan keamanan makanan olahan dan karena
itu mempromosikan perdagangan dan stabilitas usaha makanan (Suklan, 1998).
BAB III METODE PENELITIAN
2. Data Sekunder
Diperoleh dari data yang ada di tempat penjual Kebab Habib Pontianak
Data sekunder meliputi :
a. Data standar resep kebab
b. Daftar standar bumbu kebab
c. Daftar standar porsi kebab
3. Prosedur Pelaksaan
Prosedur dimulai dengan mengumpulkan data sekunder dari sub penyelenggaraan
makann pihak penjual kebab . Setelah pengumpulan data sekunder, langkah selanjutnya adalah
melakukan observasi dan wawancara yang dimulai dari tahap penerimaan bahan makanan hingga
distribusi makanan.
BAB IV PENERAPAN HACCP & HASIL PENGAMATAN 12 LANGKAH
PENERAPAN HACCP
D.penyusunan Diagram
F.Melakukan Analisis Bahaya & Kategori Resiko bahan-bahan kebab habib
Bahan a
tamba
han
F K M
diminta.
Pengolahan
yang baik dan
benar.
7. Selad * * * Adanya
tanah yang masih Pemilihan
a menempel. yang baik pada saat
Adanya pestisida.
Terdapat ulat pembelian dan
atau serangga
penerimaan. Harus
sesuai spesifikasi
yang diminta.
Pengolahan yang
baik dan benar.
d y
e a
n n
g g
a
n s
e
s s
p u
e a
s i
i
f .
i
k
a
s
i
y
a
n
g
d
i
m
i
n
t
a
B Keadaan F P F S K
u kemasan e o e e
m m r m p
b i m u u
u l u a t
i l u
h i t s
a r a a
n m n
s p
y p i u
a e l n
n s a t
g i n u
f k
b i p
a k r m
i a o e
k s d n
i u o
p k l
a a
d d k
a a
n m
s e
s k n
a o g
t m h
p u
p o b
e s u
m i n
b s g
e i i
l
i t d
a e i
n l s
a t
d h r
a i
n d b
i u
p p t
e e o
n r r
e i
r k
i s
m a
a
a m
n e
. n
g
H g
a u
r n
u a
s k
a
s n
e
s a
u l
a a
i t
d y
e a
n n
g g
a
n s
e
s s
p u
e a
s i
i .
f
i
k
a
s
i
y
a
n
g
d
i
m
i
n
t
a
P Keadaan M S P M P
e ruang u e e e
n penyimpan h n n r
y an u g g a
i u g w
m p k u a
p e u n t
a n r a a
n y a k n
a i n a
n m n p
p s a
b a u t d
a n h e a
h a u r
a n m r
n , m o u
e m a
m k n e n
e e g t g
n l g e
t e u r p
a m n e
h b a d n
a k a y
p a n i
a n m
n b p
, t a a
e g n
k r i a
e m a n
b o n .
e m
r e p
s t e
i e m
h r b
a a
n h
. a
s
a
n
Analisis Resiko Bahaya
Kelompok Bahaya Kategori
Bahan
A B C D E F Resiko
1. daging sapi - - VI
2. tortila - - - VI
3. yoghurt - - - VI
Keterangan :
a. Hazard A
Kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan ditujukan untuk
kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit, ataupun orang dengan daya tahan
tubuh rendah) menjadi tidak steril.
b. Hazard B
Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard mikrobiologi.
c. Hazard C
Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah pengendalian yang efektif untuk
merusak mikroorganisme yang berbahaya.
d. Hazard D
Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengepakan.
e. Hazard E
Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan oleh
konsumen sehingga menebabkan produk berbahaya jika dikonsumsi.
f. Hazard F
Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan atau ketika dimasak di
rumah.
Bukan CCP
Ya Tidak
P2. Apakah proses dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya
tersebut?
Ya Tidak CCP
P3. Apakah ada resiko kontaminasi silang pada bahan makanan terhadap
fasilitas atau produk lain yang tidak dapat di
kendalikan?
Tidak Ya CCP
Bukan CCP
1. CCP Proses
d. CCP Proses
Ya Tidak
Modifikasi
proses/produk
Apakah pengendalian diperlukan untuk
Ya
Tidak Bukan CCP
CCP
Tidak Ya
P4. Apakah bahaya dapat meningkat sampai batas tidak aman?
Ya Tidak
CCP
Bukan CCP
Penetapan Titik Kendali Kritis Setiap Tahap Proses kebab habib
Langkah Proses P1 P2 P3 P4 P5 Tipe CCP
Penerimaan bahan Ya Ya Tidak Ya Ya
Bukan CCP
mentah
Penyimpanan Ya Ya Tidak Ya Ya Bukan CCP
Persiapan bahan Ya Ya Tidak Ya Ya Bukan CCP
Pengolahan bahan Tidak Ya Ya Ya Tidak
Bukan CCP
mentah
Permosian Ya Ya Tidak Ya Tidak CCP
Pendistribusian Ya Ya Tidak Ya Tidak CCP
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan