Anda di halaman 1dari 13

1.

Kegiatan Mahasiswa Di Sub Instalasi APPM


Sub Instalasi APPM (administrasi, perbekalan dan pengawasan mutu makanan) adalah
salah satu sub instalasi yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi,
pencatatan hari makan dan kekuatan makan pasien, surat menyurat, inventaris, pemesanan,
penerimaan, penyimpanan, pengembangan SDM, kesehatan kerja, pemeriksaan
kimia/mikrobiologis bahan makanan. Dalam melakukan tugas sub instalasi APPM dibagi
menjadi dua yaitu : Urusan Administrasi Inventaris, Pengawasan Mutu Makanan, dan Urusan
Perbekalan bahan makanan
a. Sistem pemesanan bahan makanan
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan
berdasarkan pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen/pasien yang dilayani, sesuai
periode pemesanan yang ditetapkan (PGRS, 2013).
Tujuan dari pemesanan bahan makanan yaitu tersedianya daftar pesanan bahan makanan
sesuai menu, waktu pemesanan, standar porsi bahan makanan dan spesifikasi yang ditetapkan
(PGRS, 2013).
Sistem pemesanan bahan makanan di RSUP Sanglah Denpasar adalah penyusunan
permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan jumlah
pasien/pegawai yang dilayani dengan memperhitungkan stock bahan makanan yang ada.
Pemesanan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar dilakukan melalui
perekapan kebutuhan bahan makanan yang dilakukan oleh ahli gizi ruangan kemudian
diserahkan pada bagian penerimaan, setelah itu bagian penerimaan merekap semua pesanan
dari formulir rekapan. Penerimaan bahan makanan basah dilakukan pukul 07.00 – 10.00
WITA, sedangkan penerimaan untuk bahan makanan kering dilakukan pukul 11.00 – 12.00
WITA. Pada saat bahan makanan datang, dilakukan pengecekan sesuai dengan spesifikasi.
Selesainya pengecekan petugas penerimaan membuat bon pemesanan bahan makanan yang
dibuat rangkap 2, yaitu untuk rekanan dan petugas penerimaan. Bon pemesanan diambil oleh
rekanan untuk hari berikutnya sekitar jam13.00 WITA, kemudian jika ada bahan makanan
yang kurang jumlahnya atau tidak sesuai spesifikasi, maka rekanan harus mengantar
kekurangan dan kesesuaian bahan makanan sebelum pukul 11.00 WITA. Apabila bahan
makanan tidak dapat terpenuhi hingga batas waktu yang ditentukan, maka harus dibuat bon
penambahan. Seluruh rekapan kemudian disalin kedalam buku besar dan akan direkap setiap
bulannya.
Proses pemesanan bahan makanan diawali dengan pembuatan bon pesanan bahan
makanan berdasarkan permintaan bahan makanan baik untuk pasien maupun pegawai dari
Sub Instalasi Administrasi Pengolahan dan Penyaluran bahan makanan (APPM). Berikut ini
adalah proses kegiatan pemesanan bahan makanan yang dilakukan oleh Kepala Unit Kerja
Pemesanan.
a) Membuat bon pesanan sementara bahan makanan basah maupun kering kepada
rekanan bahan makanan. Rekanan bahan makanan dipilih oleh bagian pengadaan
makanan melalui sistem pelelangan. Rekanan yang terpilih melakukan perjanjian
kontrak dengan pihak RSUP Sanglah biasanya dalam kurun waktu 6 bulan atau yang
ditentukan sesuai dengan perjanjian.
b) Daftar bahan makanan (amprahan) yang akan dipesan dari pihak pengolahan,
diserahkan sebelumnya ke unit kerja penerimaan selanjutnya kepada pihak
penyimpanan untuk mengetahui stok yang ada di tempat penyimpanan, kemudian
disalin kedalam buku penerimaan bahan makanan kering/basah an kedalam bon
pemesanan sementara
c) Proses pemesanan bahan makanan basah dilakukan setiap hari, sehari sebelum bahan
makanan tersebut digunakan. Hal ini disebabkan karena bahan makanan basah mudah
rusak dan tidak tahan lama, sehingga untuk menjga kualitas, bahan makanan basah
digunakn dalam keadaan fresh. Sedangkan, pemesanan bahan makanankering
dilakukan setiap 10 hari sekali dan bon pemesanan masuk maksimal pukul 13.00
Berikut ini alur proses pemesanan di RSUP Sanglah Bali

Membuat Amprahan

Menyerahkan kebagian penyimpanan/penerimaan

Mengecek stok

Membuat bon pesanan

Mencatat di buku besar penerimaan

b. Sistem Pembelian Bahan Makanan


Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan penyediaan macam, jumlah,
spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen/pasien sesuai
ketentuan/kebijakan yang berlaku. Pembelian bahan makanan merupakan prosedur penting
untuk memperoleh bahan makanan, biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang
tepat, waktu yang tepat, dan harga yang benar.
Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain :
a) Pembelian langsung ke pasar (The Open Market of Buying)
b) Pembelian dengan musyawarah (The Negotiated of Buying)
c) Pembelian yang akan datang (Future Contract)
d) Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction)
1) Firm At the Opening of Price (FAOP), dimana pembeli memesan bahan makanan
pada saat dibutuhkan, harga disesuaikan pada saat transaksi berlangsung.
2) Subject Approval of Price (SAOP), dimana pembeli memesan bahan makanan
pada saat dibutuhkan, harga sesuai dengan yang ditetapkan terdahulu.
e) Pembelian melalui pelelangan (The Formal Competitive)
(PGRS, 2013)
Sistem pembelian di RSUP Sanglah Denpasar yaitu menggunakan sistem pembelian yang
akan datang (Future Contract). Dimana Ahli Gizi melakukan survey pasar di 5 tempat yaitu
pasar Sanglah, pasar Badung, pasar Kreneng, Tiara Dewata, dan Ramayana. Dari kelima tempat
tersebut Ahli Gizi membandingkan harga dan mendapatkan rata-rata harga dari masing-masing
bahan makanan.
Pengadaan bahan makanan di RSUP Sanglah Denpasar dimenangkan oleh CV.Manggala
Utama, dimana pihak Rumah Sakit melakukan perjanjian kontrak dengan pihak tender dari bulan
Januari-Juni 2015.

c. Sistem Penerimaan Bahan Makanan


Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti,
mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai
dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya. Bahan
makanan yang diterima sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang
ditetapkan (PGRS, 2013).
Setelah dilakukan proses pemesanan, maka bahan makanan yang sudah dipesan akan
dibawakan oleh rekanan sesuai dengan bon pesanan, persyaratan mutu dan spesifikasi bahan
makanan yang telah ditetapkan. Proses penerimaan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUP
Sanglah Denpasar jumlah bahan makanan yang diterima sesuai dengan harga dan spesifikasi
yang sudah disepakati. Sebelum proses penerimaan bahan makanan dilakukan
penyucian/pembersihan oleh petugas rekanan dan penyortiran oleh petugas penerimaan sesuai
dengan spesifikasi kemudian petugas penerimaan memberikan makanan ke petugas
penyimpanan.
Bahan makanan basah datang dan diterima pukul 07.00-10.00 Wita sedangkan bahan
makanan kering 10.00-1200 WITA dari rekanan sesuai dengan jenis dan volume pesanan. Tim
penerima kemudian melakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas bahan makanan sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Apabila terdapat makanan yang rusak serta tidak sesuai
dengan spesifikasi bahan makanan, maka bahan makanan tersebut akan langsung dikembalikan
ke rekanan untuk diminta pengganti yang sesuai dengan spesifikasi sampai pukul 12.00 WITA.
Namun, apabila bahan makanan yang telah dipesan tidak ada, maka dilakukan pembatalan
dengan menuliskan di bon pembatalan. Apabila terdapat pemesanan bahan makanan yang
jumlahnya mengalami perubahan, maka harus dicantumkan dalam bon perubahan.
Setelah bahan makanan diterima dan dicatat pada buku penerimaan, bahan makanan akan
langsung dibawa ke tempat penyimpanan baik tempat penyimpanan bahan makanan kering atau
bahan makanan basah. Sedangkan bahan makanan yang akan diolah pada hari itu, langsung
dibawa ketempat persiapan bahan makanan.

d. Sistem penyimpanan bahan makanan


Penyimpanan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk
mengendalikan mutu suatu produk makanan. Salah menempatkan bahan makanan dapat
mengakibatkan penurunan mutu produk dan nilai gizi suatu produk. Oleh karena itu, diperlukan
kegiatan penyimpanan bahan makanan yang baik dan benar.
Untuk menyimpan bahan makanan, diperlukan beberapa syarat. Salah satu syaratnya adalah
ruang penyimpanan bahan makanan. Apabila bahan yang diterima banyak sedangkan ruang yang
digunakan untuk menyimpan hanya sedikit, maka dapat menyebabkan kerusakan bahan
makanan. Alat yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan juga harus berfungsi dengan
baik. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan terhadap alat penyimpan secara berkala.
Penyimpanan bahan makanan juga harus dilengkapi dengan label yang berisis keterangan
tentang bahan makanan tersebut, contohnya tanggal bahan diterima. Bahan makanan yang sudah
sesuai dengan spesifikasi di bagi kedalam dua tempat penyimpanan, yaitu penyimpanan basah
dan kering.
a) Penyimpanan bahan makanan basah
Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan yang masih segar seperti daging, ikan,
unggas, sayuran dan buah. Bahan makanan tersebut umumnya merupakan bahan
makanan yang mudah rusak, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk memperlambat
kerusakan terutama yang disebabkan oleh mikroba. Secara umum, setiap jenis bahan
makanan segar memiliki suhu penyimpanan tertentu yang optimal untuk menjaga
kualitas. Pengelompokkan bahan makanan segar sesuai dengan suhu penyimpanan adalah
penyimpanan beku dengan suhu -10oC s/d -5oC untuk menyimpan daging. Suhu ruangan
gudang bahan makanan segar diperiksa 3x sehari yaitu subuh, siang, sore, sehingga
keamanan makanan didalamnya dapat terkontrol. Untuk penyimpanan sayur dan buah
5oC-10oC
b) Penyimpanan bahan makanan kering
Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan kering seperti beras, gula, tepung-
tepungan, kacang-kacangan, kecap, dll. Syarat utama gudang bahan makanan kering
adalah ruangan khusus kering, tidak lembab, pencahayaan cukup, ventilasi dan sirkulasi
udara baik serta bebas dari serangga dan binatang pengerat. Suhu ruangan 22 oC – 25C.
dalam penataan gudang bahan makanan kering, setiap makanan mempunyai kartu stelling
untuk mengetahui barang yang keluar dan sisa barang. Selain itu barang-barang yang
akan keluarkan menggunakan sistem FIFO dan dimasukkan kedalam buku pemakaian
bahan makanan basah dan kering sesuai dengan kelas perawatan. Bahan makanan yang
perputarannya cepat diletakkan dekat dengan tempat penyaluran dan sebaliknya.
Bahan makanan yang dimasukkan ke gudang selalu dicatat dalam kartu stelling,
berfungsi sebagai control terhadap setiap bahan makanan yang masuk dan keluar, agar
tidak terjadi penumpukkan bahan makanan atau kekosongan stock bahan makanan
didalam gudang penyimpanan.

e. Sistem distribusi bahan makanan


Setelah melalui proses penerimaan, untuk bahan makananbasah seperti sayur dan buah tidak
melalui proses penyimpanaan tetapi langsung disalurkan kepersiapan bahan makanan untuk
dilakukan proses pengolahan. Karena untuk sayur dan buah tidak melalui proses penyimpanan.
Sedangkan untuk bahan makanan kering, setelah melalui proses penerimaan langsung
dimasukkan ke gudang penyimpanan bahan makanan kering. Untuk penyaluran bahan makanan
kering, petugas di gudang harian yang menyiapkan bahan makanan yang akan digunakan
memberikan bon pemesanan yang berisi kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk siang,
sore dan pagi berikutnya. Jadi petugas penerimaan akan mempersiapkan bahan yang dibutuhkan
tersebut keesokan harinya. Dari gudang harian, bahan makanan kering yang diperlukan akan
diambil sendiri oleh petugas pengolahan.
f. Proses pencatatan dan pelaporan
Bahan basah dan kering melalui cara pencatatan dan pelaporan yang sama. Proses pemesanan
mengacu pada amprahan dan jumlah permintaan bahan makanan. Kemudian dilakukan juga
pengecekan terhadap sisa bahan dalam penyimpanan. Jika stok dalam gudang penyimpanan
masih mencukupi kebutuhan maka tidak dilakukan pemesanan lagi namun jika kurang akan
dilakukan tambahan pemesanan. Jika bahan yang dipesan tidak sesuai maka pemesananbisa
dirubah atau dibatalkan yang akan dicantumkan dalam bon perubahan atau pembatalan yang
nantinya akan dilaporkan dalam berita acara.
Saat proses penerimaan, rekanan memberikan fraktur belanja kemudian petugas akan
mencatatnya kedalam buku besar sejumlah bahan yang masuk. Sedangkan saat proses
penyimpanansetiap bahan makanan mempunyai kartu stelling yang terdiri dari kolom jumlah
bahan masuk, jumlah bahan keluar dan sisa bahan dalam gudang penyimpanan. Kartu stelling ini
nantinya akan ditotal setiap 10 hari. Prinsip yang digunakan yaitu FIFO (First In First Out),
ketika masih ada sisa bahan dalam gudang penyimpanan maka bahan tersebut yang akan
digunakan terlebih dahulu.

2. Kegiatan Mahasiswa Di Sub Instalasi APPM


Kegiatan mahasiswa PDM adalah salah satu sub instalasi yang mempunyai tugas pokok
merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
administrasi, pengolahan, penyaluran makanan, dalam melaksanakan tugasnya Sub Instalasi
PPM mempunyai 3 urusan yakni :
1. Persiapan
2. Pengolahan
3. Pendistribusian

a. Kegiatan persiapan dan pengolahan bahan makanan


Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan
makanan yang siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik dan sebagainya) sesuai
dengan menu, standar resep, standar bumbu dan jumlah pasien yang dilayani sedangkan
pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan mentah
menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman di konsumsi (PGRS,2013).
Dalam persiapan dan pengolahan bahan makanan di RSUP Sanglah yang diamati adalah
tempat persiapan dan pengolahan bahan makanan, jumlah dan jenis peralatan yang digunakan,
fungsi alat dan waktu yang diperlukan untuk persiapan dan pengolahan.
a) Persiapan
Persiapan bahan makanan terdiri dari 4 bahan makanan yaitu persiapan lauk (hewani dan
nabati), sayur, buah, dan bumbu. Jenis dan jumlah alat yang digunakan dalam persiapan bahan
makanan dapat dilihat dari table berikut :
Tabel 2.3
Jenis dan Fungsi Alat
No Nama Alat Fungsi
1. Pisau Untuk memotong ikan, sayur, buah, dan mengiris
bumbu seperti bawang, jahe, cabe, dll
2. Parang Untuk memotong daging seperti ayam, daging sapi, dll
3. Tera Untuk mengukur berat bahan yang digunakan
4. Mincer Untuk menggiling/menghaluskan daging
5. Talenan Untuk mengiris bawang atau cabe, untuk alas
memotong sayur, daging, ikan, tempe, dan lain-lain
6. Blender Untuk menghaluskan bahan

Adapun tahap persiapan bahan makanan sebagai berikut :


1) Lauk
Persiapan lauk yang datang di unit penerimaan, langsung dibawa ke ruangan persiapan. Di
ruang persiapan, lauk direndam (jika membeku), lalu dibersihkan, dicuci dan dipotong-
potong sesuai dengan standar porsi. Lauk dibedakan menjadi dua yaitu lauk hewani dan
nabati.
Tabel 2.4
Standar porsi lauk
Standar porsi
Nama
No Satuan WI VIP Pasien Pegawai Anak Asing
Makanan
(g/porsi) (g/porsi) (g/porsi) (g/porsi) (g/porsi) (g/porsi)
1. Ayam Gr 100 100 100 100 80 100
2. Daging Gr 50 35 35 35 35 50
3. Ikan Gr 50 50 50 50 50 50
4. Telur Btr 1 1 1 1 1 1
5. Sosis Btr 1 1 1 1 1 1
6. Tempe Gr 40 40 40 40 40 40
7. Tahu 100 Gr ½ ½ ½ ½ ½

2) Buah
Proses persiapan buah dilakukan dengan cara bahan makanan dipersiapkan berdasarkan
menu yang berlaku pada saat itu. Pemotongan buah dilakukan sesuai dengan standar porsi,
setelah itu buah dibungkus plastik kemudian disimpan ditempat wadah plastik yang
dibungkus plastik wrap dan disimpan pada refrigerator dengan suhu 5-15 0C. Persiapan buah
dilakukan setiap hari. Buah disiapkan untuk pasien VIP, kelas I, II, dan III, pegawai lembur
(dokter, dll). Buah yang dipersiapkan antara lain papaya, pisang, melon, jeruk semage,
semangka, dan apel.
Tabel 2.5
Standar porsi buah
No Nama buah Berat kotor per porsi Berat bersih per porsi
(gram) (gram)
1. Melon 125 100
2. Pepaya 120 100
3. Pisang 135 100
4. Semangka 135 100
5. Apel - -
6. Anggur - -
7. Pear - -

3) Sayur
Proses persiapan sayur dilakukan dengan cara bahan makanan dipersiapkan dengan menu
pada saat itu, pemotongan sayur dilakukan sesuai dengan standar porsi, setelah itu sayur
didistribusikan ke bagian pengolahan. Persiapan sayur dilakukan setiap hari untuk pasien
WI, VIP, kelas I, II, dan III, dan pegawai. Sayur yang biasa dipersiapkan antara lain sawi
hijau, sawi putih, kacang panjang, labu siam, wortel, buncis, bayam, timun, kembang kol,
kangkung, dll. Untuk sayur sore dan subuh disimpan di refrigerator dengan suhu 5-150C.
Tabel 2.6
Standar porsi sayur
No Standar porsi Berat bersih (gram)
1. Pagi 50
2. Siang 75
3. Malam 75

4) Bumbu
Persiapan bumbu diterima diunit penerimaan kemudian dibawa langsung ke persiapan
bumbu sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan masing-masing bumbu, dibersihkan dan
dipotong-potong. Diporsikan dan diolah sesuai dengan standar bumbu yang ada, setiap
standar bumbu untuk 500 porsi, yaitu :
Tabel 2.7
Standar bumbu
No Komposisi bahan Nama masakan
1. Bumbu A (bumbu merah) Ayam balado
Bawang merah, bawang putih,
tomat, kemiri, cabe besar
2. Bumbu B (bumbu kare) Opor ayam
Bawang merah, bawang putih,
kemiri, ketumbar
3. Bumbu C (bumbu soup) Sup macaroni
Bawang putih, merica, pala
4. Bumbu D (bumbu tumis) Tumis sayuran
Bawang merah, bawang putih,
laos, cabe besar
5. Bumbu E (bumbu Rajang)

b) Pengolahan
Pengolahan bahan makanan dimulai dari jam 08.00 sd 10.00 WITA. Tempat pengolahan
makanan dimasing-masing ruangan berbeda yang terdiri dari tempat pengolahan VIP, WI,
DMB (Dapur Makanan Biasa), DMK (Dapur Makanan Khusus), dapur susu atau makanan
cair dan permintaan khusus, sedangkan untuk pengolahan nasi dan nasi tim menggunakan
rice cooker dan untuk pengolahan bubur menggunakan boiler dengan uap. Adapun dapur
masing-masing pengolahan ada lima dapur, yaitu :
1) Pengolahan Makanan Khusus
Pengolahan makanan khusus adalah unit kerja yang melayani pasien dengan makanan
biasa maupun makanan diit khusus seperti diit jantung, rendah protein, rendah serat,
DM, dll. Dapur ini mengolah makanan pasien kelas I, II, dan III, pengolahannya sesuai
siklus menu tersebut.
2) Pengolahan makanan VIP
Pengolahan makanan VIP adalah pasien-pasien yang dirawat di Mahottama, Presiden,
Sanjiwani, Wijaya Kusuma, VIP, Ratna, RTI, Anggrek, dan lain-lain diberikan
makanan sesuai siklus menu. Untuk pasien asing dapat diberikan makanan sesuai meal
order, tenaga yang mengolah untuk subuh 3 orang, sore 2 orang yang diminta. Untuk
pasien dengan alergi maupun pantangan bias memilih jenis makanan selain dari alergi
atau pantangannya melalui permintaan khusus. Tenaga yang mengolah untuk shift pagi
2 orang dan sore 2 orang.
3) Pengolahan Makanan Permintaan Khusus
Di dapur ini melayani pengolahan tenaga tim sama untuk pasien kelas I, II, dan III
yang membuat 1 orang untuk bubur ayam, rendah lemak, diit jantung, cincang, dan
lain-lain.
4) Pengolahan Makanan WI
Pengolahan makanan pasien WI melayani semua pasien yang dirawat di WI makanan
yang diberikan selain dari menu rumah sakit, rumah sakit juga menerima meal order
sesuai dengan menu pilihan atau permintaan khusus orang asing. Dibandingkan di
menu paviliun, menu WI lebih mahal dan bervariasi. Sikulus menu yang digunakan
adalah siklus menu 10 hari, dengan contoh menu yang disajikan dalam 1x makan
diberikan 2 macam lauk hewani dan 2 mcam sayuran. Untuk snack diberikan mix
juice. Bila beberapa pasien yang memiliki alergi ataupun pantangan melalui
permintaan makanan khusus cara penyajian makanan maupun jenis makanan untuk
pasien hamper sama dengan pengolahan makanan paviliun. Selain itu jenis makanan
WI juga berbeda, di WI bahan makanan yang digunakan relative lebih mahal dari kelas
perawatan lainnya seperti beras, buah yang digunakan di WI adalah anggur, jeruk
local, pisang hijau, pisang Cavendish, Sunkist, apel fuji, anggur merah. Untuk
minuman di WI selain aqua botol juga disediakan welcome drink seperti teh, kopi, dan
lemon tea, sedangkan di paviliun hanya diberikan aqua botol.
5) Pengolahan Makanan Biasa
Pengolahan makanan biasa melayani makanan pegawai, dokter jaga, pegawai lembur,
OK IBS, dan OK WI. Siklus menu yang digunakan adalah siklus menu 10 hari dengan
standar porsi sesuai dengan kebutuhan makanan orang sehat.

c) Distribusi makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai
dengan jenis makanan dan jumlah porsi makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien yang
dilayani. Tujuan distribusi makanan yaitu pasien mendapatkan makanan sesuai diet dan
ketentuan yang berlaku.
Sistem distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan,
tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada. Terdapat 3
(tiga) sistem distribusi makanan di rumah sakit, yaitu sistem yang dipusatkan (sentralisasi),
sistem yang tidak dipusatkan (desentralisasi), dan kombinasi antara sentralisasi dengan
sentralisasi.
a. Distribusi makanan yang dipusatkan.
Umumnya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi, yaitu makanan dibagi dan
disajikan dalam alat makan diruang produksi makanan.
b. Distribusi makanan yang tidak dipusatkan.
Cara ini umumnya disebut dengan sistem distribusi “Desentralisasi”. Makanan pasien
dibawa ke ruang perawatan pasien dalam jumlah banyak/besar, kemudian dipersiapan
ulang, dan disajikan dalam alat makan pasien sesuai dietnya
c. Distribusi makanan kombinasi
Distribusi makanan kombinasi dilakukan dengan cara sebagian makanan ditempatkan
langsung kedalam alat makanan pasien sejak dari tempat produksi, dan sebagian lagi
dimasukkan ke dalam wadah besar yang distribusinya dilaksanakan setelah sampai di
ruang perawatan.
Sistem distribusi pelayanan makanan di Instalasi Gizi RSUP Sanglah menggunakan dua
sistem yaitu Sentralisasi dan Desentralisasi. Untuk ruangan VIP dan kelas menggunakan
sistem sentralisasi dimana pembagian makanan pasien di bagi didapur pengolahan kemudian
dibagikan ke ruangan masing-masing kelas perawatan, sedangkan untuk ruangan WING
Amerta yaitu menggunakan sistem desentralisasi yaitu pembagian makanan langsung di dapur
ruangan. Pada kegiatan pendistribusian mahasiswa mengamati sistem sentralisasi dimana
sistem pendistribusian makanan langsung dari dapur pengolahan didistribusikan ke masing-
masing plato pasien pendistribusian makanan.

Anda mungkin juga menyukai