Anda di halaman 1dari 66

HACCP WORKSHOP

HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point
Public Training (Online) www.tuev-nord-group.com
08 September 2021

Anita
1 Widyanti N.
TÜV NORD INDONESIA PORTFOLIO

SYSTEM CERTIFICATION
ISO 9001, ISO 14001, ISO 13485/MDD, ISO/TS 16949, OHSAS 18001, SA 8000,
ISO 22000, FSSC 22000, HACCP, BRC, IFS, ISPO, ISO 50001, ISCC etc.

PRODUCT CERTIFICATION
SNI Mark, E Mark, GS Mark,
CE Mark, etc.

INSPECTION
Third-party Inspection, Pre-shipment Inspection, Loading & Unloading Inspection,
Food Hygiene Inspection, etc.

LABORATORY
Analytical (Microbiology, Chemical, Nutrition Fact, Water Test,..) and
Calibration

TRAINING
All related system standards, Internal Audit, System Documentation,
IRCA Auditors, etc.

2
Guten Morgen!
Anita Widyanti Nugroho
awidyanti@tuv-nord.com; anita.widynugroho@gmail.com
081252696497

Registered Lead Auditor:


 FSSC 22000 version 5.1
 ISO 9001:2015
Work Experience:
 TUV NORD Indonesia: Auditor
 The Westin Jakarta – Marriott International Group Hotel: Hygiene Manager
 The Trans Luxury Hotel Bandung: Food Safety & Hygiene Manager
 Nestle Indonesia – Kejayan Factory: Food Safety Hygiene Liquid Milk Plant
 Nestle Indonesia – Kejayan Factory: Food Safety Coordinator
 Orang Tua Group – Pandaan Factory: QA Section Head

Education:
Brawijaya University: Food Science & Technology – Master Degree
Brawijaya University: Food Science & Technology – Bachelor Degree
TUJUAN

 Memahami prinsip-prinsip HACCP berdasarkan General


Principles of Food Hygiene CXC 1-1969, Rev. 2020; SNI
CAC/RCP 1: 2011).
 Mampu melakukan implementasi sistem HACCP yang
efektif.

4
MATERI TRAINING

Latar Belakang HACCP

Prinsip HACCP; Pedoman


Penerapan Sistem HACCP

Jenis-jenis Bahaya Keamanan


Pangan

Penerapan HACCP

5
APA YANG DICARI KONSUMEN?

Produk yang Produk yang


bermutu aman

Jaminan Mutu (Quality Assurance)


Quality Assurance adalah semua rencana dan tindakan sistematis
untuk memberikan rasa kepastian (confidence) bahwa produk dan
pelayanan akan memenuhi syarat dan keinginan pelanggan
(costumer needs).
www.tuev-nord-group.com

6
PRODUK YANG AMAN
Hak konsumen: mendapatkan produk yang aman.
(diatur dalam UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4)

Mengabaikan keamanan pangan?

www.tuev-nord-group.com

Produk Terkontaminasi Makanan basi  komplain Berita di Media Sosial

Fatality
7
What is Safe Food?
Makanan yang tidak menimbulkan penyakit terhadap konsumen
pada “saat dihidangkan” dan/atau dikonsumsi “sesuai dengan
peruntukannya”

Keamanan Pangan?
Memastikan bahwa pangan/makanan tidak akan menyebabkan
bahaya pada konsumen, pada saat pangan/makanan
disiapkan dan dikonsumsi sesuai dengan peruntukannya
[intended use]

Kontaminasi?
“masuknya atau terjadinya benda/organisme yang tidak
diinginkan atau kerusakan dalam pangan atau lingkungan
pangan” www.tuev-nord-group.com

8
Bagaimana menjaga keamanan pangan?
Menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan,
salah satunya yaitu HACCP.

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)


www.tuev-nord-group.com
adalah suatu sistem untuk mengidentifikasi, menilai dan
mengendalikan bahaya pangan.
9
Sistem Manajemen Keamanan Pangan

FSMS
ISO FSSC
22000 22000

HACCP VACCP

BRC TACCP
GMP

PRP

www.tuev-nord-group.com

10
HACCP
Sejarah HACCP
 1956-1960: NASA ingin
mengembangkan bahan
pangan untuk astronot dengan
garansi keamanan pangan.
 1963: WHO menerbitkan
Prinsip-prinsip HACCP dalam
Codex Alimentarius.
 1973: NASA, American Army
Laboratory dan Pillsbury Group
membuat project untuk
produksi makanan astronot.
 1985: USA national science
academy menyarankan agar
HACCP diaplikasikan untuk
operational industri makanan
demiwww.tuev-nord-group.com
keamanan pangan.

11
Manfaat Penerapan HACCP

Meningkatkan
Mencegah Mencegah jaminan
penarikan produk penutupan
keamanan
pangan industri pangan
produk

Pembenahan Mencegah
dan pembersihan kehilangan
industri pangan pelanggan/pasar

Meningkatkan Mencegah losses


kepercayaan akibat keamanan
konsumen produk
www.tuev-nord-group.com

12
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
Introduction, Objectives, Scope, Use,
General Principles, Definitions

Chapter 1: GHP

• Section 1: Introduction and Control of Food Hazards


• Section 2: Primary Production
• Section 3: Establishment – Design Facilities and
Equipment
• Section 4: Training and Competence
• Section 5: Establishment Maintenance, Cleaning and
Disinfection, and Pest Control
• Section 6: Personal Hygiene CXC 1-1969 Rev.5 (2020)
• Section 7: Control of Operation
• Section 8: Product Information and Consumer
Awareness
• Section 9: Transportation

Chapter 2: HACCP System and


Guidelines for its application
• Section 1: Principle of HACCP System
• Section 2: General Guidelines for the application of
HACCP System
• Section 3: Application
13
ADOPSI HACCP DI INDONESIA

14
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
What’s New?

• General Principles of Food Hygiene: GHP and The


Re-title HACCP System

• Management commitment to food safety


• Allergen Management
Re-structure • Flexibility for small and/or less developed food business
• Provide example of Hazard Analysis Worksheet
• Decision Tree to define CCP is optional

• Food Business Operator  the entity responsible for


Focus on FBO operating a business at any step in the food chain

• Keep clean
The 5 Keys to Safer • Separate raw and cooked
• Cook thoroughly
Food • Keep food at safe temperature
• Use safe water and raw material

• Ingredient: Supply Chain Program, Process control


Control Sources of • Environment: Sanitation Controls
Potential Hazard • People: Training, Personal Hygiene and Behaviour

15
Pre-Requisite Program

16
Pre-Requisite Program

17
Pre-Requisite Program

18
Pre-Requisite Program

19
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
Prinsip Sistem HACCP
• Melakukan analisa bahaya dan identifikasi tindakan
PRINSIP 1 pencegahan

PRINSIP 2 • Menentukan CCP / Titik Kendali Kritis

PRINSIP 3 • Menentukan Critical Limit/ Batas Kritis yang tervalidasi

• Menentukan sistem untuk melakukan pemantauan


PRINSIP 4 CCP

• Menentukan tindakan koreksi ketika terjadi deviasi


PRINSIP 5 critical limit pada CCP

• Melakukan validasi HACCP Plan dan prosedur


PRINSIP 6 verifikasinya untuk memastikan sistem HACCP bekerja

• Menentukan dokumentasi terkait seluruh prosedur dan


PRINSIP 7 catatan terkait prinsip dan aplikasinya

20
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM HACCP
1. Introduction
 PRP (termasuk GHP) saling berkorelasi dengan HACCP
 HACCP training & kompetensi
 Review periodically, ketika ada perubahan yang signifikan dan
berdampak pada potensi bahaya serta control measure (proses baru,
bahan baku baru, produk baru, peralatan baru)
 CCP bersifat fleksibel, dapat berubah

2. Flexibility for small and/or less developed food business


 Mempertimbangkan kondisi operasional, termasuk SDM dan finansial,
infrastruktur, proses, pengetahuan dan kendala-kendala teknis di
lapangan serta risiko keamanan pangannya.
 Fleksibilitas tidak boleh berdampak negatif terhadap keberhasilan sistem
HACCP dan keamanan pangan.
 Contoh: pencatatan hasil monitoring hanya pada saat terjadi deviasi,
bukan setiap saat.
 Tenaga ahli eksternal dapat membantu mengembangkan sistem HACCP

21
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
PENERAPAN SISTEM HACCP

1 Membentuk Tim HACCP dan identifikasi ruang lingkup

2 Membuat DeskripsiProduk
12
5
Langkah
Langkah 3 Identifikasi RencanaPenggunaan
Awal 4 Penyusunan Diagram Alir

5 Verifikasi Diagram Alir di Lapangan

6 Melakukan Analisa Bahaya dan Tindakan Pengendalian Prinsip 1

7 Menentukan Titik Kendali Kritis (CCP) Prinsip 2


8 Menetapkan Batas Kritis Prinsip 3
7
Prinsip 9 Menetapkan Sistem Pemantauan Prinsip 4

10 Menetapkan TindakanKoreksi Prinsip 5

11 Validasi HACCP Plan dan Prosedur Verifikasi Prinsip 6

12 Menetapkan Dokumentasi dan Penyimpanan


Prinsip 7
Catatan
22
HACCP DALAM CODEX ALIMENTARIUS
PENERAPAN SISTEM HACCP

TRAINING

Training Review &


Program Update

23
PENERAPAN SISTEM HACCP
1. Membentuk Tim HACCP dan identifikasi ruang lingkup
 Multi-disiplin ilmu/latar belakang
 Pengetahuan yang cukup tentang: bahan baku, operasional, proses produksi, quality
control, teknis-mesin, produk jadi, bahaya mikrobiologi, kimia, fisik, allergen, sistem
manajemen HACCP
 Perusahaan kecil dapat menggunakan ahli eksternal/konsultan
 Tim HACCP harus mengidentifikasi ruang lingkup sistem HACCP dan PRP

2. Membuat Deskripsi Produk


 Terdiri dari nama produk, komposisi, karakteristik biologi/kimia/fisik/allergen, cara
produksi (heat-treatment, freezing, drying, brining, smoking, etc.), pengemasan,
informasi label, cara penyimpanan, umur simpan, metode distribusi.
 Setiap batasan yang relevan harus dipertimbangkan dan diperhitungkan dalam rencana
HACCP (batasan penggunaan BTP, kandungan mikrobilologi, residu obat hewan.

3. Identifikasi Rencana Penggunaan


Produsen harus secara jelas menetapkan tujuan dari penggunaan produk yang
dihasilkan, disesuaikan dengan target konsumen. Penggunaan untuk kelompok yang
sensitif harus dipertimbangkan.
www.tuev-nord-group.com
Populasi yang sensitif/rentan antara lain: bayi, ibu hamil, ibu menyusui, orang sakit,
orang dengan auto-immune disease.
24
PENERAPAN SISTEM HACCP
4. Penyusunan Diagram Alir
Penyusunan diagram alir proses yang meliputi keseluruhan ruang lingkup dari
implementasi HACCP mulai dari awal proses hingga akhir proses.

Isi diagram alir:

 Bahan baku
 Bahan pendukung (air, bahan kimia)
 Bahan kemasan
 Proses penerimaan
 Proses produksi
 Pengemasan
 Penyimpanan
 Distribusi
 Proses rework
 Limbah
 Parameter proses
 Proses & persyaratan eksternal
www.tuev-nord-group.com
25
PENERAPAN SISTEM HACCP
5. Verifikasi Diagram Alir di Lapangan
 Diagram alir harus menjadi gambaran aktual proses di
setiap waktu
 Semua shift, hari, minggu, bulan, tahun
 Pertimbangkan high season seperti
“lebaran”, “chrismast rush”, dll
 Lakukan verifikasi mulai dari awal hingga akhir proses
 Jangan sampai ada proses yangterlewat
 Wawancara personil yang terkait
 Pastikan semua parameter proses sesuai
 Revisi bila perlu
 Revisi diagram alir sesuai kondisi praktek
di lapangan
 Ubah praktek di lapangan sesuai diagram alir
 Verifikasi dilakukan oleh personil yang memahami
proses www.tuev-nord-group.com
 Supervisor/Manager Produksi
 Departmen lain yang paham proses (R&D, QC,
26
HACCP Team)
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)
1a. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
 Dilakukan dengan cara :
• Peninjauan di lapangan
• Studi literatur
• Diskusi Tim HACCP
 Berdasarkan input dari :
• Diagram alir proses
• Deskripsi produk
• Deskripsi bahan baku, bahan penyusun, dan bahan penolong proses
• Rencana penggunaan
• Pengalaman
• Data historis
• Referensi / Literatur
 Hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat mengidentifikasi bahaya :
www.tuev-nord-group.com
• Tahapan sebelum dan sesudahnya
• Peralatan, Utility, Lingkungan, dan Manusia
27 • Keterkaitan dengan sebelum dan sesudanhnya dalam rantaimakanan
Food Hazard = bahaya keamanan pangan
Jenis-jenis bahaya pangan:

Bahaya
Biologi/Mikrobiologi Bahaya Kimia

Bahaya Fisik Bahaya Allergen

Bahaya
Radiological www.tuev-nord-group.com

28
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
1. BAHAYA BIOLOGI/MIKROBIOLOGI
Adalah organisme atau substansi yang diproduksi oleh organisme yang
dapat menyebabkan bahaya pangan dan mengganggu kesehatan
manusia.
Sumber bahaya:
 Saluran pencernaan hewan
 Tanah dan air yang terkontaminasi oleh pupuk yang berasal dari
kotoran hewan
 Kontaminasi silang:
- Dari manusia: personal hygiene yang buruk
- Peralatan produksi ke produk karena proses sanitasi yang buruk

Jenis Mikroorganisme:
• Bakteri
• Jamur
• Virus www.tuev-nord-group.com
• Parasit
Bersifat pathogenic

29
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
1. BAHAYA BIOLOGI/MIKROBIOLOGI
Pengendalian dan pencegahan
 Proses thermal (sterilisasi, pasteurisasi)
 Suhu penyimpanan (pendinginan, pembekuan)
 Parameter proses pengolahan (suhu dan waktu pemasakan, aktivitas
air dalam proses dehidrasi
 Cleaning & Sanitasi yang efektif
 Aplikasi teknologi pangan (pengemasan, pengawetan, teknik
pengolahan – pengeringan)
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba
F - Food
A - Acid
T - Time
T - Temperature
O - Oxygen
M - Moisture

30
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
1. BAHAYA BIOLOGI/MIKROBIOLOGI
Bakteri Virus Jamur Parasit

Spore-forming Norovirus - Rhizopus - Cryptosporodium


- C. Botulinum Hepatitis A & E stolonifer parvum
- B. Cereus Rotavirus - Penicillium - Diphyllobathrium
Non Spore forming Corona Virus sp. latum
- Salmonella Flu Burung - Pseudomon - Entamoeba
- Vibrio spp. as histolytica
- Listeria
monocytogenes

Top 5 germs in Food Industry:


 Norovirus
 Salmonella
 Clostridium perfringens
 Campylobacter
 Staphylococcus

31
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
2. BAHAYA KIMIA
Muncul ketika bahan kimia dalam makanan pada level yang dapat
membahayakan kesehatan manusia.
Sumber bahaya:
 Bahan baku (toxin dari bakteri, pestisida, obat veterinary, bahan kimia
non-food grade/tinta kemasan yang tidak food grade.
 Permukaan kontak pangan (berbahan dasar tidak food grade, dapat
menyebabkan cemaran kimia migrasi ke pangan.
 Bahan kimia non-food (bahan kimia sanitasi atau perawatan yang
disimpan tidak terpisah atau dekat dengan pangan atau permukaan
kontak pangan, tinta, bahan kimia lainnya.
 Karyawan (ketidaktelitian penjamah makanan yang menambahkan BTP
secara berlebih.

32
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
2. BAHAYA KIMIA
Pengendalian dan pencegahan
 Program pelatihan chemical handling untuk karyawan
 Menggunakan bahan kimia yang mendapat ijin dari pemerintah
 Penyimpanan bahan kimia yang jauh dari penyimpanan produk pangan,
diberi identifikasi agar tidak tercampur
 Menerapkan prosedur pasca proses cleaning, perawatan dan
pengendalian hama (fokus pada 5S & personal hygiene)
 Tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan
 Menerima produk dari Supplier yang terseleksi yang produknya terbukti
bebas dari cemaran kimia
 Produk BTP digunakan sesuai dengan regulasi yang ada
 Penyimpanan produk yang baik (agar tidak memicu produksi
mycotoxin, histamin, dkk.)

33
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
2. BAHAYA KIMIA
Naturally Added Contaminates From Packaging
Occuring Materials
- Mycotoxins - Agricultural - Lubricants - Vinyl chloride
- Ciguatoxin chemicals - Cleaner - Printing/coding
- Mushroom - Prohibited - Sanitizers inks
toxins substances - Coatings - Adhesive
- Shellfish toxins - Food - Pest control - Tin
additives chemicals
- Vitamin &
minerals

34
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
3. BAHAYA FISIK
Benda keras atau tajam yang berpotensi melukai mulut, gusi atau
tenggorokan dan saluran pencernaan, mematahkan gigi, dll.
Faktor yang menentukan besarnya peluang risiko:
 Ukuran > 2mm berisiko untuk kesehatan konsumen
 Tipe produk dan konsumen
 Karakteristik produk (hardness)

35
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
3. BAHAYA FISIK
Pengendalian dan pencegahan
 Pemeriksaan barang datang
 Penanganan pangan sesuai standard GMP/Personel Hygiene
 Menyingkirkan sumber potensi di seluruh area pangan
 Memasang mesin deteksi benda asing
 Maintenance program

36
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
4. BAHAYA ALLERGEN

Pengendalian:
 Identifikasi Raw Material
 Pemisahan Material
 Allergen Assessment
 Cleaning
 Labeling

37
PENERAPAN SISTEM HACCP
Jenis-jenis bahaya pangan:
5. BAHAYA RADIOLOGI
Bahan pangan yang tercemar radiasi karena lingkungan sekitar atau
penggunaan dosis iradiasi yang berlebihan.
Pengendalian:
 Kesehatan lingkungan, bebas dari cemaran radiasi
 Penggunaan dosis iradiasi yang tepat untuk pengawetan pangan

38
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)

1b. Tingkat Penerimaan (Acceptable Level)


 Untuk tiap-tiap bahaya yang sudah diidentifikasi  dilakukan penentuan
tingkat penerimaan pada produk akhir
 Yang harus dipertimbangkan:
• Peraturan, Perundang-undangan
• Persyaratan Konsumen
• Rencana Penggunaan
• Data yang relevan (literatur, pengalaman ahli)

www.tuev-nord-group.com

39
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)

2. Penilaian Bahaya (Hazard Assessment)


 Penilaian bahaya dilakukan untuk menentukan
• Apakah diperlukan penghilangan/penguranganbahaya sampai ke
tingkat penerimaan
• Apakah pengendalian diperlukan agar tingkat peneriamaan dapat tercapai

 Yang harus dipertimbangkan :


• Sumber bahaya
• Kemungkinan terjadinya
• Sifat bahaya
• Tingkat keparahan

www.tuev-nord-group.com

40
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)

Risiko = Peluang (Probability) x Keparahan (Severity)


www.tuev-nord-group.com

41
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)

High
High
High High
Occurrence
Occurrence Occurrence
3 Low Severity
Medium
High Severity
Severity
(3) (9)
(6)
High
Likelihood

Risk

Medium
Medium Medium
Occurrence
Occurrence Occurrence
2 Low Severity
Medium
High Severity
Severity
(2) (6)
(4)
Medium Risk

Low
Low
Low Occurrence
Occurrence
Occurrence Medium
1 Low Severity Severity
High Severity
(3)
(1)
Low
1 2 3www.tuev-nord-group.com
Low Low High
Risk Severity
42
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pencegahan (PRINSIP 1)

Klasifikasi Pengendalian Bahaya


LOW (1) MEDIUM (4) HIGH (3,6,9)

Not Significant Not Significant Significant

PRP/GMP PRP/GMP HACCP (CCP/OPRP)

3. Tindakan Pengendalian (Control Measure)


 Berdasarkan hasil penilaian bahaya, dilakukan pemilihan
• tindakan pengendalian
• kombinasi tindakan pengendalian

 Tindakan pengendalian dipilih untuk :


• mencegah
bahaya sampai tingkat penerimaan
• menghilangkan yang telahwww.tuev-nord-group.com
ditetapkan
• mereduksi
 Selanjutnya dipilih tindakan pengendalian yang menjadi CCP

43
PENERAPAN SISTEM HACCP
6. Melakukan Analisa Bahaya dan Identifikasi Tindakan Pegendalian (PRINSIP 1)

www.tuev-nord-group.com

44
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2

PRP oPRP CCP


Mereduksi bahaya Mereduksi bahaya Mereduksi bahaya
tapi tidak esensial pangan spesifik pangan spesifik
untuk bahaya sampai level sampai level
pangan spesifik aman aman

Ditentukan Ditentukan
Spesifik per ruang
melalui analisa melalui analisa
lingkup industri bahaya bahaya

Memiliki action Memiliki critical


criterion, harus limit / batas kritis,
dapat diobservasi harus measurable

45
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2

www.tuev-nord-group.com

46
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2

Contoh Pohon Keputusan Bahan Baku:

Apakah bahan baku mengandung bahaya Tidak


Q1
sampai tingkat yang tidak dapat diterima

Ya Bukan CCP

Apakah pengolahan / penanganan Ya


Q2 selanjutnya (termasuk penggunaan di
konsumen) menghilangkan bahaya atau
mengurangi sampai tingkat aman?

Tidak

CCP
Untuk
formulasi
Apakah formulasi / komposisi dari produk setengah
Q1 jadi atau produk akhir penting untuk mencegah
peningkatan bahaya yang tidak dapat diterima ?
www.tuev-nord-group.com
Ya Tidak

Bukan CCP
CCP
47
PENERAPAN SISTEM HACCP
7. Menentukan Tindakan Kendali Kritis (CCP) – PRINSIP 2

Contoh Pohon Keputusan:

www.tuev-nord-group.com

48
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)

BATAS KRITIS / CRITICAL LIMIT


MERUPAKAN KRITERIA YANG MEMISAHKAN ANTARA FAKTOR
YANG DAPAT DITERIMA DAN TIDAK DAPAT DITERIMA, FAKTOR
YANG AMAN DAN YANG TIDAK AMAN

“Critical limit” merupakan parameter yang dapat diterima sebagai


batasan pengendalian.

“Critical limit” harus :


• Ditetapkan untuk semua CCP
• Dapat diukur [MEASURABLE]
• Harus dijustifikasi
• Harus di-validasi : dengan didukung oleh data, baik
data penelitian internal, atau data referensi lainnya
www.tuev-nord-group.com

49
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)

DASAR PENETAPAN BATAS KRITIS / CRITICAL LIMIT:


 Data jurnal ilmiah
 Saran dari tenaga ahli
 Data eksperimen internal perusahaan
 Peraturan atau regulasi
 Model matematika
 “Best practice” berdasarkan pengalaman perusahaan

Selain “Critical Limit” www.tuev-nord-group.com


industri pangan juga dapat menetapkan “Operation Limit”

50
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)

Contoh batas kritis dalam proses suatu industri pangan

www.tuev-nord-group.com

51
PENERAPAN SISTEM HACCP
8. Menetapkan Batas Kritis yang Tervalidasi (PRINSIP 3)

Contoh batas kritis dalam proses suatu industri pangan

Receiving Storing Preparation

Cooking Cooling Reheating

Proses pemasakan ayam


Step Process CCP Critical Limit
Hot Hold Serving
Cook Cooking 74 ⁰C
Proses pendinginan saus tomat Temperature

Step Process CCP Critical Limit www.tuev-nord-group.com

Cooling Temperature 21 ⁰C for the first 2 hrs,


52 & time 5 ⁰C within 6 hrs
PENERAPAN SISTEM HACCP
9. Menetapkan Sistem Pemantauan (PRINSIP 4)

 Sistem Monitoring: Untuk menunjukkan CCP masih terkendali


 Dilakukan pengukuran yang terjadwal terhadap Batas Kritis
 Prosedur, instruksi, dan catatan mencakup
 Pengukuran dan observasi yang memberikan hasil dalam jangka waktu yang cukup
 alat pemantauan yang digunakan
 metode kalibrasi yang dapat diterapkan
 frekuensi pemantauan: continuous; frekuensi yang cukup
 tanggung jawab dan wewenang
 persyaratan dan metode pencatatan.
 Metode dan frekuensi mencukupi  bila batas kritis terlampaui dapat diketahui
pada waktunya www.tuev-nord-group.com

53
PENERAPAN SISTEM HACCP
9. Menetapkan Sistem Pemantauan (PRINSIP 4)

 Pengujian secara kimia dan fisik seringkali lebih disukai daripada uji mikrobiologi
karena :
 Lebih cepat
 Sering menunjukkan pengendalian mikrobiologi
 Gunakan 4W1H

WHAT WHERE WHO WHEN HOW


(APA) (DI MANA) (SIAPA) (KAPAN) (BAGAIMANA)

Apa yang dipantau? Di mana Siapa yang Berapa sering Bagaimana cara
pemantauan bertanggung (frekuensi) pemantauan dilakukan?
pastikan hal
dilakukan jawab untuk pemantauan perlu prosedur atau
yang dipantau melakukan dilakukan
langsung instruksi kerja dan
pemantauan peralatan (terkalibrasi)
berhubungan
dengan CCP

www.tuev-nord-group.com

54
PENERAPAN SISTEM HACCP
10. Menetapkan Tindakan Koreksi (PRINSIP 5)

 Tindakan koreksi direncanakan untuk setiap CCP  penanganan saat batas


kritis terlampaui

 Tindakan harus dilakukan segera, mencakup :


 Koreksi langsung dan disposisi terhadap produk yang terpengaruh = correction
 Tindakan koreksi untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian = corrective
action
 Pencatatan tindakan yang dilakukan
 Tindakan koreksi harus ditinjau secara berkala dengan melakukan identifikasi tren dan
keefektifan tindakan koreksi tersebut.

www.tuev-nord-group.com

55
PENERAPAN SISTEM HACCP
10. Menetapkan Tindakan Koreksi (PRINSIP 5)

Contoh Koreksi /
Penanganan Produk Tidak Sesuai

Pre-
Penahanan Pemisahan
treatment

Product
Re-proses Replacement
Recall

Pemusnahan www.tuev-nord-group.com

56
PENERAPAN SISTEM HACCP
11. Validasi HACCP Plan dan Prosedur Verifikasi (PRINSIP 6)

Validasi HACCP Plan

Sebelum dilakukan penerapan HACCP Plan, diperlukan validasi untuk


memastikan elemen-elemen yang telah disusun untuk memastikan
pengendalian bahaya signifikan pangan mencukupi. Beberapa hal yang perlu
divalidasi yaitu:

- Identifikasi bahaya
- CCP, batas kritis
- Tindakan pengendalian
- Pemantauan CCP
- Tindakan koreksi
- Frekuensi & tipe verifikasi
- Dokumentasi

57
PENERAPAN SISTEM HACCP
11. Validasi HACCP Plan dan Prosedur Verifikasi (PRINSIP 6)

 Prosedur Verifikasi
 Terencana
• Dijadwalkan secara rutin
• Sesuai dengan jadwal perkembangan produk
baru
 Tidak Terencana
• Saat ada kasus keluhan pelanggan / konsumen
• Perubahan peraturan dan perundang-undangan

 Rencana verifikasi meliputi :


 Tujuan
 Metode
 Frekuensi
www.tuev-nord-group.com
 Tanggung Jawab

58
PENERAPAN SISTEM HACCP
11. Validasi HACCP Plan dan Prosedur Verifikasi (PRINSIP 6)

59
PENERAPAN SISTEM HACCP

Validasi Monitoring Verifikasi

www.tuev-nord-group.com

60
PENERAPAN SISTEM HACCP
12. Menetapkan Dokumentasi dan Penyimpanan Catatan (PRINSIP 7)

 Dokumentasi dalam sistem HACCP mencakup


 Sistem HACCP  berkaitan dengan 12 langkah
(Tim HACCP, Diagram Alir, Analisis Bahaya, Penentuan
CCP, penentuan batasan kritis)
 Prosedur dan Instruksi Kerja
 Validasi tindakan pengendalian
 Catatan hasil monitoring, tindakan koreksi, dan verifikasi

www.tuev-nord-group.com

61
Contoh HACCP Plan

CCP – Cooking
Significant Hazard - Biological (Salmonella, E.coli)
Critical Limit – Cooking temperature min. 74 ⁰C
Monitoring – What: suhu inti produk
How: mengukur dengan termometer probe
When: setiap batch produksi
Who: Chef in charge
Corrective Actions - Waktu pemasakan lebih lama, pemotongan ayam lebih kecil, kalibrasi
www.tuev-nord-group.com
termometer
Verification Activities - Analisa mikrobiologi
Record – Form CCP Cooking
62
Good Practice Implementasi HACCP Sistem:
 Regular Food Safety Team Meeting

 Daftar CCP dan OPRP

 Verifikasi CCP dan OPRP di lapangan

 Kesesuaian seluruh dokumen yang terhubung dengan CCP


dan OPRP

 CCP/OPRP tag, CCP visual standard

 Monitoring dalam KPI, sosialisasi saat daily/operational


briefing

 Training/Coaching On-Site
www.tuev-nord-group.com

63
64
Exercise

65
Thank You
www.tuv-nord.com

66

Anda mungkin juga menyukai