Anda di halaman 1dari 10

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan


Pangan pada Perusahaan Jasa Boga

Ananta Rina*

Abstrak
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan jasa boga yang tinggi (31%) menjadi semakin penting dan perlu mendapat perhatian serius. Masyarakat yang
semakin sadar menuntut jaminan mutu dan keamanan pangan yang semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan menilai penerapan Sistem Manajemen Mutu pa-
da perusahaan jasa boga perusahaan yang diteliti. Metoda yang digunakan mengacu pada sistem manajemen PDCA ( Plan – Do – Check – Action ), pe-
nerapan Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001) dan Sistem Keamanan Pangan ( HACCP dan ISO 22000). Sistem tersebut mencakup unsur-unsur pengen-
dalian bahaya potensial dan parameter kritis aktifitas penyediaan rantai makanan (food chain), kesesuaian produk dan jasa yang terintegrasi ke dalam
kegiatan operasional suatu perusahan jasa boga. Prinsip-prinsip tersebut disusun dalam suatu model Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan ter-
padu kegiatan penyediaan makanan perusahaan Jasa Boga. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Mutu perusahaan jasa boga pe-
rusahaan yang diteliti telah diterapkan dalam proses penerimaan bahan baku, penyimpanan, produksi dan pelayanan. Penetapan dan pelaksanaan Hazard
Analysis Critical Control Point pada proses penerimaan bahan baku, penyimpanan, produksi dan pelayanan belum diterapkan sesuai standar HACCP dan
ISO 22000. Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan ( SM2KP) dapat diterapkan dengan efektif dan terpadu karena proses pengendalian yang di-
lakukan sesuai standar yang dapat diterima, diterapkan dan sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan bisnis.
Kata kunci : Sistem manajemen mutu, sistem keamanan pangan

The high frequency of food poisoning outbreak in catering service (31%) become more important and need more attention. People become more aware to
the food safety and demand for serious attention to the problem. The study objective is to evaluate the application of Quality Management System (QMS) in
food catering service. The method used in this study referred to PDCA (Plan–Do–Check–Action), application of QMS (ISO 9001) and food safety system (HAC-
CP and ISO 22000). The system includes components of potential hazard control and critical parameter of food chain supply, and the apropriateness of pro-
duct and services integrated to operational activity of catering service. The study reveals that QMS has been implemented in materials procurement, storage,
production, and service. However, HACCP and ISO 22000 had not been fully standardized in implementation. Control process is important to implement Food
Safety and Quality Management Syatem (SM2KP) in an effective and integrated way.
Key words : Quality management system, food safety system.

*Quality Health Safety Environmental Manager PT Indocater, Jl. R.P. Soeroso No.44-46 Gondangdia Lama, Jakarta Pusat 10350 (e-mail : rina@indocater.co.id)

263
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 6, Juni 2008

Makanan yang sehat dan aman merupakan faktor Standar Manajemen Mutu 3 dan Standar Keamanan
penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyara- Pangan/Food Safety.4,5
kat, oleh karena itu kualitas dan keamanan pangan baik Dalam persaingan di era globalisasi penerapan kedua
secara biologi, kimia maupun secara fisik harus selalu di- standar tersebut akan membantu perusahaan mengenda-
pertahankan, agar masyarakat sebagai pengguna produk likan berbagai aspek yang berhubungan dengan mutu dan
pangan tersebut dapat terhindar dari penyakit karena keamanan pangan. Hal tersebut meliputi unsur bahaya
makanan atau penyakit bawaan makanan dan atau ke- potensial dan parameter kritis aktifitas penyediaan rantai
racunan makanan. 1 Berdasarkan Laporan Badan makanan (foood chain), kesesuaian produk dan jasa seca-
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia ra sistematik, menyeluruh dan terarah menuju peningka-
(BPOM RI), kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan tan yang berkesinambungan (continual improvement).
pangan memperlihatkan tren yang meningkat. Pada 2001 Pada prinsipnya, Sistem Manajemen Mutu dan Sistem
jumlah KLB, kasus kesakitan dan kematian adalah 26, Keamanan Pangan mempunyai tujuan pengendalian yang
1187, dan 19, tahun 2002 (43, 3635, 10) tahun 2003 sama yaitu “proses” dengan konteks yang berbeda-beda
(34, 1.828, 12), tahun 2004 (44, 4.420) dan tahun 2005 untuk tujuan umum yang sama yaitu : memenuhi persya-
(165, 8466, 47). Diduga kasus kesakitan dan kematian ratan peraturan perundangan, pelanggan (konsumen).
tersebut lebih besar daripada yang dilaporkan. Sumber Mengacu metode sistem manajemen yang dikenal
keracunan tersebut bervarias, pada tahun 2002 tercatat dengan PDCA (Plan – Do – Check – Action), penerapan
jasa boga (31%), rumah tangga (31%), pangan olahan Sistem Manajemen Mutu, 3 dan Sistem Keamanan
(20%) dan pangan jajanan (13%) dan pada tahun 2005 Pangan,4,5 secara teoritis dapat dilaksanakan secara ter-
Jasa boga (23%), rumah tangga (42%), pangan olahan padu dalam sistem manajemen yang terpadu. Berdasarkan
(16%) dan pangan jajanan (18%). prinsip-prinsip tersebut dapat disusun suatu model Sistem
Dari kasus-kasus keracunan tersebut, terbukti masa- Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan terpadu pada
lah mutu dan keamanan pangan menjadi semakin pen- kegiatan penyediaan makanan di perusahaan Jasa Boga.
ting dan perlu pengawasan dan pengendalian secara khu- Untuk memadukan kedua sistem manajemen ini, perhati-
sus. Akhir-akhir ini tuntutan jaminan mutu dan keama- an dan pemegang peranan yang sangat penting adalah me-
nan pangan terus meningkat sejalan dengan kesadaran tode memadukan kedua sistem tersebut karena akan me-
masyarakat terhadap mutu dan keamanan pangan yang nentukan kualitas sistem manajemen terpadu tersebut.
dikonsumsi. Pengawasan dan pengendalian mutu pangan
pada uji produk akhir tidak seimbang dengan kemajuan Metode
industri pangan yang pesat. Selain itu, tidak menjamin Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan
keamanan makanan yang beredar di pasaran dan yang di- melakukan : Kajian dan analisa mendalam terhadap
konsumsi oleh para pengguna jasa boga. Oleh sebab itu klausul-klausul dan elemen-elemen dalam Sistem
perlu dikembangkan suatu sistem jaminan keamanan Manajemen Mutu ISO 9001 dan Sistem Manajemen
pangan yang lebih menitikberatkan pada tindakan pen- Keamanan Pangan ISO 22000 serta HACCP.
cegahan efektif.2 Menganalisa proses dan sistem untuk memadukan kedua
Tanpa keamanan pangan yang menjadi persyaratan sistem tersebut menjadi suatu model Sistem Manajemen
dasar produksi suatu produk pangan, mutu pangan tidak Mutu dan Keamanan Pangan (SM2KP) yang terpadu
dapat dibahas. Namun, ada beberapa aspek yang sangat yang dapat diterima (acceptable) dan dapat diterapkan
penting yang tidak dapat ditinggalkan antara lain adalah (applicable) pada perusahaan jasa boga perusahaan yang
bahwa makanan tidak akan laku dijual jika penampilan, diteliti. Penelitian ini menggunakan sumber data primer
rasa dan aroma tidak sesuai keinginan pelanggan dan ti- dan data sekunder. Data Primer dikumpulkam melalui
dak memenuhi kepuasan pelanggan. Aspek-aspek seper- wawancara dan observasi lapangan pada salah satu unit
ti ini hanya dapat kita temui dan diatur dalam Sistem kerja Perusahaan XYZ. Data sekunder meliputi: (1)
Manajemen Mutu.3 Itu berarti bahwa selain menghasil- Inventarisasi klausul dan elemen-elemen dalam Sistem
kan produk pangan yang aman dikonsumsi yang tidak ka- Manajemen Mutu ISO 9001:2000. (2) Inventarisasi
lah pentingnya adalah produk bermutu dan mempunyai klausul dan elemen-elemen dalam Sistem Manajemen
nilai jual karena memenuhi keinginan konsumen menca- Keamanan Pangan ISO 22000:2005 dan HACCP. (3)
pai kepuasan pelanggan. Untuk mencapai 2 aspek terse- Inventarisasi tahapan kegiatan utama pada Perusahaan
but, diperlukan suatu sistem yang terintegrasi atau ter- Jasa Boga PT XYZ yaitu pada aktifitas penerimaan dan
padu yang dapat diterapkan dalam suatu perusahaan ja- penyimpanan barang, produksi dan pelayanan. (4) Hasil
sa boga berdasarkan standar internasional yaitu Sistem audit Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dari
Manajemen Mutu dan Sistem Keamanan Pangan. Badan Sertifikasi dan hasil audit pihak ke-3 atau klien pa-
Sehubungan dengan Standarisasi Internasional kegiatan da salah satu unit kerja PT XYZ. Studi literatur dengan
penyediaan rantai makanan (food chain), diberlakukan melakukan analisa mendalam klausul dan elemen-elemen

264
Rina, Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan pada Perusahaan Jasa Boga

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sistem men pada masalah mutu dan keamanan pangan serta pe-
Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2005 dan rusahaan yang sudah memiliki sertifikat Sistem
HACCP lalu dipadukan dengan data yang diperoleh Manajemen Mutu ISO 9001:2000, perusahaan yang
melalui wawancara dan observasi lapangan. Data terse- diteliti memiliki kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan
but kemudian dikombinasikan menjadi suatu Sistem yang ditandatangani oleh pimpinan puncak yaitu
Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan (SM2KP) dan Presiden Direktur (versi terakhir bulan Mei tahun 2005).
diolah secara manual dengan menggunakan pendekatan Dalam kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan tersebut
proses dan sistem yang ada. dicantumkan pula komitmen untuk memberikan
pelayangan dan produk yang bermutu serta aman dikon-
Hasil sumsi untuk mencapai kepuasan pelanggan secara kon-
Gambaran Umum Perusahaan yang diteliti sisten. Sebagai salah satu wujudnya adalah penerapan
Perusahaan yang diteliti adalah sebuah perusahan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan
swasta PMDN yang bergerak di bidang jasa boga atau (SM2KP) yang mengacu pada persyaratan ISO
catering yang telah berdiri sejak tahun 1978. Perusahaan 9001:2000, ISO 22000:2005 dan HACCP pada pelayan-
tersebut adalah salah satu perusahaan catering terbesar di gan Jasa Boga (Catering) yang dimulai dari proses pener-
Indonesia yang memiliki ± 1000 orang karyawan dengan imaan bahan baku (receiving), penyimpanan bahan baku
unit kerja tersebar hampir di seluruh Indonesia. (storage), produksi (persiapan, pemasakan) dan pelayan-
Perusahaan tersebut pelayangan dan penyediaan makanan gan (service).
serta Camp and Maintenance Services bagi kliennya yang
bergerak di sektor Oil, Gas, Mining, Hospital (Rumah Sistem Dokumentasi SM2KP
Sakit), Manufacturing dan industri lainnya. Pada saat ini Panduan praktis dalam memenuhi persyaratan dan
perusahaan yang diteliti memberikan jasa pelayangan peraturan dapat diterima (acceptable) dan dapat dite-
penyediaan makanan bagi ± 17.000 orang per hari di selu- rapkan (applicable) pada organisasi tergambar dalam
ruh unit kerja perusahaan. Salah satu unit kerja perusa- gambar piramida sistem dokumentasi. Penelitian akan
haan yang terletak di sebelah barat Jakarta menjadi objek memfokuskan penerapan Sistem Manajemen Mutu dan
penelitian penulis, melayani karyawan sebuah perusahaan Keamanan Pangan ( SM2KP ) pada proses utama penye-
media cetak dan media elektronik sebanyak ± 2.000 diaan dan pengelolaan makanan dimulai dari proses
orang. Unit kerja ini menempati lahan seluas ± 1 ha yang penerimaan bahan baku (receiving), penyimpanan bahan
terdiri atas bangunan utama yaitu bangunan kantor, ruang baku (storage), produksi ( persiapan, pemasakan) dan
produksi (dapur), gudang bahan baku (dry store, walk in pelayangan (service). (Lihat gambar 1)
chiller, walk in freezer) dan ruang makan/pelayanan (ser- Proses penerimaan bahan baku meliputi penerimaan
vice area). Tata letak unit kerja perusahaan yang diteliti ini bahan baku segar (fresh goods) seperti sayur, buah dan
dapat dilihat pada lampiran denah/lay out bangunan bumbu-bumbu dapur; bahan baku kering (dry goods)
lokasi perusahaan yang diteliti. seperti beras, tepung, bahan baku kalengan (pabrikan);
dan bahan baku beku (frozen goods) seperti ayam, da-
Struktur Organisasi ging, makanan laut (ikan, udang, cumi, dll). Sebelum
Struktur organisasi perusahaan yang diteliti terdiri penerimaan barang dilakukan, penerima barang memas-
dari pimpinan tertinggi perusahaan, yaitu Presiden tikan bahwa pemasok yang melakukan pengiriman
Direktur yang berkedudukan di kantor pusat. Presiden adalah pemasok yang sudah terdaftar dalam daftar sup-
Direktur dibantu oleh seorang Managing Direktur yang lier perusahaan yang diteliti (Approval vendor list) yang
membawahi berbagai divisi seperti Marketing, telah melalui proses seleksi dan evaluasi berkala yaitu 3
Operation, Finance and Administration, Logistic dan bulanan untuk memastikan pemasok tersebut dapat
Human Resource yang masing-masing dipimpin oleh se- memasok bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi dari
orang General Manager dan Senior Manager. perusahaan yang diteliti. Setiap penerimaan bahan baku,
Sedangkan unit-unit operasi seperti unit kerja yang men- dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan checklist
jadi objek penelitian penulis, dipimpin oleh seorang Unit penerimaan barang. Checklist tersebut digunakan seba-
Manager yang bertanggung jawab langsung pada gai pedoman untuk memeriksa kelayakan barang yang
General Manager Operation. Unit kerja ini memiliki kar- diterima.
yawan sebanyak ± 100 orang yang dipimpin oleh seo- Kriteria produk dalam kaleng meliputi: (1) Penge-
rang Unit Manager dan dibantu oleh beberapa orang pakkan barang dilakukan dengan baik sehingga tidak ter-
Head Section dan Supervisor. jadi kontaminasi. (2) Membandingkan fisik, spesifikasi
dan jumlah yang tertera pada surat jalan pemasok. (3)
Kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan PT XYZ Tanggal kadaluarsanya memperlihatkan jangka waktu
Sebagai suatu perusahaan yang mempunyai komit- penyimpanan yang lama. (4) Kondisi kemasan tidak ada

265
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 6, Juni 2008

Gambar 1. Alur Proses Penyediaan dan Pengelolaan Makanan

yang rusak. (5) Tidak digigit tikus atau serangga lainnya. rima barang dalam bertugas.
(6) Bukan merupakan kesalahan produksi. Untuk sayu- Penerapan sistem keamanan pangan dilakukan
ran dan buah, penyusunan/pengepakan barang dilakukan berdasarkan panduan checklist, analisa bahaya dilakukan
dengan baik sehingga tidak terjadi kontaminasi dan perusahaan yang diteliti pada proses penerimaan barang
kerusakan barang; kesesuaian jumlah serta ukuran/berat dapat terlihat pada dokumen Hazard Analysis Worksheet
dengan yang dibutuhkan; warna dan kesegaran sayuran (HAW). Dari dokumen HAW tersebut terlihat bahwa
dan buah tidak berubah; kemulusan sayuran (tidak beru- potensi bahaya yang signifikan adalah potensi bahaya bi-
lat/berlubang, tidak bercak-bercak, tidak bengkok). ologi pada penerimaan bahan baku produk beku seper-
Untuk daging dan ayam, penyusunan/ pengepakan ti ayam, daging dan makanan laut (sea food) sehingga di-
barang dilakukan dengan baik sehingga tidak terjadi kon- masukkan dalam kategori Critical Control Point
taminasi dan kerusakan barang; kesesuaian jumlah uku- (CCP). Oleh karena itu, maka penetapan batas kritis
ran dan atau berat; warna daging serta tekstur masih adalah suhu internal produk beku harus sesuai dengan
baik; kesegaran daging dan aroma tidak busuk; kadar standard penerimaan produk beku yaitu : -18 °C dan
lemak daging juga perlu diperhatikan; suhu internal mini- batas waktu antara saat penerimaan dengan penyim-
mal -18°C. Untuk ikan, penyusunan/pengepakan barang panan atau persiapan pengolahan tidak boleh lebih dari
dilakukan dengan baik sehingga tidak terjadi kontami- 4 jam. Penyimpanan bahan baku (storage) dilakukan
nasi dan kerusakan barang; kesesuaian jumlah serta uku- penerimaan, meliputi penyimpanan bahan baku segar
ran dan berat; kondisi insang merah/segar, mata bening, (fresh goods) seperti sayur, buah dan bumbu-bumbu da-
kulit tidak berlendir; suhu internal minimal -18°C. Jika pur, bahan baku kering (dry goods) seperti beras, tepung,
spesifikasi fisik barang tidak sesuai dengan surat jalan pe- bahan baku kalengan (pabrikan) dan bahan baku beku
masok, penerima barang harus menolak dan langsung (frozen goods) seperti ayam, daging, makanan laut (ikan,
mengembalikan barang tersebut ke pengantar serta se- udang, cumi, dll).
cepatnya menginformasikan ke bagian pembelian untuk Penerapan Sistem Manajemen Mutu meliputi peny-
ditindaklanjuti. Perusahaan yang diamati ini menentukan impanan ditempat yang disesuaikan dengan jenis bahan
standar spesifikasi barang menjadi acuan petugas pene- bakunya yaitu bahan kering di simpan di gudang bahan

266
Rina, Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan pada Perusahaan Jasa Boga

kering (dry storage), bahan baku segar disimpan di tem- da larutan Kalium Permanganat 0,02% dan dicuci kem-
pat pendingin (chiller), sedangkan bahan baku beku di- bali.
simpan di tempat pendingin freezer. Bahan baku yang ti- Sistem Keamanan Pangan diterapkan berdasarkan
dak memilki tanggal kadaluarsa diberi label tanggal ke- panduan checklist, analisa bahaya yang dilakukan PT
datangan untuk memastikan berapa lama waktu yang di- XYZ pada proses persiapan bahan baku dapat terlihat
perbolehkan untuk menyimpan bahan baku tersebut. pada dokumen Hazard Analysis Worksheet (HAW) yang
Standar waktu penyimpanan bahan baku tersebut dapat terlampir. Dari dokumen HAW tersebut terlihat bahwa
dilihat dalam Prosedur Penyimpanan. Beberapa hal yang tidak ditemukan CCP melainkan hanya CP saja sehingga
tercantum dalam prosedur penyimpanan bahan baku tidak ada langkah penetapan critical limit (batas kritis).
meliputi dry storage (penyimpanan barang kering)
dengan suhu tempat penyimpanan 25°C - 27°C. Semua Proses Pemasakan (Cooking )
bahan baku diberi identitas dan menggunakan perputa- Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ran FIFO (First In First Out). Tempat penyimpanan ber- Sebelum proses pemasakan dilakukan, petugas (koki)
sih dan bebas dari hama. Chiller storage (penyimpanan menentukan masakan yang akan diolah berdasarkan jenis
dingin) meliputi suhu tempat penyimpanan 1°C - 4°C. menu yang tertera pada siklus menu pada hari tersebut.
Tempat penyimpanan bersih dan bebas dari hama. Pada tahap ini, metode dan cara pemasakan mengikuti
Barang-barang diatur dan disusun dengan baik agar sir- standar resep (standar recipe) PT XYZ sesuai dengan je-
kulasi udara juga baik. Semua bahan baku diberi identi- nis masakannya (menu). Semua menu dan jenis masakan
tas dan menggunakan perputaran FIFO (First In First mempunyai standar recipe yang menjadi acuan bagi koki
Out). Freezer (penyimpanan barang beku) meliputi : su- untuk mengolah suatu masakan. Di dalam standar reci-
hu tempat penyimpanan berkisar -18°C hingga -22°. pe ini tercantum jenis bahan baku yang dibutuhkan, jum-
Semua bahan baku diberi identitas dan menggunakan lah bahan baku yang dibutuhkan, cara memasak atau me-
perputaran FIFO (First In First Out). Tempat penyimpa- tode cooking, suhu yang dibutuhkan dan cara menghiasi
nan bersih dan bebas dari hama. Barang-barang diatur (garnishing) masakan agar kelihatan lebih menarik.
dan disusun dengan baik agar sirkulasi udara juga baik. Setelah proses pemasakan selesai, dilakukan pengete-
Barang-barang disimpan dengan dibungkus plastik agar san/pemeriksaan masakan dengan mempertimbangkan
terhindar dari freezer burn (kering). rasa, suhu, kematangan, porsi, kelengkapan/penampilan
dan tekstur. Pemeriksaan dilakukan dengan cara sam-
Penerapan Sistem Keamanan Pangan pling atau mengambil contoh dari setiap masakan atau
Berdasarkan panduan checklist, analisa bahaya yang makanan pada menu yang akan disajikan. Pemeriksaan
dilakukan pada proses penyimpanan barang dapat terli- menggunakan sendok bersih (penggunaan sendok hanya
hat pada dokumen Hazard Analysis Worksheet (HAW). untuk sekali pemeriksaan makanan, jika melakukan pe-
Pada dokumen HAW tersebut tidak ditemukan CCP me- meriksaan makanan lain harus menggunakan sendok
lainkan hanya CP saja sehingga tidak ada langkah pene- yang baru/bersih). Hasil pemeriksaan dicatat di dalam
tapan critical limit (batas kritis). Hal tersebut meliputi checklist pemeriksaan makanan. Komponen atau produk
persiapan dan penerapan sistem manajemen mutu. hasil masakan yang tidak sesuai dengan persyaratan, ma-
Persiapan bahan baku adalah proses yang dilakukan se- ka ditindak lanjuti dengan beberapa langkah meliputi;
telah bahan baku dikeluarkan dari tempat penyimpanan disempurnakan dengan menambah material/bahan ter-
dan sebelum bahan baku tersebut masuk ke proses pe- tentu, dibuat masakan baru dari menu yang sama,
masakan. Proses ini perlu dilakukan untuk memastikan dibuang. Setiap jenis masakan yang sudah matang, di-
bahwa bahan baku yang akan digunakan dalam proses ambil sampel (safety sample) dan disimpan selama 1x24
pemasakkan dalam kondisi baik dan dipersiapkan jam di dalam chiller dengan suhu 1°C - 4°C . Hal ini dibu-
dengan baik pula. Pada tahap penerapan sistem manaje- tuhkan untuk melakukan konfirmasi apabila terjadi ka-
men mutu, bahan baku dipersiapkan sesuai dengan jenis sus keracunan atau tuntutan atau keluhan dari pelanggan
bahan bakunya meliputi bahan baku beku (Frozen dan memudahkan penelusuran.
Goods) dilakukan pelumeran/pelelehan (thawing process
dengan cara didiamkan dalam kondisi masih terbungkus Penerapan Sistem Keamanan Pangan
di dalam chiller dengan suhu 1°C - 4°C selama 12 – 24 Berdasarkan panduan checklist, analisa bahaya yang
jam tergantung dari besar dan kecilnya bahan baku yang dilakukan PT XYZ pada proses penerimaan barang dapat
akan diolah. Pada proses pelumeran, setiap jenis bahan terlihat pada dokumen Hazard Analysis Worksheet
baku beku berbeda ditempatkan terpisah dan tidak di- (HAW) yang terlampir. Dari dokumen HAW tersebut ter-
campur untuk menghindari terjadinya kontaminasi si- lihat bahwa potensi bahaya yang signifikan adalah poten-
lang. Sayuran dan buah dicuci dengan air bersih di si bahaya biologi pada proses pemasakan bahan baku
bawah air yang mengalir lalu direndam beberapa saat pa- produk beku seperti ayam, daging dan makanan laut (sea

267
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 6, Juni 2008

food) sehingga dimasukkan dalam kategori Critical Maintenance. Untuk memastikan air yang digunakan un-
Control Point (CCP). Oleh karena itu, penetapan batas tuk proses produksi, pengolahan dan pembersihan
kritis adalah suhu pemasakan harus sesuai dengan stan- adalah air yang memenuhi syarat standar air bersih sesuai
dar suhu pemasakan yang tercantum pada masing-mas- dengan KepMenKes maka : (1) Tiap minggu melakukan
ing standar recipe setiap jenis menu yaitu : minimal 70°C uji fisik berupa warna, bau, kekeruhan dan PH. (2) Tiap
dan lamanya waktu pemasakan sesuai dengan jenis 1 bulan filter, bak dan tangki air dibersihkan dari ko-
masakan yang tercantum dalam standar recipe. toran dan endapan. (3) Tiap 3 bulan melakukan uji
Untuk memastikan pemenuhan standar mutu mikrobiologi TPC dan E.Coli. (4) Melakukan uji kualitas
pelayanan PT XYZ, pada proses ini dilakukan pemerik- air (lengkap sesuai Permenkes atau PP) tiap 6 bulan di
saan kecukupan jumlah makanan yang disajikan, ke- Laboratorium Independen. (5) Desain dari sistem pemi-
sesuaian masakan yang disajikan dengan rencana menu paan disesuaikan dengan kebutuhan operasi yang mem-
yang disepakati sebelumnya, pencantuman jenis dan na- perhatikan keamanan air dengan memastikan tidak ada
ma makanan, standar gizi yang terkandung dalam setiap koneksi antara potable dan non potable water. (7) Jika
menu masakan serta peringatan dan himbauan dalam air baku pada sumber air atau pada bak penampung/
mengkonsumsi makanan sehat (healthy food) sebagai tangki air yang digunakan mengalami kontaminasi yang
perhatian perusahaan yang diteliti terhadap kondisi ke- signifikan (kontaminasi kuman patogen) mempengaruhi
sehatan pelanggannya. Setelah masakan sudah matang, keamanan pangan maka tindakan untuk melakukan pe-
lalu dilakukan proses penyajian (serving). Sebelum nambahan chlorine dibutuhkan sebagai langkah untuk
makanan matang diletakkan pada tempatnya, terlebih melakukan desinfektan pada sumber air dan bak pe-
dahulu dipastikan suhu pada tempat/wadah masakan nampung. (8) Setelah pemberian chlorine dilakukan, ma-
tersebut sesuai dengan jenis masakannya. Penyajian ka uji kualitas air baku dilakukan sesuai dengan konta-
meliputi : pertama, Cold Display / Cold Holding (penya- minasinya. SSOP untuk kebersihan permukaan yang
jian dingin) Suhu antara 1°C – 4 °C. Hot Display /Hot kontak dengan makanan ini berisi standar prosedur pem-
Holding (penyajian panas); kedua, suhu pada bain marie bersihan dan sanitasi alat, frekwensi pembersihan, dan
antara 60°C - 70°C. Waktu penyajian pada suhu ruang petugas yang bertanggung jawab. Hal-hal yang diper-
adalah antara 2 - 4 jam. Makanan yang berada pada suhu hatikan adalah kondisi permukaan alat yang kontak den-
ruang setelah 6 jam harus dibuang. gan makanan, jenis sanitizer yang digunakan, sarung tan-
Dari analisa bahaya pada seluruh proses yang disebut gan atau pakaian yang digunakan.
diatas telah ditentukan Titik Kendali Kritis (CCP) dan Setiap hari dilakukan pembersihan terhadap per-
Batas Kritis (Critical Limit) sehingga diketahui selama mukaan peralatan dapur, peralatan makan dan area da-
proses penerimaan, penyimpanan, produksi (persiapan pur dengan perlakuan dan metoda yang berbeda. (1)
dan pemasakan) dan penyajian (serving) bahwa Titik Pembersihan rutin dilakukan setiap hari dan setiap me-
Kendali Kritis terletak pada proses penerimaan barang, mulai dan mengakhiri pekerjaan, dikhususkan terhadap
pemasakan dan penyajian panas (hot holding/hot dis- seluruh permukaan peralatan yang kontak langsung
play) sehingga dapat diketahui proses monitoring yaitu dengan makanan. (2) Pembersihan mingguan (general
apa yang dipantau, bagaiamana cara memantaunya, sia- cleaning) terhadap seluruh peralatan, lantai, dinding,
pa yang harus memantau dan kapan harus dipantau ser- tiang, saluran drainase, exhaust hood, dll. (3) Kegiatan
ta tindakan perbaikan dan verifikasi yang dilakukan. pembersihan dilakukan oleh petugas pembersihan da-
pur/steward yang telah diberikan pelatihan dan
Program Sanitasi berpengalaman serta pengawasannya dilakukan oleh su-
Untuk mendukung pengendalian produksi dan peng- pervisor. (3) Uji swab dilakukan 1 bulan sekali untuk
operasian usaha jasa boga, perusahaan yang diteliti me- memonitor kebersihan dari kontaminasi kuman patogen
nerapkan beberapa aktifitas/program sanitasi yang dike- terhadap permukaan peralatan setiap selesai pembersi-
nal dengan standar prosedur operasi sanitasi (SSOP) han. (4) Kebersihan/sanitasi terhadap pakaian dilakukan
meliputi keamanan air, kebersihan permukaan yang kon- pelaksanaan sepenuhnya kepada karyawan dan di-
tak dengan makanan, pencegahan kontaminasi slang, pastikan pakaian kerja diganti setiap hari.
perawatan fasilitas cuci tangan dan toilet, perlindungan SSOP ini harus dilakukan untuk mencegah kontami-
campur bahan asing pada makanan, pelabelan, penyim- nasi silang dari kondisi yang tidak saniter pada makanan,
panan dan penggunaan bahan berbahaya, pengendalian pengemas, permukaan yang kontak dengan makanan
kondisi kesehatan pekerja, dan pengendalian hama. seperti peralatan, sarung tangan, bahan mentah dan pro-
Air yang digunakan dalam kebutuhan PT XYZ ber- duk jadi. Beberapa hal yang diterapkan oleh perusahaan
asal dari PDAM dan mata air yang ada di sekitar lokasi yang diteliti dalam hal ini adalah : (1) Instalasi dan ba-
operasi dan dilakukan penyaringan/filtrasi lalu ditam- ngunan dapur sudah dirancang desainnya sedemikian ru-
pung dalam tangki air yang dikontrol oleh petugas pa sehingga step dari setiap proses disesuaikan dengan

268
Rina, Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan pada Perusahaan Jasa Boga

kebutuhannya agar tidak terjadi kontaminasi silang. (2) beberapa hal yang dilakukan perusahaan yang diteliti
Karyawan (bagian produksi) yang masuk ke dalam lokasi adalah : (1) Bagian penerima bahan melakukan identi-
ruang produksi harus dalam kondisi bersih dan menggu- fikasi terhadap barang yang diterima seperti spesifikasi
nakan perlengkapan yang telah ditetapkan yaitu sepatu produk, MSDS atau identitas lain yang menyatakan
dapur, celemek/apron, tutup rambut/hair net dan masker barang kimia additive maupun untuk sanitasi adalah
penutup mulut/hidung khusus bagi karyawan bagian pe- yang mempunyai spesifikasi food grade. (2) Supervisor
morsian. (3) Penjamah makanan (food handler) harus gudang bertugas mengakses tempat penyimpanan,
menerapkan prinsip-prinsip personal hygiene yaitu selalu menempatkan dan mengawasi bahan kimia sanitasi food
mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari grade, penempatan packaging pada area yang bebas dari
toilet, tidak memakai perhiasan, makan, minum dan kontaminan fisika, kimia dan biologi serta memisahkan
merokok pada saat melakukan aktivitas proses produksi dari barang yang bukan food grade dan memberikan
dan untuk melakukan aktivitas tersebut disediakan tem- identitas yang jelas. (3) Penggunaan bahan kimia sani-
pat tersendiri. (5) Pada tempat-tempat tertentu dimana tasi, sulfactan maupun senyawa pembersih lain mengiku-
akses keluar masuk karyawan dilakukan pembersihan ti Instruksi Kerja Pembuatan Larutan Kimia dan MSDS
lantai setiap saat oleh petugas yang ditunjuk. (6) Sampah produk bahan kimia yang bersangkutan di bawah moni-
hasil proses produksi dan sisa makanan dibuang ditem- toring supervisor dapur dan gudang. (4) Supervisor gu-
patkan pada tempat/tong sampah yang tertutup dan dang bertugas memastikan bahan kimia yang digunakan
dibuang secara periodik dan setiap pergantian shift tem- adalah betul sesuai spesifikasi yang ada yang telah di-
pat sampah harus dalam kondisi kosong dan bersih. (7) rekomendasikan oleh Depkes ataupun oleh persyaratan
Untuk mencegah kontaminasi silang pada bahan mentah pelanggan dan menolak pemakaian bahan kimia yang
dan produk jadi, dilakukan penyimpanan dan pemisahan tidak jelas penggunaannya melakukan atau yang tidak
bahan makanan yang disesuaikan dengan jenis dan kate- sesuai spesifikasi. (5) Melakukan penelusuran atau audit
gorinya. (8) Peralatan yang digunakan seperti cutting insidentil jika terjadi kesalahan peletakan bahan kimia
board (talenan) digunakan terpisah sesuai dengan pe- (bahan kimia food grade dicampur dengan bahan kimia
runtukkannya, seperti cutting board untuk daging tidak bukan food grade). (6) Jika terjadi kesalahan pemakaian
boleh digunakan untuk memotong sayur dan sebaliknya. maka lakukan penghentian produksi dan lakukan penge-
Program ini penting untuk mencegah penyebaran ko- cekkan kualitas produksi terhadap kemungkinan konta-
toran atau patogen di sekitar area pengolahan. minasi.
Manajemen menjamin penyediaan fasilitas cuci tangan, Program ini dilakukan untuk menjamin bahan berba-
kelengkapan dan sanitiser yang memadai. Di area pro- haya diberi label, digunakan dan disimpan secara mema-
duksi perusahaan jasa boga perusahaan yang diteliti dai sehingga makanan terhindar dari kontaminasi.
harus dilakukan beberapa hal sbb: (1) Perusahaan menyi- Beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan pengolahan
apkan fasilitas wastafel berikut perlengkapannya untuk dan penyediaan makanan di perusahaan yang diteliti
melakukan pencucian tangan pada tempat yang strategis adalah : (1) Bahan kimia toksin tidak digunakan dalam
dan mudah dijangkau bagi setiap karyawan. (2) Petugas proses produksi kecuali bahan kimia additive food grade.
kebersihan dan kitchen steward setiap hari melakukan (2) Supervisor dapur bertanggung jawab terhadap pem-
pengecekkan, pembersihan dan pemantauan terhadap buatan konsentrasi larutan additive food grade, peneri-
fasilitas wastafel, toilet dan termasuk penyediaan fasilitas maan bahan dari gudang dan penggunaan pada produk-
pembersih tangan (sabun antiseptik, cairan pembersih si dan dicatat pada log book. (3) Penggunaan bahan ad-
lantai dan pengering tangan). (3) Kamar kecil/toilet ditive setiap saat diverifikasi oleh Supervisor Dapur. (4)
ditempatkan diluar area produksi yang mudah dijangkau Supervisor gudang bertanggung jawab terhadap penge-
dan dilakukan pemeliharaan kebersihan oleh petugas ke- lolaan gudang, penanganan bahan kimia, identifikasi ba-
bersihan (cleaning service). (4) Supervisor melakukan han sanitasi seperti kaporit, desinfektan dan ditempatkan
monitoring terhadap fasilitas wastafel, toilet dan per- pada area terpisah dengan bahan kimia additive food gra-
lengkapan cairan desinfektan tangan. (5) Supervisor de serta memberikan identifikasi (label). (5) Supervisor
langsung melakukan tindakan perbaikan jika mendapati gudang memastikan pelabelan, penyimpanan dan peng-
fasilitas wastafel dan toilet tidak terpelihara. gunaan bahan kimia telah sesuai dengan spesifikasi yang
Di dalam program ini tercakup prosedur-prosedur ada. (6) Jika terjadi kesalahan pelabelan dan penggunaan
yang lazim digunakan untuk mencegah tercampurnya komponen toksik maka lakukan penghentian produksi
bahan-bahan non pangan ke dalam produk pangan yang dan lakukan pengecekkan kualitas produksi terhadap ke-
dihasilkan, permukaan yang kontak dengan makanan. mungkinan kontaminasi.
Bahan-bahan non pangan yang dimaksud meliputi Program ini dilakukan untuk mengontrol kondisi pe-
pelumas, bahan bakar, senyawa pembersih, sanitizer, ser- kerja yang dapat menyebabkan kontaminasi mikrobiolo-
ta cemaran kimia dan cemaran fisik lainnya. Karena itu, gi pada makanan, bahan pengemas, atau permukaan

269
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 6, Juni 2008

yang kontak dengan makanan. Di dalam SSOP ini terda- dan didefinisikan secara tegas dan jelas untuk menjamin
pat ketentuan mengenai cara pelaporan karyawan yang efektifitas dari SM2KP. Ketua tim SM2KP sebagai wakil
sakit atau mendapatkan perawatan karena sakit. dari manajemen memiliki cukup wewenang untuk mem-
Beberapa hal yang diterapkan pada perusahaan yang di- bentuk dan mengendalikan tim SM2KP. Tim SM2KP ini
teliti antara lain : (1) Seluruh karyawan harus dipastikan adalah kelompok orang di dalam perusahaan yang bertu-
dalam keadaan sehat bila bekerja pada proses produksi gas untuk merancang, menerapkan dan mengendalikan
(food handler). (2) Pemeriksaan kesehatan karyawan SM2KP. Tim ini terdiri dari perwakilan seluruh departe-
(Medical Check Up) dilakukan minimal 2 kali setahun men yang ada di dalam perusahaan serta berasal dari ber-
untuk food handler dan 1 tahun sekali untuk non food bagai disiplin ilmu yang berbeda. Tim bertanggung jawab
handler. (3) Karyawan yang mempunyai potensi penya- kepada wakil manajemen dan wakil manajemen ber-
kit menular tidak dapat dipekerjakan hingga karyawan tanggung jawab kepada manajemen puncak. Di dalam
yang bersangkutan sudah pulih dan dinyatakan sembuh penyelenggaraan sistem, seluruh anggota bertanggung
oleh dokter. (4) Apabila karyawan mempunyai luka ter- jawab atas pekerjaan masing-masing departemennya.
buka, maka harus dipindahkan ke bagian yang tidak ada
hubungannya dengan proses produksi. (5) Kondisi kese- Pembahasan
hatan secara fisik dari setiap karyawan dipantau sebelum Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui
dan selama produksi oleh supervisor dapur, kondisi yang observasi dan wawancara yang dilakukan, maka analisa
dipantau adalah : tidak ada luka terbuka pada setiap kar- yang didapat meliputi: Proses penerimaan bahan baku
yawan, penyakit kulit dan penyakit mata dan lain-lain dilakukan dengan pemeriksaan berdasarkan checklist
yang berpotensi sebagai penghantar penyakit. yang digunakan sudah menunjukkan pemeriksaan mutu
Program pengendalian hama ini penting dilakukan yang efektif karena didalamnya sudah meliputi pemerik-
untuk memastikan hama/serangga dapat diminimalkan saan kesesuaian spesifikasi dan kriteria barang yang
dan untuk melindungi infestasi. Beberapa hama yang bi- sudah ditentukan dalam prosedur penerimaan bahan ba-
asa terdapat pada industri pangan dan memerlukan pe- ku. Analisa bahaya dilakukan dalam proses penerimaan
nanganan/pembasmian antara lain adalah binatang pe- bahan baku belum memperhitungkan kemungkinan po-
ngerat seperti tikus, burung, serta serangga seperti nya- tensi bahaya yang mungkin terjadi pada saat bahan baku
muk, kecoa, lalat, semut dan lebah. Pada pengendalian masih berada dalam perjalanan (transportasi) dari supp-
hama ini, perusahaan yang diteliti menyerahkan pelaksa- lier karena kondisi alat transportasi supplier tidak masuk
naannya kepada pihak ketiga sebagai pihak yang kompe- dalam pemeriksaan pada saat barang diterima. Sesuai
ten melaksanakannya, tetapi ada beberapa hal yang dila- instruksi kerja penerimaan barang pemeriksaan suhu in-
kukan perusahaan yang diteliti untuk memastikan pro- ternal bahan baku beku dilakukan dengan menusukkan
gram tersebut berjalan dengan baik : (1) Walaupun pe- alat termometer pada bahan beku tersebut, sehingga hal
rusahaan memberikan tanggung jawab pelaksanaan ini dapat merusak mutu dan terjadi kontaminasi pada
pengendalian hama (pest control) yang mencakup control produk tersebut.
terhadap pest dan rodent pada pihak ketiga, tetapi pe- Proses penyimpanan bahan baku yang dilakukan ber-
laksanaannya selalu dimonitor oleh pihak perusahaan dasarkan jenis/kategori bahan baku sudah dilaksanakan
yang diteliti dengan melakukan pengawasan terhadap dengan efektif dan sesuai dengan prosedur mutu yang
jadwal dan laporan hasil pelaksanaan pengendalian ha- ada, akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis dan ha-
ma. (2) Pelaksanaan, pembersihan dan pemeliharaan in- sil wawancara dengan petugas gudang, dalam penyimpa-
sect killer dilakukan secara berkala oleh petugas mainte- nan bahan baku segar seperti sayuran dan buah-buahan
nance. (3) Penggunaan pestisida dalam kegiatannya ada- di dalam chiller yang bersuhu 1°C - 4°C (sesuai dengan
lah pestisida yang ramah lingkungan dengan jenis pesti- prosedur standar penyimpanan) ditemukan beberapa je-
sida golongan Piretroid yang dilengkapi dengan MSDS. nis sayuran berdaun lebar menjadi lebih cepat rusak (bu-
(4) Pihak ketiga tidak diperkenankan menyimpan pesti- suk) dengan penyimpanan dalam suhu tersebut sehingga
sida di area produksi/perusahaan. (5) Supervisor dapur diambil kesimpulan tidak semua jenis sayuran dapat di-
dan supervisor gudang melakukan pengawasan terhadap simpan dalam suhu 1°C - 4°C. Proses persiapan bahan
kondisi kebersihan dapur dan gudang untuk mencegah baku yangg dilakukan berdasarkan jenis/kategori bahan
pertumbuhan hama serta memonitor keefektifan pelak- baku sudah dilaksanakan dengan efektif dan sesuai
sanaan pest control. dengan prosedur yang ada, seperti proses pelumeran
(thawing), proses pencucian dan pemotongan. Analisa
Struktur Organisasi Tim SM2KP bahaya yang dilakukan dalam proses persiapan bahan ba-
Manajemen puncak perusahaan yang diteliti meng- ku belum memperhitungkan kemungkinan potensi ba-
angkat secara formal seorang ketua tim SM2KP sebagai haya yang mungkin terjadi pada saat bahan baku dalam
perwakilan dari manajemen, yang memiliki wewenang proses pelumeran (thawing), walaupun proses melaku-

270
Rina, Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan pada Perusahaan Jasa Boga

kan pelumeran sudah diatur dalam prosedur mutu. diteliti sudah sesuai dan berjalan efektif sesuai dengan
Analisa bahaya pada saat proses thawing perlu dilakukan yang dipersyaratkan di dalam Sistem Manajemen Mutu
untuk menetapkan proses pemantauan serta tindakan dan Keamanan Pangan.3-5 Hanya ada beberapa fasilitas
perbaikan apabila proses ini tidak berjalan sesuai yang disediakan belum lengkap dan sesuai dengan per-
dengan prosedur. syaratan berdasarkan Permenkes 715/Menkes/
Proses pemasakan yang dilakukan dengan mengacu SK/V/2003,6 antara lain jumlah toilet yang tersedia.
pada masing-masing standar recipe untuk memastikan Dengan jumlah karyawan ± 100 orang, toilet yang dibu-
kesesuaian mutu produk sudah dilaksanakan dengan tuhkan adalah ± 5 buah , sedangkan yang tersedia hanya
efektif dan sesuai dengan prosedur mutu perusahaan 3 buah. Lampu-lampu di dalam area produksi belum se-
yang diteliti. Analisa bahaya yang dilakukan dalam muanya dilindungi untuk mencegah pecah dan jatuh ke
proses pemasakan (pada kolom 4 Hazard Analysis makanan yang sedang diolah.
WorkSheet) belum mencantumkan penjelasan-penjelasan Struktur Organisasi Tim SM2KP memperlihatkan
yang dibutuhkan dalam menilai resiko yang dicantumkan komitmen perusahaan yang diteliti didalam penerapan
pada kolom 3 sebelumnya. Walaupun penjelasan-penje- SM2KP karena terlihat bahwa tim ini berisi orang-orang
lasan ini bisa diberikan apabila mengacu pada Standar yang mempunyai posisi tinggi dari berbagai departe-
Recipe yang sudah memuat metode cooking serta pen- men/bagian dan bertanggung jawab langsung dalam
gendalian suhu dan waktu pada setiap jenis bagiannya yang sebagian besar berkedudukan di kantor
masakan/menu yang diolah. pusat bukan di unit kerja itu sendiri. Tetapi dari penga-
Proses penyajian makanan yang dilakukan sudah di- matan penulis, permasalahan timbul dan pelaksanaan
laksanakan dengan efektif dan sesuai dengan prosedur SM2KP tidak berjalan efektif karena di dalam struktur
mutu yang ada, akan tetapi berdasarkan pengamatan organisasi ini tidak melibatkan para karyawan di level
penulis dan hasil wawancara dengan petugas bagian pelaksana dalam unit kerja tersebut sehingga tidak terli-
penyajian bahwa saat proses penyajian panas (hot hold- hat bentuk komunikasi yang efektif di dalamnya dan
ing) suhu tempat penyajian (bain marie) adalah 60°C - membentuk pola pikir yang terpisah (sektoral).
70°C dengan lama waktu penyajian maksimal 4 jam
(sesuai dengan prosedur penyajian perusahaan yang Kesimpulan
diteliti) ditemukan beberapa jenis masakan terutama Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan: (1) Sistem
yang berbahan baku dari sayuran berubah rasa dan aro- Manajemen Mutu pada perusahaan jasa boga perusahaan
ma serta tampilan menjadi tidak menarik. Hal ini perlu yang diteliti telah diterapkan dalam proses penerimaan
diperhatikan supaya makanan yang disajikan tidak hanya bahan baku, penyimpanan, produksi dan pelayangan. (2)
aman dikonsumsi tetapi juga tetap terjaga mutu rasa, aro- Sistem Manajemen Keamanan Pangan terutama peneta-
ma, tampilannya sehingga dapat memuaskan pelanggan pan dan pelaksanaan Hazard Analysis Critical Control
yang mengkonsumsinya. Point pada proses penerimaan bahan baku, penyim-
Dari analisa bahaya pada seluruh proses yang disebut panan, produksi dan pelayanan belum sepenuhnya dite-
di atas telah ditentukan Titik Kendali Kritis (CCP) dan rapkan sesuai dengan standar HACCP dan ISO 22000.
Batas Kritis (Critical Limit) sehingga diketahui selama (3) Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan
proses penerimaan, penyimpanan, produksi (persiapan (SM2KP) dapat diterapkan dengan efektif dan terpadu
dan pemasakan) dan penyajian (serving) bahwa titik karena proses pengendalian yang dilakukan dapat sejalan
kendali kritis terletak pada proses penerimaan barang, melalui standar yang dapat diterima (acceptable), dapat
pemasakan dan penyajian panas (hot holding/hot dis- diterapkan (applicable) dan disesuaikan pada kondisi,
play) sehingga dapat diketahui proses monitoring yaitu kebutuhan dan bisnis proses perusahaan yang diteliti (tai-
apa yang dipantau, bagaimana cara memantaunya, siapa lor made), pelaksanaannya dapat dilakukan dengan men-
yang harus memantau dan kapan harus dipantau serta gacu kepada model SM2KP. (4) Prosedur pada proses
tindakan perbaikan dan verifikasi yang dilakukan. penerimaan bahan baku belum memperlihatkan pe-
Proses–proses tersebut dilakukan perusahaan yang meriksaan standar suhu dan analisa bahaya belum di-
diteliti berdasarkan penggunaan bahan baku secara lakukan pada alat transportasi pemasok yang digunakan
umum atau tidak spesifik terhadap setiap menu/masakan pada saat penerimaaan bahan baku tersebut. (5) Standar
yang diolah. Berdasarkan analisa yang dilakukan dengan suhu penyimpanan di chiller (1°C - 4°C) belum efektif
menjeneralisir bahan baku yang digunakan, diasumsikan untuk menjamin mutu bahan baku yang disimpan teruta-
analisa bahaya yang dilakukan tidak dapat mewakili se- ma pada sayuran berdaun lebar.
mua jenis masakan yangg diolah karena bahan-bahan
yang digunakan dalam setiap jenis masakan akan berbe- Saran
da-beda serta metode pemasakannya juga berbeda. Beberapa hal perbaikan yang penulis sarankan untuk
Program sanitasi yang dilakukan di perusahaan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan SM2KP di

271
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 6, Juni 2008

perusahaan jasa boga PT XYZ antara lain : (1) dan beberapa formulir/checklist dan dapat diterapkan
Manajemen puncak diharapkan dapat menjaga secara terpadu. (6) Untuk mendukung pelaksanaan
keseimbangan antara tujuan perusahaan dalam SM2KP, manajemen perlu menyediakan dan melengkapi
meningkatkan kinerja produksi dengan perhatiannya sumber daya baik SDM ataupun beberapa fasilitas
terhadap penerapan SM2KP. (2) Umumnya manajemen/ seperti: menyediakan tempat penyimpanan dingin 2 jenis
organisasi menganggap dan memberlakukan sistem mutu (chiller storage) dengan suhu 1°C - 4°C dan 5°C - 8°C.
ISO 9000 serta keamanan pangan ISO 22000 dan (7) Menyediakan tempat pencucian sayuran dan buah
HACCP sebagai program tambahan, seharusnya SM2KP pada area penerimaan barang (receiving).(8)
ini menjadi bagian integral di dalam sistem manajemen Menyediakan penambahan toilet dan penyediaan toilet
secara keseluruhan dalam mengambil keputusan dan khusus bagi karyawan wanita.
aktifitas perusahaan tidak hanya sekedar untuk
memenuhi tuntutan persyaratan pelanggan saja. (3) Daftar Pustaka
Pelatihan dan program “awareness” mengenai SM2KP 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 2000. Bakteri
kepada seluruh karyawan perlu ditingkatkan untuk Pencemar Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan
membangun kesadaran dan pengertian karyawan tentang 2. Fardiaz, Srikandi. Yogyakarta Kanisius 1992. Polusi air dan Udara
arti pentingnya penerapan SM2KP di tempat kerjanya. 3. Gaspersz Vincent. ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement
(4) Ketua Tim/perwakilan manajemen dalam SM2KP (PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2002).
perlu mengangkat dan memilih tim SM2KP yang terdiri 4. Codex Alimentarius Committee on Food Hygiene, Rome 1997. Hazard
dari berbagai departemen dan dari berbagai disiplin ilmu, Analysis Critical Control Point ( HACCP) System and Guidelines for its
jika memungkinkan dapat merekrut seorang ahli analis application. Alinorm 97/13A.
untuk dapat memantau dan memberikan pendapat sesuai 5. International Standard ISO 22000 First edition 2005-09-01. Food Safety
bidangnya dalam penentuan atau perubahan HACCP Management Systems- Requirements for any organization in the food
Plan. (5) Untuk menghindari konflik antar prosedur, chain.
perlu dilakukan beberapa revisi pada dokumen antara 6. KepMenKes RI No 715/Menkes/SK/V/2003. Persyaratan Hygiene
lain PSO (Prosedur Standar Operasi), Instruksi Kerja Sanitasi Jasa Boga.

272

Anda mungkin juga menyukai