TINJAUAN PUSTAKA
A. PENYELENGGARAAN MAKANAN
Penyelenggaraan makanan merupakan salah satu dari empat kegiatan pokok
yang ada di rumah sakit. Penyelenggaraan makanan merupakan suatu rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan
kapada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui
pemberian diet yang tepat, dan termasuk sampai kegiatan pencatatan, pelaporan dan
evaluasi (Depkes 2003).
Penyelenggaraan Makanan Institusi/massal (SPMI/M) adalah penyelenggaraan
makanan yang dilakukan dalam jumlah besar atau massal. Batasan mengenai jumlah
yang diselenggarakan di setiap negara bermacam-macam, sesuai dengan kesepakatan
masingmasing. Di Inggris dianggap penyelenggaraan makanan banyak adalah bila
memproduksi 1000 porsi perhari, dan di Jepang 3000-5000 porsi sehari. Sedangkan di
Indonesia penyelenggaraan makanan banyak atau massal yang digunakan adalah bila
penyelenggaraan lebih dari 50 porsi sekali pengolahan. Sehingga kalau 3 kali makan
dalam sehari, maka jumlah porsi yang diselenggarakan adalah 150 porsi sehari.
Berkembangnya kegiatan penyelenggaraan atau pelayanan makanan dalam jumlah
besar pada institusi-institusi (misalnya: asrama, pelayanan makanan anak sekolah,
restoran/rumah makan, warung dan cafe) terutama di perkotaan adalah disebabkan
oleh karena kurang tersedianya waktu untuk menyiapkan makanan bagi keluarga
karena semakin banyak para wanita yang bekerja di luar rumah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Di samping itu faktor jarak ke tempat tugas yang jauh, kesulitan dalam
perjalanan sehingga makanan yang dibawa menjadi rusak dan kemajuan teknologi
menuntut penggunaan jam kerja yang efektif bagi tenaga kerja. Oleh karena itu
keberadaan tempat pelayanan makanan di berbagai tempat sudah menjadi sangat
penting. Bahkan saat ini semakin banyak kita temukan penjaja makanan (food
vendors) yang menyediakan makanan di sepanjang jalan baik di kota maupun di
pedesaan, sehingga mempermudah setiap orang yang membutuhkan makanan setiap
saat.
Untuk dapat menyediakan makanan yang baik bagi konsumen tersebut maka dalam
pelayanan makanan, pihak penyelenggara harus menerapkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Makanan harus memenuhi kebutuhan gizi konsumen.
b. Memenuhi syarat higiene dan sanitasi.
c. Peralatan dan fasilitas memadai dan layak digunakan.
d. Memenuhi selera dan kepuasan konsumen.
e. Harga makanan dapat dijangkau konsumen
Untuk dapat memenuhi ke-5 (lima) prinsip tersebut, pengelola penyelenggaraan
makanan institusi harus merencanakan dan menetapkan terlebih dahulu, target konsumen
yang akan dilayani sehingga dapat memperhitungkan besar porsi yang akan disajikan
untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, termasuk biaya yang dibutuhkan sesuai
dengan kemampuan konsumennya dengan tetap memperhatikan mutu makanan yang
disajikan sehingga aman untuk dikonsumsi.
B. SUB SISTEM PENYELENGGARAN MAKANAN INSTITUS
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari sub sistem-sub sistem.
Sub sistem tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling tergantung satu dengan
yang lainnya dalam mencapai tujuan institusi yang telah ditetapkan. Perubahan yang
terjadi pada salah satu sub sistem akan mempengaruhi sub sistem yang lainnya dan pada
akhirnya akan berpengaruh pada tujuan institusi. Untuk itu diperlukan suatu keahlian
dalam mengkoordinasi sub sistem tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Penyelenggaraan makanan (food service) adalah sebuah sistem, tetapi juga
dapat menjadi sub sistem dari sistem yang lebih besar. Contohnya sebuah restoran atau
rumah makan atau jasa boga/katering adalah sebuah sistem yang berdiri sendiri,
sedangkan instalasi gizi adalah bagian (sub sistem) dari rumah sakit secara keseluruhan.
Sebagai suatu sistem, penyelenggaraan makanan terdiri dari sekelompok sub
sistem atau komponen-komponen yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
yaitu menyajikan makanan yang berkualitas bagi konsumennya sub sistem tersebut
terdiri dari 6 (enam) elemen meliputi: input (resourcess), thruput (process), output (goal),
control, feed back dan environtment (Perdigon, 2005). Apabila terjadi perubahan pada
salah satu sub sistem akan berpengaruh terhadap sub sistem lainnya pada food service
tersebut. Oleh karena itu, maka penyelenggaraan makanan antara satu tempat dengan di
tempat yang lainnya tidak ada yang sama, karena masing-masing memiliki karakteristik
yang berbeda antar sub sistemnya, sehingga akan berpengaruh terhadap sub sistem
lainnya. Misalnya apabila suatu penyelenggaraan makanan di satu tempat tertentu
memiliki jumlah tenaga kerja (resourcess) yang berbeda dengan di tempat lainnya, akan
mempengaruhi terhadap subsistem process, control (pengawasan) dan bahkan terhadap
out put (mutu makanan yang dihasilkan dan cara pelayanan yang diberikan). Elemen
yang termasuk sebagai input adalah meliputi 6 unsur yaitu: man (tenaga kerja), money
(biaya), material (Bahan makanan dan bahan lainnya), machine (peralatan), method
(prosedur kerja, peraturan-peraturan, standar-standar dan kebijakan institusi) dan markets
(konsumen)
Elemen process adalah sistem pengadaan (mulai dari perencanaan menu sampai
penyimpanan), produksi atau pengolahan (mulai dari persiapan sampai pemasakan), dan
sistem distribusi makanan, penerapan higiene sanitasi dan keselamatan kerja. Elemen
output (goal) adalah hasil akhir dari penyelenggaraan makanan yaitu makanan yang
bermutu dan sistem pelayanan atau penyajian makanan yang tepat dan efisien dan sesuai
dengan kondisi dan harapan dari konsumennya. Selain itu sistem informasi (feedback)
untuk pengawasan dan pengendalian serta kondisi lingkungan kerja sangat menentukan
seluruh pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan makanan
Penulis lain yaitu Marian C. Spears dan Allene G. Vaden (2006), mendeskripsikan
hal yang sama, bahwa sistem penyelenggaraan makanan terdiri dari 6 (enam) elemen.
a. Elemen Input: adalah semua sumber daya yang meliputi: human (ketrampilan
tenaga kerja), material (bahan makanan dan persediaannya), operasional (biaya,
waktu, bahan keperluan lainnya), dan facilities (tempat dan peralatan yang
dibutuhkan), yang akan digunakan untuk menghasilkan output.
b. Elemen Transformasi: adalah proses–proses perubahan yang terjadi dalam proses
dari input menjadi output, seperti halnya penerapan fungsi manajemen dan cara
kerja sama antar sumber daya yang ada.
c. Elemen Output: adalah produk dan pelayanan yang dihasilkan dari proses
transformasi input suatu sistem dan menggambarkan sejauh mana tujuan telah
dicapai, antara lain: jumlah dan kualitas menu/hidangan yang dihasilkan, kepuasan
konsumen, perhitungan biaya dan kepuasan tenaga kerja.
d. Elemen Kontrol: meliputi tujuan dan sasaran, peraturan-peraturan dan kebijakan,
prosedur-prosedur kerja, standar-standar serta program-program yang
dilaksanakan.
e. Elemen Feedback: menyediakan informasi penting untuk kelangsungan efektivitas
dari sistem dan juga menyediakan informasi untuk evaluasi atau kontrol.
f. Elemen Memory: sistem pencatatan dan pelaporan (keuangan, tenaga kerja) untuk
menyimpan dan memperbaharui data-data yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan
Klasifikasi penyelenggaraan makanan institusi berdasarkan sifat dan tujuannya,
dibagi menjadi 2 (dua) kelompok utama, yaitu: kelompok institusi yang bersifat
non atau semi komersial (service oriented) dan kelompok institusi yang bersifat
komersial (profit oriented). Kelompok institusi yang bersifat service oriented
antara lain: (1) pelayanan kesehatan, (2) sekolah, (3) asrama, (4) institusi sosial, (5)
institusi khusus, dan (6) darurat. Sedangkan kelompok institusi yang bersifat profit
oriented adalah: (1) transportasi, (2) industri, dan (3) komersial. Berdasarkan jenis
konsumennya, penyelenggaraan makanan dapat diklasifikasikan menjadi 9
kelompok institusi, antara lain:
a. Penyelenggaraan Makanan pada Pelayanan Kesehatan.
b. Penyelenggaraan Makanan Anak Sekolah/School Feeding.
c. Penyelenggaraan Makanan Asrama.
d. Penyelenggaraan Makanan Di Institusi Sosial.
e. Penyelenggaraan Makanan Institusi Khusus.
f. Penyelenggaraan Makanan Darurat.
g. Penyelenggaraan Makanan Industri Transportasi.
h. Penyelenggaraan Makanan Industri Tenaga Kerja.
i. Penyelenggaraan Makanan Institusi Komersial.
Selanjutnya akan dijelaskan menurut pengertian, sejarah, tujuan, karakteristik
pengelolaannya sesuai dengan konsumen yang dilayani dan kecenderungan
perkembangannya pada masa yang akan datang.