A. Kajian Teori
Rumah sakit yang ada di Indonesia menyediakan berbagai macam fasilitas
bagi pasiennya. Salah satu fasilitas yang tersedia adalah fasilitas rawat inap. Kualitas
dari fasilitas rawat inap ditunjang oleh fasilitas lainnya yang ada di rumah sakit, salah
satunya adalah fasilitas dapur untuk menyediakan makanan bagi pasien. Fasilitas
dapur punya peran yang penting dalam menunjang proses penyembuhan pasien
(Nurmianto et al., 2011).
Dapur adalah tempat untuk memproduksi/ mengolah makanan dan minuman
yang berkualitas dari bahan yang belum jadi, dipersiapkan sesuai dengan metode
yang ditetapkan untuk dapat disajikan, dimana dapur dilengkapi dengan peralatan
yang mendukung proses pengolahan makanan dan minuman. Dapur sebagai pusat
penyelenggaraan makanan institusi mempunyai fungsi :
1. Tempat mengolah bahan makanan (mentah/segar) mulai dari dipersiapkan
sampai dengan dihidangkan.
2. Tempat menyiapkan bahan setengah jadi (frozen/precooked), ditata dan
dihidangkan.
3. Tempat menyimpan makanan sesuai jumlah porsi dan sesuai jam makan.
4. Memenuhi sistem untuk pelayanan makanan panas/dingin, dimana sub-sub
sistemnya adalah produksi, distribusi dan logistik.
Agar terjadi alur kerja dan alur produksi yang searah dan tidak bertabrakan,
dibutuhkan layout dapur yang baik dan efektif. Syarat alur kerja yang baik adalah
sebagai berikut:
1. Pekerja sedapat mungkin dilakukan menurut salah satu arah/continous (hindari
arus bolak balik atau simpang siur) menggunakan sedikit waktu dan energi.
2. Bahan makanan tidak terlalu lama menunggu sebelum proses.
3. Penggunaan ruangan dan alat semaksimal mungkin.
Persyaratan layout rumah sakit adalah sebagai berikut ((Kemenkes RI,
2012)):
1. Mudah dicapai, dekat dengan Instalasi Rawat Inap sehingga waktu
pendistribusian makanan bisa merata untuk semua pasien
2. Letak dapur diatur sedemikian rupa sehingga kegaduhan (suara) dari dapur tidak
mengganggu ruangan disekitarnya
3. Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan kamar jenazah
4. Lantai harus dari bahan yang tidak berpori dan tidak licin
5. Mempunyai area masuk bahan makanan mentah yang tidak bersilangan dengan
alur makanan jadi
6. Harus mempunyai pasokan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan
baku mutu air minum
7. Pada area pengolahan makanan harus mempunyai langit-langit yang tinggi
dilengkapi ventilasi untuk pembuangan udara panas selama proses pengolahan.
8. Pada dapur bangunan bertingkat harus disediakan fan pembuangan (exhaust
fan) dengan kapasitas ekstraksi minimal 60 Liter/detik yang hanya boleh
dioperasikan pada waktu memasak
9. Harus dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran.
Gambar. Alur Dapur Rumah Sakit yang Disarankan
Selain itu, kebutuhan ruang, luasan ruang serta kebutuhan instalasi dapur
utama dan gizi klinik adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2012):
No Nama Ruangan Besar Kebutuhan Fasilitas
Ruang/
Luas
Rak bahan-bahan makanan, timbangan
Ruang penerimaan kap. 20-300 kg, kereta angkut, pembuka
2
1. dan penimbangan 16 m botol, penusuk beras, pisau, kontainer, troli,
bahan makanan alat penguji kualitas telur, lemari arsip,
APAR
Freezer, lemari pendingin, container bahan
Ruang penyimpanan
2. 6 m2 makanan, timbangan kapasitas 20-100 kg,
bahan makanan basah
kereta angkut, pengusir tikus elektrik
Lemari beras, rak/palet/lemari penyimpanan
Ruang penyimpanan bahan makanan, timbangan kapasitas 20-
3. 9 m2
bahan makanan kering 100 kg, kereta angkut, pengusir tikus
elektrik
Meja kerja/persiapan, bangku kerja, meja
daging, mesin sayuran, bak cuci persegi,
bak cuci dua bergandengan, pisau, mesin
Ruang/ Area pemarut kelapa berdinamo, saringan
4. 18 m2
Persiapan kelapa, mesin pemotong dan penggiling
daging kapasitas 20 kg, blender, bak cuci,
cobek/ulekan, mixer, timbangan meja,
talenan
Kompor gas elpiji, kompor minyak tanah
bertekanan, kompor minyak tanah sumbu,
kompor listrik, kompor uap (Steam Cooker),
panci besar, penggorengan, rice cooker,
rak-rak makanan, rice cooker kapasitas 30
kg, oven, mixer, blender, pisau, dapur,
Ruang pengolahan/
sendok, sayur, sodet, pembuka
memasak dan
5. 18 m2
botol/kaleng, serikan, talenan, saringan teh,
penghangatan
wajan datar 2 ukuran (diameter 16 cm dan
makanan
18 cm), timbangan kapasitas 2 kg, mesin
penggiling tangan, serbet, cempal, cetakan
nasi, lemari es, meja pemanas,
pemanggang sate, toaster, meja kerja,
bangku, bak cuci, kereta dorong, kereta
warmer
Meja pembagi, bangku, sendok, sendok
garpu, penjepit makanan, sarung tangan
plastik sekali pakai, garpu, piring makan,
gelas minum, mangkuk sayur, piring kue
cekung, cangkir tertutup, tutup dan tatanan
Ruang pembagian/
6. 9 m2 gelas, nampan, tempat telur (sebaiknya
penyajian makanan
terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan/plastik, stainless steel,
keramik), troli untuk makanan 3 susun,
rakrak piring kapasitas 3 susun, kertas
label, alat tulis
Peralatan besar : Lemari pendingin, panci
aluminium, tungku uap, meja pemanas, rak-
rak penyimpanan botol 3 susun, bak
pencuci Peralatan kecil : thermos, blender,
Dapur susu/ Laktasi gelas ukur, sendok makan, sendok teh,
7. 4 m2
bayi panci kecil bertangkai diameter 15 cm,
piring dan gelas, mangkok, waskom plastik,
kocokan susu, serbet, cempal, sikat botol,
timbangan susu kapasitas 2 kg, sterilisator,
mixer, blender
Pencucian secara mekanik memerlukan :
mesin cuci kapasitas 100 piring, rak
pengering alat kebersihan Pencucian
manual memerlukan : ember plastik
kapasitas 30 liter, baskom plastik kapasitas
30 liter, perlengkapan kebersihan (sapu,
8. Ruang cuci 9 m2
sikat, lap, alat/kain untuk pel, vacuum
cleaner Tambahan untuk ruang pencucian :
alat pengukur desinfektan pencucian,
sabun cuci, karbol, pencuci dinding
keramik, tempat sampah tertutup (basah
dan kering), serok air
Ruang penyimpanan Sabun cuci colek, sikat, alat/kain untuk
9. 6 m2
troli gizi mengelap, serok air
2
10. Ruang penyimpanan 9m Lemari perkakas dapur khusus, rak
peralatan dapur perkakas dapur, meja, kursi
Ruang ganti alat Sarung tangan, sepatu dapur / sepatu boot,
11. pelindung diri dan 6 m2 baju khusus, loker, tutup rambut, masker
loker (tutup hidung dan mulut), celemek/apron
3m –5m/
2 2
Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
12. Ruang administrasi petugas intercom/telepon, safety box
(min. 6)
Ruang kepala instalasi Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
13. 6 m2
gizi intercom/telepon, safety box
Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
14. Ruang pertemuan gizi 9 m2
intercom/telepon, safety box
15. Janitor 3 m2 Rak/lemari, perlengkapan kebersihan
Ruang pengaturan/ 3 m2 (sesuai Keran pengatur uap, Manometer uap,
16.
manifold uap kebutuhan) Header Uap
3 m (sesuai Panel daya penerangan, panel daya stop
2
21. Ruang PKL 32 Ruang skill test 720 585 42,12 Sesuai
Ruang ganti wanita
Ruang petugas jaga Belum
22. 12 biasanya untuk 335 176 5,90
dapur tiduran
sesuai
Bakri, B., Intiyati, A., & Widartika. (2018). Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Kemenkes RI. (2012). Pedoman- Pedoman Teknis di Bidang Bangunan dan Sarana Rumah
Sakit.
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B, (2012).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit, (2016).
file:///Users/andreataquez/Downloads/guia-plan-de-mejora-institucional.pdf%0Ahttp://
salud.tabasco.gob.mx/content/revista%0Ahttp://www.revistaalad.com/pdfs/
Guias_ALAD_11_Nov_2013.pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.15446/
revfacmed.v66n3.60060.%0Ahttp://www.cenetec.
Permenkes RI No 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, (2019).
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Teknis Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit
Tipe B. 1–124.
Nurmianto, E., Wessiani, N. A., Aprilia, B., Lukitawati, L., & Siswanto, B. (2011).
Peningkatan Kenyamanan Staf Rumah Sakit melalui Studi Desain Tata Letak Dapur
yang Ergonomis. Jurnal Teknik Dan Manajemen Industri, 6(2), 87–96.
Wani, Y. A., Tanuwijaya, L. K., & Arfiani, E. P. (2019). Manajemen Operasional
Penyelenggaraan Makanan Massal (III).
E. Lampiran
Lantai 1:
Lantai 2:
Denah + Alur