Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ria Yunita Lasmana

NIM : 205070309111024
Kelas : 2B

PERAN FUNGSIONAL TEMPE UNTUK


KESEHATAN
PENDAHULUAN

Beberapa produk fermentasi memiliki


Makanan fermentasi merupakan kandungan gizi yang lebih baik dari
Tempe merupakan produk olahan
produk dari aktivitas mikrobia bahan bahan dasarnya, sebagai contoh
kedelai yang terbentuk atas jasa
beberapa bahan dasar seperti (buah, tempe yang memiliki vitamin,
kapang jenis Rhizopus sp. terutama
sayuran,serealia, biji-bijian, susu, khususnya vitamin B12 dan senyawa
dari spesies Rhizopus oligosporus,
daging, ikan, dll) dapat difermentasi antioksidan sebagai hasil metabolisme
melalui proses fermentasi
dari berbagai jenis mikrobia. Rhizopus selama fermentasi
berlangsung.

senyawa-senyawa bioaktif yang


Produk tradisional ini sangat
unggul seperti vitamin B12, antidiare,
bermanfaat bagi kesehatan karena
antikanker, penurun kolesterol jahat,
mengandung zat-zat gizi esensial
dan antioksidan dalam bentuk
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin
isoflavon (daidzein, glisitein, genistein
dan mineral)
dan 6,7,4 trihidroksi isoflavon).
Tempe
Di Indonesia ada beberapa jenis tempe (Astawan, 2013), antara lain:
• Tempe gembus (dibuat dari ampas tahu),
• Tempe lamtoro (dari biji lamtoro),
• Tempe benguk (dari biji koro benguk),
• Tempe koro (dari biji koro),
• Tempe bongkrek (dari ampas kelapa),
• Tempe gude (dari kacang gude),
• Tempe bungkil (dari ampas pembuatan minyak kacang), dan
• Tempe kedelai (dibuat dari biji kedelai).
Dari berbagai jenis tempe tersebut, yang paling banyak dikonsumsi dan digemari oleh
masyarakat adalah tempe kedelai.
Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa kedelai bermanfaat dalam pengobatan
obesitas dan komplikasinya. Kedelai membantu mengurangi berat badan dan
memperbaiki profil lipid, komponen bioaktif yang diduga berperan antara lain protein
kedelai, peptida dan isoflavon.
Manfaat tempe sebagai komponen antioksidan sudah
banyak diteliti (Astawan et al. 2015, Abdullah et al.
2017, Barus et al. 2019, Hashim et al. 2018). Hasil
pengujian pada tikus sudah membuktikan bahwa
konsumsi tempe dalam jangka panjang tidak
memberikan efek negatif pada organ ginjal dan hati
(Astawan et al. 2015).

komponen bioaktif kedelai seperti isoflavone juga


berperan dalam antivitas penghambatan radikal
bebas ini (Abdullah et al. 2017). Pengolahan tempe
menggunakan kemasan daun pisang bahkan
menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih baik
daripada kemasan plastik (Hashim et al. 2018).
• Tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan
menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa
mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan
terurainya asam fitat, maka mineral-mineral
tertentu (besi, kalsium, magnesium, seng) menjadi
lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh. Oleh
karena itu, maka konsumsi tempe secara teratur
akan menghindarkan seseorang dari anemia akibat
kekurangan zat besi (Astawan, 2013).

• Selain mengandung zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, kedelai mentah juga
mengandung zat-zat antigizi yang merugikan kesehatan, seperti antitripsin, antikimotripsin, tanin,
saponin, asam fitat, dan hemaglutinin. Dengan adanya proses fermentasi kedelai menjadi tempe,
maka komponen-komponen antigizi tersebut menjadi inaktif sehingga tidak lagi berbahaya bagi
tubuh (Astawan, 2013).
Peran Fungsional Tempe
1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh. 2. Mencegah Osteoporosis.
Tempe mengandung berbagai jenis bakteri Kandungan kalsium dan vitamin K yang
baik (probiotik) dan antioksidan isoflavon. cukup tinggi pada tempe bermanfaat untuk
Oleh karena itu, mengonsumsi tempe akan pembentukan tulang, sehingga
membantu meningkatkan imunitas atau osteoporosis dapat dicegah (Steinkraus,
sistem kekebalan tubuh (Astawan, 2013; 1996; Sudarmadji et al., 1997; Azizah,
Azizah, 2020). 2020).

3. Mengobati Diare.
Kemampuan tempe untuk mengobati diare disebabkan oleh
zat antidiare dan protein tempe yang mudah dicerna dan
diserap (Astawan, 2013). Menurut Sudarmadji et al. (1997),
tempe mengandung zat-zat antibakteri yang mampu
mengatasi berbagai penyakit infeksi seperti diare.
Peran Fungsional Tempe
4. Menjaga Kesehatan Jantung.
Menurut Azizah (2020), antioksidan dan
antiinflamasi yang terkandung pada tempe
mampu melindungi pembuluh darah dari 6. Mencegah Berbagai Penyakit Saluran Pencernaan.
kerusakan inflamasi dan oksidatif sehingga Menurut Astawan (2013), adanya serat pangan yang
membuat jantung sehat. cukup tinggi pada tempe mampu mencegah penyakit
saluran pencernaan, seperti diverticulosis (borok
pada usus besar), kanker, dan hernia. Selain itu,
enzim lipase, protease, dan amilase yang diproduksi
oleh Rhizopus sp (kapang tempe) yang masing-
masing berguna untuk pencernaan lemak, protein,
5. Mencegah Penyakit Jantung Koroner. dan karbohidrat sangat membantu proses
Tempe mempunyai sifat hipokolesterolemik pencernaan makanan di dalam tubuh (Steinkraus,
(menurunkan lemak darah), yaitu: protein, 1996; Sudarmadji et al.,1997; Astawan, 2013).
asam lemak tidak jenuh majemuk, serat
pangan, niacin, vitamin E, karotenoid,
isoflavon dan kalsium (Sudarmadji et
al.,1997; Astawan, 2013).
Peran Fungsional Tempe
7. Mencegah Kanker.
Kandungan antioksidan isoflavon, seperti daidzein, glisitein,
9. Mencegah Diabetes
genistein dan 6,7,4 trihidroksi isoflavon pada tempe dapat
Mellitus.
mencegah kanker (Sudarmadji et al., 1997; Astawan, 2013).
Hasil penelitian di Universitas North Carolina USA menemukan Penyakit ini dapat dicegah
bahwa genistein dapat mencegah kanker prostat dan kanker karena tempe mengandung
payudara (Astawan, 2013). protein, serat pangan, dan
isoflavon yang mampu
menjaga keseimbangan gula
darah dan memperbaiki
resistensi insulin
8. Mencegah Anemia. (Astawan,2013; Azizah, 2020).
Rendahnya kandungan haemoglobin dalam darah merupakan
indikasi penyakit anemia. Penyakit ini dapat dicegah dengan
mengonsumsi tempe karena tempe mengandung protein, zat
besi, vitamin B12, asam folat, tembaga dan seng yang sangat
dibutuhkan untuk sintesis haemoglobin (Sudarmadji et al.
1997; Astawan, 2013).
Peran Fungsional Tempe
10. Mencegah Asma. 12. Menghambat Proses Penuaan.
Penyakit ini dapat dicegah karena serat pangan dan asam Aktivitas antioksidan (isoflavon) pada
lemak tidak jenuh esensial (asam oleat, linoleat, linolenat) tempe berhubungan dengan aktivitas
yang terkandung pada tempe mampu mengurangi tingkat potensial untuk menghambat proses
peradangan terkait respon pernapasan dan memperkuat sel- penuaan (Sudarmadji et al.. 1997).
sel kekebalan di paru-paru (Azizah, 2020).

13. Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat (low density


11. Mengurangi Resiko Parkinson. lipoprotein/LDL).
Penyakit ini ditandai oleh gangguan neurologis atau sistem Isoflavon dan niacin yang terkandung pada tempe telah
saraf pusat yang tidak normal, sehingga tingkat dopamine terbukti sangat efektif menurukan kolesterol jahat
menurun. Niacin pada tempe mampu untuk memperbaiki sel- secara alami bagi mereka yang berada pada peningkatan
sel saraf yang terganggu sehingga dapat mengurangi resiko risiko serangan jantung dan stroke karena memiliki
penyakit parkinson (Azizah, 2020). kadar kolesterol LDL dan trigliserida yang tinggi serta
kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah (Astawan, 2013;
Azizah, 2020).
Peran Fungsional Tempe
14. Menurunkan Berat Badan. 15. Meningkatkan Kinerja Otak.
Bagi mereka yang mempunyai program Menurut Azizah (2020), mineral mangan
diet untuk menurunkan berat badan, dan tembaga yang terkandung pada
tempe merupakan makanan yang tepat tempe berpengaruh baik terhadap
karena mengandung probiotik untuk kinerja otak.
melancarkan pencernaan dan berbagai
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
(Azizah, 2020).
16. Mengatasi Efek Flatulensi (Perut Kembung).
Perut kembung yang dialami oleh seseorang yang
mengonsumsi kedelai dapat diatasi dengan
17. Memenuhi Kebutuhan Vitamin B12. mengonsumsi tempe, karena senyawa karbohidrat
Vitamin B12 yang terkandung pada raffinosa dan stakhiosa yang terkandung pada
tempe sangat dibutuhkan oleh tubuh kedelai yang tidak tercerna dalam sistem
manusia terutama para vegan dan percernaan manusia mengalami hidrolisis oleh
vegetarian untuk pembentukan sel-sel enzim amilase selama fermentasi,sehingga efek
darah merah (Astawan, 2013). flatulensinya dapat dihilangkan (Astawan, 2013).
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai