SNI 22000-2009
Outline
Kenapa perlu SMKP?
Menikmati Makanan, Proses Berisiko
Foodborne
Infections
Diare
Malnutrisi
Dampak
Penyakit lain: Sosioekonomi
LGBT
Penolakan dan
Individu dispute dalam Masyarakat
Citra perdagangan
Produktivitas
Perekonomian
Negara Produsen
Diperlukan Sistem Pengendalian Pangan
dengan lima elemen penting:
Karakteristik
•Specifikasi teknis Credenc
•Persyaratan teknis e Integrita
komersial Jamina
s
Mutu n
Mut GMP,
(GAP,
Produk
Keamanan Produk Pangan u
GDP, GTP,
•Biologi
•Kimia GRP, HACCP
•Fisik Keamanan
Pangan
Sistem Manajemen
• Sistem Manajemen suatu organisasi harus mampu
mengintegrasikan seluruh proses dan sumber daya
yang diperlukan oleh Organisasi tersebut untuk
menghasilkan produk/layanan yang diharapkan.
27
Referensi Sistem Manajemen
Pengembangan dan penyusunan sistem manajemen
suatu organisasi dapat mengacu kepada :
ISO 22000
yang merupakan suatu
Standar Internasional
untuk
Sistem Manajemen ISO 22000
Keamanan Pangan
28
Sistem Manajemen Keamanan Pangan
Kenapa diperlukan?
Pertanian dan pengolahan pangan yang semakin intens
Meningkatnya makanan yang dikonsumsi di luar rumah
Semakin banyak pangan siap santap (ready to eat)
Lebih banyak perjalanan lintas dunia (globalisasi
perdagangan)
Pangan impor exotic semakin banyak jumlahnya
Meningkat jumlah orang yang rentan
(susceptible)
ISO 22000:2005
A management system designed to enable
organizations to control food safety hazards along
the food chain in order to ensure that food is safe at
the time of consumption
Satu sistem manajemen yang dirancang untuk
memungkinkan organisasi untuk
mengendalikan bahaya-bahaya keamanan
pangan sepanjang rantai pangan dalam upaya
untuk memastikan bahwa pangan
adalah aman pada saat dikonsumsi.
• Standarisasi
• Sistem terdokumentasi dalam Prosedur, Instruksi Kerja &
dokumen pendukung lainnnya
• Kualitas Proses, Produk & Sumber Daya yang
terkendali dan konsisten
39
Apa yang dilakukan ISO 22000?
ISO 22000 menetapkan karakteristik dari
sistem manajemen yang dirancang untuk :
Melakukan analisis bahaya
Disain HACCP plan,
Identifikasi prerequisite programmes
(PRP), dan
Memilih operational prerequisite programmes
(OPRPs)
International expansion
of HACCP
In harmony with
ISO 9001
ISO 22000
Effective and efficient Food Safety Management System
41
Elemen Kunci
ISO 22000:2005
Komunikasi Komunikasi
interaktif interaktif
Kombinasi
Pengendalian
keamanan
Program pangan
Persyaratan Manajemen
Dasar sistem
Komunikasi
interaktif
45
Interaksi Rantai Pangan
Essential: Memastikan bahwa bahaya keamanan pangan yang
relevan teridentifikasi dan cukup dikendalikan pada tiap tahapan
dalam rantai pangan
Improvement Implementation
49
Model Sistem Manajemen
Mutu
Peningkatan Berkelanjutan
Sistem Manajemen Mutu
P P
Tanggung Jawab
E Manajemen E
P
K
L E
R
L
E
A M Manajemen
Pengukuran,
Analisa,
A
I Sumberdaya P
Peningkatan
N
T U
N A N
A A
Masukan Realisasi Keluaran
N Produk/Layan Produk S
G an
A
G
N 50
Ruang Lingkup Keamanan Pangan
• Keterkaitan setiap
kegiatan dalam
Rantai Pangan
sejak pemilihan
Bibit, penentuan
Lahan sampai siap
dikonsumsi
51
Food
safety
Catering
Food-born Restaurant
hazards
Dapat terjadi
Retail
Penggudangan
Distribusi
Industri pangan
53
DAFTAR ISI SNI/ISO
22000
Klausul Deskripsi
1 Ruang Lingklup
2 Acuan Normatif
3 Istilah & Definisi
4 Sistem Manajemen Keamanan Pangan
5 Tanggung Jawab Manajemen
6 Manajemen Sumberdaya
7 Perencanaan & Realisasi Produk yang Aman
8 Validasi, verifikasi dan perbaikan sistem manajemen
keamanan pangan
1. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan yang memungkinkan
suatu organisasi untuk :
a. merencanakan, menerapkan, menjalankan,
memelihara dan memutakhirkan SMKP yang bertujuan
untuk menyediakan produk pangan yang aman bagi
pelanggan sesuai dengan penggunaan yang
dimaksudkan,
b. Menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan
perundang-undangan keamanan pangan,
c. Mengevaluasi & mengases persyaratan dan
memperagakan kesesuaian dengan persyaratan
pelanggan yang telah disepakati berkaitan dengan
keamanan pangan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan
d. mengkomunikasikan secara efektif isu
keamanan pangan kepada pemasok, pelanggan
dan pihak lain yang terkait dalam rantai
pangan,
e. memastikan bahwa organisasi sesuai
dengan kebijakan keamanan
pangan yang ditetapkannya,
f. menunjukkan kesesuaian kepada pihak terkait
yang relevan, dan
g. mendapatkan sertifikasi sistem
manajemen keamanan pangan dari
organisasi
h. eksternal, atau untuk melakukan swa-asesmen
atau pernyataan diri sesuai standar ini
2. Acuan Normatif
• Dokumen acuan berikut mutlak diperlukan untuk
penerapan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal,
hanya edisi yang dikutip yang dipakai. Untuk acuan tak
bertanggal, digunakan dokumen edisi terakhir (termasuk
amandemen).
harus mencakup :
a)pernyataan yang terdokumentasi tentang
kebijakan dan sasaran keamanan pangan
b)prosedur dan rekaman yang
terdokumentasi
yang disyaratkan oleh standar ini, dan
c) dokumen yang diperlukan
oleh organisasi
untuk
memastikan pengembangan,
penerapan dan pemutakhiran
smkp yang efektif
Contoh Rekaman:
• QMR 001 Management Review Minutes
QMR 021 Knife Breakage Report
• QMR 002 Training Record
QMR 022 Goods in Inspection Record
• QMR 003 Product Release Record QMR 023 Equipment Cleaning
Procedure
• QMR 004 Design and Development Records QMR 024 Glass and Brittle Plastic Breakage Record
• QMR 005 Supplier Assessment Record QMR 025 Metal Detection Record
• QMR 006 Validation Record QMR 026 First Aid Dressing Issue Record
• QMR 007 Identification and Traceability Record QMR 027 Cleaning Schedule
QMR 008 Register of Customer Property
QMR 028 Cleaning Record
• QMR 009 Calibration Record
QMR 029 Engineering Hygiene Clearance Record
• QMR 010 Internal Audit Record
• QMR 011 Records of Non-conforming Product
QMR 030 Glass and Brittle Plastic Register
• QMR 012 Corrective Action Request Form QMR 031 GMP Audit Checklist
• QMR 013 Preventative Action Request Form QMR 032 Vehicle Hygiene Inspection Record
• QMR 014 Supplier Self Assessment and Approval Form QMR 033 Outgoing Vehicle Inspection Record
• QMR 015 Equipment Commissioning Record QMR 034 Pre Employment Medical Questionnaire
• QMR 016 Return to Work Form QMR 035 Visitor Questionnaire
• QMR 017 Hygiene Policy Staff Training Record QMR 036 Product Recall Record
• QMR 018 Complaint Investigation Form 019 QMR 037 Shelf Life Confirmation
• QMR Prerequisite Audit Checklist 020 Knife Record
• QMR Control Record QMR 038 Accelerated Keeping Quality
Log
QMR 039 Goods In QA Clearance Label
5. Tanggung Jawab Manajemen
5 Tanggung jawab Manajemen
5.1 Komitmen Manajemen
5.2 Kebijakan Keamanan Pangan
5.3 Perencanaan Sistem Keamanan Pangan
5.4 Tanggung Jawab & Wewenang
5.5 Ketua Tim Keamanan Pangan
5.6 Komunikasi
5.6.1 Komunikasi Eksternal
5.6.2 Komunikasi Internal
5.7 Kesiapan & Tanggap Darurat
5.8 Tinjauan Manajemen
5.8.1 Umum
5.8.2 Masukan Tinjauan
5.8.3 Keluaran Tinjauan
5.1 Komitmen manajemen
a. Menunjukkan bahwa keamanan
pangan didukung oleh sasaran bisnis
organisasi,
b. Mengkomunikasikan kepada organisasi tentang
pentingnya pemenuhan persyaratan standar ini,
persyaratan peraturan perundang-undangan, dan
persyaratan pelanggan yang terkait dengan
keamanan pangan,
c. Menetapkan kebijakan keamanan pangan,
d. Melaksanakan tinjauan manajemen, dan
e. Memastikan ketersediaan sumberdaya
5.2 Kebijakan Keamanan Pangan
a. sesuai dengan peran organisasi dalam rantai
pangan,
b. memenuhi persyaratan peraturan
perundang- undangan dan persyaratan
pelanggan yang telah disetujui bersama,
c. dikomunikasikan, diterapkan dan dipelihara pada
seluruh tingkat organisasi,
d. ditinjauan agar tetap sesuai (lihat 5.8),
e. dikomunikasikan secara memadai (lihat 5.6),
dan
f. didukung oleh sasaran yang terukur
5.3 Perencanaan SMKP
a. perencanaan sistem manajemen
keamanan pangan dilaksanakan
untuk memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam 4.1 dan juga sasaran
organisasi yang mendukung keamanan
pangan, dan
b. integritas dari sistem manajemen keamanan
pangan tetap dipelihara ketika
perubahan sistem manajemen keamanan
pangan direncanakan dan diterapkan
5.4 Tanggung jawab dan wewenang
• Manajemen puncak harus memastikan
bahwa tanggung jawab dan wewenang
dalam organisasi ditetapkan dan
dikomunikasikan untuk memastikan
operasi dan pemeliharaan sistem
manajemen keamanan pangan yang efektif.
5.5 Ketua Tim Keamanan Pangan
a. mengelola tim keamanan pangan ( lihat 7.3.2)
dan mengorganisasikan pekerjaannya,
b. memastikan pelatihan dan pendidikan yang
relevan bagi anggota tim keamanan pangan
(lihat 6.2.1),
c. memastikan bahwa sistem keamanan pangan
ditetapkan, diterapkan, dipelihara dan
dimutakhirkan, dan
d. melaporkankepada manajemen
puncak tentang efektifitas dan
kesesuaian sistem manajemen
keamanan pangan
5.6 Komunikasi
1. Komunikasi eksternal
menetapkan, menerapkan dan memelihara pengaturan
komunikasi yang efektif dengan:
a. pemasok dan kontraktor,
b. pelanggan atau konsumen, terutama yangberkaitan
dengan informasi produk (termasuk instruksi
penggunaan, persyaratan penyimpanan, dan jika
perlu, umur simpan), permintaan, kontrak atau
penanganan pesanan termasuk perubahannya, dan
umpan balik dari pelanggan termasuk keluhan pelanggan.
c. pihak yang berwenang dalam peraturan perundang-
undangan, dan
d. organisasi lain yang memiliki dampak pada, atau akan
dipengaruhi oleh, efektivitas atau pemutakhiran sistem
manajemen keamanan pangan
5.6 Komunikasi
memastikan bahwa tim keamanan pangan
diinformasikan tentang perubahan-perubahan
secara tepat waktu, termasuk, tetapi tidak
terbatas pada hal-hal berikut :
a. produk atau produk baru;
b. bahan baku, ingredien dan jasa;
c. sistem produksi dan peralatan;
d. sarana produksi, lokasi peralatan, lingkungan
sekitar;
e. program kebersihan dan sanitasi;
f. sistem pengemasan, penyimpanan dan distribusi
5.6 Komunikasi
g. tingkat kualifikasi personel &/alokasi tanggung jawab &
wewenang;
h. persyaratan, peraturan dan perundang-undangan
i. pengetahuan yang berkenaan dengan bahaya
keamanan pangan dan tindakan pengendalian;
j. persyaratan pelangga dan sektor lainnya yang menjadi
sasaran organisasi;
k. permintaan yang relevan dengan pihak eksternal
terkait
l. keluhan yang menunjukkan bahaya keamanan pangan
yang terkait dengan produk;
m. kondisi lain yang memiliki dampak pada keamanan
pangan.
5.7 Kesiapan dan tanggap darurat
• Manajemen puncak harus menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur
untuk mengelola situasi darurat yang potensial
dan kejadian yang tidak diharapkan yang
dapat berdampak pada keamanan pangan dan
yang relevan dengan peran organisasi dalam
rantai pangan
5.8 Tinjauan manajemen
5.8.1. Umum
• Manajemen puncak harus melakukan tinjauan
sistem manajemen keamanan pangan
organisasi, pada rentang waktu yang terencana, untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektifitasnya
secara berkesinambungan.
• Proses tinjauan manajemen harus mencakup
penilaian tentang peluang perbaikan, dan
kebutuhan akan perubahan sistem manajemen
keamanan pangan, termasuk kebijakan keamanan
pangan
5.8.2. Masukan Tinjauan
Masukan untuk tinjauan manajemen harus mencakup,
tetapi tidak dibatasi pada, informasi mengenai:
a) tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya,
b) analisis hasil kegiatan verifikasi
c) kondisi yang berubah yang dapat mempengaruhi
keamanan pangan
d) situasi darurat, kejadian yang tidak diinginkan, (dan
penarikan produk
e) hasil tinjauan dari kegiatan pemutakhiran sistem ;
f) tinjauan kegiatan komunikasi, termasuk umpan balik dari
pelanggan
g) audit atau inspeksi eksternal.
5.8.3. Keluaran Tinjauan
Keluaran dari tinjauan manajemen harus mencakup
keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan
a) jaminan keamanan pangan,
b) peningkatan efektivitas sistem manajemen keamanan
pangan,
c) kebutuhan akan sumberdaya, dan
d) revisi kebijakan keamanan pangan dan sasaran yang
terkait.
6. Manajemen Sumberdaya
Tim keamanan pangan dan personel lain yang
melaksanakan kegiatan yang mempengaruhi keamanan
pangan harus kompeten dan memiliki pendidikan,
pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang sesuai
6 Manajemen sumberdaya
6.1 Ketentuan tentang sumberdaya
6.2 Sumberdaya manusia
6.3 Infrastruktur
6.4 Lingkungan Kerja
6.1. Ketentuan tentang sumberdaya
4. Lingkungan kerja
Organisasi harus menyediakan sumberdaya
untuk pengembangan, pengelolaan dan
pemeliharaan lingkungan kerja yang diperlukan
untuk menerapkan standar ini.
7. Perencanaan & Realisasi produk yang aman
• Organisasi harus merencanakan dan
mengembangkan proses yang diperlukan
untuk menghasilkan produk yang aman.
Control measures
Basic conditions
and activities.
PRPs do not need Control measures identified by the
validation but their hazard analysis.
effectiveness shall Both shall be validated and verified.
be verified
periodically.
• Saat memilih dan/atau menetapkan PPD,
organisasi harus mempertimbangkan dan
memanfaatkan informasi yang sesuai (misalnya
persyaratan peraturan perundangundangan,
persyaratan pelanggan, pedoman yang diakui,
prinsip dan aturan kerja Codex, standar
nasional, internasional atau sektoral).
Organisasi harus mempertimbangkan hal berikut ketika
menetapkan program-program :
a) ) konstruksi dan tata letak bangunan dan kelengkapan terkait;
b) tata letak ruang, termasuk ruang kerja dan fasilitas pegawai;
c) pasokan udara, air, energi dan kelengkapan lain;
d) jasa pendukung, termasuk pembuangan limbah;
e) kesesuaian peralatan dan kemudahan akses untuk
pembersihan, pemeliharaan, danperawatan yang bersifat
pencegahan;
f) pengelolaan bahan yang dibeli (seperti bahan baku, ingredien,
bahan kimia danpengemasan), pasokan (contoh air, udara, uap dan
es), pembuangan ( limbah) danpenanganan produk ( contoh
penyimpanan dan transportasi) ;
g) tindakan pencegahan kontaminasi silang;
h) kebersihan dan sanitasi;
i) pengendalian hama;
j) higienis personel;
k) aspek lain yang sesuai.
• Verifikasi PPD harus direncanakan
dan PPD harus dimodifikasi sesuai
keperluan
• Rekaman verifikasi dan modifikasi harus
dipelihara.
• Dokumen sebaiknya merinci bagaimana
kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam
PPD dikelola.
7.3 Tahap awal untuk melakukan analisis bahaya
1. Rencana HACCP
2. Identifikasi titik kendali kritis (TKK)
3. Penentuan batas kritis untuk titik
kendali kritis (TKK)
4. Sistem pemantauan titik tendali kritis
(TKK)
5. Tindakan saat pemantauan batas kritis
terlampaui
7.6.1 Rencana HACCP
Rencana HACCP harus didokumentasikan dan setiap titik
kendali kritis (TKK) yang teridentifikasi harus mencakup
informasi berikut :
a) bahaya keamanan pangan yang dikendalikan pada TKK
( lihat 7.4.4);
b) tindakan pengendalian (lihat 7.4.4) ;
c) batas kritis (7.6.3);
d) prosedur pemantauan (7.6.4);
e) koreksi dan tindakan korektif dilakukan bila batas kritis
terlampaui (7.6.5);
f) tanggung jawab dan wewenang;
g) rekaman pemantauan.
7.6.2 Identifikasi titik kendali kritis (TKK)
Presentation 4.7