Anda di halaman 1dari 38

 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG

SISTEM JAMINAN HALAL (SJH)


DI UNIT RPA PT. CIOMAS ADISATWA - SIDOARJO
JAPFA CORPORATE

Disusun oleh :

ADI SYAMSURI
NIM. 0811010092

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FEBRUARI 2011

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 1/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

KATA PENGANTAR

Syukur selalu kehadirat Allah


 Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.
SWT atas limpahan taufik  kepada penulis sehingga laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul Sistem Jaminan
Halal di Unit RPA PT. Ciomas Adisatwa  – Sidoarjo selesai
dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam penulis
haturkan kepada Rasulullah SAW  beserta para keluarga dan
sahabat serta para pengikutnya. Laporan ini disusun salah
satunya sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT. CIOMAS
ADISATWA - SIDOARJO dan sebagai syarat akademik dalam
menempuh jenjang pendidikan sarjana di Fakultas Teknologi
Pertanian.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah


mendapatkan masukan dan bantuan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua yang telah membantu dengan segenap doa


dan materi
2. Ibu Dr. Agustin Krisna Wardani, STP. MSi. selaku Ketua
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya
Malang.
3. Bapak Dr. Ir. Yunianta, DEA selaku dosen pembimbing
4. Ibu Dwi Wardani, drh selaku Plant Manager PT. Ciomas
Adisatwa – Sidoarjo.
5. Bapak Doddy Firdyance selaku Ketua Departemen Quality
Assurance dan Koordinator Halal Internal PT. Ciomas
Adisatwa  – Sidoarjo dan Ibu N.K Dewi, yang beliau berdua
adalah sebagai pembimbing lapang.
6. Semua karyawan dan karyawati PT. Ciomas Adisatwa  – 
Sidoarjo yang telah memberikan ilmu terapan kepada kami.
7. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu
dalam berbagai hal hingga laporan PKL ini selesai.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 2/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh


karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan periode berikutnya.

Malang,19 Juni 2011

Penulis

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 3/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

ABSTRAK
SISTEM JAMINAN HALAL DI RUMAH POTONG AYAM
PT.CIOMAS ADISATWA SIDOARJO

Oleh
Adi Syamsuri
NIM: 0811010092

Makanan halal dan thayyib (aman) adalah kebutuhan


semua konsumen terutama bagi kaum muslimin. namun seiring
perkembangan zaman, ideologi dan teknologi, sebagian
manusia lama kelamaan sudah tidak mempedulikan apa yang
konsumsinya, terutama dalam masalah kehalalan suatu produk
makanan.
Salah satu metode atau cara masa kini untuk menjamin
berjalannya produksi halal secara konsisten di lingkungan
internal perusahaan adalah dengan penerapan Sistem Jaminan
Halal. Prinsip sistem jaminan halal digunakan mengendalikan
setiap tahapan yang berpeluang masuknya bahan haram ke
dalam produk, tidak boleh ada sedikitpun barang haram yang
digunakan, dan tidak boleh ada proses yang menibulkan
keharaman produk, juga tidak menimbulkan resiko dalam
penerapannya.
Dengan diterapkannya Sistem Jaminan Halal di Unit
RPA PT. Ciomas Adisatwa maka konsumen tidak perlu lagi
meragukan kehalalan produk yang dihasilkannya, karena
komitmen perusahaan untuk menjamin produksi halal,
penerapannya dimulai dari dikeluarkannya Kebijakan Halal oleh
Top Management
departemen yang operasional
sampai tingkat kemudian produksi.
diteruskan di setiap

Kata kunci : Sistem Jaminan Halal, Rumah Potong Ayam, PT.


Ciomas Adisatwa.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 4/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

DAFTAR ISI

Sampul ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ..............................................................................vii
DAFTAR TABEL ....................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
I.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
I.2 Tujuan .................................................................................... 2
I.2.1 Tujuan Umum ............................................................... 2
I.2.2 Tujuan Khusus .............................................................. 3
BAB II AKTIFITAS KERJA LAPANG .......................................... 4
II.1 Tempat dan Waktu PKL ....................................................... 4
II.2 Metode Pelaksanaan PKL .................................................... 4

II.3 Aktivitas
BAB Prektek
III PROSES Kerja Lapang
PRODUKSI ............................................ 8
.................................................... 5
III.1 Proses Produksi .................................................................. 8
III.2 Preparasi Sebelum Penyembelihan .................................. 10
III.3 Penyembelihan Ayam ....................................................... 11
III.4 Perlakuan Pasca Penyembelihan ...................................... 11
III.5 Pemisahan Organ-organ (Produk Sampingan) .................. 12
III.6 Pencucian Karkas ............................................................. 12
III.7 Penyeleksian dan Pemrosesan Karkas .............................. 13
III.8 Labeling dan Penyimpanan ............................................... 13
BAB IV TUGAS KHUSUS ........................................................ 15
IV.1 Pengertian Sistem Jaminan Halal ..................................... 15
IV.2 Kebijakan Halal ................................................................. 15
IV.3 Organisasi Manajemen Halal ............................................ 16
IV.4 Penerapan Sistem Jaminan Halal di area Produksi .......... 19
IV.4.1 Dirty Area ................................................................ 19
IV.4.1.1 Teknik Stunning  ........................................ 19
IV.4.1.2 Penyembelihan Halal ................................ 20
IV.2 Clean Area ................................................................. 21

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 5/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

IV.5 Penentuan Titik Kritis Keharaman Produk ......................... 21


IV.6 Sistem Audit Internal ......................................................... 30
IV.7 Dokumentasi Sistem Jaminan Halal .................................. 31
V.8 Sosialisasi Sistem Jaminan Halal ....................................... 32
BAB V PENUTUP ..................................................................... 33
V.1 Kesimpulan......................................................................... 33
V.2 Saran.................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 35
LAMPIRAN ............................................................................... 36

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 6/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perguruan Tinggi (PT) merupakan pendidikan formal
terakhir yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berdaya
saing tinggi dan langsung dapat memasuki pasar kerja. Dengan
demikian PT senantiasa dihadapkan pada dinamika pergeseran
tuntutan pasar kerja atas kompetensi kelulusannya. Seorang
sarjana dicirikan oleh kemampuan untuk menerapkan ilmu dan
teknologi secara komprehensif untuk melihat suatu masalah
(problem solving research  atau problem oriented research )
dalam bidangnya melalui pendekatan ilmiah yang berupa
magang kerja yang menekankan pada aspek kognitif dan
psikomotorik. Kemampuan tersebut dapat diukur dan dinilai
melalui suatu karya tulis ilmiah yang disebut Praktek Kerja
Lapang atau PKL.
Dalam rangka peningkatan kualitas dari seorang
mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu menguasai suatu
materi perkuliahan secara teori tetapi juga harus mampu
menerapkannya dalam lingkup yang lebih luas dan berdasarkan
bidang yang dikuasainya. Dengan adanya fenomena tersebut
maka perlu dilakukan pembelajaran dan salah satunya adalah
Praktek Kerja Lapang (PKL).
Sistem Jaminan Halal pada makanan sangatlah
penting dalam masa ini, mengingat beberapa kabar dan isu
mengenai produk haram merajalela di dalam dan luar negeri
yang menimbulkan keresahan batin bagi konsumen terutama
mayoritas penduduk negeri ini yakni muslim. Oleh karenanya
penting pula mempelajari hal tersebut dan menerapkannya
dalam keluarga, lingkungan dan industri.
Sehingga Sistem Jaminan Halal ini bukan hanya untuk
kepentingan konsumen muslim semata. Tapi, sesungguhnya
  juga sebagai kepentingan bagi pihak perusahaan itu sendiri.
Yakni bahwa dengan menghasilkan produk yang terjamin
kehalalannya, maka produknya akan dapat diterima dan

dikonsumsi oleh masyarakat


yang dihasilkannya luas. Sebaliknya,
ternyata diragukan kalau
kehalalannya, produk
tentu akan

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 7/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

ditinggalkan oleh masyarakat. Dampaknya, tentu perusahaan itu


sendari yang akan menghalami kerugian.
Alasan pemilihan tempat Praktek Kerja Lapang di PT
Ciomas Adisatwa karena beberapa faktor yang potensial
terutama di Unit Rumah Potong Ayam yang memiliki titik kritis
halal-haramnya tinggi dan proses pengolahan yang
dilaksanakan pada perusahaan tersebut merupakan salah satu
obyek kajian yang dipelajari dalam Jurusan Ilmu dan Teknologi
Pangan. Selain itu PT Ciomas Adisatwa adalah perusahaan
besar yang telah menerapkan Sistem Jaminan Halal.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari dilaksanakan PKL ini adalah:
a. Setelah mengikuti PKL, mahasiswa diharapkan mengenal,
mendapatkan wawasan, dan pengalaman mengenai lingkup
penerapan teknologi pertanian dalam sistem agroindustri
secara nyata.
b. Mengenal penerapan ilmu Teknologi Pertanian di

perusahaan/instansi
dengan secara nyata melalui kerja fisik sesuai
aktivitas di perusahaan/instansi.
c. Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan dengan yang diterapkan di lapang dan
menelaahnya apabila terjadi perbedaan-perbedaan atau
penyesuaian sehingga mahasiswa mampu menjelaskan
kondisi umum di perusahaan/instansi, mengaitkan dari
berbagai segi kondisi nyata di perusahaan/instansi dengan
teori yang didapatkan.
d. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri dan bekerja sama
dengan orang lain di lapang dan sekaligus berlatih
menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan pekerjaan yang
natinya akan ditekuni para lulusan.
e. Menambah wawasan mahasiswa dalam bidang agribisnis
perusahaan secara luas.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 8/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

I.2.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang yang
dilakukan di PT Ciomas Adisatwa, Sidoarjo ini yaitu :
1. Mempelajari Sistem Jaminan Halal secara umum di
perusahaan tersebut dan lebih spesifik pada Rumah Potong
Ayam (RPA).
2. Mengamati dan mempelajari titik kritis suatu produk
dikatakan halal atau haram.
3. Melatih mahasiswa untuk menganalisa dan memecahkan
permasalahan yang terjadi dalam penerapan Sistem
Jaminan Halal.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 9/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

BAB III PROSES PRODUKSI

III.1 Proses Produksi


Proses Produksi di Unit RPA PT. Ciomas Adisatwa
dilakukan secara kontinyu dan waktunya bergantung jumlah
ayam yang dipotong pada hari kerja tersebut. Area / tempat
produksinya dipisahkan antara area kotor (dirty area ) dan area
bersih (clean area ). Menurut SNI 01-6160-1999, daerah kotor
adalah daerah dengan tingkat pencemaran biologik, kimiawi dan
fisik tinggi, sedangkan daerah bersih adalah daerah dengan
tingkat pencemaran biologik, kimiawi dan fisik yang rendah.
Sehingga penting memisahkan antara kedua area tersebut agar
tidak terjadi kontaminasi fisik, kimia, mikrobiologi, maupun najis.
Sistem Jaminan Halal telah diterapkan di setiap lini
produksi dengan melakukan pengontrolan secara kontinyu
terhadap titik-titik kritis keharaman yang ada pada proses
produksi dan untuk memastikan proses produksi halal terus
berjalan sesuai standart yang telah ditentukan perusahaan.
Selain penjaminan produk yang dihasilkan halal, PT.

Ciomas Adisatwasegala
memperhatikan dalamaspek
melakukan
yang proses produksi
berhubungan juga
dengan
keamanan pangan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah
sanitasi, standart prosedur proses, dan bahan tambahan yang
digunakan pada proses haruslah food grade  serta faktor-faktor
lainnya.
Keberhasilan dalam pengawasan proses yang benar akan
menentukan keamanan produk yang dihasilkan, terutama akan
menentukan status kehalalan dari produk olahan tersebut.
Sehingga akan berdampak pada citra dan nama baik dari
perusahaan ke depan.
Garis besar tahapan proses pengolahan ayam di Unit
Rumah Potong Ayam PT Ciomas Adisatwa Sidoarjo bisa dilihat
di diagram alir bawah ini

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 10/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Penerimaan Ayam Hidup

Pemeriksaan Antemortem

Pemingsanan

Penyembelihan Halal

Pengeluaran Darah, Perendaman Air


Panas, dan Pencabutan bulu

Pemeriksaan Postmortem 1

Pemisahan Organ Viceral

Pemisahan Produk Sampingan

Pemeriksaan Postmortem 2

Pencucian dan Pendinginan Karkas

Pemrosesan Karkas
( Whole-Parting-Deboning)

Pengemasan Produk

Penyimpanan Produk Segar di Pembekuan Produk


Chill Room di Blast Freezer

Penyimpanan Produk
Beku di Cold Room

Pengiriman ke konsumen

Gambar III.1 Diagram Alir Proses Produksi

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 11/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

III.2 Preparasi Sebelum Penyembelihan


Persiapan ini dimulai dari kedatangan truk yang berisi
ayam hidup dari peternakan dan dilakukanpencatatan jam
kedatangannya serta penimbangan berat truk yang masih berisi
ayam. Kemudian ayam-ayam tersebut diistirahatkan di area
yang sudah disediakan dengan diberikan fasilitas berupa kipas
angin yang diarahkan ke truk dan penyiraman air, fungsinya
untuk memulihkan kembali kondisi ayam setelah perjalanan
menuju RPA, pengistirahatan ini sekitar 1 jam. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan  meliputi pengecekan surat jalan dan
kondisi ayam secara visual (masih berkotek, sehat dan tidak
terlihat cacat). Penolakan dapat dilakukan jika ayam yang
diterima tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta RPA atau
tidak disertai dokumen yang jelas.
Kemudian krat berisi ayam hidup diturunkan dari truk dan
diletakkan di atas roll conveyor  satu per menuju timbangan.
Penimbangan dilakukan per krat sekaligus dilakukan
perhitungan terhadap jumlah ayam dalam krat, yang akan
dicatat di Bukti Penerimaan Ayam (BPA) yang berisikan data
asal, asal kandang, jam bongkar, hasil penghitungan ayam di
peternakan,
dan dihitung,plat nomor
ayam truk dan sebagainya.
dikeluarkan Setelah digantung
dari krat kemudian ditimbang
pada shackle berjalaan dengan posisi kaki ayam di atas,
kepalanya di bawah dan punggung ayam menghadap petugas
dan dilakukan pemeriksaan Antemortem untuk mengecek ayam
yang digantung masih hidup, bila ada ayam yang mati, maka
segera diturunkan dari schackle dan dikumpulkan untuk
dilakukan pemusnahan.
Setelah itu ayam menuju bak stunner yang telah dialiri
listrik 25-40 volt selama kurang lebih 7-11 detik dengan tujuan
untuk pemingsanan ayam agar ketika penyembelihan tidak
terlalu banyak bergerak, mengurangi stress dan memudahkan
dalam penyembelihan. 

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 12/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Gambar III.2 Penggantungan ayam hidup

III.3 Penyembelihan Ayam


Proses penyembelihan adalah salah satu titik penting
yang harus termonitoring karena pada proses inilah salah satu
yang akan menentukan produk hasil sembelihan tersebut layak
dikatakan halal.
Proses penyembelihan ayam di PT Ciomas Adisatwa ini
menerapkan Sistem Jaminan Halal, mengacu pada syariat Islam
dan terus dalam pengawasan LPPOM MUI. Penyembelihannya

dilakukan
Artinya secara
ada manual
petugas tanpa menggunakan
(manusia) yang bertugasmesin khusus.
menyembelih
ayam satu per satu dari shackle berjalan setelah dipingsankan
pada proses sebelumnya. Penyembelihan dilakukan tidak terlalu
dalam untuk menghindari putusnya kepala pada saat di dalam
plucker (mesin pencabut bulu).

III.4 Perlakuan Pasca Penyembelihan


Setelah disembelih, ayam masuk ke dalam blooding 
tunnel selama 3-4 menit untuk penirisan darah. Dalam tahapan
ini darah yang mengucur dari leher ayam jatuh pada bak
penampungan darah, kemudian dipindahkan ke gentong plastik
sehingga darah tidak masuk ke saluran pembuangan limbah.
Lalu dilakukan perendaman air panas, setelah penirisan darah,
ayam masuk ke dalam scalder yang berisi air panas dengan
suhu beberapa oC dengan waktu perendaman beberapa detik.
Perendaman ayam di dalam scalder hingga di atas persendian
ceker. Kemudian ayam masuk ke dalam mesin pencabut bulu
(plucker ) untuk proses pencabutan bulu.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 13/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Setelah itu pemeriksaan terhadap potongnya 3 saluran


dan ayam merah, ayam yang tidak tersembelih sempurna dan
ayam merah diambil dari shackle , kemudian dikumpulkan dan
diserahkan ke bagian umum untuk dilakukan pemusnahan.
pemeriksaan Postmortem 1 meliputi pemeriksaan kulit ari dan
bulu kasar yang tidak tercabut, bulu kasar yang tertinggal
dicabut secara manual dan kerusakan fisik ayam yang tertutup
bulu, seperti kulit sobek, patah tulang, dan memar.

III.5 Pemisahan Organ-organ (Produk Sampingan) 


Pada proses pemisahan ini yang pertama kali dipotong
adalah kepala, kemudian pengeluaran jerohan dengan
menggunakan alat congkel khusus sehingga hati tidak hancur
dan empedu tidak sampai pecah. Setelah itu hati, ampela dan
  jantung dipisahkan dari usus. Dan tembolok serta trachea  
diambil dari tubuh ayam, sehingga tinggal karkas berceker saja
yang berada di shackle. Semua bagian yang dipisahkan tadi,
ditampung dalam krat sesuai dengan bagiannya masing-masing
dan dipindahkan ke ruang sampingan untuk dilakukan
penimbangan dan pengemasan.

melewatiSedangkan karkas
postmortem  yang
2 yang berada di shackle
pemeriksaannya setelah
meliputi itu
kondisi
fisik organ dalam (jerohan), dan organ luar kulit sobek, kulit
berwarna hijau, patah tulang, dan memar. Kemudian ceker
dipotong di bawah persendian beberapa cm, diambil dari
shackle, kemudian dikumpulkan pada krat dan dikirim ke ruang
sampingan, selanjutnya karkas dilepas dari shackle secara
manual dan dimasukkan ke dalam drum chiller.

III.6 Pencucian Karkas


Tahapan ini merupakan batas antara clean area  dan
dirty area . Karkas masuk ke dalam drum chiller untuk proses
pencucian dan pendinginan bertahap menggunakan es dan air
ditambah klorin selama beberapa menit. Ada dua drum yang
digunakan pada proses ini dengan pengontrolan suhu dan
konsentrasi klorin pada air yang digunakan. Drum chiller 1 untuk
pencucian awal dengan suhu tertentu oC dan konsentrasi klorin
beberapa ppm. Dan drum chiller 2 untuk pencucian sekaligus

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 14/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

pendinginan dengan suhu maksimal beberapa oC dan


konsentrasi klorin beberapa ppm.
Setelah itu karkas yang keluar dari drum chiller segera
digantung kembali pada shackle berjalan dengan tujuan
penirisan air.

III.7 Penyeleksian dan Pemrosesan Karkas


Seleksi karkas berdasarkan berat dan kualitas yang
disesuaikan dengan spesifikasi yang diminta customer atau
produk yang akan dihasilkan
Spesifikasi produk olahan PT. CIomas Adisatwa:
1) Whole Chicken : Karkas utuh tanpa ada pemotongan
dimasukkan dalam kantong plastic
2) Parting  : Pemotongan karkas dilakukan menggunakan
cutter dengan cara pemisahan bagian-bagian karkas
sehingga didapat produk potongan (Parting / Cut Up)
berbagai macam jenis potongan sesuai spesifikasi
pelanggan seperti potongan dada, sayap, paha,
punggung, cut up 8, 9, 12, 14 dan 16.
3) Deboning : Pemisahan tulang dilakukan secara manual,

dengan memisahkan
didapat bagian paha bagian-bagian
utuh, dada dan karkas
sayap,sehingga
fillet ,
softbone  dan tulang dada, selanjutnya dilakukan proses
pemisahan tulang pada paha utuh dengan hasil akhir
daging paha tanpa tulang. Proses selanjutnya tergantung
spesifikasi pelanggan namun secara umum dihasilkan
produk daging paha tanpa tulang (boneless leg  / BL),
daging dada tanpa tulang (boneless breast  /   BB), sayap,
fillet, softbone. Proses pemisahan tulang yang
dilanjutkan dengan pelepasan kulit menghasilkan produk
daging paha boneless skinless leg  / BSL), daging dada
tanpa tulang dan tanpa kulit (boneless skinless breast  / 
BSB) serta kulit. 

III.8 Labeling dan Penyimpanan


Label pada kemasan tergantung dari permintaan
customer  antara lain: kode produksi, kode jenis produk, kode
bahan baku, kode berat bersih produk, kode suplier, dan kode

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 15/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

tanggal kadaluarsa. Penyimpanan sementara produk segar


yang akan dikirim ke pelanggan disimpan di dalam chill room  
o
dengan temperatur tertentu C. Pembekuan cepat
o
menggunakan blast freezer dengan temperatur beberapa C.
Waktu yang dibutuhkan untuk membekukan produk
tergantung dari jenis produk, jenis, cara dan ketebalan
kemasan, temperatur produk sebelum dimasukkan ke blast
freezer. Produk setelah dibekukan, dikemas dalam karung atau
karton. Kemasan karung ditutup dengan cara dijahit
menggunakan mesin khusus, sedangkan karton ditutup dengan
selotape dan bila perlu dibanding menggunakan strapping band
Penyimpanan produk beku disimpan di dalam cold room dengan
o
temperatur beberapa C.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 16/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

BAB IV TUGAS KHUSUS 


SISTEM JAMINAN HALAL DI RUMAH POTONG AYAM
PT. CIOMAS ADISATWA - SIDOARJO

IV.1 Pengertian Sistem Jaminan Halal


Sistem Jaminan Halal (SJH) adalah sistem yang
disusun dan dilaksanakan oleh perusahaan pemegang sertifikat
halal dimaksudkan untuk memperoleh dan sekaligus menjamin
kelangsungan produksi halal secara konsisten menurut syari’at
Islam dan mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh LPPOM
MUI (Yaqin, 2008).
Sistem Jaminan Halal (SJH) adalah suatu sistem yang
diterapkan di lingkungan
produksi halal internal untuk
secara konsisten menjamin
dan Sistem berjalannya
Jaminan Halal
dikoordinir oleh Tim Auditor Halal internal yang ditunjuk oleh
perusahaan (Arintawati, 2006). 
Panduan Halal merupakan pedoman umum mengenai
metode, standar untuk mendapatkan produk halal yang dibuat
perusahaan. Panduan Halal meliputi Kebijakan Halal, Profil
Perusahaan, Organisasi Manajemen Halal, Deskripsi Produk,
SOP, Prosedur Audit Internal, Identifikasi Titik Kritis Keharaman.

IV.2 Kebijakan Halal


Kebijakan Halal PT CIOMAS ADISATWA. selaras dengan
visinya yakni menghasilkan produk dengan Halal, Kualitas dan
Keamanan Pangan yang terjamin.Dengan komitmen tersebut,
perusahaan menerapkan sistem manajemen jaminan halal
berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM MUI) didukung dengan disiplin kerja di
semua bagian dan tahapan proses produksi bertujuan:
1. Menghasilkan produk pangan yang Aman, Sehat, Utuh, dan
Halal (ASUH) sampai tingkat konsumen
2. Meningkatkan nilai jual produk baik Nasional maupun
Internasional
3. Memberikan pengetahuan tentang proses produksi yang
halal, berkualitas dan mempunyai kemanan pangan secara

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 17/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

langsung kepada karyawan dan secara tidak langsung


kepada masyarakat
4. Memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan lapangan
kerja dan menambah devisa Negara di sektor industri
pangan.

IV.3 Organisasi Manajemen Halal


Dalam menjalankan Sistem Jaminan Halal, perusahaan
membentuk organisasi manajemen halal. Struktur organisasi
manajemen halal yang diterapkan di perusahaan merupakan
strukutur internal perusahaan yang mengelola seluruh fungsi

dan aktifitas manajemen yang dapat melakukan audit secara


langsung pada perusahaan di semua bidang yang berkaitan
dengan produksi halal. Struktur organisasi internal yang terlibat
mencakup QA, Purchasing, Produksi, dan Warehouse. Top
Manajemen sebagai penanggung jawab dalam fungsinya
dilaksanakan oleh Koordinator Audit Halal Internal untuk
berkoordinasi secara berkala dengan LPPOM MUI memantau

 jalannya SJH pada perusahaan.


Plan Manager 

LPPOM MUI
Ketua Auditor
Halal Internal

Purchasing Warehouse Quality Production


Assurance

Gambar IV.1 Struktur Organisasi Halal

Untuk membangun organisasi yang baik dan terstruktur,


maka perlu adanya pembagian ranah kerja. Ruang lingkup
pembagian ranah tersebut dijelaskan sebagai berikut:

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 18/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

1. Auditor Halal Internal


Menyusun sistem jaminan halal di PT. Ciomas Adisatwa
Sidoarjo secara tertulis.
Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem jaminan halal di
PT. Ciomas Adisatwa Sidoarjo
Membuat laporan pelaksanaan sistem jaminan di PT.
Ciomas Adisatwa Sidoarjo.
Melakukan komunikasi dengan Lembaga Pengkajian
Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia

2. Manajemen PT. Ciomas Adisatwa Sidoarjo


Merumuskan kebijakan PT. Ciomas Adisatwa Sidoarjo
yang berkaitan dengan kehalalan produk yang
dihasilkan.
Memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan sistem
 jaminan halal di PT. Ciomas Adisatwa Sidoarjo
Menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan
dalam sistem jaminan halal
Memberikan wewenang kepada Ketua Auditor Halal
Internal untuk melakukan tindakan tertentu yang
dianggap perlu yang berkaitan dengan pelaksanaan
sistem jaminan halal termasuk tindakan perbaikan
terhadap kesalahan sampai pada penghentian produksi
atau penolakan bahan baik sesuai dengan aturan yang
ditetapkan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan
dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia

3. Quality Assurance 
Menyusun sistem pengendalian dan monitoring yang
dapat menjamin konsistensi produksi halal
Melaksanakan monitor sehari-hari terhadap setiap bahan
yang masuk sesuai dengan sertifikat halal, spesifikasi
dan produsennya
Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal
dalam setiap ditemukannya kejanggalan dan
ketidakcocokan bahan dengan dokumen kehalalan.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 19/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

4. Purchasing 
Menyusun system pembelian yang dapat menjamin
konsistensi bahan baku sesuai dengan spesifikasi,
sertifikat halal dan supliernya.
Melaksanakan pembelian bahan yang sesuai dengan
daftar bahan yang telah disetujui auditor halal internal
dan disahkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-
obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia.
Melakukan komunikasi dengan ketua auditor halal
internal dalam pembelian bahan baku baru atau supplier
baru

5. Production 
Menyusun sistem produksi yang dapat menjamin
terhindar dari bahan haram dan najis
Melakukan monitoring sistem produksi yang bersih dan
bebas dari bahan haram dan najis
Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan matriks
formulasi bahan yang telah disetujui oleh auditor halal
internal dan disahkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia
Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal
dalam hal proses produksi halal

6. Warehouse 
Menyusun system administrasi penggudangan yang
dapat menjamin kemurnian produk dan bahan yang
disimpan serta menghindari terjadinya kontaminasi dari
segala sesuatu yang haram dan najis
Melaksanakan penyimpanan produk dan bahan sesuai
dengan daftar bahan dan produk yang telah disetujui
oleh auditor halal internal dan disahkan oleh Lembaga
Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis
Ulama Indonesia
Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal
dalam sistem keluar masuknya bahan dari dan ke dalam

gudang.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 20/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

IV.4 Penerapan Sistem Jaminan Halal di Area Produksi


Penerapan Sistem Jaminan Halal di area produksi unit
Rumah Potong Ayam PT. Ciomas Adisatwa Sidoarjo, terbagi

menjadi dua, yakni : dirty area dan clean area.


IV.4.1 Dirty Area
Lingkup area ini mencakup beberapa proses :
a) Pengistirahatan ayam
b) Penimbangan dan Penghitungan Ayam
c) Penggantungan ayam
d) Pemeriksaan Antemortem  
e) Pemingsangan
f) Penyembelihan Halal
g) Pengeluaran darah
h) Perendaman Air Panas
i) Pencabutan bulu
  j) PemeriksaanPostmortem 1
k) Pengeluaran organ visceral
l) Pemisahan produk sampingan

m) Pemeriksaan ceker
n) Pemotongan Postmortem 2
Yang menjadi perhatian dan pembahasan adalah pada titik
kritis penting yaitu pada saat pemingsanan (stunning ) dan
penyembelihan (killing )

IV.4.1.1 Teknik Stunning  


Berdasarkan Fatwa MUI tanggal 18 Oktober 1976 :
”Menfatwakan bahwa penyembelihan hewan secara mekanis
pemingsanan merupakan modernisasi berbuat ihsan kepada
hewan yang disembelih sesuai ajaran Nabi dan memenuhi
ketentuan syara’ dan hukumnya sah dan halal, dan oleh
karenanya diharapkan supaya kaum muslimin tidak
meragukannya” 
Yang harus diperhatikan pada saat pemingsanan :
1. Harus bisa menjamin bahwa hewan tidak mati, tetapi hanya
pingsan. Sehingga apabila dibiarkan beberapa saat hewan
akan bangun kembali.
2. Tidak mengakibatkan hewan cidera

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 21/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

3. Apabila penyembelihan dilaksanakan harus dapat dilihat


bahwa darah memancar dari tubuh hewan seirama dengan
denyut nadi
4. Peralatan stunning hanya untuk hewan halal
5. Harus ada petugas kontrol yang mengawasi proses stunning
6. Selalu mengambil sampel hewan yang sudah dipingsankan,
apakah kembali hidup atau tidak
Pemingsanan ayam pada RPA PT. Ciomas Adisatwa
menggunakan teknik stunning dengan perendaman kepala
ayam di bak yang telah dialiri listrik dengan tegangan dan waktu
tertentu. 

Gambar IV.2 Bak Stunner  

IV.4.1.2 Penyembelihan Halal 


Standarisasi Penyembelihan Halal
1. Yang boleh menyembeih hewan : orang yang beragama
Islam dan akil baligh
2. Cara penyembelihan adalah sah apabila dilakukan dengan :
- Membaca “basmalah” saat menyembelih 
- Menggunakan alat potong yang tajam
- Memotong sekaligus sampai putus saluran pernafasan/ 
tenggorokan (hulqum ), saluran makanan (mari ’), dan
kedua urat nadi (wadajain )
- Pada saat pemotongan, hewan yang dipotong masih
hidup

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 22/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Syarat Cara Penyembelihan :


1. Alat yang digunakan menyembelih harus tajam
2. Memotong tenggorokan atau bagian leher (saluran
pernafasan dan pencernaan terpotong sempurna)
3. Tidak menyebut nama selain Allah
Do’a yang digunakan penyembelih dalam penyembelihan
Halal di Unit RPA PT. Ciomas Adistwa, selain menggunakan
do’a tiap ketika menyembelih ayam, juga menggunakan do’a
  jamak yaitu do’a yang diiringi dengan niat menyembelih ayam
satu atau dua truk sekaligus, do’a ini fungsinya menghindari
lolosnya ayam dari do’a satu persatu. Tidak ada ketetapan yang
baku dari MUI untuk do’a jamak ini..Jadi do’a ini terserah
penyembelih. biasanya membaca surat Al Fatihah yang
terpenting adalah niatan penyembelih untuk menyembelih satu
atau dua truk ayam yang akan disembelihnya.

IV.4.2 Clean Area


Lingkup area ini mencakup beberapa proses :
a) Pencucian dan Pendinginan Karkas
b) Penimbangan dan penyeleksian karkas
c)
Pemrosesan
Pengemasankarkas
d) produk(whole-parting-deboning)
e)
Penyimpanan produk
f)
Distribusi
Sesuai standar rumah potong hewan, area clean/bersih
ini dibuat terpisah secara fisik bangunan dengan area
dirty/kotor, sehingga menurunkan resiko kontaminasi dari
kedua area tersebut. Disamping itu penerapan aturan-aturan di
Unit RPA PT Ciomas Adisatwa yang cukup ketat, diantaranya
seluruh perlengkapan karyawan, mulai dari topi, baju, dan
sepatu yang digunakan pada kedua area tersebut berbeda.

IV.5 Penentuan Titik Kritis Keharaman Produk


Dalam menentukan titik-titik kendali kritis, harus dibuat
dan diverifikasi bagan alir bahan, yang selanjutnya diikuti
dengan analisa, tahapan yang berpeluang untuk terkena
kontaminasi bahan yang menyebabkan haram. Dalam hal ini
harus ada sistem yang dapat mendeteksi, dimana bahan
haraam berpeluang untuk mempengaruhi kehalalan produk.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 23/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Tahapan berikut dapat dipakai untuk menyusun Haram Analysis 


Critical Control Point (HrACCP) (LPPOM MUI, 2007)
1. Tentukan dan akses seluruh bahan yang haram dan
najis
2.
Tentukan titik-titik kendali control
3.
Buat prosedur pemantauan
4.
Adakan tindakan untuk mengoreksi
5.
Adakan sistem pencatatan
6.
Buat prosedur verifikasi
Penentuan titik kritis ini kemudian dilengkapi dengan
prosedur monitoring, prosedur koreksi, sistem pendataan, dan
prosedur verifikasi. Prosedur penentuan titik kritis dapat dilihat
pada gambar diagram pohon keputusan berikut.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 24/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Apakah bahan merupakan produk impor?

YA
TIDAK

Apakah memiliki sertifikat MUI atau lembaga Apakah memiliki sertifikat


selain MUI MUI

TIDAK YA  TIDAK YA 

Apakah ada kemungkinan mengandung Apakah masa Apakah masa


bahan bahan haram sebagai ingredient sertifikat masih sertifikat masih
atau penolong proses? (biasanya berlaku berlaku
bahan hewani atau produksi khamar)

TIDAK YA  TIDAK YA 

TIDAK YA 

Sertifikat LP POM
Sertifikat MUI atau lembaga LN Sertifikat
yang diakui LP POM MUI MUI

Tidak Halal
Halal

HALAL Daftar bahan yang


di akai
Daftar bahan yang
tidak dapat dipakai

Gambar VI.3 Prosedur penetapan CCP Halal Pembelian 

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 25/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Catatan:
1. Prosedur ini berlaku untuk semua produsen dan pemasok
2. Keluaran dari prosedur penetapan status bahan adalah
daftar bahan yang dapat dipakai sebagai acuan untuk
auditor halal internal.
3. Bahan dalam kategori daftar bahan yang dapat digunakan,
sebelum diimplementasikan harus disahkan terlebih dahulu
oleh LPPOM MUI

4. Bahan dalam kategori daftar bahan yang tidak dapat


digunakan tidak boleh ada di areal pabrik
5. Bahan yang dapat digunakan harus dilengkapi dokumen
pendukung berupa spesifikasi bahan, surat rekomendasi
atau sertifikat halal dari LPPOM MUI atau Lembaga
Sertifikasi Halal luar negeri yang direkomendasi LPPOM
MUI
6. Bahan yang melalui proses kajian LP POM MUI dilengkapi
dengan rekomendasi LP POM MUI, sedangkan bahan yg
melalui sertifikasi halal dilengkapi dengan sertifikat halal
MUI.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 26/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Apakah penyembelih beragama Islam?

Ya Tidak

Apakah penyembelih memahami dan Tidak dapat SH


menjalankan proses penyembelihan
sesuai S ari’at Islam ?

Tidak Ya

TK 1 Apakah dilakukan pemingsanan ?

Tidak Ya TK 2

Apakah digunakan pisau tajam

Ya Tidak TK 3

Apakah hewan mati sempurna & darah keluar sempurna?

Ya Tidak TK 4

Apakah darah/bangkai dimanfaatkan?

Tidak Ya
.
Non TK Tidak dapat SH

Gambar IV.4 Proses Penetapan CCP Penyembelihan Halal 

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 27/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Catatan :

TK1 : dicegah dengan cara pembinaan terhadap penyembelih


TK2 : dicegah dengan menggunakan teknik stuning dengan
peralatan tertentu yang tidak menyebabkan hewan mati
sebelum disembelih dan harus dilakukan pemeriksaan
secara rutin.
TK3 : dicegah dengan cara mengontrol pisau yang digunakan
dan diperiksa ketajamannya setiap saat.

TK4 : dicegah dengan cara menetapkan tenggang waktu


tertentu yang menjamin hewan dapat sudah benar-benar mati
dan darah keluar dengan tuntas sebelum diproses lebih lanjut
(perendaman air panas dan pengulitan)

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 28/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Apakah bahan merupakan bahan


Makanan segar?

Ya  Tidak olahan

Apakah bahan merupakan bahan Apakah bahan memungkinkan


Hewan (selain susu, ikan, telur)? men andun Bahan asal hewan?

Tidak Ya  Apakah


Bersertifikat Tidak Ya 
LPPOM MUI

Terima Ya  Tidak


Apakah bahan mungkin hasil
Fermentasi alcohol/khamar dan
turunannya

Tidak Ya  Tolak 

Apakah bahan mungkin mengandung


bahan asal produk fermentasi alcohol/ 
khamar dan turunannya

Tolak 
Ya  Tidak Terima

Gambar IV.5 Prosedur Penetapan CCP Halal Produksi

Untuk bahan segar yang berasal dari nabati tidak perlu CCP
khusus karena tidak ada keraguan akan kehalalannya.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 29/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Apakah alat yang dipergunakan


dalam proses produksi halal?

Pakai Ya Tidak

Apakah alat terkontaminasi oleh bahan Non


halal (mengandung babi atau turunannya

Tidak Ya Tidak

Apakah ada prosedur

sanitasi yang dilakukan


dapat menilangkan lemak,
bau, warna dan rasa

Tolak Tidak Ya Pakai

Gambar IV.6 Prosedur Penetapan CCP Halal Alat Produksi

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 30/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Apakah barang yang diakut


hanya berang yang halal saja?

Tidak Ya

Apakah terjadi kontaminasi Terima


antara barang halal dengan
baran an lain?

Tidak Ya

Terima Tolak

Gambar IV.7 Prosedur Penetapan CCP Halal transportasi

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 31/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

IV.6 Sistem Audit Internal


Sistem audit internal merupakan sistem auditing yang
dilakukan oleh perusahaan secara periodik untuk mengevaluasi
pelaksanaan sistem jaminan halal. Pelaksanaan auditing
internal dilakukan oleh tim organisasi halal yang dikoordinir oleh
Auditor internal halal. Tujuan dilaksanakannya audit internal
antara lain (LPPOM-MUI Kaltim, 2007):
1. Untuk memastikan konsistensi operasi untuk memelihara
mutu halal suatu produk
2. Memperbaiki cara produksi dengan memperhatikan
tahapan proses yang dianggap kritis bagi kehalalan
produk
3. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan
mutu lebih lanjut
4. Mengevaluasi dan menetapkan secara jelas tanggung
  jawab dan wewenang dari personel kunci yang
menentukan pada kegiatan produksi secara halal.
Menurut Arintawati, (2006) persyaratan auditor internal
halal meliputi :
1. Karyawan tetap perusahaan bersangkutan

2. Auditor
internal halal
harusinternal yangmuslim
seorang menjadi taat
coordinator tim halal
yang mengerti
ketentuan halal haram dan mempunyai komitmen
melaksanakan ketentuan tentang halal haram
3. Diangkat secara resmi oleh pimpinan perusahaan
sebagai auditor halal internal dengan tugas dengan
tanggung jawab yang jelas
4. Berada dalam lingkup sistem jaminan halal
5. Berada dalam lingkup bagian yang terkait dengan
pengendalian titik kritis keharaman (QC/ QA, R & D,
Purchasing, Produksi dan Pergudangan)
6. Memahami titik kritis keharaman secara keseluruhan.

Audit Internal di Unit RPA PT. Ciomas Adisatwa dilakukan


oleh Auditor Halal Internal dengan penerapan beberapa metode,
dan uji selain pemantauan untuk membuktikan bahwa
penerapan Sistem Jaminan Halal berjalan efektif sesuai dengan
Panduan Halal dan untuk menentukan apakah Panduan Halal
perusahaan memerlukan modifikasi dan revalidasi.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 32/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Pelaksanaan Audit Sistem Jaminan Halal dilakukan pada


setiap bagian yang terkait mulai dari pembelian bahan,
penyimpanan bahan, proses produksi, penyimpanan produk
 jadi, transportasi dan pengembangan produk baru.
Prosedur Audit Internal:
1. Pemeriksaan terhadap dokumen yang berkaitan dengan
pengendalian dan pelaksanaan Sistem Jaminan Halal
2. Tindakan koreksi terhadap Sistem Jaminan Halal
Metode Audit Internal adalah peninjauan ulang dan
pemeriksaan terhadap penerapan Sistem Jaminan Halal serta
kesesuaiannya dengan dokumen Panduan Halal perusahaan.
Metode audit internal dapat berupa wawancara, pengujian
dokumen, Observasi lapang dan fisik produk.
Tujuan Audit Internal :
1. Menentukan kesesuaian Sistem Jaminan Halal dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia (LP POM-MUI).
2. Menentukan kesesuaian pelaksanaan Sistem Jaminan
Halal dengan Panduan Halal perusahaan

3. Mendeteksi penyimpangan
menentukan tidakan yang
perbaikan dan terjadi
pencegahan serta
4. Memastikan bahwa permasalahan yang ditemukan pada
audit sebelumnya telah diperbaiki sesuai kerangka waktu
yang telah ditetapkan.
5. Memberikan informasi tentang pelaksanaan Sistem
Jaminan Halal kepada Manajemen dan Lembaga
Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis
Ulama Indonesia (LP POM-MUI).

IV.7 Dokumentasi Sistem Jaminan Halal 


Pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen-
dokumen pendukung kehalalan produk yang menyangkut
bahan, proses maupun produk di setiap bagian yang terkait,
seperti daftar bahan, spesifikasi, sertifikat halal, formula,
dokumen pembelian bahan, dokumen penggudangan dan
sebagainya. Hal-hal yang diperhatikan adalah :
1. Kelengkapan dokumen Sistem Jaminan Halal
2. Kelengkapan spesifikasi bahan

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 33/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

3. Kelengkapan, keabsahan dan masa berlaku sertifikat halal


bahan
4. Kecocokan formula dengan daftar bahan halal
5. Kecocokan dokumen pembelian bahan dengan daftar bahan
halal
6. Kelengkapan dan kecocokan dokumen produksi dengan
daftar bahan dan formula halal
7. Kelengkapan dan kecocokan dokumen penggudangan
dengan daftar bahan dan daftar produk halal
8. Uji mampu telusuri (tracebility) setiap bahan
Kemudian Hasil audit tersebut dibuat laporan dan
dokumentasi dan disampaikan kepada pihak manajemen, untuk
ditindaklanjuti dalam waktu tertentu. Resume hasil audit
dilaporakan kepada LPPOM MUI setiap enam bulan sekali
terhitung dari tanggal terbitnya sertifikat. Dan arsip data
disimpan per 2 tahun oleh auditor Halal Internal dan pihak
Auditor LPPOM MUI.

IV.8 Sosialisasi Sistem Jaminan Halal


PT. Ciomas Adistwa dalam melaksanakan Sistem

Jaminan Halal
berbagai pihak melakukan komunikasi
terkait secara internaldan interaksieksternal.
maupun dengan
Termasuk diantaranya melakukan sosialisasi Sistem Jaminan
Halal kepada karyawan, khususnya yang berkaitan langsung
dengan aspek halal-haram produk seperti penyembelih, serta
penting kepada suplier agar dapat dipahami oleh seluruh pihak
terkait sehingga mempermudah pelaksanaannya.
Tujuan Sosialsasi ini adalah :
1. Meningkatkan pemahaman karyawan dan pemasok
terhadap hukum-hukum Islam tentang pentngnya kehalalan
produk
2. Menjadikan karyawan dan pemasok (supplie r) peduli
terhadap kebijakan kehalalan dan menerapkan di tingkat
operasional sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-
masing
Waktu pelaksanaan Sosialisasi Sistem Jaminan Halal ini
sewaktu-waktu diperlukan atau sifatnya segera bila ada
perubahan pada Sistem Jaminan Halal.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 34/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan
1. PT. Ciomas Adisatwa merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang pemotongan ayam sampai pada proses
pengolahan daging ayam tersebut disesuaikan dengan
permintaan customer. 
2. Produk yang dihasilkan RPA PT. Ciomas Adisatwa
bermacam-macam, meliputi Whole Chicken  (Karkas utuh),
Parting adalah potongan dada, sayap, paha, punggung, cut
up 8, 9, 12, 14 dan 16, dan Deboning  yaitu daging tanpa
tulang, sepeeri daging paha tanpa tulang (boneless leg  / 
BL), daging dada tanpa tulang (boneless breast   /   BB),
sayap, fillet, softbone.
3. Rumah Potong Ayam PT Ciomas Adisatwa dalam menjamin
kehalalan produknya menerapkan Sistem Jaminan Halal
(SJH) sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan LPPOM
MUI.

V.2 Saran 
1. Lebih teliti dalam penerimaan dan pengecekan ayam hidup.
Hal ini bertujuan untuk menjamin kualitas ayam yang
diterima sesuai spesifikasi perusahaan.
2. Secara berkala melakukan sosialisasi terkait kebijakan halal
perusahaan kepada karyawan maupun manajemen
perusahaan
3. Dilakukan training secara berkelanjutan untuk mendapatkan
penyembelih-penyembelih handal, sebagai upaya antisipasi
kalau penyembelih inti tidak masuk kerja dan memudahkan
penyembelih mendapatkan SIM (Surat Ijin Menyembelih)
yang sah dari LPPOM MUI.
4. Perlu adanya pengecekan secara berkala oleh auditor halal
internal terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi, food grade dan status kehalalannya tidak
diragukan lagi.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 35/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

5. Menghindarkan produk yang berada di clean area ditaruh di


bawah, sebagai antisipasi terkena percikan air yang
kemungkinan terkena najis dari petugas yang keluar masuk
area proses.

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 36/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

LAMPIRAN 3. Gambar Alat Produksi

Gambar 1. Cold Room  

Gambar 2. Meja

Gambar 3. Timbangan

Gambar 4. Pisau

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 37/38
 

5/7/2018 La pora n PKL SJH - slide pdf.c om

Gambar 5. Telenan

Gambar 6. Shackle  

Gambar 7. Mesin Pencabut bulu /  Plucker 

Gambar 8. Stunner  

 
http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-pkl-sjh 38/38

Anda mungkin juga menyukai