Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PMM – B

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT

Disusun oleh :
ISHLAH INSANI P07133118036

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Jl. Tata Bumi No. 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55293
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatakan kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 9 Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
BAB III PEMBAHASAN
A. Tujuan Penyimpanan Makanan
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan
C. Persyaratan Tempat Penyimpanan Makanan
D. Langkah-langkah Penyimpanan Bahan Makanan
E. Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan
F. Penyimpanan Bahan Makanan Kering
G. Penyimpanan Makanan Basah
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian,
ternyata memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Rumah
sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap,
pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, dan pelayanan nonmedik menggunakan
teknologi yang dapat memengaruhi lingkungan sekitarnya
.Rumah sakit fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas,
rumah sakit diharapkan dapat mewujudkan kesehatan masyarakat. Akan tetapi di dalam
fungsinya tersebut tidak sedikit permasalahan yang dihadapi. Peranan rumah sakit untuk
mempercepat penyembuhan dan pemulihan penderita sebagaimana yang diharapkan,
belum diselenggarakan secara optimal sehingga dapat menimbulkan dampak negatif.
Dampak negatif ini menjadikan tujuan utama rumah sakit memberi pelayanan yang
berkualitas tinggi bagi pasien belum dapat tercapai secara optimal, salah satu penyebab
adalah kurangnya perhatian terhadap sanitasi dan higiene rumah sakit. Salah satu diantara
sanitasi rumah sakit yang sangat penting mendapatkan perhatian adalah penyelenggaraan
makanan terutama bagi penderita yang dirawat inap, sebab kebutuhan akan makanan
merupakan kebutuhan dasar yang juga bisa berperan untuk membantu proses
penyembuhan.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi pengadaan bahan makanan,
penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan masak, penyimpanan makanan
masak dan penyajian makanan, hendaknya memperhatikan syarat higiene dan sanitasi,
mengingat permasalahan dari suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi
terhadap makanan (soediano dkk, 2009).
Untuk menghasilkan makanan yang mengandung gizi dapat memenuhi syarat
kesehatan bagi pasien yang ada dirumah sakit, maka diperlukan untuk mengelola
makanan yang sesuai dengan standar kesehatan di instalasi gizi rumah sakit. Untuk itu
dibutuhkan pengetahuan tentang higiene dan sanitasi pengo lahan makanan dan pelayanan
gizi di instalasi gizi rumah sakit.oleh karena itu pihak rumah sakit dapatmeningkatkan
manajemen pada petugas instalasi gizi, bekerja sama dengan pihak-pihak yang
bersangkutan untuk merencanakan kegiatan studi banding dan pelatihan guna
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah makanan bagi petugas
pada instalasi gizi tersebut (Depkes RI, 1994).
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini rumusan masalah yang dapat digunakan adalah:
1. Apakah pengertian dari penyimpanan bahan makanan?
2. Bagaiamana cara penyimpanan bahan maknanan yang baik?
3. Bagaimana prosedur penyimpanan bahan makanan?
4. Apa saja prinsip penyimpanan bahan makanan?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami dari pengertian penyimpanan bahan makanan.
2. Mengetahui tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik dan benar.
3. Memahami prosedur penyimpanan bahan makanan.
4. Mengetahui prinsip penyimpanan bahan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Penyimpanan bahan makanan merupakan suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas
digudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya (Depkes
RI,2007). Penyimpanan yang tepat dari makanan yaitu segera setelah bahan makanan
diterima dan diperiksa merupakan faktor penting dalam pencegahan dan pengendalian
kerusakan kualitas dari bahan makanan tersebut.
Pengetahuan dasar tentang berbagai bahan makanan mencakup berbagai aspek
seperti: jenis bahan makanan, mutu bahan makanan, cara penyimpanan dan mengolah
bahan makanan yang bertalian dengan sifat-sifat fisik bahan makanan sangat penting
karena untuk menghasilkan makanan dengan cita rasa yang memuaskan harus menggu
nakan bahan makanan yang berkua litas (Moehyi, 2003).
Fungsi dari penyimpanan bahan makanan adalah menyelenggarakan pengurusan
bahan makanan agar setiap waktu diperluka dapat melayani dengan tepat, cepat dan aman
digunakan dengan cara yang efisien. Sesuai dengan jenis barang dalam suatu proses
industri, terdapat empat jenis gudang yaitu gudang operasional, gudang perlengkapan,
gudang barang jadi dan gudang musiman. Dalam sistem penyelenggaraan makanan yang
terkait dengan bahan makanan adalah gudang operasional. Prinsip dasar dalam
penyimpanan bahan makanan adalah: tepat tempat, tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah
dan tepat nilai.
Syarat penyimpanan bahan makanan secara umum antara lain:
a. Adanya sistem penyimpanan barang,
b. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan,
c. Tersedianya kartu stock/ buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
Langkah-langkah penyimpanan bahan makanan
a. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus segera dibawa
ke ruangan penyimpanan, gudang atau pendingin ruangan,
b. Apabila bahan makanana langsung digunakan, setelah ditimbang dan diawasi
oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawa ke ruang persiapan
bahan makanan.
Untuk semua kelas rumah sakit diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan
makanan kering (gudang bahan makanan) dan ruang pendingin, serta ruang
pembeku (freezer).Luas macam dan jenisnya berbeda menurut rumah sakit
masing-masing.Freezer (pembeku) umumnya dimiliki oleh instansi yang besar
yang dimaksudkan untuk menyimpan bahan makanan dalam jangka waktu yang
agak lama(Depkes RI, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tujuan Penyimpanan Makanan

Setelah bahan makanan diterima di bagian penerimaan, secara alamiah


makanan terus mengalami proses fisiologis yang berakhir pada pembusukan. Dalam
keadaan dimana belanja makanan tidak dilakukan setiap hari, terutama untuk bahan
makanan kering, penyimpanan memegang peran penting. Dalam penyelenggaraan
makanan penyimpanan makanan memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama
penyimpangan adalah untuk mempertahankan mutu bahan dan mencegah kerusakan
sebelum dilakukan pengolahan.
Kerusakan bahan makanan terjadi karena berbagai sebab, diantaranya adalah
mikroorganisme pembusuk dan patogen. Kebanyakan mikroorganisme tersebut dapat
berkembang dengan baik pada suhu ruangan dan dapat dihambat pada suhu
refrigerator atau freezer. Kerusakan bahan makanan juga dapat terjadi karena enzim
alamiah pada makanan tersebut. Enzim-enzim pematangan yang terdapat pada buah
dan sayur menentukan laju pematangan dan pembusukan. Kerusakan pada produk
yang tidak di blansir umumnya berhubungan dengan masih aktifnya enzim tersebut.
Factor penyebab kerusakan bahan makanan lain adalah udara. Udara menyebabkan
reaksi oksidasi pada produk-produk yang mengandung lemak atau produk tepung
yang menghasilkan perubahan warna dan bau tengik.
Reaksi-reaksi kerusakan makanan atau keberadaan mikroorganisme patogen
dapat menghasilkan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Sehingga tujuan penyimpangan bahan makanan yang lain adalah untuk meningkatkan
keamanan makanan. Selain itu penyimpanan bahan makanan juga bertujuan untuk
menurunkan waste. Dalam keadaan darurat, penyimpanan tersebut juga dapat
berfungsi sebagai suplai bahan makanan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan
Agar penyimpanan bahan makanan dapat dilakukan secara optimal banyak
faktor yang harus dikendalikan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :
1. Tingkat kesegaran bahan makanan. Makanan yang akan disimpan adalah makanan
yang berkualitas baik, dalam keadaan segar, dan layak dikonsumsi. Makanan yang
sudah rusak tidak boleh disimpan karena akan menyebabkan kerusakan pada makanan
lain dan penyimpanan tidak dapat memperbaiki kerusakan.
2. Penanganan sebelum disimpan. Penanganan sebelum penyimpanan meliputi
pembersihan, penyiangan, pengemasan, dan perlakuan pendahuluanlain jka
diperlukan seperti blansing atau perendalam dalam larutan gula dan garam.
3. Kemsan yang digunakan. Kemasan yang digunakan dalam penyimpanan adalah
kemasan makanan yang aman dan dapat melindungi makanan dari pencemaran.
4. Keadaan tmpat penyimpanan : suhu,kelembapan. Setiap bahan makanan memerlukan
keadaan penyimpanan yang spesifik sesuai dengan karakteristiknya, sehingga
penyimpanan harus dilakukan pada suhu dan kelembapan yang tepat untuk
menghindari kerusakan dini.
5. Praktek penyimpanan yang baik. Praktek peyimpanan yang baik meliputi pemilihan
lokasi, peralatan, prosedur, operasional, dan pelatihan tenaga penyimpanan.
C. Persyaratan Tempat Penyimpanan Makanan
Dalam melakukan penyelenggaraan makanan, tempat penyimpanan makanan
harus direncanakan dengan baik. Tempat penyimpanan makanan merupakan bagian
yang menentukan kualitas bahan makanan yang akan diolah dan mutu produk akhir
(prinsip GIGO). Adapun persyaratan tempat penyimpanan makanan secara umum
adalah :
1. Bagian luar bangunan dan lingkungan sekitar. Tanggung jawab pengelola
penyimpanan bahan makanan meliputi bangunan ruang penyimpanan dan lingkungan
sekitarnya. Bangunan dan lingkungan sekitar harus dijaga dari sumber pencemaran
seperti air yang menggenang, sampah, debu, tanaman liar, tempat hidup serangga
pencemar dan sebagainya.
2. Desain dan kontruksi bangunan. Bangunan tempat penyimpanan makanan harus
cukup besar untuk menampung bahan makanan. Desain bangunan dibuat sedemikian
rupa sehingga menghalangi masuknya seranagga,tikus,kecoa,hewan
pengerat,kucing,dan hewan peliharaan lainnya. Penataan interior,lantai,sudut
bangunan,dan celah-celah yang terbentuk harus mudah untuk dibersihkan.
3. Prosedur operasi. Pengelola penyimpanan makanan harus menetapkan prosedur
penyimpanan yang memenuhi persyaratan sanitasi, kondisi penyimpanan, dan sarana
pendukungnya. Prosedur operasi mencakup penetapan ruang lingkup bahan makanan
yang ditangani, tujuan penyimpanan, urutan langkah penyimpanan, dan pencatatan
mutu penyimpanan seperti catatan suhu tiap shift dan laporan bahan makanan rusak
yang dibuang.
4. Pemeliharaan ruang penyimpanan dan pembuangan sisa. Prosedur pemeliharaan
ruang penyimpanan meliputi upaya untuk menjaga agar tempat penyimpanan tetap
berfungsi secara optimal. Hal ini dapat ditempuh dengan senantiasa menjaga
kebersihan tempat penyimpanan dan lingkungan sekitarnya, segera mengganti
komponen atau peralatan yang rusak, dan melakukan defrosting.
5. Peralatan pendukung untuk penyimpanan bahan makanan. Untuk mendukung proses
penyimpanan yang baik hendaknya disediakan alat-alat seperti rak-rak penyimpanan
yang memadai, tangga untuk menyimpan dan mengambil bahan yang letaknya di rak
bagian atas, troli.
6. Tempat penyimpanan kering atau segar sebaiknya dekat dengan ruang penerimaan,
tempat persiapan dan produksi, sehingga mempercepat dalam penyimpanan dan
pengeluarannya. Selain itu memudahkan keamanannya, cepat, jarak pendek,
kebutuhan waktu dan tenaga relatif kecil.
D. Langkah-langkah Penyimpanan Bahan Makanan
Langkah-langkah penyimpanan bahan makanan:
a. Setelah bahan makanan yang memenuhu syarat diterima harus segera dibawa ke
dibawa keruangan penyimpanan, gudang atau pendinginruangan.
b. Apabila bahan makanan langsung digunakan,setelah ditimbang dan diawasi oleh
bagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawake ruang persiapan bahan
makanan.Untuk semua kelas rumah sakit diperlukan ruang penyimpanan untuk
bahan makanan kering (gudang bahan makanan) dan ruang pendingin, serta ruang
pembeku (freezer). Luas macam dan jenisnya berbeda menurut rumah sakit
masing-masing.Freezer(pembeku) umumnya dimiliki oleh instansi yang besar
yang dimaksudkan untukmenyimpan bahan makanan dalam jangka waktu yang
agak lama( Utari (2009), (DepkesRI, 2003) Food labellingsemua makanan yang
mempunyai potensi bahaya, makanan siap jadi, dan bahan makanan yang telah
dipersiapkan untuk diolah 24 jam mendatang atau lebih, harus diberi label tanggal,
bulan dan tahun makanan diterima sampai bahan makanan tersebut diolah maka
label harus dibuang.
c. Perputaran bahan makanan. Untuk memastikan barang yang lebih lama harus
dipakai terlebih dahulu, atau lebih sering kita sebut dengan istilah FIFO (First
InFirst Out).
d. Membuang barang yang telah mencapai tanggal kadaluwarsa.
e. Membuat jadwal pengecekan barang. Untuk memastikan bahwa makanan yang
telah mencapai tanggal kadaluarsa harus dikosongkan dari kontainer kemudian
membersihkan dan mengisi ulang dengan bahan makanan yang baru.
f. Memindahkan makanan antar kontainer dengan cara yang benar.
g. Hindari bahan makanan dari temperatur danger zone(temperatur dimana bakteri
dapat hidup dan berkembang biak dengan cepat).
h. Mengecek temperatur bahan makanan yang disimpan dan area tempat
penyimpanan.
i. Simpan bahan makanan di tempat yang didesain untuk penyimpanan bahan
makanan.
j. Menjaga semua area penyimpanan kering danbersih.Dalam penataan/penempatan
barang, bahan makanan harus disusun peraturan, diberi tanggal penerimaan dan
setiap jenis bahan makanan diberi pembatas. Bahan makanan yang peraturannya
cepat, diletakkan dekat dengan tempat penyaluran dan sebaliknya. Bahan
makanan yang berbau tajam seperti terasi, harus dipisahkan dan tidak berdekatan
dengan bahan makanan yang mudah menyerap bau seperti tepung-tepungan.
E. Prinsip Penyimpanan Bahan Makanan
Prinsip penting dalam penyimpanan bahan makanan adalah 5T, yaitu:
a. Tepat tempat: bahan makanan ditempatkan sesuai karakteristiknya, bahan makanan
kering pada ruangan penyimpanan kering dan bahan makanan segar ditempatkan pada
ruangan penyimpanan basah dengan suhu yang tepat.
b. Tepat waktu: lama penyimpanan harus tepat sesuai jenis bahan makanan.
c. Tepat mutu: dengan penyimpanan tidak menurunkan mutu makanan.
d. Tepat jumlah: dengan peryimpanan tidak terjadi penyusutan jumlah akibat rusak atau
hilang.
e. Tepat nilai: akibat penyimpanan tidak terjadi penurunan nilai harga bahan makanan.
F. Penyimpanan Bahan Makanan Kering
Penyimpanan bahan makanan kering dapat dilakukan dengan beberapa cara
penyimpanan, yaitu suhu yang cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik,
ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab, rak-rak berjarak minimal 15
cm dari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit, rak mudah dibersihkan dan
dipindahkan, penempatan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in
first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu
(Bartono 2005).
Ruang penyimpanan kering, sering disebut gudang. Besar kecilnya gudang
tergantung pada faktor jenis dan jumlah klien, jumlah pori perhari, macam dan jenis
makanan yang harus disajikan per hari, frekuensi distribusi per hari, kebijakan
mengenai bahan makanan dan investasi yang dimiliki.
Syarat-syarat fisik serta higiene dan sanitasi ruang penyimpanan
kering/gudang :
a. Bangunan tidak lembab, cukup penerangan, bebas dari serangga dan binatang
pengerat
b. Dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang tidak mudah keropos,
mudah dibersihkan dan tidak bocor
c. Lantai dari ubin/teraso/beton dan tidak licin
d. Jendela dibuat dengan tipe dorong dan harus dilengkapi tirai yang tidak
tembus pandang. Jarak jendela dgn langit-langit 70 cm
e. Ventilasi harus baik dan sering dikontrol, cukup sirkulasi udara, bebas dari
serangga dan binatang pengerat, serta tersedia termometer untuk mengontrol
suhu.
f. Sebaiknya bahan makanan diletakkan pada rak-rak yang terbuat dari baja,
mudah digeser sehingga mudah dibersihkan, dengan jarak 16-30 cm dari
lantai, 10-15 cm dari dinding dan 30 cm dari langit-langit
g. Temperatur ruangan untuk bahan makanan kering sebaiknya 19-21 C, dan
penyimpanan bahan makanan segar 0-10 C atau bahkan dibawah 0 C.
h. Pintu keluar dan masuk barang adalah sama, untuk memudahkan pengawasan.
Petugas gudang tidak boleh terlalu oanyak (disesu-aikan dengan luas gudang).
i. Letak meja kerja penerimaan dekat dengan pintu
j. Tersedia timbangan bahanan makanan, kereta dorong, kontainer untuk tempat
bahan makanan, dan tempat cuci tangan.
G. Penyimpanan Makanan Basah
Bahan pangan basah merupakan bahan pangan yang memiliki kadar air yang
tinggi. Bahan pangan basah dapat saja memiliki Aw yang tinggi maupun Aw yang
rendah karena air dalam bahan pangan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan
yaitu
a. Air bebas, air ini terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan pori-
pori yang terdapat pada bahan.
b. Air yang terikat secara lemah, air ini terabsorbsi pada pemukaan kolloid
makromolekuler seperti protein, pektin pati, sellulosa.
c. Air dalam keadaan terikat kuat, air ini membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik
sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan
Syarat-syarat pada penyimpanan bahan makanan basah atau segar :
a. Suhu penyimpanan harus sesuai dengan jenis dan golongan bahan makanan.
b. Suhu harus dicek 2 kali sehari dan pembersihan dilakukan setiap hari.
c. Pencairan lemari es segera setelah terjadi pembekuan.
d. Semua bahan makanan yg akan disimpan harus dibersihkan dan dibungkus dalan
kontainer plastik atau kertas aluminium foil.
e. Memisahkan bahan makanan yang berbau keras dergan yg tidak berbau.

Penyimpanan dalam lemari es (suhu 0-150 C)


a. Bahan makanan dicuci dan dibungkus dengan kontainer atau plastik tertutup
sebelum disimpan dan simpan secepat mungkin
b. Beri label nama bahan makanan, jumlah, tanggal pembelian dan waktu kadaluarsa
c. Dinginkan dulu bahan makanan yang panas sebelum disimpan
d. Bahan makanan yg berbau keras (daging, ikan, ayam) harus ditutup rapat dengan
plastik dan simpan pada suhu yg benar
e. Untuk keju, mentega harus ditutup dan diletakkan pada kontainer bersih, kering,
bertutup dan steril agar mengurangi tumbuhnya bakteri

Penyimpanan beku/freezer (Suhu dibawah 0 c)


a. Hindari penyimpanan yg terlalu lama ,untuk menghindari penurunan mutu (rasa,
warna, gizi dsb).
b. Jangan simpan kembali bahan makanan yg sudah dicairkan dari freezer.
c. Lakukan pengecekan bahan makanan di freezer seiap hari, untuk melihat adanya
kerusakan kemasan, penurunan suhu dsb.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan utama penyimpangan adalah untuk mempertahankan mutu bahan dan
mencegah kerusakan sebelum dilakukan pengolahan. Kerusakan bahan makanan terjadi
karena berbagai sebab, diantaranya adalah mikroorganisme pembusuk dan patogen.
Adapaun faktor yang mempengaruhi penyimpana yaitu tingkat kesegaran bahan makanan,
penanganan sebelum penyimpanan, praktek penyimpanan dan kemasan. Tempat
penyimpanan makanan merupakan bagian yang menentukan kualitas bahan makanan
yang akan diolah dan mutu produk akhir (prinsip GIGO). Prinsip-prinsip dalam
penyimpanan bahan makanan yaitu makanan yang disimpan memiliki kualitas yang bagus
yang didapatkan dari pemasok yang ditunjuk, penyimpanan makanan dilakukan setelah
bahan tersebut diterima, bahan makanan tidak dibiarkan menunggu terutama jika ruang
penerimaan bersuhu ruangan. Jenis penyimpanan terdiri dari penyimpanan kering dan
penyimpanan basah. Penyimpanan kering bertujuan untuk makanan yang tidak mudah
rusak( non perishable food ) dan tidak memerlukan suhu penyimpanan dingin atau beku,
Sedangkan penyimpanan basah dilakukan dalam refrigerator atau freezer, khususnya
untuk bahan makanan yang diterima dalam keadaan beku, makanan disimpan dalam
freezer dan penanganan dilakukan secepat mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56949/Chapter%20II.pdf?sequence=4
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Sistem-
Penyelenggaraan-Makanan-Institusi_SC.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21139/Chapter%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai