Sub Instalasi APPM (administrasi, perbekalan dan pengawasan mutu makanan) adalah salah satu sub instalasi yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi, pencatatan hari makan dan kekuatan makan pasien, surat menyurat, inventaris, pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pengembangan SDM, kesehatan kerja, pemeriksaan kimia/mikrobiologis bahan makanan. Dalam melakukan tugas sub instalasi APPM dibagi menjadi dua yaitu : Urusan Administrasi Inventaris, Pengawasan Mutu Makanan, dan Urusan Perbekalan bahan makanan. 1. Pencatatan Data Pasien dan pegawai (Hari makan dan kekuatan makan) Untuk data pasien didapat dari DPMP (Daftar permintaan nakanan pasien) yang dikirim oleh ruang rawat inap setiap hari dimana jumlah pasien dicatat setiap harinya baik yang bayi/balita, anak, dan dewasa berdasarkan kelas perawatan. 2. Menyusun anggaran belanja bahan makanan/target biaya makan pasien rawat inap dan pegawai instalasi Gizi. 3. Pengadaan bahan makanan/tender 4. Pemesanan bahan makanan Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan jumlah pasien/pegawai yang dilayani dengan memperhitungkan stock bahan makanan yang ada. Pemesanan bahan makanan basah dilakukan setiap hari dan untuk bahan makanan kering dilakukan 10 hari sekali. 5. Penerimaan bahan makanan Penerimaan bahan makanan yang kami lakukan selama praktek di APPM yaitu membantu menerima barang basah yang setiap hari dilakukan. Dalam penerimaan bahan makanan ini kami melakukan pengawasan bahan makanan dengan cara memilih bahan makanan yang sesuai dengan spesifikasi rumah sakit. Dan jika tidak sesui dengan spesifikasi maka bahan makanan tersebut dikembalikan kepada rekanan (Lampiran) 6. Penyimpanan bahan makanan Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya. Tujuan agar tersedia bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan, sesuai dengan jenis bahan makanan yang diterima. a. Gudang bahan makanan kering Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan kering seperti beras, gula, tepung-tepungan, kacang-kacangan, kecap, dll. Syarat utama gudang bahan makanan kering adalah ruangan khusus kering, tidak lembab, pencahayaan cukup, ventilasi dan sirkulasi udara baik serta bebas dari serangga dan binatang pengerat. Suhu ruangan 22oC – 25C. dalam penataan gudang bahan makanan kering, setiap makanan mempunyai kartu stelling untuk mengetahui barang yang keluar dan sisa barang. Selain itu barang-barang yang akan keluarkan menggunakan sistem FIFO dan dimasukkan kedalam buku pemakaian bahan makanan basah dan kering sesuai dengan kelas perawatan. Bahan makanan yang perputarannya cepat diletakkan dekat dengan tempat penyaluran dan sebaliknya. b. Gudang bahan makanan segar Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan yang masih segar seperti daging, ikan, unggas, sayuran dan buah. Bahan makanan tersebut umumnya merupakan bahan makanan yang mudah rusak, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk memperlambat kerusakan terutama yang disebabkan oleh mikroba. Secara umum, setiap jenis bahan makanan segar memiliki suhu penyimpanan tertentu yang optimal untuk menjaga kualitas. Pengelompokkan bahan makanan segar sesuai dengan suhu penyimpanan adalah penyimpanan beku dengan suhu -10oC s/d -5oC untuk menyimpan daging. Suhu ruangan gudang bahan makanan segar diperiksa 3x sehari yaitu subuh, siang, sore, sehingga keamanan makanan didalamnya dapat terkontrol. Untuk penyimpanan sayur dan buah 5oC-10oC c. Pencatatan dalam kartu stelling Bahan makanan yang dimasukkan ke gudang selalu dicatat dalam kartu stelling, berfungsi sebagai control terhadap setiap bahan makanan yang masuk dan keluar, agar tidak terjadi penumpukkan bahan makanan atau kekosongan stock bahan makanan didalam gudang penyimpanan.