Tentang:
Dosen Pengampu:
Awinda (20231048)
PROGRAM STUDI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melindungi, menjaga, serta
membimbing kita semua dalam jalan yang di ridho-Nya. Di susunnya makalah “Sistem
Perlindungan Makanan” ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kimia
Bahan Pangan semester 4 dan di harapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dalam proses
pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
karena makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh globalisasi telah memasuki seluruh sendi kehidupan manusia, makanan yang
merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia tidak lepas
dari pengaruh globalisasi itu sendiri. Globalisasi ekonomi dan industry yang canggih serta
persaingan perdagangan dunia menuntut ketahanan pangan nasioanal yang lebih baik. Salah
satu cara peningkatan ketahanan pangan nasional adalah dengan menghasilkan pangan yang
bermutu dan aman bagi konsumen, terutama konsumen internasional.
Pangan atau makanan yang memiliki mutu dan keamanan yang baik, tidak hanya dilihat
dari hasil akhir atau produk pangan tersebut tetapi pangan yang bermutu dapat dilihat dari
proses diperoleh, pengolahan serta pendistribusian sehingga dapat menghasilkan produk yang
bermutu. Oleh karena itu berkembanglah system yang dapat menjamin mutu dan keamanan
pangan bagi konsumen salah satunya seperti HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Makanan yang kurang bermutu atau aman biasanya dapat diakibatkan oleh daya tahan
makanan tersebut yang rendah karena mudah dikontaminasi oleh microorganism. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai penyakait yang disebabkan oleh makanan yang telah terkontaminasi
tersebut, ada beberapa makanan terkontaminasi yang tercatat telah menimbulkan wabah
sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan system proteksi makanan HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point)?
2. Bagaimana pengawasan wabah penyakit yang disebabkan oleh makanan?
3. Penyebab kontaminasi dan basinya makanan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan system proteksi makanan HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point)
2. Mengetahui pengawasan wabah penyakit yang disebabkan oleh makanan
3. Mengetahui penyebab kontaminasi dan basinya makanan
BAB II
PEMBAHASAN
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem yang
mengidentifikasi bahaya spesifik bahan, produk ataupun proses pengolahan pangan. Pengujian
mutu dan keamanan makanan dengan system HACCP ini menekankan pada proses
memperoleh bahan baku, pengolahan dan serta produk akhir yang dihasilkan. Hal ini
berlawanan dengan cara tradisional yang lebih menekankan uji pada produk akhir yang di
hasilkan.
Menurut BRYAN (1990), sistem HACCP didefinisikan sebagai suatu manajemen untuk
menjamin keamanan produk pangan dalam industri pengolahan pangan dengan menggunakan
konsep pendekatan yang bersifat logis (rasional), sistematis, kontinyu dan menyeluruh
(komprehensif) dan bertujuan untuk mengidentifikasi, memonitor dan mengendalikan bahaya
yang beresiko tinggi terhadap mutu dan keamanan produk pangan.
Konsep HACCP ini disebut rasional karena pendekatannya didasarkan pada data historis
tentang penyebab suatu penyakit yang timbul (illness) dan kerusakan pangannya (spoilage).
HACCP bersifat sistematis karena konsep HACCP merupakan rencana yang teliti dan cermat
serta meliputi kegiatan operasi tahap demi tahap, tatacara (prosedur) dan ukuran kriteria
pengendaliannya. Konsep HACCP juga 6 bersifat kontinyu karena apabila ditemukan terjadi
suatu masalah maka dapat segera dilaksanakan tindakan untuk memperbaikinya. Disamping
itu, sistem HACCP dikatakan bersifat komprehensif karena sistem HACCP sendiri
berhubungan erat dengan ramuan (ingredient), pengolah/proses dan tujuan
penggunaan/pemakaian produk pangan selanjutnya.
Bagi industri pengolahan pangan, sistem HACCP sebagai sistem penjamin keamanan
pangan mempunyai kegunaan dalam hal, yaitu : (1) Mencegah penarikan produk pangan yang
dihasilkan, (2) Mencegah penutupan pabrik, (3) Meningkatkan jaminan keamanan produk, (4)
Pembenahan dan pembersihan pabrik, (5) Mencegah kehilangan pembeli/pelanggan atau pasar,
(6) Meningkatkan kepercayaan konsumen dan (7) Mencegah pemborosan biaya atau kerugian
yang mungkin timbul karena masalah keamanan produk.
Pendekatan HACCP dalam industri pangan terutama diarahkan terhadap produk pangan
(makanan) yang mempunyai resiko tinggi sebagai penyebab penyakit dan keracunan, yaitu
makanan yang mudah terkontaminasi oleh bahaya mikrobiologi, kimia dan fisika. Contoh
produk yang memiliki tingkat resiko tinggi seperti susu dan produk olahannya, produk yang
memiliki tingkat resiko menengah atau sedang seperti daging dan ikan beku, produk yang
memiliki tingkat resiko rendah seperti biji-bijian.
Adapun istilah-istilah yang sering digunakan dalam system menejemen HACCP adalah:
1. Bahaya (hazard), Bahan biologi, kimia atau fisika, atau kondisi yang dapat
menimbulkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan terhadap konsumen. Menurut
NACMCF (1992) mendefinisikan bahaya atau ”hazard” sebagai suatu sifat-sifat
biologis/mikrobiologis, kimia, fisika yang dapat menyebabkan bahan pangan
(makanan) menjadi tidak aman untuk dikonsumsi.
2. Titik Kendali (Control Point = CP) Setiap titik, tahap atau prosedur pada suatu sistem
produksi makanan yang dapat mengendalikan faktor bahaya biologi/mikrobiologi,
kimia atau fisika.
3. Titik Kendali Kritis (Critical Control Point = CCP) Setiap titik, tahap atau prosedur
pada suatu sistem produksi makanan yang jika tidak terkendali dapat mengakibatkan
resiko kesehatan yang tidak diinginkan atau setiap titik, tahap atau prosedur yang jika
dikendalikan dengan baik dan benar dapat mencegah, menghilangkan atau mengurangi
adanya bahaya.
4. Batas Kritis (Ccritical Limits) Batas toleransi yang harus dipenuhi/dicapai yang
menjamin bahwa CCP dapat mengendalikan secara efektif bahaya yang mungkin
timbul atau suatu nilai yang merupakan batas antara keadaan dapat diterima dan tidak
dapat diterima.
5. Resiko, Kemungkinan menimbulkan bahaya.
6. Penggolongan Resiko, Pengelompokkan prioritas resiko berdasarkan bahaya yang
mungkin timbul/ terdapat pada makanan.
7. Pemantauan (Monitoring), Pengamanan atau pengukuran untuk menetapkan apakah
suatu CCP dapat dikendalikan dengan baik dan benar serta menghasilkan catatan yang
teliti untuk digunakan selanjutnya dalam verifikasi.
8. Pemantauan Kontinyu, Pengumpulan dan pencatatan data secara kontinyu, misalnya
pencatatan suhu pada tabel.
9. Tindakan Koreksi (Corrective Action) Prosedur atau tatacara tindakan yang harus
dilakukan jika terjadi penyimpangan pada CCP.
10. Tim HACCP Sekelompok orang/ahli yang bertanggung jawab untuk menyusun
rancangan HACCP.
11. Validasi Rancangan HACCP, Pemeriksaan awal oleh tim HACCP untuk menjamin
bahwa semua elemen dalam rancangan HACCP sudah benar.
12. Validasi Metode, prosedur dan uji yang dilakukan selain pemantauan untuk
membuktikan bahwa sistem HACCP telah sesuai dengan rancangan HACCP, dan untuk
menentukan apakah rancangan HACCP memerlukan modifikasi dan revalidasi.
Ada tujuh prinsip dasar penting dalam penerapan sistem HACCP pada industri pangan
seperti yang direkomendasikan baik oleh NACMCP (National Advisory Committee on
Microbilogical Criteria for Foods, 1992) dan CAC (Codex Alintarius Commission, 1993).
Ketujuh prinsip dasar penting HACCP yang merupakan dasar filosofi HACCP tersebut adalah:
3. Tidak membiarkan makanan berdekatan dengan bahan mentah agar tidak terjadi
kontaminasi silang
4. Menjaga peralatan dapur selalu bersih dan mencuci tangan setiap ingin memegang
makanan.
Selain mikrobiologis, makanan juga dapat tercemar oleh bahaya kimia. Senyawa
kimia tersebut bila terdapat dalam bahan makanan dan tertelan manusia dapat
menyebabkan sakit dan keracunan. Bahaya kimia dapat berasal dari bahan tambahan
pangan, pangan penyebab alergi, toksin alami, pestisida maupun residu zat pembersih.
Masyarakat perlu teliti dan cermat ketika membeli jajanan di pasar yang banyak
ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP). Jika terdapat makanan yang aroma, warna
maupun rasanya terlalu mencolok, sebaiknya makanan tersebut dihindari karena ada
kemungkinan ditambahkan BTP yang tidak diperbolehkan.
1. Oksidasi alami. Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dengan zat lain,
seperti logam hingga jaringan hidup. Interaksi antara oksigen yang ada di udara dengan
molekul-molekul penyusun makanan membuat struktur molekul makanan berubah. Contoh
yang gampang teroksidasi dari makanan adalah vitamin dan lemak. Bau tengik dari makanan
basi bisa diakibatkan oleh molekul lemak yang udah teroksidasi. Untuk buah, proses oksidasi
pigmen yang ada di buah tersebut juga bisa bikin warna dari buah jadi ga menarik bagi kita.
Seperti buah apel yang berubah menjadi warna kecoklatan.
2. Enzim. Enzim berperan ke pembusukan dan perubahan tekstur dari makanan hasil
bumi yang belom diolah, seperti daging, sayur, dan buah-buahan. Mayoritas enzim yang
bikin makanan jadi rusak itu adalah enzim yang sifatnya mempercepat proses oksidasi dari
makanan. Selain itu, enzim yang mengatur pematangan buah juga secara alami bisa bikin
buah itu jadi lembek dan berwarna kehitaman.
3. Fermentasi. Cara membuat makanan menjadi lebih awet dengan fermentasi yaitu
membuat mikroorganisme yang kita inginkan untuk berada di situ. Ini bisa dilakukan dengan
menambahkan mikroorganisme, seperti ragi, ke kacang kedelai (yang membuatnya
terfermentasi jadi tempe). Lalu, membuat “lingkungan buatan” sesuai dengan yang
dibutuhkan si mikroba yang kita mau (atur suhu, udara, dan sebagainya). Proses fermentasi
ini mengasilkan makanan dan minuman yang banyak manfaatnya bagi manusia. Contohnya:
yoghurt, keju, kecap, kimchi, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistem yang
mengidentifikasi bahaya spesifik bahan, produk ataupun proses pengolahan pangan. Pengujian
mutu dan keamanan makanan dengan system HACCP ini menekankan pada proses
memperoleh bahan baku, pengolahan dan serta produk akhir yang dihasilkan. Hal ini
berlawanan dengan cara tradisional yang lebih menekankan uji pada produk akhir yang di
hasilkan.
Ketujuh prinsip dasar penting HACCP yang merupakan dasar filosofi HACCP tersebut
adalah:
1. Analisis bahaya (Hazard Analysis) dan penetapan resiko beserta cara pencegahannya.
2. Identifikasi dan penentuan titik kendali kritis (CCP) di dalam proses produksi.
3. Penetapan batas kritis (Critical Limits) terhadap setiap CCP yang telah teridentifikasi.
Kontaminasi dapat terjadi karena pangan menjadi sumber nutrisi dan menyediakan
kondisi yang sesuai untuk petumbuhan mikroba. Kontaminasi dapat berasal dari tiga sumber
yaitu: mikrobiologi, kimia dan fisik.Penyebab makanan basi yaitu adanya oksidasi, pengaruh
enzim dan pengaruh mikroorganisme,
DAFTAR PUSTAKA
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/covid-19-dan-keamanan-
pangan.pdf
https://kumparan.com/zenius-education/penyebab-makanan-basi-dan-cara-membuatnya-
menjadi-awet-1sFYr2ehw0q/4
https://foodreview.co.id/blog-5669177-Kenali-Sumber-sumber-Kontaminasi-Bahan-
Pangan.html#:~:text=Kontaminasi%20dapat%20berasal%20dari%20tiga,peralatan%20dan%
20tangan%20yang%20kotor