id
Disusun Oleh :
Ririn Setyantini
H3108095
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ririn Setyantini 1
H 3108095
Esti Widowati, S.Si, M.P 2 dan Ir. Choiroel Anam M.P, M.T 3
ABSTRAK
Keterangan :
1. Mahasiswa Program Studi D-III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Ririn
Setyantini NIM H3108095
2. Dosen Pembimbing I/Penguji I
3. Dosen Pembimbing II/Penguji II
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
M asa depan tidak selalu lebih baik dari pada masa lalu,
tapi persiapkanlah diri anda untuk hadapi masa depan,
agar masa depan anda menjadi lebih baik dari pada masa
...............lalu
( Komang Leo Triandana Arizona)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur bagi Allah SWT Pencipta dan Penguasa seluruh
jagat raya yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir konsep
pengendalian mutu dan HACCP. Tugas ini merupakan refleksi dari
perjuangan yang telah penulis lakukan, karya yang merupakan kumpulan
dari tawa, keringat dan air mata ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya hingga diberikan
kelancaran, kesehatan dan keselamatan pada hambanya, semoga rahmat
yang diberikan tidak akan ada habisnya hingga semasa hidup
Amien………
Ayah dan Ibu yang selalu terjaga dikala malam, hanya untuk mendoakanku
dan berjuang untuk biaya kuliahku serta memberikan dukungan moral,
spiritual bahkan financial yang tanpa pamrih. Adikku tersayang yang selalu
menghiburku dikala kakak sedang sedih. Tetap semangat sekolah semoga
bisa membanggakan orangtua dan semua saudaraku yang sudah memberi
dukungan penuh hingga sekarang
Jatmoko, terima kasih atas dukunganmu dan kasih sayang yang diberikan,
nasehat-nasehatmu membuat aku selalu kuat dan tabah. Maafkan aku jika
aku terkadang menjengkelkan.
Teman-teman tujuh kurcaci (Mita, Afri, Cemplux (ika), Funny, joy (dyah),
lupie) terima kasih atas dukungan kalian semua, kebersamaan dengan
kalian tak akan aku lupakan.
Teman-teman seperjuanganku selama tiga tahun..... anak-anak D III THP
2008. Perjuangan kita masih panjang. Selalu semangat.........
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
KONSEP PENGENDALIAN MUTU DAN
HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT
(HACCP) NATA DE CASSAVA
Di Home Industri Inti Cassava, Bantul, Yogyakarta
Ririn Setyantini 1
H 3108095
Esti Widowati, S.Si, M.P 2 dan Ir. Choiroel Anam M.P, M.T 3
ABSTRAK
Nata adalah produk olahan makanan yang berserat dibuat melalui proses fermentasi gula oleh
bakteri Acetobacter xylinum. Praktek Quality Control Di Home Industri Inti Cassava Bantul
yang memproduksi nata de cassava dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses
pembuatan nata de cassava, mengevaluasi konsep pengendalian mutu dan menganalisis
konsep Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada bahan baku, proses produksi
hingga produk akhir. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi pustaka dan
dokumentasi. Pengendalian mutu pada pembuatan nata de cassava meliputi pengendalian
mutu bahan baku, proses produksi dan produk akhir. Setiap proses tersebut selalu diperhatikan
pengendalian mutunya supaya diperoleh nata yang berkualitas. Hasil analisis menunjukkan
bahwa bahan baku limbah cair tapioka, starter Acetobacter xylinum sudah baik dalam
penanganannya, namun pengendalian mutu bahan baku harus tetap diawasi lagi. Sedangkan
untuk pengendalian mutu proses produksi harus diperhatikan pada waktu perebusan,
fermentasi dan kebersihan alat serta tempat produksi supaya nata yang dihasilkan mempunyai
kualitas yang bagus. Uji produk akhir nata dilakukan pengujian secara mikrobiologis pada
produk nata de cassava mentah, jenis uji yang dilakukan adalah uji Angka Lempeng Total
(ALT) dan serat pangan. Berdasarkan ALT nata mentah didapatkan hasil sebesar 3,1 x10 7
CFU/g dan serat pangan sebesar 1,1 %. Perancangan konsep HACCP pada proses pembuatan
nata de cassava ini dilakukan dengan menggunakan analisis pengambilan keputusan (Decision
tree). Identifikasi menunjukkan bahaya yang merupakan Critical Control Point (CCP) pada
proses pembuatan nata de cassava adalah perebusan limbah cair tapioca dan pendinginan;
pemberian starter (inokulasi).
Keterangan :
1. Mahasiswa Program Studi D-III Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Ririn Setyantini NIM H3108095
2. Dosen Pembimbing I/Penguji I
3. Dosen Pembimbing II/Penguji II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Quality Control “Pengendalian Mutu
Nata De Cassava” ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan nata de cassava.
2. Untuk mengevaluasi konsep pengendalian mutu yang sudah diterapkan
pada bahan baku, proses produksi sampai produk akhir nata de cassava.
3. Untuk menganalisis konsep HACCP pada bahan baku dan proses produksi
nata de cassava.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
Penyaringan
Pemanenan nata
Pencucian nata
Nata de cassava
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
Penyiapan Starter
Starter adalah bibit A. xylinum yang telah ditumbuhkan dalam
substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri A.
xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata yaitu 1
x 109 sel/ml. Biasanya karapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan
kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari) (Misgiyardi, 2007).
Proses pembuatan starter nata dilakukan dengan cara yang hampir
sama dengan pembuatan nata. Perbedaannya adalah pada pembuatan nata
yaitu media dimasukkan dalam nampan. Sedangkan pada pembuatan
starter, media dimasukkan dalam botol kaca transparan. Seperti
pembuatan nata, inokulasi dilakukan setelah media dalam botol dingin
dengan suhu 280C-320C. Starter yang diinokulasi sebanyak 10% (v/v).
Setelah diinkubasi selama 6 hari, starter tersebut dapat digunakan untuk
diinokulasikan pada media pembuatan lembaran nata (Alaban, 1961).
Kualitas starter harus diketahui terlebih dahulu secara pasti, sebelum
starter digunakan.
Indikator kualitas starter yang baik secara visual dapat diketahui
seperti kekeruhan yang timbul secara merata, terbentuknya lapisan nata
pada permukaan cairan dan tidak berbuih. Kekeruhan yang timbul tidak
merata memungkinkan starter terkontaminasi oleh jamur. Terbentuknya
buih menunjukkan adanya gas CO 2 atau NH3 yang terbentuk akibat
mikrobia kontaminan (Pambayun, 2002).
Substrat atau media pertumbuhan bakteri A. xylinum berbentuk cair
dan mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Ada
beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi nutrisi. Senyawa sumber
karbon yang digunakan dalam fermentasi nata adalah monosakarida dan
disakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida meliputi glukosa,
galaktosa, fruktosa. Sedangkan disakarida adalah karbohidrat yang
tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida. Disakarida meliputi maltosa, sukrosa, laktosa. Pembentukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
1 Keadaan
1.1 Bau - Normal
1.2 Rasa - Normal
1.3 Warna - Normal
1.4 Tekstur - Normal
2 Bahan asing - Tidak boleh ada
3 Bobot tuntas % Min. 50
4 Jumlah gula (dihitung sebagai
sakarosa % Min. 15
5 Serat makanan % Maks. 4,5
6 Bahan Tambahan Makanan
6.1 Pemanis buatan :
- Sakarin Tidak boleh ada
- Siklamat Tidak boleh ada
6.2 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995
6.3 Pengawet (Na Benzoat) Sesuai SNI 01-0222-1995
7 Cemaran Logam :
7.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,2
7.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 2
7.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 5,0
7.4 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0/250,0*)
8 Cemaran Arsen (As) Maks. 0,1
9 Cemaran Mikroba :
9.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 2,0 x 102
9.2 Coliform APM/g <3
9.3 Kapang Koloni/g Maks. 50
9.4 Khamir Koloni/g Maks. 50
*) Dikemas dalam kaleng
Sumber : SNI No 01-4317-1996
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Divisio :Protophyta
Class :Schizomycetes
Ordo :Pseudomonadales
Famili :Pseudomonadaceae
Genus :Acetobacter
Species :Acetobacter xylinum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
CCP
Bila terjadi
Pemantauan CCP penyimpangan
Tindakan koreksi
Tindakan verifikasi
Dokumentasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Pelaksana
Ririn Setyantini : H 3108095
Program studi : D III Teknologi Hasil Pertanian
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
butir 1.2 uji dilakukan pada produk siap dikonsumsi. Uji keadaan
meliputi bau nata, warna nata, tekstur nata.
2. Bahan asing
Syarat mutu bahan asing nata sesuai dengan SNI No 01-4317-
1996 (Syarat Mutu Nata Dalam Kemasan) dan cara pengujian bahan-
bahan asing sesuai dengan SNI 01-2891-1992, Cara Uji Makanan dan
Minuman, butir 1.3. Pengujian dilakukan dengan cara memeriksa
sampel apakah mengandung bahan-bahan lain yang tidak sesuai.
Contoh bahan yang tidak sesuai seperti terdapat rambut, kerikil atau
bahan lain yang seharusnya tidak terdapat dalam produk jadi.
3. Uji angka lempeng total menurut (Badan Pengawasan Obat dan
Makanan, 2006). Kelebihan menggunakan metode Total Plate Count
(TPC) adalah dapat mengetahui jumlah mikroba dan mengetahui
adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.
a. Peralatan yang digunakan adalah inkubator (binder), autoclaf (GEA
model YX280B), alat gelas (pyrex) antara lain Erlenmeyer 500 ml,
tabung reaksi dan cawan petri, pipet ukur 1ml (iwaki), pipet ukur
25ml (iwaki), propipet (glasfirn.ni.num), Vortex (heidolp), hot
plate stirer (Maspion), pengaduk,
b. Bahan yang digunakan adalah aquadest dan Plate Count Agar
(PCA)
c. Cara uji Angka Lempeng Total (ALT)
1. Sampel ditimbang 1 gram kantong stomacher steril. Sampel
ditambahkan 99 ml aquadest steril secara aseptis dan
dihomogenkan dengan stomacher selama 30 detik sehingga
diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1.
2. Lima tabung reaksi disiapkan masing-masing berisi 9 ml air
steril. Hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang
merupakan pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml kedalam
cawan petri PCA pertama. Selanjutnya sampel dihomogenkan
hingga diperoleh pengenceran 10-2 dan selanjutnya hingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Dinginkan (W2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
4.1.8 Pencucian
Nata yang telah dipisahkan kemudian ditempatkan dalam ember
untuk selanjutnya dilakukan proses pencucian. Pencucian dilakukan
dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Tujuan dari pencucian
yaitu untuk menghilangkan lendir yang menempel pada nata. Nata yang
sudah bersih kemudian ditempatkan pada drum-drum plastik besar untuk
dijual kepada pengepul. Lembaran-lembaran nata yang bersih dapat dilihat
pada Gambar 4.6. Diagram alir keseluruhan tahap pembuatan nata de
cassava pada home indutri inti cassava dapat dilihat pada Gambar 4.7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
gula sebanyak
Filtrat 10 liter
300 g, ammonium
sulfat 20 g
nata bersih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Ammonium sulfat dan gula pasir Warna harus putih Dilakukan sortasi jika
Berbau khas tidak memenuhi syarat
Bebas dari kotoran tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Perebusan Suhu perebusan 1000C Suhu dinaikkan jika kurang dari 1000C
Ammonium sulfat dan gula pasir Dilakukan pengadukan sesekali
terlarut merata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Pencucian Tidak ada lendir dan bersih Pencucian dilakukan beberapa kali
hingga bersih menggunakan air bersih
mengalir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
20
jumlah kecacatan
15
10
5
0
Warna nata Tekstur nata Ketebalan nata
tidak putih tidak kenyal tidak merata
jenis kecacatan
Method Material
Gambar 4.10 Diagram Tulang Ikan untuk Karakteristik Warna Nata tidak Putih
Method Material
Penambahan konsentrasi
Persentase sumber N
gula dan ammonium sulfat
dan C tidak tepat kurang tepat
Environtment
Gambar 4.11 Diagram Tulang Ikan Karakteristik Tekstur Nata Tidak Kenyal
Berdasarkan Gambar 4.11 penambahan konsentrasi gula dan
ammonium sulfat harus sesuai, menurut Pambayun (2002), penambahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Method material
Ketebalan nata
tidak merata
Suhu inkubasi tidak tepat
environtment
Gambar 4.12 Diagram Tulang Ikan untuk Karakteristik Ketebalan Nata Tidak
Seragam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
inokulasi Biologi :
Higiene dan
Kontaminan
sanitasi -Penginokulasian
dari udara Tinggi Sedang Sedang
pekerja secara aseptis
Fisik :
kurang
rambut
fermentasi Biologi :
Ruang -Menjaga
Kontaminasi
fermentasi Sedang Sedang Sedang kebersihan ruang
udara
kurang higiene fermentasi
Keterangan:
T : Tinggi
S : Sedang
R : Rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
asing yang berupa pasir kecil tidak terikut pada tahapan selanjutnya.
Pengendalian dilakukan dengan cara pemeliharaan alat penyaring.
Bahaya yang muncul pada proses perebusan adalah bahaya biologi
karena adanya bakteri. Perebusan menggunakan suhu 100 0C supaya
bakteri yang ada pada proses perebusan mati. Bahaya fisik yang muncul
seperti benang, semut, kutu. Bahaya tersebut berasal dari penambahan gula
dan ammonium sulfat pada proses perebusan. Potensi bahaya berada
dalam resiko rendah. Cara pengendalian dilakukan dengan menjaga suhu
perbusan hingga mencapai suhu 100 0C dan menjaga kebersihan tempat
penyimpanan bahan baku dan bahan tambahan.
Bahaya yang muncul pada poses pendinginan adalah bahaya
biologi dan bahaya fisik. Bahaya biologi, adanya kontaminan dari udara
penyebabnya karena proses penutupan yang tidak rapat. Potensi bahaya
berada dalam resiko sedang. Cara pengendalian dilakukan dengan cara
penutupan media secara rapat dan pemeliharaan tempat pendinginan
(nampan).
Pada tahapan proses inokulasi bahaya yang muncul, bahaya biologi
kontaminan udara dan bahaya fisik rambut. Bahaya tersebut berasal dari
kurangnya higiene sanitasi tempat dan pekerja. Potensi bahaya berada
dalam resiko sedang. Cara pengendaliannya dilakukan dengan cara
penginokulasian secara aseptis supaya tidak terjadi kontaminasi.
Sedangkan pada proses fermentasi tingkat potensi bahaya dalam resiko
rendah. Bahaya biologi berasal dari kontaminasi udara, tumbuh jamur pada
produk fermentasi. Ruang fermentasi yang kurang higiene dapat
menyebabkan bahaya tersebut muncul. Pengendaliannya dilakukan dengan
memelihara kebersihan ruang fermentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Tabel 4.6 Analisis Bahaya pada Bahan Baku dan Cara Pengendalian
Bahan Baku Bahaya Cara Pengendalian
Limbah Biologi : kontrol pemasok pada penerimaan
Cair Jamur bahan baku di setiap kedatangan,
bahan baku tidak sesuai ditolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
ya tidak
ya
ya
Adakah PROSES SELANJUTNYA
Bukan CCP
yang dapat menghilangkan / mengurangi
bahaya sampai batas aman ? (P5)
ya tidak
CCP
Gambar 4.13 Decision Tree Pada Bahan Baku /Bahan Pembantu dan penetapan
CCP Pada Tahapan Proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
4.3.4 Parameter CCP, Penentuan batas kritis, Monitoring dan Tindakan Koreksi
Tabel 4.9 Rencana HACCP
Tahap Cara Parameter Batas Nilai Monitoring Tindakan
CCP Pengendalian CCP Kritis Target Koreksi
Perebusan Perebusan Suhu Suhu dijaga Bakteri Mengecek Memastikan
hingga perebusan mencapai kontaminan perebusan suhu 1000C
mendidih mencapai 1000C, mati hingga dan
mencapai suhu suhu 1000C selama 10 mendidih memperta
1000C dan menit dan di hankan 10
dipertahankan pertahankan menit
selama 10 selama 10
menit menit
Inokulasi Secara aseptis Media yang Media tidak Starter tumbuh Inokulasi Inokulasi
diinokulasi terkontami sempurna dilakukan secara
tidak nasi dalam media disalah satu aseptis
terkontami dan tidak sudut
nasi terkontaminasi nampan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada Laporan Tugas Akhir “Konsep Pengendalian Mutu dan
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Nata De Cassava” di
Home Industri Inti Cassava di Dukuh Nangsri, Pundong, Srihardono,
Bantul, Yogyakarta ini dapat disimpulkan :
1. Proses pembuatan nata de cassava terdiri beberapa tahapan proses
diantaranya penyaringan, penambahan gula, ammonium sulfat (ZA),
perebusan, pewadahan dan pendinginan, pemberian starter, fermentasi
dan pemanenan.
2. Pengendalian mutu yang dilakukan mulai dari pengendalian bahan
baku, pengendalian proses produksi hingga pengendalian mutu produk
akhir.
3. Pengawasan mutu dan Pengendalian mutu proses produksi
a) Pengawasan pada tahap penyaringan menggunakan alat penyaring
yang bersih dan bahan dapat tersaring sempurna. Pengendalian
mutu dengan cara pemeliharaan alat dan menggunakan alat
penyaring yang mempunyai ukuran mesh kecil.
b) Proses perebusan dilakukan sampai mendidih suhu 1000C.
c) Pendinginan dilakukan dalam kondisi nampan tertutup supaya
tidak terjadi kontaminasi.
d) Proses inokulasi pemberian bibit Acetobacter xylinum dalam
kondisi aseptis dan media dalam keadaan benar-benar dingin. Perlu
pendinginan selama 1 malam untuk memastikan media dingin.
e) Fermentasi dilakukan selama 7-8 hari dalam ruangan sesuai
kondisi hidup optimal bakteri A. xylinum. Suhu penyimpanan
300C-310C.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
5.2 Saran
1. Perlunya memperhatikan masalah kebersihan dari peralatan yang
digunakan dan sanitasi pekerja. Hal ini perlu diterapkan supaya
meminimalisasi kontaminasi kotoran terhadap produk. Sebelum dan
setelah digunakan, alat harus dibersihkan dahulu.
2. Sebaiknya ruangan tempat produksi terpisah-pisah, tidak dijadikan
dalam satu ruangan. Untuk meminimalisasi terjadinya kontaminasi
bahan mentah dengan produk jadi.
3. Perlunya meningkatkan pengendalian mutu mulai dari bahan baku
hingga produk akhir.
commit to user