TINJAUAN PUSTAKA
6
sepuluh hari yang bertujuan untuk menghindari kebosanan pada konsumen
dalam mengonsumsi makanan yang sejenis secara berulang. Syarat menyusun
menu yang perlu dilakukan meliputi memerhatikan variasi bahan makanan yang
digunakan, musim bahan makanan, variasi rasa makanan, warna makanan,
aroma, tekstur, dan konsistensi makanan, serta kemampuan juru masak yang
memadai untuk mengejar waktu makan yang tepat.
7
bergantung pada cara menarik konsumen sebanyak-banyaknya dan
manajemennya harus dapat bersaing dengan penyelenggaraan makanan
yang lain.
8
1. Penyelenggaraan Makanan pada Pelayanan Kesehatan
a. Kebutuhan bahan makanan sangat dipengaruhi oleh jenis diet pasien dan
jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah pasien
b. Standar makanan ditetapkan khusus untuk kebutuhan orang sakit sesuai
dengan kebijakan rumah sakit
c. Frekuensi dan waktu makan, macam pelayanan dan distribusi makanan
dibuat sesuai dengan peraturan rumah sakit
d. Makanan yang disajikan meliputi makanan yang lengkap untuk kebutuhan
satu hari dan makanan selingan
e. Dilakukan dengan menggunakan kelengkapan secara fisik, peralatan,
dan sarana penunjang lain sesuai dengan kebutuhan orang sakit
f. Menggunakan tenaga khusus di bidang gizi dan kuliner yang kompeten
9
kurang mampu. Namun kebutuhan makanan di sekolah lambat laun menjadi
kebutuhan semua warga sekolah, sebagai akibat waktu sekolah yang cukup
panjang ataupun anak tidak sempat makan di rumah sebelum ke sekolah
10
Karakteristik penyelenggaraan makanan asrama:
11
d. Harga makanan yang disajikan seyogyanya wajar dan tidak mengambil
keuntungan, sesuai dengan keterbatasan dana
e. Konsumen mendapata makanan 2-3 kali ditambah makanan selingan 1-
2 kali sehari
f. Makanan disediakan secara kontinu setiap hari
g. Macam dan jumlah konsumen yang dilayani tetap
h. Susunan hidangan sederhana dan variasi terbatas
12
Penyelenggaraan makanan darurat bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan individu atau kelompok yang menjadi korban bencana agar
mencapai status kesehatan yang optimal.
Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh pekerja untuk melakukan
suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau
ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk
meningkatkan taraf kesehatan pekerja sehingga tercapai tingkat
produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya. (Depkes, 2009)
13
9. Penyelenggaraan Makanan Institusi Komersial
14
C. Gizi Tenaga Kerja
1. Masalah Gizi Tenaga Kerja
a. Jam kerja yang panjang yaitu antara 8-9 jam sehari menyerap seluruh
cadangan energi dalam tubuh mereka. Lokasi pabrik yang jauh,
mengharuskan karyawan itu berangkat terburu-buru setiap pagi dan tempat
tinggal mereka agar tidak terlambat yang menyebabkan gaji mereka
dipotong. Mereka berangkat kerja sering tanpa ada makanan apapun yang
masuk ke dalam perut mereka. Jadi, mereka memulai bekerja sudah dalam
keadaan kekurangan energi
c. Waktu istitrahat yang disediakan sangat terbatas yaitu sekitar ½ atau 1 jam.
Waktu yang singkat itu digunakan untuk istirahat sejenak melepaskan lelah,
untuk makan dan lainnya. Mereka makan secara terburu buru dengan
makanan seadanya sekedar untuk menghilangkan lapar. Dalam keadaan
demikian itu adalah tidak mungkin untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka
(Adriani 2012).
15
Sedangkan menurut Depkes (2009) Faktor penyebab masalah gizi
pada pekerja antara lain yaitu :
Produktivitas kerja adalah hasil nyata yang terukur, yang dapat dicapai
seseorang dalam lingkungan kerja yang nyata untuk setiap satuan waktu.
Sungguhpun pengertian produktivitas kerja tidak sama dengan pengertian
kapasitas kerja, akan tetapi keduanya berhubungan erat. Pengertian kapasitas
kerja adalah kemampuan maksimal yang dapat dicapai seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan. Banyak penelitian yang membuktikan adanya
hubungan antara terpenuhinya kebutuhan gizi terutama kebutuhan energi, baik
terhadap produktivitas kerja maupun kapasitas kerja. Aneel Keys misalnya,
membuktikan adanya hubungan antara berat badan karyawan dengan
kapasitas kerjanya. Apabila berat badan 10% dari berat badan seharusnya,
maka kapasitas kerja akan turun 10% dibawah kapasitas kerja yang
seharusnya. Jika berat badan 15% di bawah berat badan seharusnya, maka
kapasitas kerja akan menurun sampai 50% di bawah kapasitas seharusnya
(Adriani, 2012).
16
seimbang dapat memperbaiki status gizi, meningkatkan ketahanan fisik,
meningkatkan produktivitas dan menambah pendapatan.
3. Gizi Seimbang
17
Menurut (Depkes) 2009 berdasarkan fungsinya, zat gizi dikelompokkan
menjadi:
a. Sumber zat tenaga atau energi , terdiri dari karbohidrat dan lemak
b. Sumber zat pembangun, yaitu protein .
c. Sumber zat pengatur terdiri dari vitamin, mineral dan air.
1) Karbohidrat
2) Protein
18
3) Lemak
Lemak terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan (Iemak hewani)
dan yang berasal dari tumbuhan (Iemak nabati). Lemak hewani contohnya:
keju , mentega, lemak daging (sapi/kambing). Contoh lemak nabati: minyak
sawit, minyak kelapa, margarin, minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak
jagung.
4) Vitamin-vitamin
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin B
kompleks dan vitamin C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D,
E, K).
Vitamin C
5) Mineral
Mineral dapat diperoleh dari tumbuhan, hewan dan alam sekitar. Mineral
dikelompokkan menjadi dua yaitu mineral makro dan mineral mikro. Contoh
mineral makro kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), natrium (Na),
khlor (CI), dan magnesium (Mg). Sedangkan contoh mineral mikro adalah
19
besi (Fe), iodium (I), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), molybdenum
(Mo), cobalt (Co), chromium (Cr), silikon (Si), selenium (Se), dan fluor (F).
20
berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat berbahaya, dan tidak
mengandung cemaran pestisida, jamur dan bahan lain yang membahayakan
tubuh (Depkes, 2009).
a. Pemenuhan asupan gizi sesuai dengan jenis pekerjaan, jenis kelamin dan
kondisi khusus (hamil, menyusui, lembur dan sa kit) serta faktor risiko lainnya
di tempat kerja.
b. Penyediaan makanan bergizi di tempat kerja sebaiknya menggunakan
pangan lokal yang mudah didapat dan harganya terjangkau.
c. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus untuk mengetahui status
gizi pekerja.
d. Intervensi dengan deworming (pemberian obat cacing), pemberian tablet
besi dan pemberian obat lainnya sesuai dengan indikasi yang terjadi pada
pekerja.
e. Penyuluhan gizi bagi karyawan dan keluarganya.
f. Motivasi tentang upaya perbaikan gizi pekerja kepada pengurus, pimpinan
perusahaan dan organisasi pekerja.
g. Institusi lintas sektor yang berkaitan dengan ketenagakerjaan perlu
dilibatkan secara aktif dalam upaya ini (Depkes, 2009).
21
tersebut, dapat dilakukan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan
rumus sebagai berikut (Depkes, 2009):
Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang pekerja dapat
digunakan untuk menentukan lamanya kemampuan melakukan pekerjaan
sesuai dengan kapasitas kerjanya . Semakin berat beban kerja, sebaiknya
semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan
fisiologis yang berarti atau sebaliknya. Pengelompokan aktivitas atau beban
kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja mengacu
pada FAO/WHO (1985) yang dimodifikasi (WNPG VIII , 2004) sebagaimana
dapat dilihat pada tabel berikut (Depkes, 2009):
Tabel 2.2 Tabel Pengelompokan Aktivitas pada Perempuan dan Laki - Laki
Kelompok Aktivitas Jenis Kegiatan Faktor Aktivitas
Ringan 75% dari waktu yang
Laki – Laki digunakan adalah untuk 1.58
Perempuan duduk atau berdiri dan 1.45
25% untuk kegiatan
berdiri dan berpindah
(moving).
Sedang 25% waktu yang
Laki – Laki digunakan adalah untuk 1.67
Perempuan duduk atau berdiri dan 1.55
75% adalah untuk
kegiatan kerja khusus
dalam bidang
pekerjaaannya.
22
Berat 40% dari waktu yang
Laki – Laki digunakan adalah untuk 1.88
Perempuan duduk atau berdiri dan 1.75
60% untuk kegiatan
kerja khusus dalam
bidang pekerjaannya .
(Sumber: Prosiding WNPG VIII, 2004)
a. Beban kerja ringan: aktivitas kantor tanpa olahraga, aktivitas fisik yang tidak
menguras tenaga seperti, duduk memotong kedua ujung batang rokok (pada
perempuan), berdiri di depan mesin memasukkan seng ke dalam mesin
pembuat tutup kaleng (pada laki-Iaki)
b. Beban kerja sedang: bekerja dimana harus naik turun tangga, olahraga
ringan, pekerjaan rumah tangga seperti, berdiri mengisikan batang korek api
ke dalam kotak (pada perempuan), mengambil kotak berisi pentul korek api
& berjalan memindahkannya ke tempat sekitar mesin (pada laki-Iaki)
c. Beban kerja berat: pekerjaan lapangan seperti, pekerjaan kuli bangunan,
driller, memecah batu (pada perempuan), berdiri mengangkat balok kayu
dan memasukkannya ke dalam mesin (pada laki-Iaki)
a. Usia dengan bertambahnya umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih
rendah untuk tiap kilogram berat badannya.
b. Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan): makin besar ukuran tubuh , semakin
besar kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi ditentukan terutama oleh
komponen lemak dari berat badan.
c. Jenis kelamin: kebutuhan zat gizi antara laki-Iaki dan perempuan dewasa
berbeda, terutama disebabkan oleh perbedaan komposisi tubuh (komponen
lemak dan non-Iemak) dan jenis aktivitasnya.
23
Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu:
D. Menu
1. Definisi Menu
24
Sedangkan menurut Almaitser (2009) menu adalah susunan makanan
yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari. Kata
“menu” bisa diartikan “hidangan”. Misalnya menu/hidangan makan pagi berupa
roti isi mentega dan pindakas, sari jeruk dan kopi susu. Menu seimbang adalah
menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi
yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta
pertumbuhan dan perkembangan. Kehadiran atau ketidakhadiran suatu zat gizi
esensial dapat mempengaruhi ketersediaan, absorsi, metabolisme, atau
kebutuhan zat gizi lain. Adanya saling keterkaitan atar zat-zat gizi ini
menekankan keanekaragaman makanan dalam menu sehari-hari
2. Fungsi Menu
Menurut Rotua dan Siregar (2015) fungsi menu juga sangat bergantung
pada pihak yang menggunakan menu tersebut sehingga dapat diuraikan
sebagai berikut
a. Fungsi menu bagi perusahaan, yaitu sebagai media komunikasi antara pihak
tamu dengan pihak perusahaan dengan mencamtumkan nama makanan
25
secara jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh tamu.
Selain itu, sebagai media promosi dengan mencamtumkan:
1) Fasilitas yang ada di hotel, seperti: restaurant, tempat olah raga, tempat
berenang dan rekreasi yang dapat dipromosikan baik berupa gambar
maupun tulisan
2) Makanan daerah, favorit, atau spesial.
a. Menu Statis adalah menu yang dihidangkan sama setiap hari, contohnya
“Kentucky Fried Chicken”. Menu ini dimanfaatkan oleh restoran yang
pealnggannya bergantian setiap hari, sehingga cukup puas dengan menu
yang ada
b. Menu Siklus (Cycle Menu) adalah menu yang setiap hari berubah untuk
satu periode dan bisa diulang pada periode waktu berikutnya. Misal menu
lima hari, tujuh hari atau sepuluh hari dan seterusnya. Biasanya menu ini
menu untuk kantin sekolah atau rumah sakit. Menu siklus lebih bervariasi
supaya tidak membosankan. Tetapi ada beberapa restoran yang
memanfaatkan menu statis dan menu siklus seperti menu yang tetap
setiap hari ditambah menu spesial/khusus yang tiap hari diganti dengan
catatan tidak memberatkan tenaga dapur
26
Sedangkan menurut Bakri (2018) jenis jenis menu yang digunakan
pada penyelenggaraan makanan dapat dikelompokkan seperti berikut:
27
tersebut. Selain itu juga digunakan untuk asien kelas I dan VIP pada
beberapa rumah sakit di kota-kota besar.
e. Static menu atau menu ditetapkan (fixed menu) atau Basic Menu
Menu statik atau menu yang ditetapkan atau menu dasar adalah menu
yang sudah ditentukan untuk digunakan pada suatu institusi. Biasanya
digunakan pada institusi yang bersifat komersial, khususnya apabila
menu tersebut menjadi ciri khas dari institusi tersebut. Menu ini biasanya
dibuat untuk konsumen yang kesulitan dalam menentukan menu yang
akan dipesan atau diinginkannya, seperti pada anak-anak, manula,
jamuan makan, tempat pertunjukan dan arena olahraga. Tipe menu ini
dapat berupa menu siklus, atau menu pilihan, atau menu dalam satu
paket, yang sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh pihak penyelenggara
makanan.
3. Pola Menu
28
yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang
sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan
perbaikan sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan (Almatsier, 2003)
c. Hidangan berupa sayur mayur. Biasanya hidangan ini berupa makanan yang
berkuah karena fungsi makanan ini sebagai pembasah nasi agar mudah
ditelan. Hidangan sayur-mayur dapat lebih dari satu macam masakan,
biasanya terdiri dari gabungan masakan berkuah dan tidak berkuah.
29
4. Perencanaan Menu
Menurut Minantyo (2011) segala sesuatu akan menjadi lebih baik bila
direncanakan lebih dahulu. Dalam merencanakan menu ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan, yaitu:
a. Keuangan
Berapa banyak uang yang disediakan akan menentukan mewah/mahal
tidaknya menu yag kita susun atau kita jual
b. Jenis Usaha
Bila kita membuka usaha Jasa Boga, maka jenis usaha harus selalu diingat.
Restoran dengan menu khas daerah, Restoran China dengan pelayanan
yang cepat, Warung Sederhana, Restoran mewah, hotel, masing masing
perlu penanganan yang berbeda.
c. Macam Hidangan
Penyusunan menu harus mengetahui macam-macam hidangan yang sesuai
dengan waktu maknnya, misalnya menu Breakfast, Lunch, Snack, menu
Tradisional, menu Oriental, menu Kontinental.
d. Teknik Memasak
Perlu ada kombinasi antara hidangan yang sukar diolah (waktunya lama)
dengan hidangan yang mudah memasaknya (cepat). Kemampuan juru
masak sangat penting dan menentukan sehingga kualitas makanan dapat
terjamin.
e. Peralatan Dapur
Perlu dipertimbangkan peralatan yang ada di dapur karena akan
menentukan jenis makanan yang dapat dimasak.
f. Musim
Harga bahan makanan sangat tergantung pada musim, terutama untuk
buah-buahan, dan jenis sayuran, serta jenis ikan. Sebaiknya kita pilih bahan
30
makanan yang sedang musim, karena mudah di dapat, kualitas prima, dan
harganya memadai. Pada waktu musim panas, hujan, dingin, atau hari-hari
besar tertentu, perencanaan menu juga harus diperhatikan.
5. Standar Porsi
Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam
jumlah bersih pada setiap hidangan. Porsi yang standar harus ditentukan untuk
semua jenis makanan dan penggunaan peralatan seperti sendok sayur,
centong, sendok pembagi harus distandarkan (Mukrie, 1996).
31
Tabel 2.3 Standar Porsi Sehari Berdasarkan Kandungan Energi (Dalam
Satuan Penukar)
Golongan Kandungan energi (kkal)
No Bahan
1500 1700 2000 2200 2500 2800 3000
Makanan
1. Nasi 3p 4p 5p 6p 7p 8p 9p
2. Daging 3p 3p 3p 3p 3p 4p 4p
3. Tempe 3p 3p 3p 3p 3p 3p 3p
4. Sayur 2p 2p 2p 2 ½p 2 ½p 2 ½p 2 ½p
5. Buah 3p 3p 3p 2p 2p 2p 2p
6. Minyak 4p 4p 6p 6p 8p 8p 8p
7. Gula 1p 1p 2 ½p 3p 4p 5p 6p
(Sumber: Almaitser, 2009).
Keterangan:
1. Nasi dan penukar : 1p = 100g
2. Daging dan penukar : 1p = 50g
3. Tempe dan penukar : 1p = 50g
4. Sayur dan penukar : 1p = 100g
5. Buah dan penukar : 1p = 100g
6. Minyak dan penukar : 1p = 5g
7. Gula dan penukar : 1p = 10g
1. Definisi Biaya
32
Biaya penyelenggaraan makan terdiri dari berbagai biaya belanja. Biaya
belanja dalam penyelenggaraan makanan yang diperhitungkan adalah untuk
bahan makanan, peralatan, tenaga, dan pengeuaran lain yang disebut biaya
overhead seperti bahan bakar, air, listrik, kerusakan, sabun, pembersih, dan
lain lain (Mukrie, 1990).
Biaya adalah biaya dari barang atau jasa. Dalam perencanaan anggaran
belanja pada penyelenggaraan makanan institusi, terdapat beberapa hal yang
perlu direncanakan kebutuhan biayanya, antara lain:
33
5) Menjumlahkan biaya bahan makanan selama satu bulan untuk seluruh
kelompok. Hasil penjumlahan ini merupakan biaya total bahan makanan
selama satu putaran penuh atau satu bulan
d. Anggaran lain-lain, meliputi: untuk bahan bakar, rekening listrik, air bersih,
biaya promosi, bahan pembersih dan peralatan administrasi
34
Tabel 2.4 Persentase Pembagian Biaya Ideal Berdasarkan Tipe PMI
PMI Sosial (atau PMI Semi PMI
Macam Biaya
bersubsidi) Sosial Komersial
Biaya Bahan Makanan (Food
40-50% 80-100% 25-60%
Cost)
Biaya Tenaga Kerja (Labor
30-40% 0-20% 15-25%
Cost)
Biaya Operasional (Overhead
15-25% 0-20% 15-20%
Cost)
Laba (Profit) - - 10-15%
35
dihasilkan atau jumlah pasien yang akan dilayani makanannya.
Perhitungan biaya bahan makanan tersebut dapat dilakukan melalui 3
pendekatan. Bila instalasi gizi/unit gizi sudah mempunyai pedoman menu
dan standar resep yang lengkap untuk setiap hidangan, maka
perhitungan bahan makanan dapat dilakukan melalui perhitungan bahan
makanan dari standar resep atau dari pedoman menu. Apabila instalasi
gizi atau unit gizi belum mempunyai pedoman menu dan standar resep
yang lengkap maka perhitungan bahan makanan dapat dilakukan melalui
pemakain bahan makanan, dengan syarat instalasi gizi atau unit gizi
harus mempunyai catatan bahan makanan yang lengkap dan akurat
mengenai pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan dan
persediaan/stok bahan makanan.
36
7) Menghitung rata-rata biaya bahan makanan dengan membagi total
biaya pemakaian selama 1 bulan dengan jumlah konsumen yang
dilayani selama 1 bulan
37