Disusun Oleh :
Kelompok 4
Khairunnisa NPM 2020349021
A. Pengertian
Komponen produksi industri pelayanan makanan dipisahkan dari kegiatan distribusi
merupakan salah satu sejarah lahirnya industri pelayanan makanan. Dalam sebuah proses produksi
terjadi suatu sistem industri pelayanan makanan yang terdiri dari : input-proses-output. Untuk
menghasilkan output maka input akan diubah menjadi output :
INPUT
OUTPUT
Peralatan, sarana dan PROSES
prasarana, bahan makanan, Pelayanan makanan
-persiapan pada konsumen
pengadaan, dana, SDM
-produksi makanan
Menurut Bakri, dkk (2018) Sistem Pengadaan atau fungsi pengadaan terdiri dari Pemesanan dan
Pembelian.
A. Sistem Pemesanan Bahan Makanan
1. Pengertian Pemesanan Bahan Makanan
Pemesanan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan permintaan (order) Bahan
makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien
yang ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai
dengan standar atau spesifikasi yang ditetapkan (Depkes, 2007). Pemesanan dapat dilakukan
sesuai dengan kurun waktu tertentu (harian, mingguan, atau bulanan).
2. Tujuan Pemesanan Bahan Makanan
Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan standart dan spesifikasi yang
telah ditentukan oleh pihak institusi.
3. Langkah-Langkah Pemesanan Bahan Makanan
Langkah-langkah pengadaan bahan makanan :
a. Pembuatan pesanan bahan makanan berdasarkan Taksiran Kebutuhan Bahan Makanan
b. Menentukan frekwensi pemesanan bahan makanan segar dan kering
c. Mengajukan usulan ke pimpinan tentang kebutuhan bahan makanan
d. Menentukan proses pengadaan bahan makanan dengan metode penunjukan langsung,
pengadaan lelang umum atau pembelian langsung
4. Persyaratan Pemesanan bahan Makanan
Adapun persyaratan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemesanan bahan makanan ini
adalah :
a. Adanya kebijakan Institusi tentang pengadaan bahan makanan.
b. Adanya kebijakan antar Institusi dengan rekanan atau pemasok.
c. Adanya spesifikasi bahan makanan.
d. Adanya daftar pesanan bahan makanan.
e. Tersedia dana (Depkes, 2007).
5. Ketentuan cara pemesanan bahan makanan dalam melaksanakan pemesanan bahan
makanan mempunyai ketentuan sebagai berikut :
a. Pemesanan harus sesuai dengan jumlah, macam, spesifikasi bahan makanan yang
tertera dalam SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli).
b. Pemesan bahan makanan dengan frekwensi yang ditetapkan
c. Mempertimbangkan harga dan kualitas.
d. Penerimaan disetujui setelah diadakan pemeriksaan.
e. Dibuat berdasarkan menu dan jumlah klien saat ini.
f. Pesanan dalam jumlah berat / butir / buah.
g. Mengetahui sumber, kondisi dan sanitasi bahan makanan.
h. Pada akhir pesanan akan tercapai jumlah dana yang disepakati.
i. Melakukan pencatatan secara rinci.
j. Meneliti order sebelum dikirim
6. Jenis pemesanan bahan makanan institusi
Sistem penyelenggaraan makanan di institusi dilakukan secara swakelola. Secara garis
besar, pemesanan makanan / bahan makanan di Institusi dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Pemesanan bahan makanan basah
Kegiatan pemesanan bahan makanan khususnya bahan makanan segar dilakukan
setiap hari (harian) dimana bahan makanan yang dipesan hari ini merupakan bahan
makanan yang akan digunakan untuk pengolahan menu siang dan sore hari berikutnya serta
menu makan pagi dua hari berikutnya. Misalnya pemesanan yang dibuat pada tanggal 14
Januari 2015 digunakan untuk menu siang dan sore tanggal 15 Januari 2015 serta untuk
makan pagi tanggal 16 Januari 2015, kecuali sayur. Berdasarkan contoh tersebut, data yang
digunakan sebagai acuan pemesanan adalah data diet pasien pada tanggal 14 Januari 2015.
Menurut Febrianty (2009) Pemesanan bahan makanan seperti buah-buahan dan sayuran
dipesan untuk kebutuhan seminggu dan daging-dagingan dipesan untuk kebutuhan
sebulan. Hal inidisebabkan buah-buahan dan sayuran termasuk kelompok pangan yang
mudah rusak, sedangkan daging-dagingan memiliki keawetan yang lebih tinggi dibanding
dua kelompok pangan tersebut Pencatatan pemesanan disesuaikan dengan kebutuhan dan
jadwal kedatangan bahan-bahan makanan tersebut. Hal ini disesuaikan dengan kondisi
perusahaan/instansi. Apabila memiliki ruang penyimpanan bahan makanan segar yang
besar dan memadai, pemesanan bahan makanan basah dapat dilakukan
Prinsip Pembelian
Perubahan harga dan kualitas mempengaruhi jenis produk yang dapat dibeli. Yang pertama
harus diketahui adalah kebutuhan pembelian yang dipengaruhi oleh menu, kemudian ditetapkan
spesifikasi bahan pangan yang akan dibeli. Sebaiknya, ditetapkan pula kebijaksanaan dan prosedur
pembelian yang berkaitan dengan etika pembelian.
Etika Pembelian
Fungsi pembelian hendaknya didasarkan atas etika pembelian. Inti daripada etika
pembelian adalah bahwa didalam tiap transaksi yang diutamakan adalah kepentingan
perusahaan/organisasi dan bahwa pembeli tidak terlibat dalam usaha penyuapan komersial dalam
bentuk apapun.
Tujuan Pembelian
Fungsi pembelian mempunyai tujuan menyediakan bahan pangan dengan mutu dan jumlah
yang tepat pada waktu yang tepat.
Mutu yang tepat berkaitan dengan harga dan kesesuaian produk. Dalam harga
dipertimbangkan juga nilai yang diperlukan. Jadi, bukan harga yang murah saja, tetapi kesesuaian
dengan mutu produk makanan yang akan dihasilkan. Mutu dikaitkan dengan standar yang telah
ditetapkan oleh organisasi / perusahaan. (di Indonesia belum dikembangkan standar mutu bahan
pangan yang ditetapkan dalam suatu undang-undang).
Jumlah bahan pangan yang tepat untuk dibeli bergantung pada rencana penggunaan dan
kecepatan penggunaanya. Waktu dan harga yang tepat juga bergantung pada kedua faktor ini.
Sumber yang tepat ditetapkan melalui penilaian supplier / rekanan yang dapat digunakan.
Pembelian hendaknya dirancang untuk memelihara adanya persediaan bahan pangan yang
diperlukan dalam jumlah yang cukup. Persediaan hendaknya cukup dengan investasi sekecilnya.
Pemilihan Supplier/Rekanan
Pemilihan rekanan didasarkan atas penilaian objektif dari beberapa kriteria. Rekanan harus kuat
secara finansial (bonafid) dan berorientasi pada pelayanan. Sebaiknya fasilitas rekanan tersebut
ditinjau terlebih dahulu mengenai:
1) luas gudang penyimpanan barang;
2) ketersediaan barang;
3) peralatan;
4) personalia;
5) sanitasi
Rekanan biasanya memberikan potongan untuk pembayaran tunai atau pembayaran dalam
tempo waktu singkat. Rekanan biasanya ditetapkan melalui kontrak untuk jangka watu tertentu: 1,
3, 6, atau 12 bulan. Rekanan yang baik merupakan mitra kerja dalam keberhasilan SPM. Oleh
karena itu, penting sekali memilih rekanan yang dapat dipercaya dan yang memperhatikan
kebutuhan SPM.
Kebutuhan Penerimaan
Jam penerimaan hendaknya sudah ditetapkan dari semula, sehingga produk yang dikirim
dapat diperiksa dengan baik. Waktu pengiriman hendaknya diatur secara berurut.
Petugas penerimaan hendaknya mempunyai satu kopi bon pesanan, sehingga mengetahui apa yang
dipesan. Di samping itu, Ia perlu memiliki standar spesifikasi pembelian, yang sekarang berperan
sebagai standar spesifikasi penerimaan. Semua penerimaan barang harus diperiksa secara teliti.
Bahan makanan yang mudah rusak didahulukan dalam penerimaan dan langsung dikirim ke ruang
penyimpanan. Pemeriksaan jumlah harus dilakukan menurut unit pemesanan, apakah buah, pak,
kg, dsb. Bahan makanan yang dibungkus atau diolah harus mengalami pemeriksaan dalam hal
berat bersih secara berkala.
Contoh Kasus Sistem Penerimaan Bahan Makanan di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
Sistem penerimaan bahan makanan di dapur intsalasi gizi RSUD dr. Saiful Anwar
merupakan sistem penerimaaan konvensional dimana petugas penerimaan bahan makanan
melakukan pengecekan terhadap bahan yang datang sesuai dengan spesifikasi dan jumlah bahan
yang ditentukan/yang dipesan yang tertera di dalam bon (bon permintaan bahan makanan). Apabila
terdapat penyimpangan pada bahan makanan yang datang, maka pihak penerima berhak
mengajukan permintaan ganti rugi kepada rekanan untuk diganti bahan baru yang sesuai dengan
spesifikasi dan jumlah pemesanan. Penggantian ini dapat dilakukan pada hari itu juga atau akan
ditambahkan pada bon permintaan bahan makanan selanjutnya. Setiap penerimaan bahan
makanan, petugas mencatat evaluasi untuk rekanan tentang bahan makanan yang kurang atau
kelebihan. Sehingga evaluasi tersebut dapat dijadikan catatan untuk kedua pihak agar tidak ada
yang terlupakan.
Penerimaan bahan makanan di dapur instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful
Anwar melalui mekanisme sebagai berikut :Membuat perencanaan dan permintaan bahan
makanan basah harian.
Perencanaan kebutuhan bahan makanan basah harian dikelola oleh petugas penerimaan
bahan makanan, kecuali pada bumbu. Petugas penerimaan menanyakan pada petugas persiapan
bumbu bahan apa saja yang dibutuhkan. Perhitungan kebutuhan bahan makanan basah harian
dilakukan setiap hari berdasarkan jumlah keseluruhan yang terdiri dari pasien kelas I, II, III. Untuk
pasien paviliun penyelenggaraan makanannya dilakukan terpisah dengan sistem semi outsorching.
Jumlah pesanan makanan pasien diperoleh dari form permintaan yang diberikan oleh masing-
masing ruangan kemudian direkap untuk dibuatkan surat pemesanan.
Data permintaan bahan makanan pada hari ini dijadikan dasar untuk membuat permintaan
kebutuhan bahan makanan esok harinya, dengan mempertimbangkan sisa stok bahan makanan
basah pada hari ini, ditambah dengan spelling. Spelling merupakan bahan makanan
cadangan/tambahan jika terjadi penambahan pasien baru. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kekurangan.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan basah :Perencanaan kebutuhan
bahan makanan basah hari ini (siang, sore, pagi esok hari).Permintaan makanan dari ruangan
direkap berdasarkan kelas I,II,III. Dihitung bahan makanan sesuai jumlah pasien, menu hari ini,
pedoman menu standar porsi dengan ditambah cadangan (spelling).
Untuk perhitungan jumlah kebutuhan bahan makanan sayuran, buah, bumbu menggunakan
berat kotor. Ini disebabkan untuk pemesanan bahan makanan tersebut masih terdapat kulit, akar,
tangkai atau bagian bahan makanan yang tidak dapat dimakan.Untuk perhitunggan jumlah
kebutuuhan lauk (nabati ataupun hewani) menggunakan berat bersih Ini disebabkan bahan
makanan tersebut sudah dalam bentuk siap olah hanya tinggal di cuci (kecuali daging yang harus
dilakukan pemotongan)
Rumus Σ kebutuhan BM Basah = (Σ pasien x standar porsi)
Perencanaan kebutuhan bahan makanan basah untuk dipesan pada hari berikutnya. Permintaan
makanan dari ruangan direkap berdasarkan kelas. Dihitung bahan makanan sesuai jumlah pasien,
menu pada hari berikutnya dengan menggunakan pedoman menu dan stAndar porsi ditambah
cadangan (spelling) dan dikurangin stok.
Rumus Σ kebutuhan BM Basah = (Σ pasien x stAndar porsi) - stok
Menurut buku pedoman PGRS (2013) terdapat prasyarat dan langkah-langkah dalam penerimaan
bahan makanan di Rumah Sakit. Prasyarat penerimaan bahan makanan di Rumah Sakit adalah
sebagai berikut :
a. Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan makanan
yang akan diterima pada waktu tertentu.
b. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
Form dan catatan yang tersedia dalam proses penerimaan bahan makanan basah maupun
penerimaan bahan makanan kering adalah :
a. Form Spesifikasi Bahan Makanan.
b. Form Pemesanan bahan makanan basah.
c. Form permintaan Tambahan bahan makanan.
d. Catatan evaluasi rekanan.
e. Buku penerimaan dan stok bahan makanan.
Sedangkan untuk peralatan yang tersedia di dalam ruang peneriamaan di dapur Instalasi
Gizi RSUD Saiful Anwar Malang diantaranya adalah :
a. Timbangan Duduk Mekanik.
b. Meja penerimaan.
c. Meja pengawas.
d. Pisau.
e. Trolley barang
Proses penerimaan bahan makanan kering hampir sama dengan proses penerimaan bahan
makanan basah tetapi bahan makanan kering diterima setiap 10 hari sekali dengan memperhatikan
jumlah, spesifikasi serta masa kadaluarsa barang. Setelah itu barang baru disimpan di gudang BM
kering kemudian untuk barang yang akan diproduksi dalam 1-2 hari, barang akan disetorkan
digudang penyalur untuk kemudian disalurkan ke ruang produksi makanan, sedangkan untuk
bahan makanan kering yang digunakan untuk stock akan di simpan di gudang BM kering.
Pada saat penerimaan bahan makanan petugas menggunakan beberapa form untuk
melakukana pencatatan dan pelaporan, form yang digunakan yaitu form spesifikasi bahan
makanan, surat pemesanan bahan makanan basah dan surat pemesanan bahan makanan kering, dan
buku evaluasi penerimaan. From spesifikasi bahan makanan berada di meja penerimaan bahan
makanan digunakan sebagai pedoman bahan makanan yang dikirim sesuai dengan stAndart yang
ditentukan instalasi atau tidak, jika bahan makanan tidak sesuai dengan spesifikasi maka bahan
makanan tersebut dapat dikembalikan kepada rekanan. Surat pemesanan bahan makanan, form
tersebut berisi nomor, nama bahan makanan, satuan yang digunakan dalam pembelian, permintaan
bahan makanan, pengiriman (berst bahan makanan yang sampai di instalasi) dan keterangan. Surat
tersebut digunakan untuk kontrol banyaknya bahan makanan yang dipesan dan digunakan sebagai
alat pelaporan bahan makanan yang sudah dipesan. Buku evaluasi bahan makanan ditulis tangan
setiap hari oleh petugas penerimaan bahan makanan dan ditanda tangani oleh petugas, buku
evaluasi penerimaan bahan makanan berisi tanggal evaluasi/bahan makanan datang, mutu bahan
makanan yang diterima, bahan makanan yang tidak datang, bahan makanan yang datang tetapi
tidak sesuai dengan spesifikasi, bon makanan tambahan, dan bon pengurangan bahan makanan.
Petugas Penyimpanan
Petugas penyimpanan harus merupakan orang-orang yang kompeten. Ia bertanggung jawab
terhadap pengontrolan persediaan / inventaris. Ia membantu dalam penetapan daya tahan semua
bahan makanan, minuman, dan barang lain. Data ini menentukan berapa banyak tiap jenis bahan
makanan diperlukan dan frekuensi pemesanan. Ia harus tiap hari memeriksa tiap area
penyimpanan, mungkin ada bahan yang segera harus dipakai karena hampir rusak. Beberapa tugas
yang dilakukan petugas penyimpanan atau petugas gudang, secara rinci dan berurutan antara lain
:
Tugas-tugas yang dilakukan petugas gudang:
a. Pengawasan: mengawasi arus masuk keluar barang, mengecek administrasi gudang,
melaporkan sisa barang di gudang kepada atasan
b. Pencatatan: menginventarisasi barang, mengisi buku peneriman dan pengeluaran barang,
mengisi kartu stock bahan makanan, mengecek keluar masuk barang
c. Mengambil dan menata bahan makanan : mengambil bahan makanan sesuai permintaan,
menata bahan makanan, melaperkan bahan yang rusak atau habis, mengontrol suhu
d. Membersihkan gudang: harus setiap hari
Prinsip Penyimpanan
Area penyimpanan dirancang sedemikian rupa hingga dapat memelihara jumlah persediaan
yang tepat untuk volume SPM. Semua area penyimpanan harus mendapat ventilasi dan penerangan
yang cukup. Setiap golongan bahan makanan dan minuman membutuhkan suhu dan kelembaban
tertentu. Kerusakan dan kontaminasi bahan pangan dapat dibatasi, bila diupayakan prosedur
penyimpanan yang tepat.
Prinsip penting dalam penyimpanan bahan makanan adalah 5T, yaitu:
a. Tepat tempat: bahan makanan ditempatkan sesuai karakteristiknya, bahan makanan kering
pada ruangan penyimpanan kering dan bahan makanan segar ditempatkan pada ruangan
penyimpanan basah dengan suhu yang tepat.
b. Tepat waktu: lama penyimpanan harus tepat sesuai jenis bahan makanan.Tepat mutu:
dengan penyimpanan tidak menurunkan mutu makanan.
c. Tepat jumlah: dengan peryimpanan tidak terjadi penyusutan jumlah akibat rusak atau
hilang.
e. Tepat nilai: akibat penyimpanan tidak terjadi penurunan nilai harga bahan makanan
Beberapa syarat penyimpanan adalah:
1) ruangan cukup luas dengan tata letak yang memadai yang memungkinkan arus lancer dari
penerimaan, penyimpanan ke pengolahan;
2) pemeliharaan ruangan yang tepat: pembersihan dan sanitasi secara teratur;
3) sekuriti internal terjamin;
4) suhu, kelembaban, dan ventilasi ruangan harus tepat dan dimonitor secara teratur
Penyimpanan Dingin
1) simpan makanan matang dalam kontainer bersih, tertutup, dan beri label;
2) makanan tidak kena tetesan atau genangan air;
3) cek termometer secara teratur:
a) sayuran, buah 7C
b) daging, susu, dan hasil olahannya 4C
c) ikan dan kerang -1C;
4) atur penempatan bahan sehingga memungkinkan udara bersirkulasi secara bebas. Kelembaban
udara 80-90%;
5) bahan makanan tidak diletakkan langsung di atas lantai;
6) beri tanggal pada bahan makanan dan atur penempatannya;
7) laksanakan sistem inventaris yang baik;
8) periksa kesegaran sayur dan buah setiap hari
Penyimpanan Beku
1) simpan bahan makanan langsung pada suhu -18C;
2) periksa termometer tiap hari;
3) bungkus bahan makanan dan tutup kontainer;
4) atur pintu sedemikian rupa hingga kehilangan udara dingin sesedikit mungkin;
5) beri tanggal pada bahan makanan dan atur penempatannya (rotasi);
6) laksanakan sistem inventaris yang baik;
7) rak dan lantai dijaga bersih;
8) laksanakan sistem pemeliharaan yang bersifat preventif;
9) kunci area / ruangan bila tidak dipakai
Tabel Suhu dan Lama Penyimpanan Beberapa Bahan Makanan
Bahan Penyimpanan Penyimpanan
No.
Makanan Dingin (0-4°C) Beku ( 18°C)
1 Daging
a) daging utuh 3-5 hari 9-12 bulan
b) daging giling 1-2 hari 6-8 bulan
c) ayam/unggas 2-3 hari 6-8 bulan
d) ikan/kerang diberi es, 2-3 hari 3-6 bulan
e) telur 1-2 minggu tidak dianjurkan
3 Produk Serelia
a) segar 5-7 hari tidak dianjurkan
b) kering Dianjurkan tidak dianjurkan
Syarat penyimpanan
1. Ruangan cukup luas dengan tata letak yang memadai yang memungkinkan arus lancer dari
penerimaan, penyimpanan dan pengelolaan
2. Pemeliharaan ruangan yang tepat : pembersihan dan sanitasi yang teratur
3. Sekuriti internal terjamin
4. Suhu, kelembaban, dan ventilasi harus tepat dan dimonitor secara teratur
Metode Inventarisasi
Suatu sistem inventarisasi member keterangan tentang kecepatan penggunaan tiap bahan makanan.
Keterangan ini diperlukan untuk menentukan kapan dan berapa banyak pemesanan tiap bahan
makanan serta untuk menghitung harga makanan. Inventarisasi ini mencatat jenis dan jumlah
bahan makanan yang ada dalam persediaan.
Ada dua cara melakukan inventarisasi :
a) Inventarisasi Fisik
Cara ini merupakan perhitungan sebenarnya tentang bahan makanan yang ada dalam
persediaan. Angka-angka ini kemudian dilakukan dengan harga tiap bahan makanan.
Cara melakukan:
1. lakukan pada saat pengeluaran barang untuk hari itu;
2. diperlukan ketelitian;
3. dilakukan oleh dua orang: seorang menghitung / menimbang, seorang lagi mencatat pada
daftar inventaris.
Untuk memudahkan pekerjaan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) tiap barang diberi tulisan harga pembelian;
2) tiap barang disusun menurut golongan bahan makanan dan diatur secara alfabetis;
3) daftar inventaris disusun menurut urutan penyimpanan barang;
4) selesaikan secara berurut menurut golongan bahan makanan.
b) Inventarisasi Perpetual
Inventarisasi ini dilakukan melalui pencatatan tiap hari menurut keluar masuknya tiap
bahan makanan. Barang masuk dijumlahkan, sedang barang keluar dikurangkan dari angka yang
tercantum dalam daftar inventaris. Catatan akhir pada daftar ini akan member petunjuk tentang
persediaan yang ada dan kapan harus dipesan kembali. Tidak semua bahan makanan biasanya
dicatat melalui penilaian cost-benefit.
Data yang diambil melalui inventarisasi fisik dicocokkan dengan data yang diperoleh
melalui inventarisasi perpetual. Selisih yang bermakna perlu diteliti oleh manajemen.
Fungsi pengolahan dalam suatu SPM terdiri atas semua kegiatan yang berkaitan dengan
perubahan bentuk bahan pangan sebagaimana terdapat di pasar ke bentuk makanan jadi yang
disajikan kepada langganan, tamu, atau konsumen.
Kegiatan pengolahan makanan meliputi:
a) Mempersiapkan (membersihkan / mencuci, mengupas, memotong, mengaduk, membentuk,
dsb)
b) Memasak (merebus, mengukus, menumis, menggoreng, memanggang, membakar, dsb)
c) Memporsi (memotong, menyendok, dsb)
d) Menyelesaikan (dekorasi, dsb)
e) Mengemas (membungkus, dsb)
b) Resep Standar
Resep standar diperlukan untuk mengontrol aktivitas dasar persiapan suatu jenis makanan.
Resep standar adalah formula tepat tertulis dalam menyiapkan suatu jenis makanan, yang antara
lain memuat:
1. Nama makanan
2. Ukuran panci
3. Perolehan
4. Besar porsi
5. Alat untuk memporsi
6. Suhu memasak
7. Urutan bahan yang digunakan
8. Jumlah tiap bahan
9. Cara
10. Alat khusus yang digunakan
Suatu resep standar biasanya disusun untuk 25 porsi. Modifikasi dapat dilakukan menurut jumlah
porsi yang diperlukan.
c) Porsi Standar
Pengontrolan porsi dilakukan melalui pengontrolan porsi standar. Besar porsi standar
dinyatakan di dalam resep standar. Porsi standar dapat dinyatakan dalam jumlah (misalnya 6
udang goreng, dsb), atau berat, atau isi. Penggunaan alat porsi, seperti timbangan, sendok, atau
alat lain menjamin adanya keseragaman dalam besar porsi.
Peralatan dapat disusun berdasarkan peranannya dalam seluruh proses pengolahan, atau
fungsinya dalam prosedur khusus dalam pengolahan.
a) Penyimpanan: lemari es, freezer
b) Kontrol: timbangan.
c) Persiapan: alat pengupas kentang/potato peeler, alat penggiling daging, alat pemotong daging.
d) Memasak: tungku (stove), penggorengan (fryer), pembakar (broiler), ketel uap (steam), kettle
pengukus (steamer), pemanggang (oven).
Fungsi Transportasi
Fungsi transportasi bergantung pada jenis IPM. Di suatu kafetaria biasa hanya terdiri atas
kegiatan mengisikan produk makanan panas ke dalam nampan atau panci dan menempatkannya
di dalam meja uap/steam table. Dalam suatu IPM yang lebih besar kegiatan ini lebih kompleks.
Misalnya untuk rumah sakit atau penerbangan meliputi antrian nampan/try assembly, antrian
pengemasan/ packaging lines, bila dibutuhkan makanan dalam keadaan dingin atau beku untuk
jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pendinginan, pembekuan, dan pengiriman makanan
dengan suhu yang sesuai, baik panas, dingin, atau beku. Makanan yang dikirim, diterima di tempat
menghidangkan makanan dan dijaga agar tetap berada dalam keadaan panas, dingin atau beku.
Penyaluran bahan makanan adalah pendistribusian bahan makanan dari ruang
penyimpanan ke ruang persiapan pengolahan. Tugas dari bagian penyaluran bahan makanan
adalah mengeluarkan bahan makanan dari gudang atau ruang penyimpanan untuk digunakan oleh
unit pengolahan atau produksi makanan. Jumlah dan jenis bahan makanan yang dikeluarkan sesuai
dengan permintaan dari bagian produksi. Menggunakan formulir permintaan bahan makanan yang
dilakukan setiap hari. Setelah selesai penyaluran dilakukan pencatan/pembukuan. Penjaga gudang
bahan makanan (store keeper) adalah yang bertanggung jawab terhadap lengkap tidaknya jumlah
bahan makanan dalam gudang serta bertugas menerima daftar permintaan bahan dari petugas
pengolah bahan makanan serta mengambilkan bahan makanan yang diminta petugas pengolah.
Pengawasan, pencatatan dan pelaporan dilaksanakan dalam rangka pengamalan perbekalan.
Pencatatan juga dilakukan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat serta dokumen
perbekalan selain itu untuk mengetahui stok bahan makanan. Data yang diperlukan pada
penyaluran bahan makanan antara lain : jumlah dan jenis bahan yang masuk, jumlah dan jenis
bahan yang keluar, stok atau persediaan bahan yang ada saat ini. Pencatatan ini dilakukan setiap
hari sedangkan pelaporan dibuat sesuai kebutuhan (harian, mingguan, per siklus menu, bulanan,
tiga bulan, enam bulan dan tahunan.
Dalam penyaluran bahan makanan terdapat 2 aspek yang harus diperhatikan:
1. Bahan makanan tidak boleh keluar dari gudang penyimpanan tanpa suatu daftar permintaan
dari petugas pengolah.
2. Jumlah yang harus dikeluarkan gudang harus sesuai atau tepat jumlahnya yang diminta
(sesuai dengan keperluan produksi)
Kedua aspek di atas merupakan fungsi kontrol dalam penyaluran bahan makanan oleh
karena itu kejujuran petugas penjaga dan pengolah mutlak diperlukan. Fungsi kontrol lain yang
dapat dilakukan dalam penyaluran bahan makanan adalah melalui surat-surat pencatatan dan
pelaporan dari pihak penjaga gudang. Penjaga mencatat serta melaporkan tentang keluar masuknya
bahan makanan dengan menggunakan formulir laporan.