Selain itu terkait dengan nilai kalayakan persyaratan teknis fisik dalam pemeriksaan hygiene
sanitasi yaitu sebagai berikut :
a. Golongan A1, minimal nilai 65 maksimal 70, atau 65 – 70%
b. Golongan A2, minimal nilai 70 maksimal 74, atau 70 – 74%
c. Golongan A3, minimal nilai 74 maksimal 83, atau 74 – 83%
d. Golongan B, minimal nilai 83 maksimal 92, atau 83 – 92%
e. Golongan C, minimal nilai 92 maksimal 100, atau rangking 92 – 100%
8) Pengendalian Hama
Hama harus dicegah agar tidak masuk ke unit penanganan atau pengolahan. Hama dapat
mencemari bahan pangan dengan kotoran maupun potongan tubuhnya. Hama juga dapat menjadi
hewan perantara bagi mikroba pencemar. Rodentia pembawa Salmonella dan parasit. Lalat dan
kecoamerupakan serangga pembawa Staphylococcus, Shigella, Clostridium perfringens, dan
Clostridium botulinum. Sedangkan, burung pembawa Salmonella dan Listeria.
3. Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak, 1 1 Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak
ter pelihara dan mudah dibersihkan. retak, terpelihara dan mudah
dibersihkan serta pertemuan sudut
lantai dan dinding sudah dibuat
lengkung (konus)
4. Dinding dan langit-langit dibuat dengan 1 1 Dinding dan langit-langit bersih dan
baik, terpelihara dan bebas dari debu (sarang terpelihara dengan baik
laba -laba)
5. Bagian dinding yang kena percikan air 1 1 Bagian dinding yang kena percikan air
dilapisi baha n kedap air setinggi 2 (dua) dilapisi bahan kedap air setinggi 2
meter dari lantai (dua) meter dari lantai, yaitu di area
produksi
6. Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan 1 0 Pintu dan jendela dibuat dengan baik
kuat. Pintu dibuat menutup sendiri, dan kuat, sudah membuka ke arah luar
membuka kedua arah dan dipasang alat namun pintu belum dibuat menutup
penahan lalat dan bau. Pintu dapur sendiri dan hanya membuka ke 1 arah.
membuka ke arah luar. Jenis pintu yang digunakan di dalam
NILAI ANALISIS
No KOMPONEN & SUB KOMPONEN
(1) (2)
instalasi gizi adalah pintu engsel bahan
stainless steel yang membuka ke arah
luar dan tirai lalat bahan PVC di
bagian dalam dapur yang terletak pada
pintu masuk barang, pintu masuk
karyawan, pintu masuk ruang
persiapan buah dan sayur, pintu masuk
ruang pemorsian dan distribusi serta
pintu masuk ruang pencucian alat
makan pasien. Kemudian tidak
disetiap pintu dipasang alat penahan
lalat dan bau melainkan hanya di dekat
pintu luar di lorong kereta distribusi
makanan.
PENCAHAYAAN
7. Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan 1 1 Pencahayaan pada ruang
tidak menimbulkan bayangan. Kuat cahaya penyelenggaraan makanan sudah
sedikitnya 10fc pada bidang kerja cukup baik dan terang dengan
penerangan total 23 lampu di seluruh
ruangan.
PENGHAWAAN
8. Ruang kerja maupun peralatan 1 1 Ruangan penyelenggaraan makanan
dilengkapi ventilasi yang sudah memiliki penghawaan yang baik
baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan karena memiliki ventilasi maupun
tidak pengap. exhaust fan di setiap ruangan dan
memiliki kipas serta pendingin udara
sehingga tidak pengap
AIR BERSIH
9. Sumber air bersih aman, jumlah cukup dan 5 5 Sumber air yang digunakan untuk
bertekanan masak, mencuci alat dan mencuci
tangan masuk dalam kategori air
bersih dan aman yang berasal dari
PDAM (untuk mencuci bahan
makanan), air sumur (untuk cuci
tangan) dan air yang diolah
menggunakan RO untuk memasak.
AIR KOTOR
10. Pembuangan air limbah dari dapur, kamar 1 0 Pembuangan air limbah dari dapur,
mandi, WC dan saluran air hujan lancar, kamar mandi, WC dan saluran air
baik dan tidak menggenang . hujan lancar dan baik. Namun pernah
ditemukan genangan air di wastafel
pencucian alat karena terdapat
sumbatan air.
FASILITAS CUCI TANGAN DAN TOILET
NILAI ANALISIS
No KOMPONEN & SUB KOMPONEN
(1) (2)
11. Jumlah cukup, tersedia sabun, nyaman 3 2 Fasilitas wastafel yang dilengkapi
dipakai dan mudah dibersihkan. sabun dan toilet cukup namun terdapat
keran wastafel di ruang produksi yang
agak macet dan jarang terdapat tissue
di setiap wastafel.
PEMBUANGAN SAMPAH
12. Tersedia tempat sampah yang cukup, 2 2 Tersedia tempat sampah yang cukup,
bertutup, anti lalat, kecoa, tikus dan dilapisi berukuran besar, tertutup, dilapisi
kantong plastik yang se lalu diangkat setiap kantong plastik dan selalu rutin
kali penuh. dibuang setiap kali penuh
RUANG PENGOLAHAN MAKANAN
13. Tersedia luas lantai yang cukup untuk 1 1 Luas lantai cukup untuk bekerja dan
pekerja pada bangunan , dan terpisah dengan tempat memasak terpisah dengan
tempat mencuci dan tempat pemorsian
tempat tidur atau tempat mencuci pakaian yang dibatasi dengan tirai plastik
14. Ruangan bersih d ari barang yang tidak 1 1 Tidak ada tumpukan barang yang tidak
berguna. (barang tersebut disimpan rapi di digunakan di ruang pengolahan
gudang)
KARYAWAN
15. 5 5 Semua karyawan bebas dari penyakit
Semua karyawan yang bekerja bebas dari menular dan sudah mendapatkan
penyakit menular, seprti penyakit kulit, vaksin covid-19. Apabila ada
bisul, luka terbuka dan infeksi saluran karyawan yang sakit akan diliburkan
pernafasan atas (ISPA). sementara dan difasilitasi untuk
berobat di RS
16. 5 4 Karyawan mencuci tangan dan
Tangan selalu dicuci bersih, kuku memotong kuku pendek, namun masih
dipotong pendek, bebas kosmetik dan ditemukan beberapa karyawan masih
perilaku yang higienis. menggunakan perhiasan seperti gelang
dan memakai kosmetik seperti lipstik.
17. 1 0 Mayoritas karyawan saat proses
produksi memakai pakaian kerja
berupa celemek, APD lengkap dan
Pakaian kerja, dalam keadaan bersih, alas kaki tertutup berbahan karet,
rambut pendek dan tubuh bebas perhiasan. namun masih ada beberapa karyawan
yang tidak memakai APD seperti
masker dan tidak memakai celemek
ataupun alas kaki tertutup bahan karet.
MAKANAN
18. Sumber makanan , keutuhan dan tidak rusak. 5 5 Sumber makanan yang dibeli datang
dalam kondisi utuh dan tidak rusak
19. Bahan makanan terolah dalam kemasan 1 1 Bahan makanan terolah dalam
asli, terdaftar, berlabel dan tidak kemasan asli, terdaftar, berlabel dan
NILAI ANALISIS
No KOMPONEN & SUB KOMPONEN
(1) (2)
kadaluwarsa. tidak kadaluwarsa.
PERLINDUNGAN MAKANAN
20. 5 5 Penanganan makanan yang potensi
Penanganan makanan yang potensi
berbahaya pada suhu, cara dan waktu
berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang yang memadai selama penyimpanan,
memadai selama penyimpanan, peracikan, peracikan, persiapan penyajian dan
persiapan penyajian dan pengangkutan pengangkutan makanan serta
makanan serta melunakkan makanan beku melunakkan makanan beku sebelum
sebelum dimasak (thawing ). dimasak (thawing) dilakukan dengan
baik
21. 4 3 Penanganan makanan yang telah
matang namun belum langsung
Penanganan makanan yang potensial dilakukan proses pemorsian dan
berbahaya karena tidak ditutup atau pengemasan dalam plato hanya
disajikan ulang. diletakkan di wadah terbuka tanpa
tutup dan diletakkan di depan air
conditioner di ruang produksi.
PERALATAN MAKAN DAN MASAK
22. Perlindungan terhadap peralatan makan dan 2 2 Pembersihan dan penyimpanan
masak dalam cara pembersihan, peralatan makan dan masak dilakukan
penyimpanan, penggunaan dan dengan baik serta digunakan dan
dipelihara dengan baik
pemeliharaannya.
23. 2 2 Alat makan dan masask yang sekali
Alat makan dan masak yangsekali pakai pakai seperti kotak snack, plastik
tidak dipakai ulang. bening dan sendok plastik tidak
digunakan berulang
24. Proses pencucian melalui tahapan mulai 5 5 Proses pencucian melalui tahapan
dari pembersihan sisa makanan, perendaman, mulai dari pembersihan sisa makanan,
perendaman, pencucian dan
pencucian dan pembilasan. pembilasan menggunakan dishwasher.
25. Bahan racun / pestisida disimpan tersendiri 5 5 Bahan racun / pestisida disimpan
di tempat yang aman, terlindung, mengguna tersendiri di tempat yang aman,
-kan label / tanda yang jelas untuk terlindung oleh bagian pengendalian
hama yaitu IPL
digunakan.
26. Perlindungan terhadap serangga, tikus, 4 4 Terdapat insect killer sebanyak 1 buah
hewan pelihara-an dan hewan pengganggu di luar instalasi gizi dan terdapat
lainnya. perangkap tikus di bawah lift barang
JUMLAH 65 59
KHUSUS GOLONGAN A.1
27. Ruang pengolahan makanan tidak dipakai 1 1 Ruangan pengolahan makanan tidak
sebagai ruang tidur. dipakai sebagai ruang tidur karyawan.
28. Tersedia 1 (satu) buah lemari es (kulkas) 4 4 Tersedia lebih dari 1 kulkas/ lemari
NILAI ANALISIS
No KOMPONEN & SUB KOMPONEN
(1) (2)
pendingin di ruang penyelenggaraan
makanan, diantaranya lemari
pendingin lauk, lemari pendingin
sayur dan buah, lemari pendingin
bumbu, lemari pendingin snack, lemari
pendingin bahan siap olah dan lemari
pendingin sampel makanan.
JUMLAH 70 64
KHUSUS GOLONGAN A.2
29. Pengeluaran asap dapur di - lengkapi 1 1 Pengeluaran asap dapur di - lengkapi
dengan alat pembuang asap atau
dengan alat pembuang asap.
exhaust di atas kompor
30. Fasilitas pencucian dibuat dengan tiga bak 2 2 Fasilitas pencucian alat makan
memiliki tiga bak pencuci dan
pencuci.
dilengkapi dengan mesin dishwasher
31. Tersedia kamar ganti pakaian dan 1 1 Tersedia kamar ganti pakaian dan
dilengkapi dengan tempat penyimpanan dilengkapi dengan tempat
pakaian (loker). penyimpanan pakaian (loker).
JUMLAH 74 68
KHUSUS GOLONGAN A.3
32. Saluran pembuangan limbah dapur 1 1 Saluran pembuangan limbah dapur
dilengkapi dengan penangkap lemak ( dilengkapi dengan penangkap lemak (
grease trap) yang terdapat di belakang
grease trap) instalasi gizi
33. Tempat memasak terpisah secara jelas 1 1 Tempat memasak terpisah secara jelas
dengan tempat penyiapan makanan
dengan tempat penyiapan makanan matang
matang
34. 4 4 Lemari penyimpanan dingin yaitu cool
Lemari penyimpanan dingin dengan suhu - room atau freezer sudah dilengkapi
5°C dilengkapi dengan termometer dengan termometer pengontrol suhu
pengontrol. dan sudah memiliki form pemantauan
suhu
35. Tersedia kendaraan khususpengangkut 3 3 Terdapat kendaraan khusus
makanan pengangkut makanan
JUMLAH 83 77
KHUSUS GOLONGAN B
36. Pertemuan sudut lantai dan dinding 1 1 Seluruh sudut lantai dan dinding
ruangan penyelenggaraan makanan
lengkung (konus).
sudah berbentuk konus
37. 1 1 Tersedia ruang belajar/ ruang skill test
Tersedia ruang belajar. di lantai 2 Instalasi Gizi RSUD
Sidoarjo
38. Alat pembuangan asap di - lengkapi filter 1 1 Alat pembuangan asap sudah
NILAI ANALISIS
No KOMPONEN & SUB KOMPONEN
(1) (2)
(penyaring) dilengkapi filter
39. Dilengkapi dengan saluran air panas untuk 2 2 Pencucian alat makan pasien sudah
dilengkapi dengan saluran air panas
pencucian.
dan menggunakan dishwasher
40. 4 3 Lemari pendingin/ cool room selama
Lemari pendingin dapat men-capai suhu – pengamatan belum pernah mencapai
10 °C. suhu – 10 °C namun sudah tergolong
dalam standar suhu penyimpanan
JUMLAH 85
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan menggunakan form uji kelayakan fisik pada
tabel 1.1 sebagai indikator pelaksanaan GMP diperoleh hasil persentase uji kelaikan fisik untuk
higiene sanitasi makanan jasaboga pada penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD
Sidoarjo yaitu sebesar 86 (92,4%). Nilai ini sudah dapat dikatakan baik karena telah mencapai
minimal persyaratan perusahaan tata boga golongan B (sarana pelayanan kesehatan) dengan nilai
keseluruhan adalah mencapai minimal 83 yaitu 90,2%, sehingga Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo
sudah memenuhi syarat higiene sanitasi Jasa Boga Golongan B.
b. Good Handling Practice (GHP)
Good Handling Practice (GHP) dilihat berdasarkan skor keamanan pangan, dimana
penilaian skor keamanan pangan dilihat melalui 4 aspek, yaitu Penyimpanan Bahan Makanan
(PPB), Higiene Pemasak (HGP), Pengolahan Bahan Makanan (PBM), dan Distribusi Makanan
(DPM) (Mudjajanto, 1999). Berikut merupakan cara yang dilakukan untuk melakukan penilaian
keamanan pangan menggunakan form SKP (Skor Keamanan Pangan).
Siapkan Form 1 (Komponen dan Sub Komponen)
Berilah nilai pada kolom (2) untuk makanan dan kondisi pengolahannya. Nilai 0 (jika
tidak memenuhi) atau nilai maksimal (jika memenuhi kriteria). Terkait dengan sub
komponen yang dapat di tolirer maka dapat dinilai antara 0 atau nilai maksimal. Khusus
PBM nomor 26 dan 27 dinilai salah satu.
Jumlahkan nilai pada kolom (2)
Ubah nilai pada kolom (2) ke nilai satuan menggunakan Form 2.
Kalikan nilai satuan dengan bobot untuk mendapatkan nilai SKP.
Interpretasikan nilai SKP dengan tabel referensi.
Hasil analisis GHP berdasarkan Skor Keamanan Pangan untuk instalasi gizi RSUD Sidoarjo
adalah sebagai berikut
NILAI
No KOMPONEN & SUB KOMPONEN (1
(2)
)
A. Pemilihan dan Penyimpanan Bahan Makanan (PPB)
1. Bahan makanan yang digunakan masih segar 1 1
2. Bahan makanan yang digunakan tidak rusak 3 3
3. Bahan makanan yang digunakan tidak busuk 3 3
4. Tidak menggunakan wadah/kotak bekas pupuk atau pestisida untuk 3 3
menyimpan dan membawa makanan
5. Bahan makanan disimpan jauh dari bahan beracun/berbahaya 3 3
6. Bahan makanan disimpan pada tempat tertutup 3 2
7. Bahan makanan disimpan pada tempat yang bersih 3 3
8. Bahan makanan disimpan pada suhu yang sesuai 3 2
Jumlah Nilai Maksimum untuk PPB 22 20
B. Higiene Pemasak (HGP)
1. Pemasak harus berbadan sehat 3 3
2. Pemasak harus berpakaian bersih 3 3
3. Pemasak memakai tutup kepala selama memasak 1 1
4. Pemasak memakai alas kaki selama memasak 1 1
5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memasak 3 3
6. Mencuci tangan menggunakan sabun sabun sesudah dari WC (buang air) 3 3
7. Ketika bersin tidak menghadap ke makanan 3 2
8. Kuku pemasak selalu bersih dan tidak panjang 3 3
Jumlah Nilai Maksimum untuk HGP 20 19
C. Pengolahan Bahan Makanan
1. Peralatan memasak yang digunakan harus bersih dan kering 3 2
2. Peralatan memasak harus dicuci sebelum dan sesudah dipakai memasak 3 3
3. Peralatan memasak dikeringkan terlebih dahulu setelah dicuci 3 2
4. Peralatan memasak disimpan di tempat yang bersih 3 3
5. Peralatan memasak disimpan jauh dari bahan beracun/berbahaya 3 3
6. Dapur tempat memasak harus dalam keadaan bersih 3 3
7. Dapur tempat memasak harus dalam keadaan terang 3 3
8. Dapur tempat memasak harus mempunyai ventilasi udara yang cukup 3 3
9. Dapur terletak jauh dari kendang ternak 3 3
10. Selalu tersedia air bersih dalam wadah tertutup 3 3
11. Di dapur tersedia tempat sampah yang tertutup 2 2
12. Pembuangan air limbah harus lancer 3 2
13. Bahan beracun/berbahaya tidak boleh disimpan di dapur 3 3
14. Jarak tempat memasak ke tempat penyajian tidak lebih dari 1 jam 3 3
15. Pisau dan talenan yang digunakan harus bersih 3 3
16. Bagian makanan yang tidak dapat dimakan tidak ikut dimasak 3 3
17. Bahan makanan dicuci dengan air bersih 3 3
NILAI
No KOMPONEN & SUB KOMPONEN (1
(2)
)
18. Meracik atau membuat adonan menggunakan alat yang bersih 3 3
19. Adonan atau bahan makanan yang telah diracik harus segera dimasak 3 3
20. Makanan segera di angkat setelah makan 2 2
21. Makanan yang telah matang ditempatkan pada wadah yang bersih dan 3 3
terhindar dari debu dan serangga
22. Makanan tidak dibungkus dengan menggunakan kertas koran atau kertas 1 1
ketikan
23 Makanan dibungkus dengan pembungkus yang bersih, tidak 3 3
menggunakan bekas pembungkus bahan beracun/berbahaya
24. Memegang makanan yang telah matang menggunakan sendok, garpu, alat 3 2
penjepit, atau sarung tangan
25. Tidak menyimpan makanan matang lebih dari 4 jam terutama makanan 3 3
yang berkuah/bersantan
26. Untuk makanan kering, minyak goreng tidak boleh digunakan jika sudah 3 2
berwarna coklat atau sudah dipakai setelah empat kali
Jumlah Nilai Maksimum untuk PBM 74 69
D. Distribusi Makanan (DMP)
1. Selama dalam perjalanan, makanan ditempatkan dalam wadah bersih dan 3 3
tertutup
2. Pembawa makanan berpakaian bersih dan mencuci tangan 3 3
3. Tangan dicuci dengan sabun sebelum membagikan makanan 1 1
4. Makanan tidak boleh berlendir, berubah rasa atau berbau basi sebelum 3 3
dibagikan
5. Makanan ditempatkan di tempat bersih dan kering 3 2
6. Konsumen mencuci tangan sebelum makan 3 3
7. Makanan tidak dipegang langsung tetapi menggunakan alat untuk 3 2
memegang makanan saat membagikan
Jumlah Nilai Maksimum untuk DMP 19 17
Berdasarkan tabel Skor Keamanan Pangan di Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo adalah
0.9319 (93.19%) dan masuk dalam kategori baik (> 90), namun masih memungkinkan terjadinya
kesalahan yang berisiko tinggi/mengakibatkan bahaya. Berikut adalah analisis terkait risiko
bahaya yang muncul berdasarkan komponen penilaian:
a. Pemilihan dan Penyimpanan Bahan Makanan (PPB)
Pembelian dan penerimaan bahan makanan segar dilakukan 2 hari sekali yaitu setiap hari
Senin, Rabu, Jum’at dan Sabtu sehingga bahan makanan tidak selalu diolah dalam kondisi segar
atau baru datang. Namun, bahan makanan disimpan sesuai golongan dan suhu penyimpanan
yang dipantau secara berkala. Berdasarkan pengamatan, bahan makanan yang disimpan di kulkas
dimasukkan dalam wadah/kotak tertutup atau dibungkus plastik. Buah disimpan di chiller dalam
kondisi utuh, apabila buah telah terbuka maka ditutup dengan plastik wrap terlebih dahulu.
Namun, beberapa kali selama pengamatan ditemukan bahan makanan yang disimpan tidak dalam
kondisi tertutup seperti bahan makanan basah yaitu ikan dalam cool room. Apabila penyimpanan
bahan makanan tidak sesuai atau tidak ada kontrol (suhu ruang penyimpanan, kondisi
penyimpanan, wadah penyimpanan, dan kualitas bahan makanan) setiap hari maka mampu
berisiko menyebabkan terjadinya kontaminasi silang.
Berdasarkan SOP yang ada di instalasi gizi RSUD Sidoarjo, dipilih 2 SOP untuk
dilakukan pengamatan terkait pelaksanaan aktual oleh pegawai di unit gizi. Standar Operasional
Prosedur yang diamati adalah SOP Distribusi/ Pemorsian dan SOP Pemantauan Suhu Ruang
Penyimpanan Bahan Makanan Basah
- SOP Distribusi/ Pemorsian
No. Prosedur Berdasarkan SOP Checklist Keterangan
Distribusi/ Pemorsian Makanan Y T
1 Siapkan peralatan makan pasien dan √ Pramusaji menyiapkan plato yang
peralatan distribusi makanan di ruang sudah bersih ke ruang pemorsian
distribusi sesuai dengan kelas sesuai dengan kelas perawatan
perawatan
2 Tempelkan barkot sesuai ruangan √ Pramusaji menempel barcode pada
masing-masing plato sesuai ruangan masing-masing
3 Tempatkan plato yang sudah ditempel √ Pramusaji meletakkan plato yang
No. Prosedur Berdasarkan SOP Checklist Keterangan
Distribusi/ Pemorsian Makanan Y T
barkot ke masing-masing loket sudah ditempel barkoce ke masing-
masing loket sesuai ruangan
4 Porsikan makanan ke dalam masing- √ Petugas pemorsian melakukan
masing alat sesuai dengan tiket yang pemorsian pada plato sesuai dengan
sudah ditempel tiket yang sudah ditempel
5 Porsikan makanan dimulai dari √ Petugas pemorsian memulai
ruangan yang paling jauh dengan pemorsian dimulai dari ruangan yang
urutan sebagai berikut: paling jauh dari instalasi gizi
- Ruang Tulip
- Ruang Teratai
- Ruang Ipit dan VK
- Ruang Mawar Putih dan Mawar
Merah
- Ruang Mawar Kuning
6 Porsikan makanan sesuai alur: √ Petugas pemorsian memporsikan
a. Mengisi makanan pokok makanan sesuai alur
b. Mengisi sayur
c. Mengisi lauk
d. Mengisi buah
e. Mengisi sendok makan
7 Ricek plato terkait dengan kesesuaian √ Pengecekan kesesuaian menu dan diet
menu dan diet dilaksanakan oleh ahli gizi sebelum
diberikan kepada pramusaji
8 Ricek jumlah porsi makanan sesuai √ Pramusaji mengecek jumlah makanan
dengan bon permintaan pada masing- dengan permintaan masing-masing
masing ruangan oleh pramusaji ruangan dari buku catatan pramusaji
Hasil analisis penerapan SSOP yang terdapat di Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo yaitu sebagai
berikut:
- Masih kurang tertibnya penerapan SSOP terkait personal higiene dimana berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan terdapat beberapa pegawai di bagian produksi dan
pemorsian yang tidak menggunakan sarung tangan saat menjamah makanan
- Perlunya menggunakan APD secara lengkap karena terkadang petugas menurunkan
masker ke dagu dan berbincang-bicang saat proses dan pengolahan bahan makanan.
Petugas terkadang saling berbicara saat melakukan proses produksi dengan masker turun
di dagu (tidak menutup mulut)
- Terdapat sarana wastafel pencucian tangan di dapur yang rusak, sehingga pegawai
mencuci tangan di sarana pencucian alat dan bahan makanan. Tersedia air mengalir,
sabun cuci tangan, namun jarang tersedia tissue di wastafel dan perlu penekanan kepada
petugas untuk selalu mencuci tangan baik sebelum maupun setelah melakukan kegiatan
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka penulis merekomendasikan beberapa hal
yang dapat digunakan untuk perbaikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan atau supervisi secara rutin terkait penerapan personal hygiene
termasuk penggunaan APD secara lengkap dan benar misalnya penggunaan sarung
tangan, penutup kepala, serta masker saat menjamah makanan. Kegiatan pengawasan/
supervisi dapat dilakukan secara rutin dan berkala misalnya 1 kali dalam seminggu (form
rekomendasi pengawasan terlampir). Pemberian reward dapat dilakukan kepada petugas
yang selalu menerapkan personal hygiene dan penggunaan APD lengkap saat bekerja
sebagai motivasi bagi petugas lainnya untuk menerapkan personal hygiene sesuai dengan
ketentuan. Sebaliknya diberikan punishment bagi petugas yang paling banyak tidak
mematuhi anjuran personal hygiene dan penggunaan APD selama kurun waktu tertentu.
Penentuan reward dan punishment dapat dilakukan misalnya dalam kurun waktu 3 bulan
sekali
2. Terkait dengan genangan air yang sesekali muncul hingga ke ruang pengolahan perlu
mendapat perhatian meskipun tidak setiap hari karena akan dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja karyawan yang tidak diinginkan. Rekomendasi penanganannya yang
dapat dilakukan berupa tindakan preventif yaitu sosialisasi kepada seluruh karyawan di
unit gizi untuk selalu memakai alas kaki anti selip sesuai aturan saat bekerja,
berkoordinasi dengan petugas cleaning service untuk melakukan pembersihan sesegera
mungkin saat air tergenang, apabila memungkinkan dalam jangka panjang dapat
mengajukan pengadaan berupa keset karet anti selip sehingga dapat ditempatkan terutama
di lokasi genangan air yang biasa dilewati oleh petugas
3. Memaksimalkan penggunaan fasilitas cuci tangan (wastafel) di unit gizi dengan
memperbaiki kondisi wastafel yang kurang optimal. Menurut Permenkes No. 1096 Th.
2011, apabila jumlah karyawan 1 - 10 orang maka setidaknya tersedia 1 buah
wastafel/tempat cuci tangan sehingga petugas tidak mencuci tangan di tempat pencucian
lauk atau buah dan sayur. Wastafel cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir, sabun
cair, pengering tangan, dan tempat sampah tertutup. Selain itu perlu adanya tisu towel,
jika tidak maka dapat dipertimbangkan dengan pengadaan hand dryer.
4. Meningkatkan kontrol terhadap penggunaan alat masak dan alat makan pasien dimana
sebaiknya alat tersebut digunakan dalam kondisi benar-benar kering untuk mengurangi
resiko kontaminasi dan kenyamanan pasien saat menerima makanan
Daftar Pustaka
Bakri, B., Intiyati, A., dan Widartika. 2018. Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Jakarta: Kemenkes
RI.
Kemenkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.
FAO. 2017. Codex Alimentarius. STANDAR FOR QUICK FROZEN SHRIMPS OR PRAWNS CODEX STAN 92-
1981.
Hadiwiyono, P. S., Panjaitan, T.W. “Perancangan Standard Operational Procedure (SOP) di Departemen
Human Resources di PT.X”, Jurnal Titra 1. 2. (2013) : 227-232
Pudjirahayu, Astuti. 2017. Pengawasan Mutu Pangan. Edisi Tahun 2017. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Sutiah, Firdausi KS, Budi WS. 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng dengan Parameter
Viskositas dan Indeks Bias. Berkala Fisika 11(2):53-58. Tersedia di
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/berkala_fisika/article/view/2981
Ilmi IMB, Khomsan A, Marliyati SA. 2015. Kualitas Minyak Goreng dan Produk Gorengan
Selama Penggorengan di Rumah Tangga Indonesia. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 4
(2). Tersedia dalam doi: 10.17728/jatp.2015.12