TINJAUAN PUSTAKA
tenaga manusia, peralatan, material, dana, dan berbagai sumber daya lainnya
dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas cita rasa makanan yang akan disajikan
pada taraf yang wajar serta tidak mengurangi kualitas pelayanan ( Siregar , 2015).
atau massal yang digunakan adalah bila penyelenggaraan makanan lebih dari 50
porsi untuk sekali pengolahan. Sehingga jika 3 kali makan dalam sehari, maka
jumlah porsi yang diselenggarakan adalah 150 porsi sehari. (Bakri, Intiyati &
Widartika, 2018)
pangan yang baik dari segi mutu, jenis maupun jumlahnya untuk kelompok
masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Selain itu penyelenggaraan makanan juga
6
Dalam suatu penyelenggaraan makanan terdapat suatu sistem dalam
makanan yang dijalankan mulai dari yang bersifat komersial ,non komersial hingga
semi komersial.
baik dikelola pemerintah, badan swasta maupun yayasan social yang tidak
bertujuan untuk mencari keuntungan. Seperti pada asrama, panti asuhan, rumah
organisasi yang dibangun dan dijalankan bukan hanya untuk tujuan komersial,
7
3. Klasifikasi Penyelenggaraan Makanan
antara lain:
Penyelenggraan makanan ini tergantung dari tujuan dan sasaran yang dituju.
sama hanya dalam menjalankannya ada strategi yang digunakan untuk mencapai
yaitu:
1) Tipe conventional,
2) Tipe commissary,
4) Tipe assembly/serve
8
Perbedaan masing-masing tipe didasarkan pada cara pengadaan bahan
kerja,jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan,dan tipe bahan makanan yang
digunakan.
bagi konsumen/pasien yang dilayani. Tujuan kegiatan ini ialah agar tersedia
(macam dan jumlah) bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai
meliputi:
9
5) Hitung indeks harga makanan per orang per hari sesuai dengan konsumen
b. Perencanaan Menu
diolah untuk memenuhi selera konsumen/pasien, dan kebutuhan zat gizi yang
Adapun tujuan perencanaan menu yaitu agar tersedia siklus menu sesuai dengan
2) Susun pola menu dan master menu yang memuat garis besar frekuensi
10
5) Nilai menu dengan beberapa penilaian obyektif.
7) Buat perbaikan menu dan selanjutnya menu siap untuk diusulkan kepada
kegiatan ini ialah agar tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan
2) Tentukan standar porsi tiap bahan makanan dan buat berat kotor.
berdasarkan manu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen yang
dilayani. Tujuan kegiatan ini adalah agar tersedia daftar pesanan bahan makanan
a) Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari
11
b) Hasil perhitungan diserahkan ke bagian gudang logistik.
biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat
transaksi berlangsung.
terdahulu.
12
e. Penerimaan Bahan Makanan
kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi
yang telah ditetapkan. Tujuan penerimaan bahan makanan ialah agar tersediabahan
makanan yang siap untuk diolah (Bakri, Intiyati & Widartika, 2018). Sedangkan
prasyaratannya meliputi:
1) Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah
memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah, baik kualitas maupun
kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan
makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan
perencanaan.
meliputi:
13
b) Apabila bahan makanan langsung digunakan, setelah ditimbang dan diawasi
makanan.
tersedia bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai
kegiatan pemasakan.
2) Peralatan persiapan.
3) Protap persiapan.
14
h. Pengolahan Bahan Makanan
makanan
1) Siklus menu
5) Aturan penilaian
i. Pendistribusian Makanan
dan makanan khusus). Tujuan distribusi makanan ialah agar konsumen mendapat
makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Sistem distribusi yang
15
dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada. Terdapat tiga jenis
2) Sistem yang tidak dipusatkan atau desentralisasi, yakni makanan yang dibawa
dari tempat produksi (dapur), dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah
perawatan.
pelayanan makan di atas meja (table service), counter service, self-service, dan
Table service adalah suatu sistem pelayanan makanan di mana para tamu
minuman diantarkan, disajikan kepada para tamu. Dalam hal ini yang menyajikan
16
Table service terdiri dari American Service, English Service, French service,
Russian service.
siap diracik di atas piring (ready on plate) dari dapur dan langsung dihidangkan
(c) Merupakan cara pelayanan yang paling lazim digunakan di restoran pada
umumnya.
Cara pelayanan makan ini lebih dikenal dengan istilah family service, karena
diterapkan pada acara jamuan makan di pesta-pesta keluarga atau kelompok yang
Pada cara pelayanan ini, setiap jenis makanan diporsikan, dihias di atas piring, dan
menggunakan meja yang dapat didorong dan telah dilengkapi dengan peralatan
17
memasak (disebut “Gueridon Table”). Jenis pelayanan ini biasa dipakai oleh
Makanan dan sausnya ditata dan dihias di atas piring besar dan
tamu dimana setiap pramusaji membawa satu jenis makanan atau saus. Cara ini
biasa digunakan pada jamuan makan yang sangat penting atau dihormati di antara
tamunya.
banyak. Makanan ditata sedemikian rupa, dari hidangan pokok hingga penutup.
Konsumen mengambil sendiri makanan yang disenangi dan besar porsi sesuai
yang dikehendaki.
c) Counter service
memilih sendiri makanan yang disukai. Bedanya dengan prasmanan, ruang untuk
makanan harus mengikuti urutan tertentu yang dimulai dengan pengambilan alat
makan kemudian baru mengambil makanan yang dimulai dari nasi, lauk-pauk,
tamu datang untuk membeli makanan yang telah siap, atau telah dibungkus dalam
18
box atau kemasan tertentu untuk dibawa pergi. Jadi makanan tidak dinikmati di
tempat itu.
makanan bagi konsumen dalam jumlah banyak, yang berada dalam kelompok
makanan tenaga kerja ini dikelola oleh pemilik sendiri secara penuh, dikontrakan
dengan layak.
19
B. Evaluasi Penyelenggaraan Makanan
1. Pengertian Evaluasi
Syafrudin. 2004)
kegiatan merupakan salah satu metode untuk menilai efektivitas dalam mencapai
dilakukan melalui prosedur, tata tertib dan kaidah - kaidah ilmiah. Data yang
salah satu bentuk pengawasan dan pengendalian mutu yang diperoleh dari
dari penyelenggaraan makanan. Evaluasi ini dilakukan dengan cara melihat hasil
Secara umum tujuan dari evaluasi adalah untuk mrngukur efek atau dampak
yang dihasilkan dari suatu progam dengan membandingkan antara hasil dengan
20
Hal tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan dan
pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data atau informasi yang
akurat dan objektif tentang pelaksanaan suatu program. Informasi yang didapatkan
terkait hasil, proses, efesiensi, atau pemanfaatan dan pendayagunaan sumber yang
ada. Untuk pemanfaatan hasil dapat ditunjukan pada program itu sendiri, program
Program akan dapat dilaksanakkan dengan baik apabila dirancang dengan matang
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk
3. Model Evaluasi
melakukan evaluasi terhadap suatu program. Para ahli telah merancang model
evaluasi secara teoritis yang dapat digunakan oleh evaluator. Sebagian model
Sudjana,2006)
dikelompokkan menjadi
21
c) Model evaluasi terhadap jenis atau tipe kegiatan program.
C. Menu
1. Pengertian Menu
makan. Menu makan siang dapat dibagi menjadi 2 meliputi kualitas dan kuantitas
menu dari kulaitas meliputi warna, rasa, suhu, bentuk, dan penyajian makanan
Dapat disimpulkan bahwa sebuah susunan daftar makanan yang tersedia dan siap
(makanan penutup).
2. Klasifikasi Menu
Hidangan lengkap yang dihidangkan pada waktu makan atau pada suatu
acara makan dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis hidangan yaitu (Trisna,
2014):
Brunch menu makan siang adalah hidangan yang disajikan antara makan
pagi dan makan siang, biasanya brunch menu makan siang dihidangkan antara
22
pukul 10.00 hingga pukul 11.00. Brunch menu ini disediakan bagi seseorang yang
tidak sempat makan pagi. Adapun hidangan yang disajikan pada brunch menu
pukul 14.00.Seperti pada hidangan makan pagi, hidangan makan siang merupakan
makanan seimbang yang mengandung semua unsur gizi yang diperlukan oleh
tubuh.
kalori diantara dua waktu makan. Makanan selingan dapat dihidangkan pada pagi
hari antara pukul 10.00 hingga pukul 11.00 dan sore hari antara pukul 16.00 hingga
pukul 17.00
pukul 21.00, makan malam yang dihidangkan biasanya hampir sama dengan
makan siang. Perlu diusahakan agar masakan lebih bervariasi, cukup mengandung
Menu tengah malam (super) harus cepat dibuat lebih sederhana dan lebih
ringan dari pada menu makan siang maupun makan malam. Hidangan ini
disediakan bagi mereka yang pulang malam sesudah menghadiri acara pada malam
hari atau pesta yang diselenggarakan sesudah makan malam (after dinner party).
23
3. Jenis Menu
katersediaan bahan makanan disamping faktor selera dan nilai gizi. Daftar
makanan yang padat zat gizi. Padanan bahan makanan berisi daftar bahan
makanan yang dalam kelompoknya dapat menggantukan satu sama lain karena
mempumyai nilai gizi yang kurang lebih sama. Dalam merencanakan suatu menu
Menu pilihan adalah jenis menu yang disajikan dan konsumen dapat
memilih sesuai dengan seleranya, sedangkan menu standar adalah susunan menu
Jenis masakan yang akan disajikan dari hari ke hari, baik untuk makan pagi,
makan siang, makan malam, maupun makanan selingan telah ditentukan sehingga
Disamping itu dalam membuat menu standar harus memperhatikan: bahan dasar,
variasi rasa, variasi warna, variasi tekstur dan variasi metode pengolahan bahan.
24
4. Struktur Menu
selingan dalam sehari misal 3 kali pemberian makan utama dan 2 kali pemberian
1) Penggunaan bahan makanan dalam menu yang disajikan harus beraneka ragam
penyediaan makanan.
5. Standar porsi
Merupakan rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam berat bersih
dan mentah untuk setiap hidangan. Menurut Kemenkes porsi makanan yang
dianjurkan harus sesuai dengan slogan isi piringku. Dimana secara umum, Isi
Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang
terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat
dan protein.
25
Gambar 1
(Panduan “Isi Piringku” Kemenkes RI )
Dalam satu porsi “Isi Piringku” terdiri dari setengahnya makanan pokok dan lauk
yaitu 2/3 makanan pokok dan 1/3 lauk. Setengahnya lagi terdiri dari sayur dan buah
yaitu 2/3 sayur dan 1/3 buah. dilihat secara menyeluruh pada 1 porsi piring terdapat
1/3 untuk nasi, 1/6 lauk, 1/3 sayur dan 1/6 buah. Dimana bila diuaikan
6. Standar resep
dipakai serta cara pengolahan sesuai resep dengan menggunakan alat pengolahan
dan suhu yang tepat. Standar resep mempunyai rasa atau unsur-unsur organoleptik
lainnya, seperti warna, suhu, aroma yang sama hasilnya jika dilakukan oleh juru
7. Standar bumbu
Merupakan rincian macam dan jumlah rempah dalam berat bersih mentah
untuk setiap resep masakan. Contoh standar bumbu yang biasa digunakan
meliputi:
1) standar bumbu merah, terdiri dari cabai merah, bawang merah danbawang
putih.
2) standar bumbu kuning, terdiri dari bawang merah, bawang putih dankunyit.
26
3) standar bumbu putih, terdiri dari bawang merah, bawang putih dan
kemiri.
8. Standar makanan
makanan. Umumnya standar makan ini digunakan pada institusi rumah sakit.
cita rasa), Tepat sanitasi, Tepat jumlah, Tepat harga dan Tepat waktu.
sebagai berikut:
penggunaan (untuk waktu 6 bulan atau 1 tahun). Siklus menu kayak cuma
macam hidangan, jenis bahan yang digunakan dan susunan hidangan yang
27
e) Membuat matriks menu. Dalam matriks menu ditetapkan pengunaan bahan
pangan sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, buah– buahan,
sesuai dengan siklus yang ditetapkan Menetapkan besar porsi (ini berkaitan
sumbernya bahan pangan dibedakan menjadi bahan pangan pokok, lauk hewani,
lauk nabati, sayuran, dan buah-buahan. Jenis bahan makanan yang dikonsumsi
idealnya memenuhi syarat kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas pangan yang
dikonsumsi harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi. Bahan pangan
yang dikonsumsi apabila telah mampu menyediakan semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan maka ia disebut berkualitas. Fakta yang adalah bahwa tidak ada satu
bahan makanan yang mampu memenuhi seluruh zat gizi. Atas alasan inilah maka
lokal. Banyak pertimbangan logis sederhana yang harus dipahami pada kebijakan
28
Menurut Permenkes jenis hidangan makanan yang beragam dimaksudkan untuk
1) Makanan pokok
2) Lauk pauk
Yang dimaksud lauk pauk menurut sumbernya yaitu dari kandungan protein
hewani antara lain : Ikan, telur, unggas, daging, susu dan protein nabati antara lain
Menurut kandungan Lemak, kelompok lauk pauk dibagi atas rendah lemak (cumi –
cumi, daging ayam, daging kerbau, daging sapi, gebus kering dll), lemak sedang
(bakso, ginjal sapi, telur ayam, telur bebek. Usus babi,dll), serta tinggi lemak
3) Sayuran
(1) Golongan A
(2) Golongan B
Kandungan zat gizi per porsi (100 gram) adalah: 25 Kkal, 5 gram karbohidrat, dan
1 gram protein. Seperti wortel, brokoli, terong, kacang panjang, touge, jagung
29
(3) Golongan C
Kandungan zt gizi per porsi (100 gram) adalah : 50 Kal, 10 gram karbohidrat, dan
4) Buah-buahan
Buah yang berwarna dan dapat dikonsumsi seperti alpokat , anggur , apel merah ,
apel malangbelimbing, bleweh, duku, pisang, melon, jambu air, jambu biji
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Namun pengukuran konsumsi makanan tidak akurat dalam
penentuan status gizi hanya dapat digunakan sebagai bukti awal atau skrining awal
Salah satu pengukuran konsumsi makanan yaitu dengan metode Food Recall
30
Langkah dalam pelaksanaan food recall 24 jam (Supariasa, 2012 dalam Asmawati,
2018) yaitu :
atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga URT
dalam kurun waktu 24 jam lalu. Kemudian petugas melakukan konversi dari
2. Menganalisis bahan makanan ke dalam energi dan zat gizi dengan menggunakan
Sistematika waktu dimulai dari sarapan, selingan, makan siang hingga makan
malam. Menurut Arin (2020) estimasi URT dalam metode recall 1x24 jam
cendrung lebih efektif dibandingkan estimasi food photograph. Dari hasil recall 24
jam akan diperoleh asupan kalori dan zat gizi lainnya yang di konsumsi. Kemudian
BB.sehingga diperoleh hasil presentase kecukupan energi dan zat gizi. Hasil
yaitu :
b) Normal : 90%-120 %
31