STANDART FASILITAS
A. Denah Ruangan
Terlampir
B. Standart Fasilitas
Agar kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit berjalan dengan optimal, maka perlu
didukung sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai baik untuk rawat jalan
maupun rawat inap maupun di Unit Gizi.
Fasilitas ruangan dan peralatan yang tersedia di unit gizi Rumah Sakit Umum Aek
Kanopan adalah sebagai berikut :
Timbangan bahan
Pemeriksa kualitas telur.
4. Ruang / tempat produksi yang meliputi tempat pemasakan, pembagian dan penyajian
Ruang pemasakan dibedakan antara pasien dan karyawan
Tersedia meja kerja stenlis di ruang pemasakan, pembagian dan penyajian
makanan
Ruang pengolahan snack terpisah dari ruang pengolahan
Pembagian / penyajian makanan pasien dilakukan oleh petugas gizi sesuai
dengan permintaan masing-masing ruang dan diet yang sudah ditentukan.
Petugas gizi mengirim makan menggunakan troli makan tertutup
Petugas gizi menyajikan makanan kepada pasien sesuai dengan rruangan
pasien, nama pasien serta menyerahkan etiket makan pasien.
Pembagian / penyajian makanan karyawan dilakukan di unit gizi dan dilayani
oleh penanggung jawab makanan karyawan.
10. Toilet
Tersedia shower
Sabun
Gayung
Penampung air
Penyuluhan dan konsultasi gizi rawat jalan dilakukan oleh ahli gizi di
klinik konsultasi gizi
Penyuluhan dan konsultasi gizi rawat inap dilakukan oleh ahli gizi di
ruang rawat inap.
Penyuluhan keluarga pasien dan kelompok masyarakat dilakukan di
ruang pertemuan
Tersedia leaflet, lembar balik dan food model sebagai sarana
pendukung penyuluhan dan konsultasi gizi.
Dimasukkan kedalam plastik putih untuk dilakukan penyimpanan dilemari es agar menjaga
kualitas bahan makanan. Kaur gizi melakukan pelaporan kepada bagian pemeliharaan sarana
untuk melakukan pengecekan keakuratan suhu atau temperatur pada lemari es.
Karyawan di unit gizi membersihkan lemari es setiap 3 hari sekali yang disesuaikan
dengan jadwal dinas. Untuk menghindari pengerasan es. Penyimpanan bahan makanan basah
menggunakan sistem penyimpanan Just in time sehingga bahan makanan langsung digunakan
untuk proses selanjutnya.
Penyimpanan bahan makanan basah menggunakan sistem FIFO jika terdapat stok akibat
terjadi penurunan jumlah pasien tiap harinya, maka untuk pengolahan selanjutnya stok yang
lama digunakan terlebih dahulu.
Penanggung jawab logistik gizi melakukan pengecekan suhu refrigerator, chiller, dan
freezer dengan mengisi pada from ceklist suhu dalam waktu intensitas 1x24 jam. Suhu
penyimpanan untuk refrigerator di anjurkan yaitu 00C, sedangkan untuk freezer yaitu -200 – (-50)
C sedangkan untuk chiller -20 sampai -120C.
Suatu Kegiatan untuk menjaga kualitas bahan makanan kering maupun bahan makanan
basah untuk menghasilkan makanan yang baik untuk dikonsumsi. Prinsip dalam pemeliharaan
dan perawatan adalah adanya pengawasan ruangan penyimpanan baik bahan makanan kering dan
bahan makanan basah misalnya suhu pada lemari es untuk bahan makanan basah terpantau.
Penanggung jawab logistik menjaga kebersihan ruangan penyimpanan untuk menghidari bahaya
binatang (kecoa,tikus, dll) agar bahan makanan dapat terjaga dengan baik.
Suatu kegiatan yang mengawasi persediaan bahan makanan baik kering maupun
basah sehingga tidak terjadi penumpukan bahan makanan yang terlalu banyak, dan
mengevaluasi bahan makanan yang digunakan selama kebutuhan di unit gizi dan
permintaan bagian yang terkait. Penanggung jawab logisitk melakukan evaluasi
pengeluaran bahan makanan dan kebutuhan selama prosses produksi untuk perencanaan
selanjutnya.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Tata Laksana pelayanan gizi di unit gizi terdiri dari 4 cakupan pelayanan dengan
mekanisme kerja sebagai berikut :
A. Tata Laksana Produksi dan Distribusi Makanan.
6. Mengelola Produksi dan Distribusi Makanan Bagi Pasien Rawat Inap, dan
Karyawan sesuai dengan kebutuhan.
Produksi Makanan
Distrubusi Makanan
Pendistrubusian makanan pasien dilakukan oleh petugas gizi sesuai dengan
waktu yang ditentukan
Distribusi makanan karyawan dilakukan oleh penanggungjawab logistik di
unit gizi
Jadwal pemberian makanan kepada pasien
- Makan pagi : 07.00
- Snack pasien VVIP/VIP/Kelas 1 : 10.00
- Makan siang : 12.00
- Snack pasien VVIP/VIP/Kelas 1 : 15.00
- Makan malam : 17.00
Jadwal Pemberian makanan pasien diabetes melitus
- Makan pagi : 07.00
- Snack pagi : 10.00
- Makan siang : 13.00
- Snack sore : 16.00
- Makan malam : 19.00
- Snack malam : 22.00
1. Menyusun Rancangan Diet Rawat Inap Sesuai dengan Keadaan Pasien dan
Penyakitnya.
• Pasien anak (0-14 tahun) yang baru datang langsung dilakukan pengkajian awal untuk
menetapkan pasien yang berisiko terhadap nutrisi/ malnutrisi dengan metode WHO-NCHS 2005
dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam. Ahli gizi melakukan penetapan risiko nutritional pasien
anak (0-14 tahun) yang teridentifikasi resiko nutritional/malnutrisi dengan mempertimbangkan
beberapa hal yakni :
Ahli gizi melakukan monitoring dan evaluasi pasien beresiko terhadap nutrisi
dengan cara melakukan kunjungan setiap hari ke pasien
Ahli gizi mengobsevasi pola makan pasien selama pasien dirawat di rumah sakit.
Ahli gizi memberikan edukasi serta motivasi untuk tetap mematuhi dan
mengkonsumsi makanan yang telah disajikan di rumah sakit
Bila ada pergantian diet maka dilakukan koordinasi dengan perawat dan DPJP
Merencanakan dan melakukan penyuluhan atau konsultasi diet dan rujukan diet secara
individual bagi pasien rawat inap dan rawat jalan dan melakukan penyuluhan kelompok yang
pada saat ini dibatasi untuk keluarga pasien.
Ahli Gizi memberikan penyuluhan di ruang rawat inap sesuai dengan materi
dan jadwal yang sudah ditentukan
Ahli Gizi memberikan penyuluhan diet khusus satu kali sebelum pasien
pulang dengan memberikan leaflet
Diet-diet yang diberikan kepada pasien berupa diet DM, diet rendah protein,
diet jantung, diet batu ginjal, diet rendah lemak, diet untuk ibu hamil dan
menyusui dan diet khusus lainnya.
Setelah memberikan penyuluhan kepada pasiet dan keluarga pasien ahli gizi
melaporkan dan meminta sign perawat instalasi rawat inap.
Penyuluhan gizi rawat inap dapat dilakukan bersama tim edukasi Rumah Sakit
Umum Aek Kanopan (dokter dan perawat)
Pasien rawat jalan baik dari konsultan dokter umum maupun dokter spesialis,
melakukan pendaftaran di TPP RJ ke poli gizi, kemudian pasien diarahkan ke
poli gizi rawat jalan.
Ahli gizi memberikan konsultasi gizi dengan memperlihatkan diagnosa
pasien, kondisi fisik, klinis
Ahli gizi mencatat data-data pasien pada buku konsultasi gizi rawat jalan
Ahli gizi memberikan keterangan tentang cara-cara diet yang sesuai dengan
penyakit pasien dengan memberikan leaflet kepada pasien dan keluarga pasien
Ahli gizi memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya tentang diet
yang diperlukan
3. Penyuluhan Kelompok
Ahli gizi memberikan penyuluhan diruang instalasi sesuai dengan materi dan
jadwal yang sudah ditentukan.
Ahli gizi memberikan informasi dengan mengenai diet-diet yang diberikan
kepada pasien, misal diet untuk ibu hamil dan ibu menyusui serta pemberian
nutrisi yang tepat untuk bayi.
Ahli gizi memberikan laporan hasil penyuluhan kepada perawat yang bertugas
di instalasi
A. Pengertian
B. Tujuan
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat
dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional tersebut diatas dapat tercapai,
maksudnya dengan biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilangnya atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak,
sehingga dapat mempengaruhi sistem akuntansi atau pembukuan
1. Sirkulasi pengeluaran barang atau bahan makanan berdasarkan sistem FIFO dan
FEFO.
2. Fasilitas penyimpanan terstandart (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan makanan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu.
4. Menjaga kualitas bahan makanan tetap terjaga.
5. Adanya sistem pencatatan dan pelaporan.
1. Jumlah
Bahan makanan yang diterima harus sama dengan jumlah bahan makanan yag tertulis
dalam surat pemesanan bahan makanan RS Aek Kanopan
2. Mutu
Bahan makanan yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi bahan makanan di RS Aek
Kanopan
3. Harga
Bahan makanan yang tercantum pada surat pemesanan harus sama dengan harga bahan
makanan yang tercantum pada penawaran bahan makanan sebelumnya. Apabila terjadi
ketidaksesuaian baik dari segi jumlah, mutu ataupun harga makan pihak Rumah Sakit
Aek Kanopan berhak untuk mengembalikan bahan makanan tersebut untuk ditukar oleh
supplier sesuai dengan standart Rumah Sakit Aek Kanopan. Setiap ketidaksesuaian pada
saat penerimaan bahan makanan, maka penanggung jawab logistik mencatat pada buku
komplain terhadap leveransir atau rekanan sebagai evaluasi supplier setiap sebulan sekali.
Cara penerimaan bahan makanan di RSU Aek Kanopan secara konvensional masih
memperhatikan secara kualitas dan kuantitas bahan.
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sedangkan Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat,
kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sisem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, terciptanya akuntabilitas rumah
sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan dirumah
sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
Dalam melaksanakan keselamatan pasien standart keselamatan pasien harus diterapkan. Standart
tersebut sebagai berikut :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasisen
5. Peran kempemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan
pasien
KESELAMATAN KERJA
Undang-undang No 36 Tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya kesehatan
ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang
termasuk kategori disebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan
kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan
melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan didalam dan di luar rumah sakit.
Dalam Undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa "setiap warga
Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Dalam hal ini
dimaksudkan pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi yang memungkinkan pekerja
berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
sehingga dapat hidup layak sesua dengan martabat manusia.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau (K3) merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Unit Gizi dan perlindungan terhapad Rumah Sakit.
Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja akan
meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang kesehatan
dan keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila :
Petugas kesehatan yang merawat pasien menulae harus mendapatkan pelatihan mengenai
cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
yang sesuai dengan protokol jika terpajan.
Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum
mengenai penyakit tersebut.
Petugas kesehatan yang kontrak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus
menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik dan
menjaga kebersihan tangan.
Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan, petugas
harus menggunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan standart dan kewaspadaan
isolasi (berdasarkan penularan secara kontak, droplet, atau udara) sesuai dengan
penyebaran penyakit.
Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejalan penyakit menular
yang sedang dihadapi.
Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk memastikan
agen penyebab, dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung
dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di Unit Perawatan Intensif (UPI), ruang
anak dan ruang bayi.
Semua petugas di Unit Gizi memakai apron, penutup kepala dan pelindung kaki
(sandal/sepatu boot) sebelum masuk dapur. Selain petugas gizi yang masuk ke dapur
harus menggunakan APD lengkap. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi yang
dapat mencemari makanan, sehingga makanan aman untuk di konsumsi. Petugas
pengolahan makanan harus menggunakan masker atau tidak diperkenankan untuk tidak
berbicara dengan petugas pengolahan lainnya.
a. Pengendalian teknis
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya
kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan
c. Pekerja yang ditugaskan hendaknga sesuai dengan kemampuan kerja karyawana
d. Volume kerja yang dibebankan harus sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi pemeliharaan
sarana sesuai jadwal
f. Adanya pendidikan mengenai Kesehatan dan Keselamatan kerja bagi karyawan
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.
1. Menggunakan alat pembuka peti atau bungkus bahan makanan menurut cara yang
tepat.
2. Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan alat
pengangkut barang yang tersedia untuk barang.
3. Pergunakan kontak atau tutup panic yang sesuai dan hindari tumpahan bahan.
4. Tidak diperkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan.
5. Lampu harus dimatikan jika tidak dipergunakan.
6. Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
7. Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar, yang dapat membahayakan bahan dan
kualitas barang.
8. Membersihkan bahan yang tumpah, atau keadaan yang licin di ruang penerimaan dan
penyimpanan.
c. Ruang Distribusi
1. Baju kerja, celemek, apron, dan penutup kepala terbuat dari bahan yang tidak
panas, tidak licin, dan enak dipakai sehingga tidak mengganggu gerak pegawai
sewaktu bekerja.
2. Menggunakan sandal atau sepatu yang tidak licin bila berada diluar dapur
3. Menggunakan cempal atau serbet sesuai dengan tempatnya dan jenisnya.
4. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan cukup,
sabun dan lain-lain sebagainya.
5. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik dan diletakkan ditempat
yang mudah terjangkau.
6. Tersedia alat-alat atau obat P3K
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. buku catatan makanan pasien berisi nama pasien dan diet dibuat setiap hari untuk
rekapitulasi order diet
2. formulir catatan makanan sisa yang tidak dihabiskan
3. formulir permintaan makanan untuk pasien baru
4. formulir pembatalan makanan untuk pasien pulang
5. formulir perubahan diet.
6. formulir permintaan makan pagi, siang dan sore.
7. laporan harian tentang kegiatan penyuluhan
8. catatan asuhan gizi rawat inap
9. laporan kegiatan asuhan gizi rawat inap
f. Pencatatan dan pelaporan penyuluhan dan konsultasi gizi di ruang rawat jalan
2. formulir anamnesis
PENUTUP
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan bagian yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan yang lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi suatu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan
dirumah sakit.
Dengan selesainya Buku Pedoman Pelayanan Unit Gizi RSU Aekkanopan, diharapkan
dapat membawa perubahan peningkatan mutu pelayanan gizi. Besar harapan kami semoga buku
pedoman pelayanan gizi dapat menjadi pegangan pihak manajemen, karyawan unit gizi
khususnya serta Rekan-rekan sejawat RSU Aekkanopan dalam menjalankan profesinya.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan buku pedoman pelayanan gizi. Semoga
semua ide dan karya yang kita tuangkan mendapatkan Ridho dari Allah SWT.
5. Harganya sesuai dengan harga yang disepakati baik dari pihak rumah sakit dan supplier
Adapun prosedur penyimpanan bahan makanan Unit Gizi RSU Aek kanopan :
Penanggung jawab logistik menata bahan makanan kering sesuai dengan spesifikasinya
dan mencatat pada kartu stok baik setiap bahan makanan datang maupun bahan makanan yang
keluar sesuai dengan kebutuhan selama pengolahan di unit gizi, selain itu sesuai dengan
permintaan dari bagian yang terkait. Penyimpanan bahan makanan di unit gizi RSU Aek kanopan
menggunakan sistem FIFO dan FEFO, sehingga stok bahan makanan yang lama dan masa
kedaluarsanya singkat segera dapat digunakan terlebih dahulu. Ruang penyimpanan bahan
makanan kering terdapat ventilasi sebagai sirkulasi udara agar ruangan tidak terlalu lembab dan
pengap, ruang penyimpanan juga dilengkapi dengan timbangan untuk membantu jalannya
permintaan bahan makanan tersebut. Penyimpanan bahan makanan kering juga harus disesuaikan
suhunya dengan suhu ruang yaitu antara 23°C - 27°C.
Bila bahan makan basah atau lunak bisa disimpan kedalam frezer atau almari pendingin dengan
suhu penyimpanan menurut jenis makanannya yang tercantum dalam tabel :
• Lemari pendingin 2 instalasi untuk penyimpan buah, bumbu, yakult dan bahan
makanan setengah jadi
• Freezer 3 instalasi untuk penyimpanan bahan mentah (daging, ayam dan ikan).
• Chiler 1 instalasi untuk penyimpanan sayuran
3. Fasilitas distribusi
• Short / celemek
• Masker
• Sarung tangan
• Sepatu
• Cempal
6. Tersedia sumber listrik yang baik dan aman, voltage yang stabil dan dapat dimonitor
• Tersedia penerangan (lampu) di setiap bagian dalam dan luar gedung unit gizi
• Tersedia sarana exhause fan, ventilasi fan, kipas angin baling-baling yang cukup
untuk membantu sirkulasi dan ventilasi ruangan
Kepala Unit Gizi membawahi penanggung jawab logistik, penanggung jawab produksi
dan distribusi, serta penyuluhan dan konsultasi gizi. Sedangkan penanggung jawab produksi dan
distribusi dibedakan menjadi penanggung jawab produksi dan distribusi makanan pasien dan
penanggung jawab makanan karyawan. Penanggung jawab logistik bertanggung jawab terhadap
penerimaan bahan makanan basah dan kering. Penanggung jawab penyuluhan dan konsultasi gizi
bertanggung jawab memberikan konsultasi pasien rawat jalan dan rawat inap. Di unit gizi terdiri
dari orang sesuai dengan struktur organisasi. Dalam hal ini kebutuhan masih kurang 5 orang di
penanggung jawab produksi dan distribusi makan karyawan, serta masih kurang 3 orang di
penanggung jawab penyuluhan dan konsultasi gizi.
C. Pengaturan jaga
Unit Gizi Rumah Sakit Umum Aekkanopan memberikan pelayanan selama 14,5 jam
dalam 7 hari. Sistem dinas diatur sedemikian rupa sehingga masing-
masing karyawan mempunyai waktu libur, waktu libur yang ada yaitu sejumlah hari
minggu yang ada, serta hari besar.
Pembagian petugas diatur melalui 3 tahap yaitu shift pagi, siang, dan malam. Petugas
shift pagi sebanyak 1 orang, shift siang sebanyak 7 orang.
Bagian logistik
Tersedia inventaris peralatan yang digunakan di unit gizi yang dikelompokkan sesuai
dengan ruang/ tempat peralatan tersebut tersedia (inventaris peralatan terlampir).