Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tak sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik, shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda kami tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya
diakhir nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul Pengelolahan Limbah B3 Di Rumah Sakit.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalahini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Pengertian Limbah B3................................................................................................................5
B. Jenis limbah B3...........................................................................................................................5
C. Cara Menangani Limbah B3.......................................................................................................5
D. Cara Pengolahan Limbah B3......................................................................................................6
BIII PENUTUP..............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Dari
pengertian tersebut rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan
kesehatan, sebagai tempat pendidikan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat
penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari
resiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya
penyelenggaraan keshatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Selain itu rumah sakit juga tempat produksi limbah dengan jumlah besar. Limbah yang
dihasilkan oleh rumah sakit sangat beragam dan apabila tidak dikelola dengan baik dan benar
maka akan merusak lingkungan rumah sakit tersebut.
Sasaran pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagaimana menangani limbah berbahaya,
menyingkirkan dan memusnahkannya seekonomis mungkin, namun higienis dan tidak
membahayakan lingkungan. Untuk limbah yang bersifat umum, penanganannya adalah
identik dengan limbah domestik yang lain. Daur ulang sedapat mungkin diterapkan pada
setiap kesempatan. Bahan-bahan tajam yang tidak terinfeksi harus dibungkus secara baik serta
tidak akan mencelakakan pekerja yang menangani dan dapat dibuang seperti limbah umum,
sedangkan bahan-bahan tajam yang terinfeksi diperlakukan sebagai limbah berbahaya.
Limbah yang harus dipisahkan dari yang lain adalah limbah patologis dan infeksius.
Limbah infeksius beresiko tinggi perlu ditangani terlebih dahulu dalam autoclave sebelum
menuju pengolahan selanjutnya atau sebelum disingkirkan di landfill. Limbah darah yang
tidak terinfeksi dapat dimasukkan ke dalam saluran limbah kota dan dibilas dengan air,
sedang yang terinfeksi harus diperlakukan sebagai limbah berbahaya. Kontainer-kontainer
dibawah tekanan (aerosol dan sebagainya) tidak boleh dimasukkan ke dalam insinerator.
Limbah yang telah dipisahkan dimasukkan kantong-kantong yang kuat (dari pengaruh
luar ataupun dari limbahnya sendiri) dan tahan air atau dimasukkan dalam kontainer-kontainer
logam. Kantong-kantong yang digunakan dibedakan dengan warna yang seragam dan jelas,
dan diisi secukupnya agar dapat ditutup degan mudah dan rapat. Disamping warna yang
seragam, kantong tersebut diberi label atau simbol yang sesuai. Kontainer harus ditutup
dengan baik sebelum diangkut. Bila digunakan kantong dan terlebih dahulu harus masuk
autoclave, maka kantong-kantong itu harus bisa ditembus oleh uap sehingga sterilisasi dapat
berlangsung sempurna. Limbah radioaktif juga harus mempunyai tanda-tanda yang standar
dan disimpan untuk menunggu masa aktifnya terlampaui sebelum dikategorikan limbah biasa
atau limbah berbahaya lainnya.
3
Limbah dari pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori utama, yaitu limbah umum, limbah patologis (jaringan tubuh), limbah
radioaktif, limbah kimiawi, limbah berpotensi menular (infectious), benda-benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksik, dan kontainer dalam tekanan. Dari sekian banyak jenis
limbah klinis tersebut, maka yang membutuhkan sangat perhatian khusus adalah limbah yang
dapat menyebabkan penyakit menular (infectious waste) atau limbah biomedis. Limbah ini
biasanya hanya 10 – 15 % dari seluruh volume limbah kegiatan pelayanan kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dari limbah B3 ?
2. Apa saja yang termasuk limbah B3 di rumah sakit?
3. Bagaimana cara menangani limbah B3 di rumah sakit?
4. Bagaimana cara mengolah limbah B3 di rumah sakit?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui limbah B3 yang ada di rumah sakit
2. Untuk mengetahui jenis pengolahan limbah rumah sakit
3. Untuk mengetahui cara nennagani limbah B3di rumah sakit
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah limbah B3

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LIMBAH B3
Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena itu,
pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya. Sehingga secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam
kelangsungan hidup manusia serta organisme lainnya.
Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga
juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan
rumah tangga domestik diantaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen
pakaian, pembersih kamar mandi, pembersih kaca atau jendela, pembersih lantai, pengkilat
kayu, pembersih oven, pembasmi serangga dan lain-lain.

B. JENIS LIMBAH B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu limbah B3 dari
sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan
pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian dan lain-lain. Sedangkan
limbah B3 dari sumber spesifik meliputi limbah yang berasal dari proses suatu industri
(kegiatan utama). Kemudian limbah yang berasal dari sumber lain, limbah ini berasal dari
sumber yang tidak diduga, misalnya produk kadaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

C. CARA MENANGANI LIMBAH B3


Limbah bahan berbahaya dan beracun tidak dapat ditimbun begitu saja, dibakar atau
dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat menyelamatkan manusia dan
membuat hidup lain. Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih khusus daripada
limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia
sehingga tidak berbahaya atau berkurangnya daya racunnya. Setelah diolah limbah B3 masih
perlu metode pengeluaran yang khusus untuk mencegah timbulnya pencemaran. Beberapa
metode penanganan limbah B3 yang diterapkan
 Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi
Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi.
Proses pengolahan limbah B3 seaca kimia atau fisik yang dilakukan secara umum adalah
stabilitasi atau solidifikasi. Stabilitasi atau solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk
fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau komposisi pereaksi
tertentu untuk memudahkan atau menggunakan pelarutan, pergerakan, atau penyebaran
daya lalu lintas limbah sebelum dikirim. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk
proses stabilitasi atau solidifikasi adalan semen, kapur (CaOH2) dan bahan termoplastik.

5
Metode insinerasi (pembakaran) dapat diaplikasikan untuk mengurangi volume B3
namun saat melakukan perbaikan perlu dilakukan pengontrolan agar gas aman hasil
pencemaran tidak mencemari udara.
Proses pengolahan limbah B3 yang dikembangkan saaat ini cukup dikenal dengan
istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan
mikroorganisme lain untuk mendegradasi atau megurai limbah B3, sedangkan
vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengarbsorbsi dan mengakumulasi
bahan-bahan yang berasal dari tanah. Proses kedua ini sangat bermanfaat dalam
mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah
dibandingkan dengan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki
kelemahan, proses bioremediasi dan vitoremediasi merupakan proses alami yang
memerlkan waktu yang relatif lama untuk mengolah limbah B3, terutama dalam skala
besar. Selain itu, juga karena menggunakan komposisi hidup.

D. CARA PENGOLAHAN LIMBAH B3


Limbah yang harus dipisahkan dari yang lain adalah limbah patologis dan
infeksius. Limbah infeksius beresiko tinggi perlu ditangani terlebih dahulu dalam
autoclave sebelum menuju pengolahan selanjutnya atau sebelum disingkirkan di landfill.
Limbah darah yang tidak terinfeksi dapat dimasukkan ke dalam saluran limbah kota dan
dibilas dengan air, sedang yang terinfeksi harus diperlakukan sebagai limbah berbahaya.
Kontainer-kontainer dibawah tekanan (aerosol dan sebagainya) tidak boleh dimasukkan
ke dalam insinerator.
Limbah yang telah dipisahkan dimasukkan kantong-kantong yang kuat (dari
pengaruh luar ataupun dari limbahnya sendiri) dan tahan air atau dimasukkan dalam
kontainer-kontainer logam. Kantong-kantong yang digunakan dibedakan dengan warna
yang seragam dan jelas, dan diisi secukupnya agar dapat ditutup degan mudah dan rapat.
Disamping warna yang seragam, kantong tersebut diberi label atau simbol yang sesuai.
Kontainer harus ditutup dengan baik sebelum diangkut. Bila digunakan kantong dan
terlebih dahulu harus masuk autoclave, maka kantong-kantong itu harus bisa ditembus
oleh uap sehingga sterilisasi dapat berlangsung sempurna. Limbah radioaktif juga harus
mempunyai tanda-tanda yang standar dan disimpan untuk menunggu masa aktifnya
terlampaui sebelum dikategorikan limbah biasa atau limbah berbahaya lainnya.

Secara umum jenis pengolahan limbah rumah sakit adalah:


1) Limbah umum; sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-
infectious, limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan
manusia dan lingkungan. Pengolahan limbah ini tidak diperlukan pengolahan khusus, dan
dapat disatukan dengan limbah domestik. Seluruh makanan yang telah meninggalkan
dapur pada prinsipnya adalah limbah bila tidak dikonsumsi dan sisa makanan dari bagian
penyakit menular perlu di autoclave terlebih dahulu sebelum dibuang ke landfill.

6
2) Limbah patologis; terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai
binatang, darah dan cairan tubuh. Pengolahan limbah ini dilakukan dengan sterilisasi,
insinerasi, lalu dilanjutkan dengan landfilling. Insinerasi merupakan metode yang sangat
dianjurkan, kantong-kantong yang digunakan untuk membungkus limbah juga harus
diinsinerasi.
3) Limbah radioaktif; dapat berfase padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan
radionuklisida, dan dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap jaringan tubuh dan cairan,
atau analisis in-vivo terhadap organ tubuh dalam pelacakan atau lokalisasi tumor, maupun
dihasilkan dari prosedur therapetis. Bahan radioaktif yang digunakan dalam kegiatan
kesehatan/medis ini biasanya tergolong mempunyai daya radioaktivitas level rendah,
yaitu di bawah 1 megabecquerel (MBq). Limbah radioaktif dari rumah sakit dapat
dikatakan tidak mengandung bahaya yang signifikan bila ditangani secara baik.
Penanganan limbah dapat dilakukan di dalam area rumah sakit itu sendiri, dan umumnya
disimpan untuk menunggu waktu paruhnya telah habis, untuk kemudian disingkirkan
sebagai limbah non-radioaktif biasa.
4) Limbah kimia; dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya berasal dari pekerjaan
diagnostik atau penelitian, pembersihan / pemeliharaan atau prosedur desinfeksi. Bagi
limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya adalah identik dengan limbah
lainnya yang tidak termasuk kategori berbahaya. Konsep penanganan limbah kimia yang
berbahaya adalah identik dengan penjelasan sebelumnya yang terdapat dalam diktat ini
tentang limbah berbahaya. Beberapa kemungkinan daur-ulang limbah kimiawi berbahaya
misalnya :
- Solven semacam toluene, xylene, acetone dan alkohol lainnya yang dapat diredistilasi
- Solven organik lainnya yang tidak toksik atau tidak mengeluarkan produk toksik bila
dibakar dapat digunakan sebagai bahan bakar
- Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas di
laboratorium, atau didaur ulang untuk mendapatkan khromnya
- Limbah logam – merkuri dari termometer, manometer dan sebagainya dikumpulkan
untuk didaur-ulang ; limbah jenis ini dilarang untuk diinsinerasi karena akan
menghasilkan gas toksik
- Larutan-larutan pemerosesan dari radioaktif yang banyak mengandung silver dapat
direklamasi secara elektrostatis
- Baterai-baterai bekas dikumpulkan sesuai jenisnya untuk didaur-ulang seperti :
merkuri, kadmium, nikel dan timbal.
Insinerator merupakan sarana yang paling sering digunakan dalam menangani limbah
jenis ini, baik secara on-site maupun off-site; insinerator tersebut harus dilengkapi dengan
sarana pencegah pencemaran udara, sedang residunya yang mungkin mengandung
logam-logam berbahaya dibuang ke landfill yang sesuai. Solven yang tidak diredistilasi
harus dipisahkan antara solven yang berhalogen dan nonhalogen; solven berhalogen

7
membutuhkan penanganan khusus dan solven non- halogen dapat dibakar pada on-site
insinerator.
5) Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious); mengandung mikroorganisme
patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia akan
dapat menimbulkan penyakit. Katagori yang termasuk limbah ini antara lain jaringan dan
stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi
pasien yang mempunyai penyakit menular , atau dari pasien yang diisolasi, atau materi
yang berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun,
sarung tangan dan sebagainya) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita penyakit menular.
Pengolahan limbah ini memerlukan sterilisasi terlebih dahulu atau langsung ditangani
pada insinerator. Autoclave tidak dibutuhkan bila limbah tersebut telah diwadahi dan
ditangani secara baik sebelum diinsinerasi.
6) Benda-benda tajam; berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting
kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi.
Benda-benda ini mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi
atau bahan sitotoksik. Limbah ini harus dikemas dalam kemasan yang dapat melindungi
petugas dari bahaya tertusuk, sebelum dibakar dalam insinerator.
7) Limbah farmasi: berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi
yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa atau
terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan lagi. Obat-obatan yang
tidak digunakan dan masa kadaluwarsanya masih lama dikembalikan pada apotik,
sedangkan yang tidak terpakai dan sudah mendekati atau sudah lewat masa
kadaluwarsanya ditangani secara khusus misalnya diinsinerasi atau di landfilling atau
dikembalikan ke pemasok.
8) Kontainer-kontainer di bawah tekanan; berupa tabung yang mengandung gas dan aerosol
yang dapat meledak bila diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan karena kecelakaan
(tertusuk dan sebagainya). Pengolahannya dengan cara landfilling atau didaur-ulang.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif
terhadap masyarakat sekitar tetapi juga mingkin dampak negatif berupa cemaran akibat proses
kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolahan yang benar. Pengelolahan limbah
rumah sakit yang tidak benar memeicu resiko terjadinya penular penyakit dari pasien ke
pasien lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung ruma sakit. Oleh karena itu
Sasaran pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagaimana menangani limbah berbahaya,
menyingkirkan dan memusnahkannya seekonomis mungkin, namun higienis dan tidak
membahayakan lingkungan.
Limbah dari pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori utama, yaitu limbah umum, limbah patologis (jaringan tubuh), limbah
radioaktif, limbah kimiawi, limbah berpotensi menular (infectious), benda-benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksik, dan kontainer dalam tekanan. Dari sekian banyak jenis
limbah klinis tersebut, maka yang membutuhkan sangat perhatian khusus adalah limbah yang
dapat menyebabkan penyakit menular (infectious waste) atau limbah biomedis. Limbah ini
biasanya hanya 10 - 15 % dari seluruh volume limbah kegiatan pelayanan kesehatan.

B. SARAN
1. limbah harus dikelola dengan baik dengan cara memisahkan limbah padat dan cair, dan
membuangnya di tempat yang sudah ditentukan.
2. Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar petugas rumah sakit dalam
mengolah limbah agar lebih memperhatikan cara atau teknik-teknik dalam mengolah
jenis limbah yang ada di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://environment-indonesia.com/training/pengelolaan-limbah-b3-rumah-sakit/
https://logamjaya.co.id/pengertian-contoh-serta-sifat-dan-karakteristik-limbah-b3/
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/tata-cara-pengelolaan-limbah-b3-31
https://environment-indonesia.com/training/cara-mengolah-dan-menangani-limbah-b3-dengan-
benar/

10

Anda mungkin juga menyukai