Penyusun :
JUNIANA PUTRI PRATAMA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI SEKAR
BOJONEGORO
KOMPETENSI KEAHLIAN :
AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
Menyetujui,
Mengetahui,
KEPALA SMK NEGERI SEKAR KEPALA BBPP
BOJONEGORO BATU
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Prakerin saya di Balai Besar Pelatihan
Peternakan Batu, Malang, Jawa Timur.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju jaman yang terang
benderang ini. Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan prakerin di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Malang, Jawa Timur.
Laporan ini dibuat dalam rangka PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) untuk
memperdalam kompetensi keahlian AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA.
Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan ini dalam pembuatan laporan ini banyak pihak yang telah membantu kami dengan
memberi masukan.
Laporan ini sangat jauh dari kata sempurna namun besar harapan saya agar laporan ini dapat
diterima oleh pihak sekolah. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan PRAKERIN baik itu dewan guru dan seluruh pegawai kantor
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu. Mohon maaf jika selama PRAKTIK KERJA
INDUSTRI (PRAKERIN) ini saya berbuat salah baik secara lisan maupun tingkah laku yang
tidak berkenan dihati semua Pegawai Balai Besar Pelatihan Perternakan BATU.
BAB I PENDHAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………
B. Tujuan prakerin…………………………………………………………………..
C. Manfaat prakerin……………………………………………………………….....
D. Landasan hukum prakerin………………………………………………………..
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Identitas balai…………………………………………………………………......
B. Keadaan umum balai……………………………………………………………..
C. Struktur organisasai di BBPP Batu……………………………………………....
D. Misi dan visi balai………………………………………………………………..
E. Dasar hokum dan tata kerja……………………………………………………....
F. Fasilitas BBPP Batu……………………………………………………………...
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
A. Waktu dan tempat pelaksanaan………………………………………………….
B. Hasil praktik kerja industri……………………………………………………....
1. Divisi ternak kambing perah…………………………………………………
2. Divisi nutrisi dan pakan ternak……………………………………………....
3. Divisi kelinci potong…………………………………………………………
4. Divisi sapi dan kambing potong……………………………………………..
5. Divisi pengolahan limbah…………………………………………………....
6. Divisi sapi perah……………………………………………………………..
C. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan praktik kerja industri…………
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………..
Daftar pustaka……………………………………………………………………………
Lampiran…………………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk yang semakin meningkat terutama di negara – negara berkembang
seperti Indonesia, harus diimbangi dengan kebutuhan Negara tersebut. Usaha dibidang
pertanian seperti peternakan akan memberikan kontribusi ekonomi yang nyata bagi
Negara Indonesia terutama dibidang Agribisnis, jika pengembangannya dapat dipacu
kearah yang lebih dalam.
Dalam usaha peningkatan sumberdaya manusia yang professional dan guna mendukung
program pembangunan nasional dibidang peternakan, maka perlu dikembangkan system
pendidikan yang lebih professional yang mengarah ke bidang yang adadi dalam lingkup
kegiatan seperti pemberdayaan dan system pertanian lainnya sehingga dihasilkan lulusan
atau tenaga – tenaga professional dibidang peternakan dalam keterampilan atau
kemampuan yang baik berwawasan luas dan menguasai segala aspek yang terjadi.
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), merupakan program salah satu pendidikan yang
diterapkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Sekar (SMK N SEKAR).
PRAKERIN ini merupakan proses belajar yang didasarkan pada pengalaman diluar
system tatap muka. Dalam melaksanan PRAKERIN ini siswa dihadapkan langsung
dengan kenyataan dunia kerja dibidang peternakan baik perusahaan maupun praktisi
dibidang peternakan (Peternak), yang nantinya diharapkan setelah pelaksanaan
PRAKERIN ini wawasan atau pengetahuan yang dimiliki dapat bertambah sebagai bekal
siswa untuk memasuki dunia kerja
B. TUJUAN PRAKERIN
a. Tujuan Umum
Tujuan dari Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini adalah memperluas wawasan
dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman siswa mengenai kegiatan usaha
secara umum dan meningkatkan keterampilan fisik pada bidangnya masing – masing,
agar mendapatkan bekal dikemudian hari
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukannya mengenai Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini
antara lain:
Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja siswa atau siswi SMK
NEGERI SEKAR mengenai kegiatan atau praktik yang dilaksanakan di Balai
Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu.
Melatih siswa siswi mengerjakan pekerjaan lapangan sesuai dengan materi
atau kompetensi yang ditekuni.
C. MANFAAT PRAKERIN
Dapat menambah ilmu dan pengetahuan siswa atau siswi secara langsung.
Dapat melatih siswa atau siswi untuk melakukan budidaya ternak dan menambah
wawasan.
Dapat berkomunikasi langsung dengan para peternak sesuai dengan kompetensi
yang dipilih.
1. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.
UU sisdiknas, Bab VI pasal 13, ayat (1)
2. Pendanaan pendididkan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat.
UU sisdiknas, Bab VI pasal 13, ayat (1)
3. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusahan, dan organisasi kemasyarakan
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
UU sisdiknas, Bab VI pasal 13, ayat (1)
4. Masyakata dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
pendidikan.
UU sisdiknas, Bab VI pasal 13, ayat (1)
5. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama
dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumberdaya dalam rangka
menunjang penyelenggraan dan pengembangan pendidikan.
UU sisdiknas, Bab VI pasal 13, ayat (1)
6. Peran Serta Masyarakat dapat berbentuk pemberiab kesempatan magang atau latihan
kerja.
UU sisdiknas, Bab VI pasal 13, ayat (1)
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. IDENTITAS BALAI
Balai Besar Pelatihan Petermakan (BBPP) Batu Merupakan Unit Pelaksanaan
Teknis (UPT) yang memiliki tugas dan fungsi sebagai lembaga Pelatihan peternakan dan
bertanggung jawab kepada kepala badan pengembangan sumber daya manusia pertanian,
departement pertanian dengan status eselon llb.
Awal mulanya, pada tahun 1977 BBPP Batu bernama Regional Dairy Training
Center (RDTC), sebuah lembaga yang dibentuk atas kerja sama pemerintah Indonesia
dengan pemerintah Belanda bergerak dalam bidang pelatihan bidang peternakan dengan
tenaga ahli dari belanda. Setelah kerja sama terakhir, pada tahun 1982 RDTC
melembagan menjadi Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) di era kabinet persatuan
pada tauhun 2001, BLPP berganti nama menjadi Balai Diklat Pertanian (BDP) hingga
kemudian berdasarkan SK mentan No. 33/Kpts/OT.210/5/2002 BDP berubah menjadi
Balai Diklat Agribisnis Persususan dan Teknologi Hasil Ternak (BDAPTHT). Berselang
2 Tahun kemudian pada tanggan 14 Oktober 2003 sesuai dengan SK mentan
489/Kpts/OT.160/10/2003, BDAPTHT beruabh menjadi Balai Besar Diklat Agribisnis
Persusuan dan Teknologi Hasil Ternak (BBDAPTHT) terakhir kalinya, berdasarkan
surat persetujuan menteri pendayagunaan aparatur Negara No. B/282/M.PAN/2/2007
tanggal 7 Februari 2007 dan peraturan menteri pertanian
No.19/permantan/05.140/2/2007 tanggal 19 Februari 2007 BBDAPTHT berubah
menjadi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu.
BBPP BATU di kota Batu terletak pada ketinggian 900 mdpl dengan suhu udara
180 derajat celcius dan berkelembapan nisbi antara 60% - 70%. Lokasinya Strategis,
berada didaerah pusat peternakan sapi perah (Kota Batu, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungangung, dan
Kabupaten Lumajang), Mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dekat dengan
kompleks wisata alam (wana wisata panorama alam, agrowisata, dan centra pertanian
khususnya bortikultura), bedekatan dengan lokasi perguruan tinggi (Unibraw, UM, UIM,
Unisma, UMM, dan lain – lain). Selain itu juga berdasarkan dengan industry pengolahan
susu (PT. Nestle, PT. Indomilk, KUD Batu, Koperasi Sae Pujon Dan lain – lain). BBPP
Batu juga berdasarkan dengan UPT departement pertanian antara lain :
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN
(BBPP) BATU
1. Pembangunan dan rehabilitas ruang kelas, laboratorium, ruang makan, sarana aula,
sarana olahraga, dan sarana ibadah.
2. Penambahan peralatan laboratorium, ternak, laboratorium lapangan dan inkubator bisnis.
3. Pusat Inkubator Agribisnis (PIA)
4. Pengembahan laboratorium berbasis agroindustri di bidang pengolahan daging dan susu.
Terselenggaranya pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan bagi aparatur dan non aparatur
yang bersumber dari anggaran DIPA BBPP BATU, SKPA BPPSDMP (Diklat PUAP, LM3,
P2BN), Serta kerja sama dengan Lembaga Pemerintah Daerah maupun swasta
Peningkatan SDM Tenaga Struktural dan Fungsional melalui pelatihan magang, kursus, serta
meningkatkan pendidikan melalui tugas belajar dan ijin belajar.
Dalam mencapai Misi tersebut maka Balai Besar Pelatihan Peternakan – Batu
mempunyai Visi yang akan dicapai, yaitu “MENJADI LEMBAGA YANG
INOVATIF, TERPERCAYA DAN MANDIRI UNTUK MENGHASILKAN SDM
BIDANG PETERNAKAN YANG PROFESIONAL.”
BBPP Batu adalah unit pelaksana teknis (UPT) di bidang pelatihan yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada kepala badan penyuluhan dan pengembangan sumber daya
manusia, pertanian dan dibina oleh kepala pusat pelatihan pertanian. Balai Besar Pelatihan
Peternakan Batu mempunyai tugas pokok : “ Melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur,
pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis
dibidang peternakan bagi aparatur dan non aparatur pertanian “
Dalam mendukukung pelaksanakan tugas pokok, BBPP Batu memiliki fungsi sebagai berikut :
Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan instalasi BBPP
Batu.
A. SISTEM PEMELIHARAAN
Karena wilayah kita sekarang ini cukup sempit, kita tidak dapat memelihara
dengan system pengembalaan di padang yang luas atau system ekstensif, namun tips
yang akan kami berikan system intinsif yaitu kambing dipelihara dalam kandang dengan
diberi pakan hijauan dan pakan tambahan berupa pakan dari limbah ( misalnya ampas
tahu, ampas ketela, dan lain sebagainya ). Dan jika dibutuhkan bisa ditambah konsentrat.
Sedangkan untuk model kandang dapat dibuat kandang yang sederhana lagi bagi
pemula yang nantinya dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Namun y7ang perlu diperhatikan bahwa kandang tersebut harus dapat dibagi antara
pejantan, induk, dan anakan, juga yang ideal dibuat panggung dan mudah dibersihkan
sehingga kambing akan terjaga kesehatannya, merasa nyaman sehingga menghasilkan
susu yang banyak, bentuk kandang sangat bervariatif tergantung dengan lahan yang
tersedia. Sedangkan untuk teknik pemeliharaan dapat dipelajari melalui literatur –
literatur atau sesuai dengan pengalaman.
Perawatan dan pemeliharaan dalam usaha ternak kambing atau budidaya kambing harus
dilakukan semenjak cempe atau anak kambing yang berumur 0-6 bulan hingga kambing
dewasa siap diperah atau siap dijual. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
semenjak awal ini bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan kambing dan
meningkatkan mutu dan kualitas susu yang dibudidayakan. Dalam pemeliharaan cempe
atau anak kambing, peternak atau pembudidaya kambing dapat menerapkan sistem
pemeliharaan alami ataupun sistem pemeliharaan buatan.
1. Kambing Saanen
Merupakan kambing yang berasal dari Lumajang jawa timur. Kambing ini
dikawin silangkan dengan kambing lokal lumajang ( kambing menggolo ). Sehingga
menghasikan kambing etawa sendoro.kambing etawa sendoro mempunyai warna yang
utama warna putih, jarang mempunyai tanduk,mempunyai telinga panjang, postur tubuh
panjang, tinggi dan bulunya lebih tebal. Kambing etawa sendoro dapat menghasilkan
rata-rata 2 – 3 liter/ekor/hari. Tinggi betina 70 – 90 cm dan tinggi jantan 90 – 120 cm,
puting susu besar dan panjang, serta telinga panjang terpilin.
a. PERSYARATAN KANDANG
Kandang kambing memerlukan persyaratan teknis yang baik seperti:
1. Kontruksi harus diusahakan yang kuat, terutama tiang – tiangnya meskipun
menggunakan bahan bangunan sederhana.
2. Atap diusahakan dari bahan atap yang ringan dan memiliki daya serap panas
yang relatif kecil. Untuk lokasi kandang didaerah dingin dapat menggunakan
atap seng.
3. Dinding harus diusahakan dari bahan bangunan seperti bambu yang dianyam dan
ventilasinya harus diperhitungkan supaya pertukaran/sirkulasi udara berlangsung
dengan baik tanpa menganggu kenyamanan dan kesehatan ternak.
b. FAKTOR – FAKTOR DALAM PEMBUATAN KANDANG KAMBING
Kandang untuk kambing berfungsi sebagai tempat tinggal yang melindungi dari
pengaruh buruk iklim baik panas, hujan, angina dan suhu atau temperatur dan juga untuk
melindungi dari serangan hewan liar atau pencurian ternak kambing. Kandang haruslah
mampu memberikan tempat yang nyaman bagi ternak dengan mempertimbangkan tiga
faktor yaitu faktor biologis, factor teknis, dan ekonomis dalam pembuatan kandang.
1. Faktor biologis
Faktor biologis ternak yang perlu dipertimbangkan adalah sensitifitas respon
ternak terhadap unsur iklim. Misal ternak yang sensitive terhadap panas maka
perlu merancang kandang agar tidak menyebabkan iklim didalam kandang panas.
Hal ini bertujuan agar ternak dapat memproduksi secara optimal.
2. Faktor teknis
Kndang ternak perlu dibuat kuat agar dapat memberikan fungsi dengan baik.
Kontruksi, bahan dan tata letak bangunan harus dihitung berdasarkan perhitungan
arsitektur yang sesuai.
3. Faktor ekonomi
Tujuan pemeliharaan ternak kambing adalah memberikan nilai ekonomi bagi
peternak pemeliharaannya. Semua faktor dalam proses pengelolaan ternak juga
harus dipertimbangkan secara ekonomi. Kandang yang merupakan investasi tetap
dan jangka panjang harus dibuat yang kuat tetapi menggunakan bahan banguan
yang tidak terlalu mahal. Efisiensi penggunaan bangunan dilakukan dengan
mengatur tata letak dan merancang kapasitas dengan baik. Peralatan diperlukan
peternak sebagai wahana kegiatan budidaya ternak dan alat bantu untuk
meningkatkan produktifitas peternak yang berfungsi menurunkan biaya tenaga
kerja. Sebagai wahana kegiatan budidaya peralatan terdiri dari tempat pakan,
minum, peralatan kesehatan ternak dll. Peralatan peningkatan produktifitas terdiri
dari mesin pembuatan pakan, alat transportasi, mesin pemanen hasil ternak dll.
c. FUNGSI KANDANG
1) Melindungi ternak kambing dari matahari, angin, hujan, dan penyakit.
2) Mampu menolong petani/peternak untuk dapat mencapai produksi optimal dari
ternaknya, dapat menjalankan usaha secara ekonomi, menambah usia pemakaian
peralatan, menurunkan biaya pemborosan tersamar tiap unit.
3) Menghemat tenaga, menunjang kesehatan, dengan pengaturan kandang yang
luwes dan efisien.
4) Mampu memenuhi kebutuhan.
5) Menarik dan rapi sehingga kandang tersebut menyenangkan sebagai tempat
tinggal ternak kambing.
d. SANITASI KANDANG
D. PEMBERIAN PAKAN
Pemberian pakan kambing perah di BBPP BATU dilakukan dua kali sehari yaitu
pagi dan sore, pada pagi hari kambing diberikan pakan konsentrat terlebih dahulu
sebagai pakan penguat untuk mencukupi gizinya. Ukuran pemberian konsentrat pada
indukan 0,8 kg dan untuk anakan 0,4 kg. Campuran konsentrat terdiri dari dedak padi,
pollar, dan bungkil kedelai, setelahitu menunggu sampai pemerahan selesai atau sekitar
30 menit kemudian diberikan pakan hijauan seperti tebon jagung, indigofera, rumput
gajah dan rerumputan 10% dari berat badan. Pada siang hari sekitar jam 1 pemberian
pakan konsentrat lagi dan jam 3 pemberian pakan hijauan, untuk pakannya nanti malam
sebanyak satu karung setengah hijauan untuk semua kambing perah yang ada dikandang
kambing perah BBPP BATU.
Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak kambing perah. Namun demikian,
pemberian pakan penguat atau konsentrat sangat di perlukan agar ternak dapat
memproduksi optimal. Pakan hijauan yang diberikan minimal teridi dari 3 macam
hijauan, yaitu jenis rumput, legum (kacang – kacangan) dan daun – daunan. Adapun
jenis pakan penguat atau tambahan berupa campuran beberapa limbah hasil pertanian,
seperti dedak padi, dedak gandum atau polar, bungkil inti sawit, bungkil kelapa,
molasses serta mineral dan vitamin.
- Beri pakan tambahan yang memiliki kandungan protein kasar (PK) 14 – 16%
sebanyak 0,5 – 1 kg/hari. Penambahan pakan sumber protein atau konsentrat
0,5 – 1 kg atau bisa juga diganti dengan umbi – umbian.
- Air selalu tersedia secara bebas
- Berikan tambahan mineral blok (garam) untuk mengatasi kemungkinan
kekurangan mineral dalam pakan.
E. KESEHATAN TERNAK
G. PEMERAHAN
Pemerahan dilakukan 1 kali sehari setelah pemberian pakan konsentrat. Kambing
laktasi berjumlah 6 ekor, produksi susu setiap harinya sekitar 6 botol. Proses pemerahan
dapat menggunakan dua sistem yaitu sistem pemerahan dengan tangan dan pemerahan
dengan menggunakan mesin. Pemerahan dengan tangan ada tiga macam 1) Whole hand
milking yaitu memegang putting susu pada pangkal ibu jari dan telunjuk dengan tekanan
diawali dari atas yang diikuti jari tengah, jari manis dan kelingking , seperti memeras. 2)
Strippen yaitu putting dijepit diantara ibu jari dan telunjuk yang digeser pada pangkal
putting ke bawah sambil dijepit. 3) Knevelen cara ini sama dengan cara strippen tetapi
dengan membengkokkan ibu jari. Sedangkan di BBPP Batu sistem
pemerahannyadilakukan dengan pemerahan manual menggunakan tangan penuh ( whole
hand ). Kalau ambing cukup besar, cara memerah yang baik adalah denagn
menggenggam ambing, jika ambing masih kecil dengan cara diplirit.Agar susu yang
diperah hasilnya bersih dan bagus tempat untuk memerah susu harus bersih, tidak
berdebu, tempat pemerahan kambing berlantai semen atau papan yang rata (Studi
pustaka : Syarief dan Sumoprastowo, Sudono, 1984). Alat pemerahan yang digunakan
yaitu, milk can, saringan, gelas ukur, kain lap, dan cup dipping yang berisi antiseptic
untuk mencegah terjadinya penyakit mastitis.
b) Proses pemerahan
-Pemerah pertama pada cawan hitam untuk mengecek putting mastitis.
-Selama pemerahan, pemerah tidak boleh ( jari kuku panjang, bersin/meludah,
dan merokok )
-Diawali pemerahan satu putting secara bergantian
-Memerah dilakukan dengan cara whole hand ( tangan penuh ) sampai tuntas
-Pemerahan dilakukan sebaik dan secepat mungkin
c) Setelah pemerahan
-hindarkan susu dari kontaminasi
-celupkan putting kedalam antiseptic pencelup untuk mencegah terjadinya
penyakit mastitis.
MENANGANI SUSU
-Menyaring susu
Susu disaring menggunakan kain bersih selama diperah, tujuannya untuk
membersihkan susu dari bulu atau kotoran yang masuk kedalam susu.
-Mendinginkan susu
Dalam kondisi suhu rendah, mikroba perusak menjadi tidak aktif sehingga
tidak akan berkembang. Susu yang tidak segera didinginkan bisa mengalami
kerusakan karena mikroba yang menyebabkan terbentuknya asam laktat.
Sehingga terjadi perubahan aroma, rasa, dan terjadi penggumpalan susu.
PENGEMASAN SUSU
Susu dapat langsung dibungkus plastik sesuai ukuran yang diinginkan lalu
disimpan dalam freezer sebelum dijual ke konsumen. Susu hasil memerah segera
dibawa keruang susu untuk diproses lebih lanjut, susu ditakar dan dimasukkan
kedalam kantong atau botol plastik dengan ukuran yang bervariasai . dalam
pendistribusian susu yang sudah beku ditempatkan dalam box es atau box sterofoam
yang ditutup.
H. PENANGANAN LIMBAH
J.Penyusun ransum
Penyusun ransum pada ternak perah perlu di perhatikan kandungan nutrien serta
metode yang di gunakan untuk meransum pakan . Ransum yang baik merupakan salah
satu faktor untuk menghasilkan susu serta perkembangan bibit sapi perah yang baik pula
. Kebutuhan ransum sapi perah di BBPP Batu di penuhi dengan acuan standart nasional
Indonesia (SNI).
K.Kebutuhan pakan ternak
Pakan sapi perah di BBPP Batu di ransum sesui dengan permintaan divisi
produksi ternak perah kepada divisi nutrisi pakan ternak . Kebutuhan pakan ternak di
sesuaikan dengan kebutuhan konsumsi bahan kering sapi perah , berat badan ,produksi
susu ,dan status fisiologis ternak . Pemenuhan kebutuhan nutrient ternak perah dengan
pemberian hijauan , konsentrat, dan pakan suplementasi berupa UMMB .Kandungan
nutrient konsentrat di sesuikan dari kekurangan mutrien dari hijauan yang di berikan.
L.Penentuan kandungan bahan pakan
Penentuan kandungan pakan hijauan di BBPP Batu dengan menggunakan
beberapa acuan sumber seperti Nutrient Requirements of Dairy Cattle dan toha sutardi
.Hijauan jagung di lakukan analisis lab, hasil lab hijauan jagung di peroleh nilai bahan
kering 26,54%dan protein kasar 10,83%bahan pakan penyusun konsentrat di lakukan
analisis untuk mengetahui kandungan bahan kering dan protein kasar yang tergantung .
Uji leb hanya di lakukan ketika ada sampel tawaran bahan pakan dari supplier.
Kandungan nutrient lain dalam bahan pakan seperti Total Digestible Nutrient masih
menggunakan dari sumber acuan . Konsentrat hasil mixing di lakukan uji leb untuk
mengetahui apakah pakan yang di campur sudah selesai dengan perhitungan .Hasil
analisis lab konsentrat sapi perah memiliki kandungan bahan kering 87,22 %,protein
kasar 21,86 % ,serat kasar 19,86 % dan lemak kasar 3,37.
Di percaya kelinci jenis new zealand ini adalah hasil dari persilangan jenis kelinci
Flemish Giant dan Belgian Hare pada masa sekitar tahun 1900 . Pada awalnua kelinci
new zealend di kembangkan untuk di ambil dagingnya sebagai sumber protein , ini
karena bobot kelinci ini yang bisa mencapai 5,44 kg . Namun pada perkembangannya ,
jenis kelinci ini akhirnya di masukan juga sebagai hewan pemeliharaan . Jenis kelinci
new Zealand sendiri mulai di kembangkan secara industri pada tahun 1917. Selanjutnya
kelinci ini menyebar ke inggris setelah PD 2 pada tahun 1945 . mungkin jenis inilah yang
paling populer di Indonesia , karena memang banyak sekali yang menanyakantahun 1945
. Mungkin jenis inilah yang paling populer di Indonesia , karena memang banyak sekali
yang menanyakan jenis ini kepada saya.
Ciri – ciri standar kelinci new zealend
Ciri –ciri jenis kelinci ini adalah mempunyai dada yang penuh, badannya
medium namun terlihat bundar dan gempal , kaki depan agak pendek ,
kepala besar dan agak bundar , telinga agak besar dan tebal dengan
ujungnya yang sedikit membulat , serta bulunya sangat tebal namun halus
.
Warna yang diakui adalah merah,putih,hitam,dan biru .
Bobot maksimal rata –rata adalah 5,44 kg ( New Zealend White, Black ,
Blue ).Khusus untuk New Zeand Red di kelompokkan tersendiri dengan
bobot rata –rata 3,62 kg.
Lama hidup dapat mencapai 10 tahun bila dirawat dengan baik
Ciri-ciri khusus :
Tidak sulit utuk mengenali kelinci rex diantara jenis kelinci hias lainnya. Berikut adalah
karakteristik khusus yang bisa dijadikan rujukan untuk mengenaalinya.
Bentuk tubuh
Ada dua jenis kelinci rex yang di kembangbiakkan secara umum, yaitu
kelinci rex standar dengan bobot sekitar 3,6-5 kg dan kelinci rex mini yang
berbobot lebih kecil sekitar 1,4 – 2 kg. kelinci ini memiliki ukuran kepala yang
lebih besar dibandingkan jenis kelinci lainnya. Selain itu ukuran telinganya
juga agak lebar dan berdiri tegak kurung tidak terkulai.
Bulu
Walaupun termasuk kelinci hias, bulu kelinci rex tidak panjang dan lebat,
melainkan pendek, rapat, dan halus seperti beludru mewah. Itu sebabnya
kelinci ini dikenal juga sebagai kelinci karpet. Ketebalan bulunya berkisar
antara 1,3 – 2,2 cm. Kelain bulunya yang pendek dan tidak mudah rontok,
kelinci ini juga memiliki bulu kumis yang keriting sehingga mudah dikenali
dan membuatnya berbeda dari beberapa jenis kelinci lainnya.
Warna
Kelinci rex memiliki banyak kategori warna. Berbagai organisasi
kelimcipun memiliki standar yang berbeda-beda dalam menetapkan warna
kelinci jenis ini. Secara umum beberapa warna yang diakui sebagai warmna
standar rex adalah hitam, biru, castor, iynx, opal, coklat, merah, putih,
chinchilla, lilac, Himalayan, broken,dan tricolor. Diindonesia sendiri, warna
kelinci rex didominasi oleh motif totol (papilon), harlequin, tricolor, atau putih.
C. Kelinci Reza
Kelinci reza adalah kelinci bulu pendek silangan betina satu dan jantan rexyang
menjadi favorit Markus sejak setahun silam. Perawatannya lebih mudah ketimbang
angora karena bulunya pendek, kata pria kelahiran Depok 22 tahun silam itu. Total
jendral Markus mengoleksi 20 reza dilantai dua rumahnya. Sebut saja reza putih, hitam,
blue, cincilla, Siamese, castor, broken castor, papillon hitam, papillon blue, rex – sable,
tricolours, dan broken blue. Tricolors, hasil biakan markus sendiri dari betina reza putih
dan jantan reza papillon hitam. Dari anakan hanya seekor yang tricolours, tambah
markus. Tricolours terbilang menawan lantaran kombinasi warnanya – putih, hitam, dan
cokelat-masih langka meski induk yang dipakai tidak tricolours tapi pasti ada tetuanya
yang tricolours. Saya beruntung karena warna itu muncul,ujar Markus. Sayang,
tricolours berumur 2 bulan itu betina. Padahal, warna bulu lebih dominan diwarisi oleh
jantan.
D.Kelinci satin
Jenis ini awalnya berasal dari Amerika serikat, tubuhnya memiliki bobot 3,8-5,0
kg. Mereka memiliki ciri pada bulunya yang tebal dan jarak antara bulu begitu rapat,
kepala agak bulat dan telinga tegak tidak begitu panjang. Secara penampilan kelinci satin
mirip dengan jenis kelinci rex, sehingga sering juga disebut kelinci rex satin, namun
bulunya agak sedikit tebal dan lebat, warnanya bervariasi, antara lain ciklat, merah,
cream, perak, dan ada juga yang kombinasi dengan totol-totol putih kelinci satin ini
badannya panjang, kepalanya lebar, leher pendek, telinganya yang lebar tampak
seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak kuat, kakinya kurus, dan kukunya
hitam gelap.
Penemu kelinci satin adalah Walter kwik dari Indiana yang berasal dari
pengembangan kelinci Havana tahun 1930. Selanjutnya walter k mengirim kelincinya ke
Havar universiti dimana pakar genetika menepatkan adanya mutasi baru merupakan gen
resesif dengan bulu yang bersinar dan tekstur bulu pendek. Mutasi ini dengan mutasi
kelinci rex. Selanjutnya gen kelinci satin diperkenalkan dalam banyak warna antara lain
hitam, biru, California, chinchilla, coklat, tembaga. Otter, merah,siam, putih, dan varietas
broken. Kelinci satin ini sekarang di cross kan dengan berbagai jenis kelinci antara lain
angora satin, dwa arfsatin dan rex satin untuk berbagai tujuan keperluan industry
perkelincian.
3.Kandang kelinci
5.Pemberian pakan
Pemberian pakan konsentrat biasanya berupa pellet buatan sendiri. Pemberian
pellet dilakukan untuk memudahkan dan membuat praktis pemberian pakan. Pellet
biasanya sudah memiliki kandungan nutrisi lengkap. Biaya pembelian pellet memang
cukup mahal, namun ketersediaan dan kontinuitasnya lebih terjamin. Hal ini sangat
diperlukan untuk usaha ternak kelinci secara intensif.
Pemberian hijauan dimulai sejak kelinci berumur dua minggu sedikit demi sedikit. Jenis
Hijauan yang diberikan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu untuk mencegah kembung
pada anak kelinci, yang bias mengakibatkan kematian. Anak kelinci biasanya disapih
setelah berumur 8 minggu.
6.Sanitasi kandang kelinci
Tidak ada aturan yang telah ditetapkan beberapa sering untuk membersihkan
kandang. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan sedikit pembersihan kandang
setiap hari. Kondisi tersebut akan membantu menjaga kandang bersih dan kelinci tetap
sehat. Jika kelinci yang dipelihara banyak jumlahnya seperti dikandang kelinci di BBPP
Batu ini kita lakukan pembersihan sesering mungkin.
Langkah – langkah dilakukan dalam proses pembersihan harian adalah sebagai berikut:
- Buang sisa pakan segar yaitu tidak dimakan dari kandang setiap hari pada malam dang
siang hari.
- Bersihkan dasar kandang dengan sapu lidi,lalu bersihkan kotoran yang lengket (kotoran
bekas diare atau sisa pakan yang menempel di dasar kandang).
Divisi ternak potong BBPP Batu dengan akreditasi A dari LAN tempat yang tepat
untuk pelatihan bagi aparatur dan non aperatur. Para peserta diklat dapat berlatih tentang
usaha peternakan terpadu yang afisien berbasis ternak potong atau di kenal dengan
Integrated Farming System (IFS). Materi teori di sampaikan di kelas menggukan audio
visual sedangkan materi praktek didesain secara proposional antara praktek di balai, di
perternak, dan lokasi usaha lain yang berkait dengan materi perlatihan .
Secara empiric usaha ternak potong sangat menguntungkan . tingginya permintaan
daging dan bakalan merupakan peluang besar untuk mengembangkan agribisnis ternak
potong. Jika hal tersebut di lakukan oleh peternak di wilayah potensial , didukung modal ,
dan teknologi tepat guna. Fasilitas SKIM kredit bunga ringan seperti KKP-E,KUPS yang
mudah diaksesmasyarakat maka di harapkan dapat membuka lapangan pekerjaan ,
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat pedesaan serta secara nasional mendukung
swasembadan daging nasional 2014.
Divisi ternak potong di BBPP Batu dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Jenis – jenis sapi potong
a. Bangsa limousin
b.Sapi ongole
Gambar 22. Sapi Ongole
Sapi ongole berasal dari india, tepatnya dari kabupaten Guntu, provinsi Ndra
Pradesh dan menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Sapi ongole merupakan jenis
ternak berukuran sedang, dengan gelambir yang longgar dan menggantung. Badannya
panjang sedangkan lehernya pendek, kepala bagian depan lebar diantara kedua mata,
bentuk mata elips dengan bola mata dan sekitar mata berwarna hitam. Telinga agak kuat,
ukuran 20-25 cm dan agak menjatuh. Tanduk pendek dan tumpu, tumbuh kedepan dan
kebelakang. Pada pangkal tanduk tebal dantak ada retakan.
Warna sapi ongole yang populer adalah putih. Sapi jantan pada kepalanya
berwarna abu tua, pada leher dan kaki kadang-kadang berwarna hitam. Warna ekor putih,
kelopak mata putih dan otot berwarna seger, kuku berwarna cerah dan badan berwarna
abu tua. Sapi ini lambat dewasa, pada umur 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot
jantan sampai 600 kg dan betina 300-400 kg dengan berat lahir 20-25 kg, persentase
karkas 45-58 dengan perbandingan daging:tulang 3,23:1.
c.Sapi Madura
d.Sapi Brahman
Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India, termasuk dalam Bos
Indicus, yang kemudian diekspor keseluruh dunia. Jenis yang utama adalah karakter
(Guzerat ), Nelore, Gir, dan Ongole. Ciri-ciri sapi brahman mempunyai punuk besar dan
gelambir yang memanjang berlipat-lipat dari kepala kedada. Memiliki kemampuan
adaptasi yang tinggi, daya tahan terhadap pamnas juga lebih baik dari sapi Eropa karena
lebih banyak memiliki kelenjar keringat, kulit berminyak diseluruh tubuh yang
membantu resistensi terhadap parasit.
Karakteristik sapi brahman berukuran sedang dengan berat jantan dewasa 800-
1000 kg, sedangkan betina 500-700 kg, berat pedet yang baru lahir antara 30-35 kg, dan
dapat tumbuh cepat dengan berat sapih kompetitif dengan jenis sapi lainnya. Presentase
karkas 48,6-54,2% dan pertambahan berat harian 0,83-1,5 kg. Sapi brahman memiliki
warna yang bervariasi, dari abu-abu muda, merah sampai hitam. Kebanyakan berwarna
abu muda dan abu tua. Sapi jantan berwarna lebih tua dari sapi betina dan memiliki
warna gelap didaerah leher, bahu, dan paha bagian bawah. Sapi brahman dapat
beradaptasi dengan baik terhadap panas, mereka dapat bertahan dari suhu 8-105 oF,
tanpa gangguan selera makan dan produksi susu. Sapi brahman banyak dikawin
silangkan dengan sapi Eropa dan dikenal dengan Brahman cross (BX).
e.Sapi Simmental
2. Sapi Simmental 5
3. Sapi Limousine 1
4. Sapi PO 2
5. Sapi Brahman 5
Total 16
2.Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus
untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu realtif
singkat (3-5 bulan).
Secara umum, kandang memiliki dua tipe , yaitu individu dan kelompok . Pada
kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 x 1,5 m .Tipe
ini dapat memancu pertumbuhan lebih pesat , karena tidak menjadi kompetinsi dalam
mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas , sehingga energi yang di peroleh
dari pakan di gunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena
banyak bergerak . Pada kambing kelompok ,bakalan dalam satu periode penggemukkan
di tempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas
dari pada kandang individu . Kelemahan tipe kandang ini yaitu menjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada
yang lemah , karena lebih banyak mendapatkan pakan .
Syarat kandang
Kandang merupakan salah satu unsur penting dalam suatu peternakan , terutama
dalam penggemukkan ternak potong . Bangunan kandang yang baik harus bisa
memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman . Bangunan kandang
diupayakan pertama – tama untuk melindungi sapi terhadap ganggunan dari luar
yang merugikan , baik dari serangan matahari , kedinginan , kehujanan dan tiupan
angina kencang . Selain itu , kandang harus juga bisa menunjang peternak dalam
melakukan kegiatannya , baik dari segi ekonomi tempat pemberian pakan dan
minum . Dengan adanya kandang , di harapkan sapi tidak berkeliaran di sembarang
tempat , mudah dalam pemberian pakan dan kotorannya pun bisa di manfaatkan
seefisien mungkin .
Kontruksi kandang
Kontruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan yang ekonomis dan mudah
diperoleh. Di dalam kandang harus ada saluran pembuangan limbah yang mudah di
bersihkan. Tiang kandang sebaiknya di buat dari kayu berbentuk bulat agar lebih
tahan lama di bandingkan dengan kayu berbentuk kotak . selain itu , kayu bulat
tidak akan melukai tubuh sapi , berbeda dengan kayu kotak yng memiliki sudut
tajam.
Tinggi kandang
Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkaran agak panas (daratan rendah dan
pantai ) hendaknya di bangun lebih tinggi dari pada kandang yang ada di daerah
pegunungan . Hal ini di maksudkan agar panas di dalam ruangan kandang lebih
bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk .
Kerangka kandang
Terbuat dari bahan besi , besi beton , kayu dan bamboo disesuikan dengan tujuan
dan kondisi yang ada . Pemilian baha kandang hendaknya di sesuikan dengan
kemampuan ekonomi dan tujuan usaha
Lantai kandang
Lantai kandang sebagai batas kandungan kandang bagian bawah , atau tempat
berpijak dan berbaring bagi sapi pada sepanjang waktu , maka pembuatan lantai
kandang harus benar – benar memenuhi syarat :rata , tidak licin , tidak mudah
menjadi lembab , tahan injakan atau awet .
Tempat pakan dan air minum
Kandang bebas merupakan barak atau areal yang cukup luas dengan atap
diatasnya. Kandang ini ditempati populasi sapi tanpa adanya batasan sedikit pun.
Sapi dapat bergerak bebas kedalam saja selama masih ada didalam area kandang.
Kandang bebas hanya sendiri dari satu bangunan atau ruangan , tetapi di gunakan
untuk ternak dalam jumlah banyak, sebuah kandang bebas yang berukuran 7m
x9m dan dapat menumpung 20-25 ekor sapi .
Kandang konvensial
Posisi ternak yang dipelihara di dalam kandang dibuat sejajar , lazim
disebut sistem stall .
Susunan stall ada tiga macam yaitu stall tunggal , stall ganda tail to thail ,
dan stall face to face .
- Stall tunggal
Pada kandang stall tunggal , sapi ditempatkan satu baris dengan
kepala searah . bentuk ini tepat untuk jumlah ternak yang lebih dari 10
ekor .
- Stall ganda tail to tail
Sapi pada kandang ganda tail to tail ditempatkan dua baris sejajar (
stall ganda )dengan gang di tengah , sedangkan kepala ternak
berlawanan arah atau ekor saling berhadapan (tail to tail ) .
- Stal ganda face to face
Model kandang ini mendesain sapi pada dua baris sejajar dengan gang
di tengah, dengan kepala ternak berlawanan arah atau ekor saling
berhadapan (face to face ).gang di tengah agak lebar .
Peralatan kandang
Dalam kegiatan pemeliharaan ternak , di butuhkan peralatan untuk keperluan di
dalam kandang . peralatan hendaknya selalu dalam keadaan bersih , ataupun
peralatan kandang yang di perlukan antara lain sebagai ; selang , sikat, sikat lantai
sanyo, sekop serta gancu . Peralatan – peralatan ini di gunakan sebagai sanitasi
kandang agar terjaga keheasatannya juga kebersihannya .
2. Kambing Potong
A. Jenis kambing potong di BBPP BATU
1. Kambing Bangsa Boer
Kambing boer dilaporkan sebagai salah satu ternak ruminansia kecil yang paling
tangguh di dunia. Kambing boer memmpunayi kemampuan untuk beradaptasi
dengan baik dengan semua jenis iklim, dari daerah panas kering di Namibia, Afrika
dan Australia sampai daerah bersalju di Eropa (Barry dan Godke, 1991). Ciri-ciri
kambing boer yaitu sebagai berikut: bulu tubuhnya berwarna putuh, bulu pada bagian
leher berwarna gelap, tanduknya melengkung kebelakang, badan kuat, gerakannya
gesit, bentuk tubuhnya simetris dengan perdagingan yang dalam dan merata
(American Boer Goat Assiciation, 2001).
Mulai tahun 1920-an, banyak usah yang dilakukan untuk meningkatkan mutu
kambing boer mulai pemuliabiakan terseleksi untuk produksi daging. Pola warna
yang disukai adalah kepala denagn leher berwarna coklat, badan serta kaki berwarna
putih dan kulit berpigmen pada bagian tubuh yang terpapar sebagai pelindung
sengatan matahari. Tanduk menonjol dengan baik, telinga lebar dan menggantung.
Kambing boer memiliki angka reproduksi tinggi yaitu 70% kembar tiga, 50% kembar
dua dan menghasilkan susu dan kulit yang bermanfaat cukup baik (Devendra dan
Burnus, 1994). Pejantan kambing boer muali aktif kawin pada umur 7-8 bulan,
dimana aktivitas seksual ini bisa dipertahankan hingga umur 7-8 tahun
(Nurrohmawati, 2008).
2. Kambing Borka
1. Jantan besar 2
2. Induk 10
3. Dara 8
6. Pejantan kecil 2
D. Pemberian pakan
2. Diare (mencret)
Limbah adalah bahan sisa dari suatu proses produksi atau aktivitas manusia yang
sudah tidak dimanfaatkan lagi. Peternakan sapi adalah salah satu kegiatan yang banyak
menghasilkan limbah. Ada dua jenis limbah yang dihasilkan oleh peternakan sapi yaitu
limbah padat dan cair. Limbah padat yang dihasilkan yaitu feses dan sisa pakan,
sedangkan untuk limbah cair yaitu urin dan air cucian kandang. Adityawarman et al,.
(2015) menyatakan bahwa limbah ternak yang berasal dari proses produksi ternak berupa
limbah padat, cair dan gas yang apabila tidak ditangani dengan baik akan berdampak
buruk bagi lingkungan.
Wahyuni (2011) menyatakan bahwa limbah padat adalah semua limbah yang
berada dalam fase padat. Limbah cair adalah semua limbah yang berada dalam fase cair.
Limbah gas adalah semua limbah yang berada dalam fase gas. Soehadji (1992)
menyatakan bahwa limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau
dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, at au isi perut dari pemotongan
ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan
(air seni atau urin, airdari pencucian alat) dan limbah gas adalah semua limbah berbentuk
gas atau dalam fase gas.
Limbah Padat
Limbah padat hasil samping produk peternakan di BBPP Batu yaitu feses dan
sisa pakan. Sapi di BBPP Batu berat fesesnya rata-rata bangsa sapi PO 12 kg, Simental
14,5 kg, Brahman 14,6 kg, Limousin 17 kg, Ongole 16,5 kg, Madura 13,8 kg, Bali 12,7
kg, FH 18,6 kg. Budiyanto (2011) menyatakan bahwa seekor ternak sapi akan
menghasilkan feses sebanyak rata-rata 8 sampai 10 kg/hari/ekor. Dalam satu tahun
ternak sapi dapat menghasilkan feses sebesar 2,6 sampai 3,6 ton. Hal tersebut diduga
pakan yang diberikan di BBPP Batu ke ternak tercerna lebih baik. Pemberian pakan di
BBPP Batu menggunakan metode TMR. Penanganan limbah padat tersebut yaitu dengan
dibuat kompos dan biogas. Abidin (2002) menyatakan bahwa penanganan limbah perlu
direncanakan dengan sebaik-baiknya, bahkan bisa diupayakan untuk meningkatkan
penghasilan tambahan seperti mengolah kotoran sapi menjadi kompos. Total limbah
yang dihasilkan peternakan tergantung dari jumlah ternak sapi pejantan Ongole yang
dipelihara, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang.
Wahyuni (2011) menyatakan bahwa limbah padat adalah semua limbah yang
berada dalam fase padat. Limbah cair adalah semua limbah yang berada pada fase cair.
Limbah gas adalah semua limbah yang berada dalam fase gas. Limbah padat yang
dihasilkan di BBPP Batu yaitu feses dan sisa pakan. Penanganannya adalah dengan
dibuat kompos dan biogas. Kompos dibuat dari campuran antara feses dengan sisa
pakan.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa tanaman /kotoran hewan yang
telah melalui peroses rekayasa, berbentuk padat atau cair dan dapat di perkaya dengan
mineral dan mikroba yang bermanfaat memperkaya hara, bahan organik tanah dan
memperbaiki sifat fisik ,kimia dan biologi tanah.
Kesuburan tanah secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia yang tersedia
di alam.unsur-unsur kimia alami yang terangkai menjadi bahan organik merupakan
bahan penting membantu kesuburan tanah.sifat kimia tanah menediakan unsur hara
seperti nitrogen, fosfor,belerang dan kation.
Fisik
-Mengemburkan tanah
-memperbaiki aerasi dan drainase
-meningkatkan pengikatan partikel
-meningkatkan kapasitas pengikat
-mencegah erosi dan longsor
Kimia
-meningkatkan kapasitas tukar kation
-meningkatkan unsur hara
-meningkatkan peroses pelapukan bahan mineral
Biologi
-menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah sehingga perkembanganya
menjadi lebih cepat
b.Faktor yang mempengaruhi pupuk kompos
a.Kandungan lignin
Bahan tersebut banyak mengandung zat-zat akan semakin cepat penguraianya dan
semakin banyak bagian yang menjadi kompos
c.Kandungan nitrogen
Kandungan senyawa N bahan baku akan semakin cepat terurai.
f.Variasi bahan
Bervariasi bahan baku pembuatan kompos maka teruraian relative lebih cepat.
g.Suhu
Timbunan bahan kompos akan cepat mengalami peruraian bila suhunya tepat.
Kompos merupakan olahan dari feses yang dapat di jadikan pupuk yang
bermanfaat untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan
merangsang perakaran yang sehat dan memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kandungan air tanah.
Pengolahan pupuk kompos di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu dengan cara yang
sederhana atau tradisional akan membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga
diperlukian antifactor sebagai agen untuk mempercepat proses fermentasi dengan
sempurna. Kompos diolah untuk mengurangi limbah peternakan dilingkungan
menjadikan feses kambing dan bahan antifactor tambahan menjadi sebuah pilihan yang
tempat senagai bahan utama dalam pembuatan pupuk organik.
Proses pembuatan dilakukan dengan cara feses dicampur dengan sisa pakan
kemudian ditambahkan arang sekam lalu diaduk secara merata, selanjutnya
menambahkan tepung kerabang telur lalu diaduk sampai rata kemudian selanjutnya
pencampuran molasses dan EM4 dengan tambahan air untuk melarutkan terlebih dahulu
lalu dipercikan secarat merata ke campuran sebelumya dan diaduk secara merata.
Campuran seluruih bahan pengomposan yang sudah ditumpuk kemudian ditutup
menggunakan terpal dan diamkan selama 21 hari tanpa adanya pembalikan untuk proses
fermentasi secara anaerob. Apabila sudah mencapai waktu 21 hari makan terpal dibuka
dan kompos didiamkan selama kurang lebih 3 – 5 hari supaya suhunya turun. Setelah
kompos kering selanjutnya dilakukan pengayakan dn penggilingan dengan hammer mill
untuk menghancurkan partikel yang masih kasar.
Gambar35. Feses
e.Proses pemanenan kompos
Proses pemanenan kompos feses sapi di BBPP Batu dilakukan kurang lebih 3
minggu setelah feses dan sisa pakan ditumpuk atau sudah mengalami fermentasi.
Kompos yang sudah bisa dipanen memiliki ciri – ciri sudah kering, bertekstur seperti
tanah dan menggumpal. Kompos yang sudah jadi kemudian di giling menggunakan
mesin hammer mill lalu ayak menggunakan mesin pengayakan secara otomatis dan di
packing dalam karung dengan berat 10 kg/karung dan kemasan plastic 5 kg/plastik.
Kompos yang sudah dipacking lalu siap untuk dipasarkan sesuai dengan pesanan.
Pengolahan pupuk kompos plus biasanya ditambahkan dengan bahan fermentor plus
yang akan merangsang pembungaan, mencegah darihama penyakit kemudian akan di
packing. Hasil kompos yang sudah jadi sebagian akan digunakan atau di aplikasikan
dihijauan pakan ternak secara manual.
Zubaidi (2012) menyatakan bahwa instalasi biogas terdiri dari beberapa unit dengan
fungsi unit sebagai berikut :
1. Unit bak penampung (inlet) berfungsi untuk mencampur kotoran ternak dengan
air agar pada saat masuk ke dalam bak reaktor agar material menjadi homogen
2. Unit saluran masuk dan buang berfungsi sebgai saluran untuk memasukan
kotoran ternak kedalam unit bak reaktor dan mengeluarkan limbah yang telah habis
terurai gas methan nya
3. Unit bak reaktor berfungsi untuk memperoleh kondisi anaerob di dalamnya
sehingga bak harus kedap air dan udara
4. Unit penampungan gas berfungsi untuk menampung gas methan yang dihasilkan
dari proses kimia dan mikrobiologi dalam unit bak reaktor
5. Unit sistem pengaman berfungsi untuk mengontrol tekanan gas yang ada dalam
penampung gas sekaligus sebagai pengaman apabila tekanan gas berlebihan
6. Unit sistem saluran gas berfungsi sebagai penyalur gas methan dari bak reaktor
ke penampung gas dan dari penampung ke kompor gas. Proses pembuatan biogas
diBBPP Batu sudah sesuai dengan ableture. Berikut ini adalah komposisi biogas dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1.6. Kandungan biogas ( Rahman, 2005).
Komposisi Persentase (%)
Methan (CH4) 55-75
Karbondioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Sulfur (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0,1-0.5
Hasil gas yang diperoleh dari pembuatan biogas yang utamanya adalah gas
methan yang digunakan sebagai penerangan lampu petromak kandang, menyalakan
kompor dan sumber energi pada beberapa kendaraan di BBPP Batu. Widodo et al.
(2004) menyatakan bahwa instalasi biogas mempunyai manfaat ganda yakni
menghasilkan gas untuk bahan bakar memasak dan mengatasi pencemaran lingkungan
akibat numpuknya limbah peternakan yang dapat mengganggu kesehatan. Pembuatan
instalasi biogas dengan bahan baku kotoran ternak sangat tepat diterapkan di lingkungan
usaha peternakan. Pembuatan biogas di BBPP Batu sudah sesuai dengan literatur.
Berikut ini adalah gambar digester yang ada di BBPP Batu.
Biogas merupakan pengolahan limbah secara biologi berupa feses dengan
dicampur air. Pengolahan biogas dengan cara anaerobig (tidak membutuhkan oksigen/
oksigen dibatasi). Biogas merupakan pengolahan limbah yang sebelumnya bersifat
organik menjadi anorganik. Pengolahan biogas di BBPP Batu hasil yang diperoleh
dimanfaatkan untuk menyalakan lampu petromak, kompor, biogas, lisoker, rice cooker,
jenset dan sesekali sebagai sumber energy bagi kendaran mobil. Pengolahan biogas di
BBPP Batu mengalami kendala karena beberapa digester sudah tidak berfungsi akibat
saluran instalasi disekitar digester salurannya tersumbat.
a. Pemeliharaan pedet
Memelihara pedet lebih membutuhkan ketelitian dibandingkan sapi – sapi
dewasa. Pedet yang dilahirkan dalam kondisi lemah akan sulit dibesarkan dari
pada pedet yang dilahirkan sehat dan kuat. Untuk menghasilkan pedet yang sehat,
kuat, dan bobot lahir tinggim, menjelang melahirkan (2 – 4 minggu), induk harus
diberi challenge feeding, yaitu pakan yang kuantitas dan kualitasnya cukup baik.
Lendir dimulut dan hidung pada anak sapi yang baru lahir harus segera
dibersihkan agar pernafasan pedet menjadi baik. Selain itu, tali pusar pedet juga
harus diolesi dengan iodium tingture untuk mencegah infeksi. Semua pedet yang
baru lahir perlu diberi tanda untuk indentitas. Indentifikasi dapat berupa kalung
leher, nomor telinga, dan tatto pada telinga.
Pemotongan tanduk juga penting dilakukan. Pada beberapa kasus, putting sapi
perah bisa berjumlah lebih dari 4. Kelebihan putting ini harus dihilangkan bila
anak sapi telah berumur 1-2 bulan. Kolostrum harus se segera mungkin di
berikan pada pedet yang baru lahir agar lebih cepat mendapatkan antibody.
Pemberiannya sekitar 6% dari berat lahir selama 6 jam setelah lahir atau tidak
lebih dari 4% berat lahor perpemberian. Kolostrum diberiak kira – kira sampai 5
hari setelah dilahirkan. Selanjutnya, pedet diberi susu normal dengan ketentuan
pemberian setelah kolostrum, yaitu minggu kedua, sebanyak 8% dari 10% dari
bobot lahir, minggu kelima sebanyak 8% dari Bobot lahir, dan minggu ke 6
sebanyak 5% dari bobot lahir. Penyapihan pada pedet tergantung berat badan dan
kondisi pedet.
b. Pemeliharaan sapi laktasi
Setelah beranak, sapi perah akan memproduksi susu disebut laktasi yang
lamanya sekitar 10 bulan. Pemeliharaan sapi laktasi merupakan pekerjaan yang
rutin, antara lain pembersihan kandang, memandikan sapi, pemerahan, dan
pemberian pakan.
a. Bangsa sapi (Breed) dipilih sapi FH murni dan peranakan FH atau bangsa yang lain.
b. Silsilah (Bedigre), harus diperhatikan berasal dari tetua (induk dan pejantan) yang
mempunyai keturan produksi susu yang tinggi
c. Keadaan eksterior, bentuk badan haryus cukup dan menarik. Untuk sapi dara,
pemilihan bakalan di dasarkan pada bangsa, keturunan, dan keadaan eksterior dapat
dinilai berdasarkan body condition score pada astimasi visual timbunan lemak tubuh
dibawah kulit, sekitar pangkal ekor, tulang punggung, dan pinggul menggunakan
skor. BCS dapat dihunakan untuk menentukan potensi produksi susu dari seekor
ternak.
4.Perkandangan
Kandang sapi perah didaerah tropis semestinya disesuaikan dengan kondisi
iklimnya. Didaerah tropis, perbedaan suhu udara dan kelembaban antara siang dan
malam hari serta antara musim hujan dan kemarau umumya tidak begitu nyata. Dengan
demikian, kandangnya pun harus diupayakan untuk mempertahankan suhu dan
kelembapan dalam kandang tetap rendah agar sapi perah sebagian besar dari daerah
dingin tidak mengalami heat stress
a. Kandang Pedet
Pedet yang maksud yaitu anak sapi perah dari lahir hingga disapih. Tujuan
pembuatan kandang pedet adalah untuk membutuhkan dalam pengoperasian dan
pembersihan sehingga akan meminimalkan angka kematian pedet. Sejak dilahirkan
samapi umur 3 hari, pedet harus dengan induknya dan diletakkan di kandang khusus agar
mendapat kolostrum langsung dari kelenjar ambing induknya. Setelah itu, pedet dapat
ditempatkan dalam kandang individual sampai disapih, sekitar umur 4 bulan. Kandang
individual berukuran panjang 150 cm, lebar 100 cm dan tinngi 125 – 150 cm. Bentuk
kandang individual yaitu panggung rendah sehingga menimbulkan kehangatan bagi
pedet dan berpengaruh baik terhadap kesehatan pedet.
5.Pemberian Pakan
a.Pakan pedet
Pedet yang baru lahir harus diberi kolostrum kira – kira sampai berumur 5 hari.
Selanjutnya, pedet diberi susu penuh atau susu pengganti sampai disapih, pemberian
susu tidak boleh lebih dari 4,5 kg perhari. Waktu penyapihan tergantung dari kondisi
pedet.
Walaupun susu sangat penting bagi pedet muda, tetapi jenis pakan yang diberikan
tidak hanya susu. Hal ini akan mengakibatkan pedet kekurangan magnesium dan rumen
pedet tidak akan berkembang. Pada saat umur 2 – 3 minggu pedet harus diberi konsentrat
cukup dn hijauan muda yang berkualitas baik.
A. Faktor pendukung:
1. Fasilitas peralatan yang baik
2. Sumber daya manusia
3. Dana dari pusat
4. Kepemimpinan
5. Lokasi
6. Pemasaran
B. Faktor penghambat:
1. Aturan legalitas unit produksi
2. Pemasaran
3. Persepsi orang tua siswa
4. Harga dari produsen terlalu tinggi
5. Sifat program berupa proyek
6. Kualitas hasil karya siswa
7. Jumlah program keahlian
8. Kesibukan guru dan siswa
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan praktik kerja industri/ prakerin di BBPP Batu didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kambing perah Saanen merupakan kambing penghasil susu terbaik.
2. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengadaan bahan pakan yaitu, asal
bahan pakan, cara pemberian bahan pakan, kualitas bahan pakan, kandunagn bahan
pakan dll.
3. Pakan suplementasi yang digunakan di BBPP Batu adalah urea, molasses, dan
mineral blok.
4. Sistem minum pada kandang kambing dan kelinci menggunakan tipe nipple.
5. Bahan untuk pembuatan pupuk kompos di BBPP Batu dicampur dengan EM4 dan
Semanggi.
6. Kandang sapi perah di BBPP Batu menggunakan sistem kandang head to head dan
pada ruang pemerahan menggunakan sistem tail to tail.
B. SARAN
1. Balai Besar Pelatihan Peternakan ( BBPP) Batu sudah memprodukdi produknya
secara maksimal tetapi perlu ditingkatkan lagi kinerja dan peningkatan kualitas.
2. Lahan di BBPP Batu sudah cukup luas, tetapi tidak dimanfaatkan semaksimal
mungkin, seharusya tanaman yang sudah panen harus langsung dipanen diberikan
kepada ternak dan ditanami tanaman lagi. Jangan dibiarkan dilahan begitu saja.
3. Peralatan yang kurang harus segera dilengkapi dan peralatan yang sudah rusak harus
segera diperbaiaki, agar kegitan bisa berjalan dengan lancar. Seperti di Divisi ternak
sapi perah, kurangnya air dalam membersihkan alat maupun kandang sapi dapat
menyebabkan penyakit pada ternak sapi perah dan produksi susu bisa menurun.
4. Ruangan yang sudah lama tidak dipakai seharusnya difungsikan lagi, agar alat yang
beada didalamnya tidak rusak. Seperti Ruang Pemotongan Hewan ( RPH ) yang
berada didekat ruang pengolahan limbah, seharusnya difungsikan lagi untuk
memotong hewan yang sudah mencapai batasan pemotongan.
5. Pemberian hijauan harusnya dilakukan penakaran yang pas agar sisa tidak terlalu
banyak ataupun kekurangan.
6. Sebaiknya dilakaukan pembuatan silase bertahap ketika hijauan berlimpah untuk
mengantisipasi hijauan yang datang terlambat dan persiapan untuk musim kemarau
agar ternak bisa mengonsumsi hijauan saat musim kemarau.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 2004. SNI 19-7030-2004. Standar Kualitas kompos. Jakarta:Badan
Standarisasi Nasional.
www.berbagiilmupeternakan.com/2015/06/jenis-jenis-penyakit-pada-sapi-dan-cara.html?m=1
Nenobesia, D. W. Mellab dan P. Soetedjob. Pemanfaatan limbah padat kompos kotoran ternak
dalam meningkatkan daya dukung lingkungan dan biomassa tanaman kacang hijau (Vigna
radiate L).
Rianto, E dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Santos U. 2011. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Cet-4. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sodiq dan Abidin, 2002. Kesehatan ternak-akibat ambing yang tidak dibersihkan terlebih
dahulu.
Ted dan Shipley, 2005. Persentase daging dan karkas Kambing Boer .
Lampiran 1
CONTOH RECORDING SAPI PERAH
Lampiran 2