Pada saat kegiatan pengadaan bahan makanan dilakukan maka terdapat beberapa alur proses yang bisa dilakukan,yaitu : A. Pemesanan Bahan Makanan Pemesanan bahan makanan merupakan tahapan berupa penyusunan permintaan bahan makanan di dasari dari pedoman menu serta rata-rata jumlah pasien yang ada sehingga bahan yang diterima diharapkan sesuai dengan standard an spesifikasi yang telah ditentukan (Kementerian Kesehatan RI,2013). Terdapat 4 langkah dalam melakukan pemesanan bahan makanan,yaitu pembuatan pesanan bahan makanan berdasarkan kebutuhan bahan makanan,menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan kering. Mengajukan usulan ke pimpinan tentang kebutuhan bahan makanan dan menentukan proses pengadaan bahan makanan dengan metode penunjukan langsung,pengadaan lelang umum atau pembelian langsung (Kementerian Kesehatan RI,2018). terdapat prasyarat dalam melakukan pemesanan yaitu : 1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan makanan 2. Tersedianya dana untuk bahan makanan 3. Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang digunakan selama periode tertentu 4. Adanya pesanan bahan makanan untuk perioden1 menu.
Pemesanan bahan makanan di institusi,terdiri dari 2 jenis yaitu pemesanan bahan
makanan basah dan pemesanan bahan makan kering. Pemesanan bahan makanan basah terutama bahan makanan segar dilakukan pemesanan setiap hari dan diproses tidak lama dari waktu pembelian sehingga dalam pemesannya harus disesuaikan dengan menu makanan pasie sehingga tidak terjadi kerusakan bahan sebelum diproses,contoh bahan basah yaitu sayur-sayuran seperti kangkung,selada dan lainnya. Pemesanan bahan makanan kering merupakan bahan yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama dari bahan basah sehingga tidak perlu melakukan pemesanan setiap hari,contoh dari bahan kering yaitu beras,garam,the (Kementerian Kesehatan RI,2018).
B. Pembelian Bahan Makanan
Pembelian bahan makanan yang dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh pihak institusi seperti jnis dan jumlah bahan mkanan sehingga penerimaan bahan sesuai dengan kebijakan dan memenuhi kebutuhan dari pasien,dalam pembelian bahan makanan,penting untuk memperhatikan ketepatan jumlah,waktu, dan harga yang sesuai (Depkes RI,2013 dalam Bajri et al.,2018) Pembelian bahan makanan memiliki prinsip yang dinamakan prinsip purchasing,yaitu : a. The Right Place Merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dalam mata uang yang layak atau umum berlaku pada saat dan kondisi pembelian dilakukan. b. The Right Quantity Jumlah yang tepat dapat dikatakan sebagai suatu jumlah yang benar-benar diperlukan oleh suatu institusi pada saat tertentu. c. The Right Time Barang tersedia setiap kali diperlukan,persediaan barang harus diperhitungkan karena perlu memperhatikan biaya perawatan d. The Right Place Barang yang dibelikan dikirim atau diserahkan pada tempat yang dikehendaki pembeli e. The Right Quality Mutu barang yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat paling menguntungkan institusi. Beberapa metode dalam proses pembelian bahan makanan yaitu berupa pembelian langsung ke pasar (the open market of buying),pelelangan (the formal competitive of bid),pembelian musyawarah (the negotiated of buying),pembelian yang akan datang (future contract),pembelian tanpa tanda tangan (unsign contracts action) yang terdiri atas firm at thr opning dan subject approval of price (Kementerian Kesehatan RI,2018) C. Penerimaan Bahan Makanan Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian,pencatatan dan pelaporan tentang macam,kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan dalam perjanjian jual beli. Langkah penerimaan bahan makanan harus disesuaikan dengan system pembelian yang dilakukan,apakah melalui tender atau system pembelian lainnya (Depkes,2007). Berikut hal yang harus diperhatikan ketika penerimaan bahan makanan, yaitu : 1. Prinsip Penerimaan Bahan Makanan Prinsip penerimaan bahan makan adalah jumlah yang diterima harus sesuai dengan yang dipesan,mutu yang diterima harus dengan spesifikasi yang disepakati dalam perjanjian dan harga bahan makanan yang tercantum dalam faktur pembelian harus sama dengan harga bahan makanan yang tercantum dalam perjanjian jual beli. Adapun syarat penerimaan bahan makanan antara lain : 1) Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah bahan makanan yang akan diterima 2) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan 3) Bahan makanan diperiksa sesuai dengan daftar pesanan (yang memuat satuan dan jumlah volume) dan spesifikasi bahan makanan 4) Bahan makanan basah langsung didistribusikan ke bagian pengolahan,bahan makanan kering disimpan di gudang/penyimpanan kering. 5) Bahan makanan yang tidak langsung dipergunakan saat itu dilakukan penyimpanan di ruang pendingin (freezer/chiller) 2. Bentuk dan Cara Penerimaan Bahan Makanan a. Blind receiving atau cara buta Petugas penerimaan bahan makanan tidak menerima spesifikasi bahan makanan serta faktur pembelian dari penjualan/vendor. Petugas penerimaan langsung mengecek,menimbang dan menghitung bahan makanan yang datang diruang penerimaan. Kemudian mencatat di buku laporan atau formulir yang telah dilengkapi dengan jumlah,berat dan spesifikasi lain jika diperlukan. Pihak vendor mengirim faktur pengiriman bahan makanan langsung ke bagian pembayaran dan bagian penerimaan mengirim lembar formulir bahan makanan yang diterima untuk dicocokkan oleh bagian pembelian/pembayaran. b. Conventional Petugas penerimaan bahan makanan menerima faktur dan spesifikasi satuan dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Jika jumlah dan mutu tidak sesuai,petugas penerima berhak mengembalikannya. Namun, petugas penerima harus mencatat semua bahan makanan yang dilaporkan kepada bagian pembelian atau pembayaran. Prosedur pengembalian bahan makanan,sebaiknya petugas pengiriman bahan makanan ikut mengakui adanya ketidakcocokan pesanan dengan pengiriman yang ditandai dengan membutuhkan tanda tangan di formulir pengembalian bahan makanan. Disamping itu perlu di beri catatan bahwa makanan yang dikembalikan tersebut harus segera diganti atau mengubah isi faktur pengiriman. Pencatatan bahan makanan yang diterima harus dilakukan secara teliti,sistemasi dan teratur. Hal ini merupakan salah satu factor penting sebagai dokumentasi tertulis tentang jumlah,mutu bahan makanan yang diterima. Data tersebut dapat dijadikan bahan monitoring,pengawasan dan pengendalian kegiatan atau bahkan dapat dijadikan bahan perencanaan kebutuhan yang akan datang.
D. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan Bahan Makanan merupakan suatu tata cara menata,menyimpan,memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas bahan tersebut di gudang bahan makanan serta melakukan pencatatan dan pelaporan. Fungsi dari penyimpanan bahan makanan adalah untuk menyelenggarakan pengurusan bahan makanan agar dapat melayani konsumen dengan tepat,cepat dan aman dengan cara yang efisien. Sesuai dengan jenis barang dalam proses industry,terdapat 4 jenis gudang yaitu gudang operasional,gudang perlengkapan,gudang barang jadi dan gudang musiman. Dalam system penyelenggaraan makanan yang terkait dengan bahan makanan adalah gedung operasional (Netty et al.,2007). Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus segera dibawa keruangan penyimpanan, gudang atau ruangan pendingin. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan,setelah ditimbang bahan makanan dibawa keruangan persiapan bahan makanan. Prinsip dasar dalam penyimpanan bahan makanan adalah Tepat Tempat,Tepat Waktu,Tepat Mutu,Tepat Jumlah dan Tepat Nilai (Kementerian Kesehatan RI, 2018) Adapun prasyarat penyimpanan bahan makanan adalah : 1. Adanya system penyimpanan barang 2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai dengan persyaratan 3. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuk bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan terbagi menjadi 2 jenis,yaitu :
a. Penyimpanan Bahan Makanan Basah
Bahan makanan yang masih segar seperti daging,ikan,ungags,sayuran dan buah yang merupakan bahan makanan yang mudah rusak sebaiknya disimpan dipenyimpanan bahan makanan basah sehingga akan memeperlambat kerusakan terutama disebabkan oleh mikroba (PGRS 2007). Tempat penyimpanan bahan makanan basah perlu pengontrolan yang cukup,karena bahan makanan basah dapat terkontaminasi fisik,biologi,maupun kimia yang dapat merusak bahan makanan. Setiap jenis bahan makanan segar memiliki suhu penyimpanan tertentu sehingga harus dicek atau diperiksa setiap 2 kali sehari. Menurut Asiah et al (2020) Pengelompokan bahan makanan segar sesuai dengan suhu penyimpanan yaitu : 1. Penyimpanan dingin (Chiller), bahan makanan disimpan dilemari es dengan suhu antara (-5)-0ᵒC. suhu ini dbutuhkan untuk menyimpan daging,ikan taua ungags tidak lebih dari 3 hari 2. Penyimpanan beku (Frezzer), suhu diruang penyimpanan ini sangatlah dingin yaitu sekitar (-10) ᵒC, dapat digunakan untuk menyimpan daging dalam waktu lama . b. Penyimpanan Bahan Makanan Kering Penyimpanan kering adalah penyimpanan pada suhu kamar atau lebih rendah dengan ruang penyimpanan yang kelembaban dan kebersihannya terjaga. Ventilasi yang baik diperlukan untuk penyimpanan kering,bersih dan bebas serangga dan kecoa. Penyimpanan kering sering digunakan untuk menyimpan bahan pangan yang dikalengkan, tepung-tepungan, beras, telur, serealia, gula, minyak dan shortening yang dikalengkan. Lokasi ruang penyimpanan kering ini paling baik berada dekat dengan ruang penerimaan barang dan dapur (Indrati&Gardjito,2013). E. Persiapan Bahan Makanan Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang telah siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik dan sebagainya) sesuai dengan menu,standar resep,standar porsi,standar bumbu dan jumlah pasien yang dilayani. Sedangkan pemasakan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,berkualitas, dan aman untuk di konsumsi (Kemenkes RI,2013). Dalam kegiatan pengolahan bahan makanan, baik itu persiapan ataupun pemaskan bahan makanan, ada prasyarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu yang sudah diatur dalam pedoman PGRS. F. Pengolahan Bahan Makanan Pengolahn bahan makanan merupakan suatu kegiatan memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, makanan yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan dari dilakukannya pengolahan bahan makanan yaitu untuk mengurangi risiko kehilangan zat gizi mkanan,meningkatkan dan mempertahankan warna,rasa dan penampilan makanan dan bebas akan kontaminasi serta bebas dari zat yang berbahaya untuk tubuh. G. Distribusi Makanan Distribusi makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jenis makanan (makanan biasa atau makanan khusus) dan jumlah porsi konsumen yang dilayani (Arweno,2019). Pendistribusian mkanan dilakukan setelah mkanaan pasien yang sudah diporsikan beradasarkan jenis diet dan ruang kelas, selain itu bertujuan dari distribusi makanan adalah agar konsumen mendapatkan makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku (Alifah,2020)