HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point
Public Training (Online) www.tuev-nord-group.com
08 September 2021
Anita
1 Widyanti N.
TÜV NORD INDONESIA PORTFOLIO
SYSTEM CERTIFICATION
ISO 9001, ISO 14001, ISO 13485/MDD, ISO/TS 16949, OHSAS 18001, SA 8000,
ISO 22000, FSSC 22000, HACCP, BRC, IFS, ISPO, ISO 50001, ISCC etc.
PRODUCT CERTIFICATION
SNI Mark, E Mark, GS Mark,
CE Mark, etc.
INSPECTION
Third-party Inspection, Pre-shipment Inspection, Loading & Unloading Inspection,
Food Hygiene Inspection, etc.
LABORATORY
Analytical (Microbiology, Chemical, Nutrition Fact, Water Test,..) and
Calibration
TRAINING
All related system standards, Internal Audit, System Documentation,
IRCA Auditors, etc.
2
Guten Morgen!
Anita Widyanti Nugroho
awidyanti@tuv-nord.com; anita.widynugroho@gmail.com
081252696497
Education:
Brawijaya University: Food Science & Technology – Master Degree
Brawijaya University: Food Science & Technology – Bachelor Degree
TUJUAN
4
MATERI TRAINING
Penerapan HACCP
5
APA YANG DICARI KONSUMEN?
6
PRODUK YANG AMAN
Hak konsumen: mendapatkan produk yang aman.
(diatur dalam UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4)
www.tuev-nord-group.com
Fatality
7
What is Safe Food?
Makanan yang tidak menimbulkan penyakit terhadap konsumen
pada “saat dihidangkan” dan/atau dikonsumsi “sesuai dengan
peruntukannya”
Keamanan Pangan?
Memastikan bahwa pangan/makanan tidak akan menyebabkan
bahaya pada konsumen, pada saat pangan/makanan
disiapkan dan dikonsumsi sesuai dengan peruntukannya
[intended use]
Kontaminasi?
“masuknya atau terjadinya benda/organisme yang tidak
diinginkan atau kerusakan dalam pangan atau lingkungan
pangan” www.tuev-nord-group.com
8
Bagaimana menjaga keamanan pangan?
Menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan,
salah satunya yaitu HACCP.
FSMS
ISO FSSC
22000 22000
HACCP VACCP
BRC TACCP
GMP
PRP
www.tuev-nord-group.com
10
HACCP
Sejarah HACCP
1956-1960: NASA ingin
mengembangkan bahan
pangan untuk astronot dengan
garansi keamanan pangan.
1963: WHO menerbitkan
Prinsip-prinsip HACCP dalam
Codex Alimentarius.
1973: NASA, American Army
Laboratory dan Pillsbury Group
membuat project untuk
produksi makanan astronot.
1985: USA national science
academy menyarankan agar
HACCP diaplikasikan untuk
operational industri makanan
demiwww.tuev-nord-group.com
keamanan pangan.
11
Manfaat Penerapan HACCP
Meningkatkan
Mencegah Mencegah jaminan
penarikan produk penutupan
keamanan
pangan industri pangan
produk
Pembenahan Mencegah
dan pembersihan kehilangan
industri pangan pelanggan/pasar
12
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
Introduction, Objectives, Scope, Use,
General Principles, Definitions
Chapter 1: GHP
14
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
What’s New?
• Keep clean
The 5 Keys to Safer • Separate raw and cooked
• Cook thoroughly
Food • Keep food at safe temperature
• Use safe water and raw material
15
Pre-Requisite Program
16
Pre-Requisite Program
17
Pre-Requisite Program
18
Pre-Requisite Program
19
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
Prinsip Sistem HACCP
• Melakukan analisa bahaya dan identifikasi tindakan
PRINSIP 1 pencegahan
20
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM HACCP
1. Introduction
PRP (termasuk GHP) saling berkorelasi dengan HACCP
HACCP training & kompetensi
Review periodically, ketika ada perubahan yang signifikan dan
berdampak pada potensi bahaya serta control measure (proses baru,
bahan baku baru, produk baru, peralatan baru)
CCP bersifat fleksibel, dapat berubah
21
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
PENERAPAN SISTEM HACCP
2 Membuat DeskripsiProduk
12
5
Langkah
Langkah 3 Identifikasi RencanaPenggunaan
Awal 4 Penyusunan Diagram Alir
TRAINING
23
PENERAPAN SISTEM HACCP
1. Membentuk Tim HACCP dan identifikasi ruang lingkup
Multi-disiplin ilmu/latar belakang
Pengetahuan yang cukup tentang: bahan baku, operasional, proses produksi, quality
control, teknis-mesin, produk jadi, bahaya mikrobiologi, kimia, fisik, allergen, sistem
manajemen HACCP
Perusahaan kecil dapat menggunakan ahli eksternal/konsultan
Tim HACCP harus mengidentifikasi ruang lingkup sistem HACCP dan PRP
Bahan baku
Bahan pendukung (air, bahan kimia)
Bahan kemasan
Proses penerimaan
Proses produksi
Pengemasan
Penyimpanan
Distribusi
Proses rework
Limbah
Parameter proses
Proses & persyaratan eksternal
www.tuev-nord-group.com
25
PENERAPAN SISTEM HACCP
5. Verifikasi Diagram Alir di Lapangan
Diagram alir harus menjadi gambaran aktual proses di
setiap waktu
Semua shift, hari, minggu, bulan, tahun
Pertimbangkan high season seperti
“lebaran”, “chrismast rush”, dll
Lakukan verifikasi mulai dari awal hingga akhir proses
Jangan sampai ada proses yangterlewat
Wawancara personil yang terkait
Pastikan semua parameter proses sesuai
Revisi bila perlu
Revisi diagram alir sesuai kondisi praktek
di lapangan
Ubah praktek di lapangan sesuai diagram alir
Verifikasi dilakukan oleh personil yang memahami
proses www.tuev-nord-group.com
Supervisor/Manager Produksi
Departmen lain yang paham proses (R&D, QC,
26
HACCP Team)
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)
1a. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
Dilakukan dengan cara :
• Peninjauan di lapangan
• Studi literatur
• Diskusi Tim HACCP
Berdasarkan input dari :
• Diagram alir proses
• Deskripsi produk
• Deskripsi bahan baku, bahan penyusun, dan bahan penolong proses
• Rencana penggunaan
• Pengalaman
• Data historis
• Referensi / Literatur
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat mengidentifikasi bahaya :
www.tuev-nord-group.com
• Tahapan sebelum dan sesudahnya
• Peralatan, Utility, Lingkungan, dan Manusia
27 • Keterkaitan dengan sebelum dan sesudanhnya dalam rantaimakanan
Food Hazard = bahaya keamanan pangan
Jenis-jenis bahaya pangan:
Bahaya
Biologi/Mikrobiologi Bahaya Kimia
Bahaya
Radiological www.tuev-nord-group.com
28
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
1. BAHAYA BIOLOGI/MIKROBIOLOGI
Adalah organisme atau substansi yang diproduksi oleh organisme yang
dapat menyebabkan bahaya pangan dan mengganggu kesehatan
manusia.
Sumber bahaya:
Saluran pencernaan hewan
Tanah dan air yang terkontaminasi oleh pupuk yang berasal dari
kotoran hewan
Kontaminasi silang:
- Dari manusia: personal hygiene yang buruk
- Peralatan produksi ke produk karena proses sanitasi yang buruk
Jenis Mikroorganisme:
• Bakteri
• Jamur
• Virus www.tuev-nord-group.com
• Parasit
Bersifat pathogenic
29
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
1. BAHAYA BIOLOGI/MIKROBIOLOGI
Pengendalian dan pencegahan
Proses thermal (sterilisasi, pasteurisasi)
Suhu penyimpanan (pendinginan, pembekuan)
Parameter proses pengolahan (suhu dan waktu pemasakan, aktivitas
air dalam proses dehidrasi
Cleaning & Sanitasi yang efektif
Aplikasi teknologi pangan (pengemasan, pengawetan, teknik
pengolahan – pengeringan)
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba
F - Food
A - Acid
T - Time
T - Temperature
O - Oxygen
M - Moisture
30
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
1. BAHAYA BIOLOGI/MIKROBIOLOGI
Bakteri Virus Jamur Parasit
31
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
2. BAHAYA KIMIA
Muncul ketika bahan kimia dalam makanan pada level yang dapat
membahayakan kesehatan manusia.
Sumber bahaya:
Bahan baku (toxin dari bakteri, pestisida, obat veterinary, bahan kimia
non-food grade/tinta kemasan yang tidak food grade.
Permukaan kontak pangan (berbahan dasar tidak food grade, dapat
menyebabkan cemaran kimia migrasi ke pangan.
Bahan kimia non-food (bahan kimia sanitasi atau perawatan yang
disimpan tidak terpisah atau dekat dengan pangan atau permukaan
kontak pangan, tinta, bahan kimia lainnya.
Karyawan (ketidaktelitian penjamah makanan yang menambahkan BTP
secara berlebih.
32
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
2. BAHAYA KIMIA
Pengendalian dan pencegahan
Program pelatihan chemical handling untuk karyawan
Menggunakan bahan kimia yang mendapat ijin dari pemerintah
Penyimpanan bahan kimia yang jauh dari penyimpanan produk pangan,
diberi identifikasi agar tidak tercampur
Menerapkan prosedur pasca proses cleaning, perawatan dan
pengendalian hama (fokus pada 5S & personal hygiene)
Tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan
Menerima produk dari Supplier yang terseleksi yang produknya terbukti
bebas dari cemaran kimia
Produk BTP digunakan sesuai dengan regulasi yang ada
Penyimpanan produk yang baik (agar tidak memicu produksi
mycotoxin, histamin, dkk.)
33
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
2. BAHAYA KIMIA
Naturally Added Contaminates From Packaging
Occuring Materials
- Mycotoxins - Agricultural - Lubricants - Vinyl chloride
- Ciguatoxin chemicals - Cleaner - Printing/coding
- Mushroom - Prohibited - Sanitizers inks
toxins substances - Coatings - Adhesive
- Shellfish toxins - Food - Pest control - Tin
additives chemicals
- Vitamin &
minerals
34
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
3. BAHAYA FISIK
Benda keras atau tajam yang berpotensi melukai mulut, gusi atau
tenggorokan dan saluran pencernaan, mematahkan gigi, dll.
Faktor yang menentukan besarnya peluang risiko:
Ukuran > 2mm berisiko untuk kesehatan konsumen
Tipe produk dan konsumen
Karakteristik produk (hardness)
35
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
3. BAHAYA FISIK
Pengendalian dan pencegahan
Pemeriksaan barang datang
Penanganan pangan sesuai standard GMP/Personel Hygiene
Menyingkirkan sumber potensi di seluruh area pangan
Memasang mesin deteksi benda asing
Maintenance program
36
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
4. BAHAYA ALLERGEN
Pengendalian:
Identifikasi Raw Material
Pemisahan Material
Allergen Assessment
Cleaning
Labeling
37
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
5. BAHAYA RADIOLOGI
Bahan pangan yang tercemar radiasi karena lingkungan sekitar atau
penggunaan dosis iradiasi yang berlebihan.
Pengendalian:
Kesehatan lingkungan, bebas dari cemaran radiasi
Penggunaan dosis iradiasi yang tepat untuk pengawetan pangan
38
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)
www.tuev-nord-group.com
39
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)
www.tuev-nord-group.com
40
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)
41
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)
High
High
High High
Occurrence
Occurrence Occurrence
3 Low Severity
Medium
High Severity
Severity
(3) (9)
(6)
High
Likelihood
Risk
Medium
Medium Medium
Occurrence
Occurrence Occurrence
2 Low Severity
Medium
High Severity
Severity
(2) (6)
(4)
Medium Risk
Low
Low
Low Occurrence
Occurrence
Occurrence Medium
1 Low Severity Severity
High Severity
(3)
(1)
Low
1 2 3www.tuev-nord-group.com
Low Low High
Risk Severity
42
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)
43
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pegendalian (PRINSIP 1)
www.tuev-nord-group.com
44
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2
Ditentukan Ditentukan
Spesifik per ruang
melalui analisa melalui analisa
lingkup industri bahaya bahaya
45
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2
www.tuev-nord-group.com
46
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2
Ya Bukan CCP
Tidak
CCP
Untuk
formulasi
Apakah formulasi / komposisi dari produk setengah
Q1 jadi atau produk akhir penting untuk mencegah
peningkatan bahaya yang tidak dapat diterima ?
www.tuev-nord-group.com
Ya Tidak
Bukan CCP
CCP
47
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2
www.tuev-nord-group.com
48
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)
49
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)
50
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)
www.tuev-nord-group.com
51
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)
53
PENERAPAN SISTEM HACCP
9. Menetapkan Sistem Pemantauan (PRINSIP 4)
Pengujian secara kimia dan fisik seringkali lebih disukai daripada uji mikrobiologi
karena :
Lebih cepat
Sering menunjukkan pengendalian mikrobiologi
Gunakan 4W1H
Apa yang dipantau? Di mana Siapa yang Berapa sering Bagaimana cara
pemantauan bertanggung (frekuensi) pemantauan dilakukan?
pastikan hal
dilakukan jawab untuk pemantauan perlu prosedur atau
yang dipantau melakukan dilakukan
langsung instruksi kerja dan
pemantauan peralatan (terkalibrasi)
berhubungan
dengan CCP
www.tuev-nord-group.com
54
PENERAPAN SISTEM HACCP
10. Menetapkan Tindakan Koreksi (PRINSIP 5)
www.tuev-nord-group.com
55
PENERAPAN SISTEM HACCP
10. Menetapkan Tindakan Koreksi (PRINSIP 5)
Contoh Koreksi /
Penanganan Produk Tidak Sesuai
Pre-
Penahanan Pemisahan
treatment
Product
Re-proses Replacement
Recall
Pemusnahan www.tuev-nord-group.com
56
PENERAPAN SISTEM HACCP
11. Validasi HACCP Plan dan Prosedur Verifikasi (PRINSIP 6)
- Identifikasi bahaya
- CCP, batas kritis
- Tindakan pengendalian
- Pemantauan CCP
- Tindakan koreksi
- Frekuensi & tipe verifikasi
- Dokumentasi
57
PENERAPAN SISTEM HACCP
11. Validasi HACCP Plan dan Prosedur Verifikasi (PRINSIP 6)
Prosedur Verifikasi
Terencana
• Dijadwalkan secara rutin
• Sesuai dengan jadwal perkembangan produk
baru
Tidak Terencana
• Saat ada kasus keluhan pelanggan / konsumen
• Perubahan peraturan dan perundang-undangan
58
PENERAPAN SISTEM HACCP
11. Validasi HACCP Plan dan Prosedur Verifikasi (PRINSIP 6)
59
PENERAPAN SISTEM HACCP
www.tuev-nord-group.com
60
PENERAPAN SISTEM HACCP
12. Menetapkan Dokumentasi dan Penyimpanan Catatan (PRINSIP 7)
www.tuev-nord-group.com
61
Contoh HACCP Plan
CCP – Cooking
Significant Hazard - Biological (Salmonella, E.coli)
Critical Limit – Cooking temperature min. 74 ⁰C
Monitoring – What: suhu inti produk
How: mengukur dengan termometer probe
When: setiap batch produksi
Who: Chef in charge
Corrective Actions - Waktu pemasakan lebih lama, pemotongan ayam lebih kecil, kalibrasi
www.tuev-nord-group.com
termometer
Verification Activities - Analisa mikrobiologi
Record – Form CCP Cooking
62
Good Practice Implementasi HACCP Sistem:
Regular Food Safety Team Meeting
Training/Coaching On-Site
www.tuev-nord-group.com
63
64
Exercise
65
Thank You
www.tuv-nord.com
66