Disusun Oleh :
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BABI PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. INPUT5
Tenaga Kerja 5
Dana 5
Fasilitas 5
Bahan makanan 7
Metode dan Pasar/ konsumen 9
B. PROSES 12
Penyusunan Standar Gizi 12
Penyusunan Anggaran 15
Perencanaan Menu 19
Penyusunan Kebutuhan Bahan Makanan 27
Pembelian Bahan Makanan 28
Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan 30
Pendistribusian Bahan Makanan 31
Persiapan 31
Pengolahan dan distribusi makanan 24
Pengawasan penyelenggaraan jasa makanan 32
Pencatatan dan pelaporan serta evaluasi penyelenggaraan makanan 32
C. Output
Syarat Gizi 33
Standar Sanitasi dan Aman di konsumsi 35
HACCP (contoh satu masakan) 35
Feedback 35
Kontrol 35
Higiene Sanitasi di Institusi Penyelenggaraan Makanan 39
A. Kesimpulan 44
B. Saran 44
Daftar Pustaka 45
2
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang melaksanakan upaya-upaya kesehatan melalui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang paripurna, terpadu dan berkualitas. Salah satu pelayanan kesehatan
di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang dilakukan oleh instalasi gizi dalam bentuk kegiatan penyelenggaraan
makanan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan penyakit. (Soediono, 2009).
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh
pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap
keadaan gizi pasien. Keadaan pasien yang semakin buruk, sering terjadi karena tidak tercukupinya kebutuhan
zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya
kekurangan gizi (PGRS, 2013).
Fungsi pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistim pelayanan gizi rumah sakit dengan
memperhatikan aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh
untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit (PGRS, 2013). Penanganan
makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan penyakit yang disebut foodborne disease, yaitu gejala penyakit
yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan/senyawa beracun atau organisme pathogen
(Yuliarti, 2007)
Penyelenggaran makanan RS merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan
penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan,pelaporan serta evaluasi. Penyelenggaraan
makanan dilaksanakan bukan hanya di rumah sakit, tetapi juga di institusi lain seperti hotel, panti asuhan,
asrama haji, dan asrama lainnya, katering umum & khusus, dan lain-lain dengan menggunakan suatu cara
untuk membantu dan mempercepat proses penyembuhan pasien (di rumah sakit) serta memberikan kepuasan
kepada konsumen intitusi lain). Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan
pasien di rumah sakit yaitu dengan memberikan selera makan konsumen yang aman untuk dikonsumsi
(institusi lain).BAB
Manajemen makanan Institusi pada hakekatnya adalah penyelenggaraan makanan dalam jumlah yang
besar. Ukuran “besar” yang dimaksud minimal 50 porsi yang dibuat secara masal sampai dengan 5000 porsi
3
untuk satu periode waktu makan. Makanan Institusi dibutuhkan oleh golongan masyarakat yang berada di
dalam organisasi tertentu – dari golongan yang heterogen maupun yang homogen, yang tinggal untuk
sementara secara rutin dalam institusi tertentu, minimal dalam kurun 5 – 10 jam setiap harinya.
Menu yang seimbang, bervariasi dan sesuai dengan kecukupan atau kebutuhan gizi menjadi hal yang perlu
diperhatikan dalampenyelenggaraan makanan massal di institusi. Menu untuk makanan institusi dibuat
umumnya berdasarkan rotasi menu dalam jarak 3+1 hari yang bertujuan Untuk menghindari kebosanan pada
konsumen dalam mengkonsumsi makanan yang sejenis secara berulang. Syarat menyusun menu yang perlu
dilakukan meliputi memerhatikan variasi bahan makanan yang digunakan, musim bahan makanan,variasi rasa
masakan, warna makanan, aroma, tekstur, dan konsistensi makanan,serta kemampuan juru masak yang
memadai untuk mengejar waktu makan yang tepat.
Terdapat persamaan dan perbedaan jenis makanan yang diproduksi di rumah sakit, terutama untuk pasien
dalam masa pengobatan (kuratif), dan institusi lain. Pada institusi lain,jenis makanan yang disajikan sesuai
dengan pilihanatau pesanan konsumen sehingga penyelenggara harus memerhatikan aspek kepuasan yang
maksimak untuk konsumen. Oleh sebab itu, untuk setiap institusi diperlukan tenaga professional sesuai dengan
kompetensi ketenagaan misalnya ahli gizi di rumah sakit atau institusi lain, chef yang berpenglaman dihotel,
catering atau institusi lain.
Pada sebuah penyelenggaraan makanan diperlukan manajemen system penyelenggaraan yang baik dan
benar sesuai ketentuan yang berlaku, agar dapat membeikan kepuasan bagi konsumen. Dengan diadakannya
observasi langsung ke lapangan intitusi, diharapkan mahasiswa dapat menganalisis dan mengevaluasi
manajemen system penyelenggaraan makanan pada institusi tersebut.
1.2 TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui sistem penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Bersalin
Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagian yang dilakukan di instalasi gizi mulai dari input, proses, dan output.
b. Mengetahui feedback dan evaluasi dari Rumah Sakit Bersalin.
c. Mengetahui sistem pelayanan yang diberikan pada Rumah Sakit Bersalin
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. INPUT
1. Tenaga kerja :
Tenaga kerja gizi yang bekerja di rumah sakitbersalin ada pimpinan pelayanan gizi, master koki, juru
masak, petugas penerima bahan makanan, petugas penyimpanan bahan makanan, petugas kebersihan, petugas
pelaksana gizi ruangan, petugas pengawas, tenaga jasaboga, logistik,dan tenaga kerja manajemen atau
administrasi. Semua petugas diberikan tanggung jawab masing masing untuk melakukan tugasnya. Sebelum
melakukan tugasnya mereka diberikan perintah atau aturan untuk menjaga sanitasi individu dengan beberapa
persyaratan yang sudah ditetapkan seperti mengecek kondisi kesehatan, menjaga kebersihan diri, kebiasaan
mencuci tangan, menjaga perilaku saat melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan, penampilan
pekerja yang selalu bersih, dan harus memakai APD lengkap yang telah disediakan oleh rumah sakit.
Tujuannya dilakukan aturan tersebut untuk menjaga hygiene sanitasi penjamah makanan atau pekerja sehingga
kebersihan dalam makanan akan aman, sehat, dan tidak menyebabkan kontaminasi.
2. Dana :
Dana yang didapat adalah dana yang berasal dari anggaran Rumah Sakit untuk penyelenggaraan
makanan Rumah Sakit.
3. Fasilitas:
1) Ruang konseling gizi : Di dalam ruang konseling gizi akan diberikan fasilitas berupa meja, kursi,
pencingin ruangan, dan rak untuk dokumen dokumen pasien.
2) Ruang penerimaan bahan makanan terdapat :
Timbangan
Label
Buku untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran bahan makanan
Pekerja dapat mencatat label tanggal bahan makanan diterima untuk bahan makanan yang
pemakaiannya lebih dari satu hari
Dapat memisahkan bahan makanan sesuai dengan golongan dan urutan pemakaian.
3) Ruang penyimpanan bahan makanan dibagi menjadi 2 yaitu :
Ruangan penyimpanan bahan makanan segar (basah)
Ruangan penyimpanan bahan makanan kering
Tujuan ruangan penyimpanan bahan makanan dibagi menjadi dua yaitu untuk memisahkan bahan
makanan yang berbau menyengat dengan bahan makanan yang menyerap bau, dapat menyesuaikan
suhu ruangan dengan bahan makanan, dan untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap bahan
makanan.
Dilakukan pemeriksaan bahan makanan sehingga dapat mengetahui bahan makanan apa
saja yang sudah berbau tengik
5
Melakukan pembersihan ruangan secara periodik 2 kali seminggu
Melakukan penyemprotan insektisida agar ruangan tidak terkontaminasi oleh seranga.
4) Ruang persiapan bahan makanan terdapat beberapa fasilitas seperti :
Meja kerja
Bangku kerja
Mesin pemotong
Penggiling daging
Timbangan
Beberapa talenan
Pisau
Penggiling bumbu
Bak cuci
Thawing
Freezer
Dirumah sakit tersebut telanan, pisau dipisahkan antara talenan, pisau untuk daging, talenan, pisau
untuk ikan, dan talenan, pisau untuk sayur dan buah. Tujuannya dilakukan itu yaitu untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bahan makanan dengan alat yang bersentuhan langsung.
5) Ruang pengolahan bahan makanan berlokasi dekat dengan ruang penyimpanan bahan makanan dan
ruang penyajian. Bertujuan agar pekerja mudah untuk mengambil dan menaruh makanan.
Suhu ruangannya yaitu 25-30°C
Terdapat peralatan seperti oven, kompor, pan, boiling dll
Ventilasi ruangan akan diberikan exhause fan untuk mengatur pergantian udara dan
mengeluarkan asap, bau makanan, bau uap lemak, bau air dan panas
Lantai di ruangan tersebut dibuat tidak licin agar pekerja tetap aman dan tidak terjadi
kecelakaan saat bekerja.
6) Ruang penyajian mempunyai beberapa fasilitas seperti :
Ruang penyajian dibuat berdekatan dengan ruang pengolahan
Ventilasi dan pencahayan yang cukup
Terdapat peralatan untuk menghangatkan makanan
Terdapat alat untuk mematikan serangga
Terdapat pendingin ruangan
Terdapat keranjang atau troli pengangkut makanan yang akan diantar ke pasien.
7) Ruang pencucian dan penyimpanan peralatan :
Ruang pencucian :
6
Lantai yang dipilih untuk ruangan tersbut yaitu lantai yang tidak licin sehingga tidak
menyebabkan terjadinya kecelakaan pada pekerja
Terdapat ventilasi pada ruangan
Terdapat detergen, sabun, sikat, kawat, rak untuk mengeringkan peralatan setelah dicuci
Tersedia bak cuci
Tersedia air mengalir dalam jumlah yang cukup dengan tekanan +15 psi
Terdapat rak untuk memisahkan bahan yang sedang dibersihkan dengan yang belum dicuci
Tersedia air panas untuk mencuci peralatan.
Selain itu ruang perkantoran instalasi gizi akan dibagi menjadi ruang kepala instalasi gizi, ruang
administrasi, ruang rapat dan perpustakaan.
Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang memiliki Aw sangat rendah yaitu sekitar 0,065
dimana pada Aw tersebut bakteri dan khamir sudah tidak dapat tumbuh kecuali beberapa jenis kapang yang
pertumbuhannya hanya membutuhkan kadar air yang sangat rendah. Jenis bahan makanan kering diantaranya
adalah tepung-tepungan, mie, beras, bumbu kering, aneka pasta dan beberapa penyedap rasa. Bahan makanan
kering yang dipakai untuk produksi makanan adalah yang memiliki kriteria tertentu, seperti berkualitas baik
7
dan segar, higienis dan bersih, harga dan timbangan yang jelas, cara penyimpanan yang tepat, jumlahnya dalam
persediaan, selalu ada dan stok tidak pernah kosong dan mudah dibedakan dengan barang lain.
Kerusakan bahan pangan kering misalnya pada tepung-tepungan yaitu penggumpalan, perubahan warna, dan
perubahan bau menjadi tengik. Kadar air yang sangat rendah menyebabkan bahan pangan kering bersifat lebih
awet dibandingkan dengan bahan pangan basah maupun semi basah. Penyebab kerusakan bahan pangan kering
secara umum diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah. Bahan pangan kering mudah menyerap air dan
bau. Bahan pangan kering yang disimpan pada ruangan dengan Rh tinggi akan menyerap air dari udara
menyebabkan penggumpalan. Penggumpalan ini akan meningkatkan kadar air dalam bahan tersebut dan
memicu kerusakan lain yaitu tumbuhnya mikroorganisme.
Perubahan warna pada produk kering seperti tepung-tepungan, umumnya disebabkan oleh pencoklatan non
enzimatis yaitu reaksi maillard dimana bereaksinya gula pereduksi dengan komponen asam amino
menyebabkanpenurunan nilai gizi dan penampakan yang tidak diinginkan. Pada produk susu bubuk dapat
mengalami kerusakan mutu, baik mutu fisik, kimia, organoleptik, mikrobiologi maupun biokimia dan gizi.
Faktor utama yang menyebabkan kerusakan tersebut adalah oksigen, cemaran metal, suhu penyimpanan dan
kadar air. Kerusakan mutu diantaranya berupa penyimpangan cita rasa, penurunan daya larut dan nilai gizi.
Penyimpanan bahan makanan dengan prosedur yang benar akan membuat bahan lebih awet dan dapat bertahan
dari kerusakan.Sebaliknya, penyimpanan bahan makanan dengan cara yang salah akan dapat membuat bahan
cepat rusak dan busuk. Yang dimaksud dengan penyimpanan yang benar antara lain, jenis dan alat
penyimpanan yang tepat, suhu yang seharusnya diterapkan, cara menyusun dan menempatkan barang, alat atau
wadah barang, kebersihan alat penyimpanan, penutupan atau pembungkusan bahan dan penataan barang yang
akan disimpan.
Penyimpanan bahan makanan kering dapat dilakukan dengan beberapa cara penyimpanan, yaitu suhu yang
cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik, ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab,
rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit, rak mudah dibersihkan dan
dipindahkan, penempatan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in first out) artinya
makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu.
Bahan makanan basah merupakan bahan pangan yang memiliki kadar air yang tinggi. Bahan pangan basah
dapat saja memiliki Aw yang tinggi maupun Aw yang rendah karena air dalam bahan pangan dapat dibedakan
menjadi beberapa golongan yaitu :
1. Air bebas, air initer dapat dalam ruang-ruang antar seldan inter-granular danpori-pori yang terdapat
pada bahan.
2. Air yang terikat secara lemah, air ini teradsorbsi pada pemukaan colloid makro moleculer seperti
protein, pektinpati, sellulosa. Selain itu air juga terdispersi diantara colloid tersebut dan merupakan
pelarut zat-zat yang ada dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air
bebas dan dapat dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air bebas dengan colloid tersebut
merupakan ikatan hidrogen.
3. Air dalam keadaan terikat kuat, air ini membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionic sehingga relative
sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada 0ºF. Air yang terdapat dalam
bentuk bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan bahan makanan misalnya proses
mikrobilogis, kimiawi, ensimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak (Sudarmadji,2003). Jumlah
air bebas dalam bahan pangan yang dapat digunakan oleh mikroorganisme dinyatakan dalam besaran
8
aktivitas air (Aw = water activity). Mikroorganisme memerlukan kecukupan air untuk tumbuh dan
berkembang biak.
Kadar air yang sama belum tentu memberikan Aw yang samatergantung macam bahannya. Pada kadar
air yang tinggi belum tentu memberikan Aw yang tinggi bila bahannya berbeda. Hal ini dikarenakan mungkin
bahan yang satu disusun oleh bahan yang dapat mengikat air sehingga air bebas relative menjadi lebih kecil
dan akibatnya bahan jenis ini mempunyai Aw yang rendah (Wulanriky,2011). Nilai Aw suatu bahan atau
produk pangan dinyatakan dalam skala 0 sampai 1.Nilai 0 berarti dalam makanan tersebut tidak terdapat air
bebas, sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa bahan pangan tersebut hanya terdiri dari air murni.
Kapang, khamir, dan bakteri ternyata memerlukan nilai Aw yang paling tinggi untuk pertumbuhannya.Niai Aw
terendah dimana bakteri dapat hidup adalah 0,86. Bakteri-bakteri yang bersifat halofilik atau dapat tumbuh
pada kadar garam tinggi dapat hidup pada nilai Aw yang lebih rendah yaitu 0,75. Sebagian besar makanan
segar mempunyai nilai Aw = 0,99. Pada produk pangan tertentu supaya lebih awet biasa dilakukan penurunan
nilai Aw. Cara menurunkan nilai Aw antara lain dengan menambahkan suatu senyawa yang dapat mengikat air
(Ahmadi&Estiasih,2009).
Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan
mikroba yang dinyatakan Aw yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Berbagai mikroorganisme mempunyai Aw minimum agar dapat tumbuh dengan baik,
misalnya bakteri Aw : 0,90 ; khamir Aw : 0,80-0,90 ; kapang Aw : 0,60-0,70. Untuk memperpanjang daya
tahan suatu bahan, sebagian air dalam bahan harus dihilangkan dengan beberapa cara tergantung dari jenis
bahan. Umumnya dilakukan pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat pengering buatan
(Winarno,1992).
9
Standar resep adalah resep yang sudah dimodifikasi dan dibakukan untuk menciptakan
kualitas/mutu dan porsi makanan yang relatif sama cita rasanya untuk setiap hidangan
(Palacio, 2010). Standar resep merupakan resep yang telah dilakukan proses pengolahan
berkali kali oleh panelis sehingga kualitasnya seragam dan konsisten setiap waktu. Dalam
proses persiapan harus sesuai dengan standar resep dari masing-masing hidangan yang akan
diproduksi yang mencakup ukuran atau berat bahan makanan, bumbu yang diperlukan baik
jenis maupun jumlahnya, urutan pemasakan (harus sesuai dengan SOP Pengolahan jika ada),
suhu dan waktu pemasakan, ketepatan macam dan ukuran alat yang digunakan, ketepatan
standar porsi, jumlah porsi yang dilayani, keseragaman bentuk, cara memotong bahan
makanan, cara membagi/ memorsi, cara penyajian makanan dan taksiran atau perkiraan
harga dalam porsi. Sehingga dalam aspek ini yang diperlukan adalah standar resep dan
standar porsi dari hidangan yang akan diolah.
2. Alat persiapan
Yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah ketepatan peralatan persiapan yang akan
digunakan. Peralatan yang digunakan dalam keadaan utuh, baik, kualitas terjamin, terbuat
dari bahan yang aman, ekonomis dan efektif. Misalnya talenan yang digunakan terbuat dari
bahan yang berkualitas baik, kondisinya baik dan tidak menimbulkan kontaminasi terhadap
bahan makanan yang diolah. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan talenan
yang terpisah untuk setiap bahan makanan sehingga “cross contamination” atau kontaminasi
silang antar bahan makanan bisa dihindari. Jumlah alat juga harus mencukupi untuk
menghindari keterlambatan waktu dalam mempersiapkan bahan makanan. Jika alat yang
tersedia tidak mencukupi bisa diantisipasi dengan mengatur jadwal atau waktu persiapan
bahan makanan.
3. Jadwal produksi dan distribusi makanan
Jadwal produksi dan distribusi makanan harus diperhatikan karena ini menjadi patokan
untuk jadwal persiapan bahan makanan. Sehingga perencanaan waktu harus
dipertimbangkan dengan matang.
4. Porsi
Porsi yang dimaksud disini adalah pengawasan porsi. Pengawasan porsi dibagian
persiapan penting untuk dilakukan, supaya tersedia racikan bahan makanan dan bumbu yang
tepat untuk berbagai masakan yang akan diolah sehingga jumlah makanan yang akan
disajikan ke konsumen juga tepat baik jumlah maupun jenisnya. Pengawasan porsi ini bisa
dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari jenis bahan makanan atau bumbu yang
digunakan, yaitu: a) Untuk bahan makanan atau bumbu berbentuk padat dilakukan dengan
penimbangan berat/porsi masing-masing bahan makanan atau bumbu tersebut sesuai standar
resepnya. b) Untuk bahan makanan atau bumbu berbentuk cair menggunakan gelas ukur dan
sendok ukur. c) Untuk bahan makanan atau bumbu yang sudah dibuatkan standar bisa
menggunakan “portioning model” misalnya porsi sayur dan nasi.
10
menerapkan prinsip hygiene yaitu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dengan lengkap
meliputi tutup kepala, masker, celemek, alas kaki anti selip dan pada kondisi khusus bisa
dilengkapi dengan kaca mata khusus, sarung tangan dan sebagainya. Selain itu perilaku
hygiene juga harus diterapkan misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
persiapan, sesudah dari kamar mandi/toilet, tidak berbicara selama proses persiapan, tidak
menggunakan perhiasan yang bisa membahayakan atau mengkontaminasi makanan misal
cincin, jam, bros dan lain lain, mencuci dan mengeringkan alat persiapan yang selesai
digunakan dan sebagainya.
6. Metode pengolahan
Pengolahan atau pemasakan bahan makanan adalah suatu kegiatan terhadap bahan makanan
yang telah dipersiapkan sebelumnya menurut prosedur yang telah ditetapkan dengan menambahkan
bumbu standar sesuai standar resep, jumlah konsumen yang dilayani dan ada tidaknya perlakuan
khusus. Pengolahan makanan adalah suatu proses mengubah bentuk bahan makanan dari mentah
menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya dapat menggunakan penerapan panas atau
tidak. Menurut para pakar kuliner memasak adalah suatu kegiatan atau proses pemberian panas
(application of heat) pada bahan makanan sehingga bahan makanan tersebut akan dapat dimakan
(eatable), lezat di lidah (palatable), aman dimakan (safe to eat), mudah dicerna (digestible), dan
berubah penampilannya(change its appearance). Cara pengolahan makanan yang baik dan benar
dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan makanan. Sementara cara pengolahan yang salah
dapat menyebabkan kandungan gizi dalam makanan hilang secara berlebihan.
Tujuan dari pengolahan makanan meliputi
1. Mengurangi risiko kehilangan zat gizi bahan makanan
2. Meningkatkan nilai cerna dari bahan makanan
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, aroma, rasa, tekstur, dan penampilan makanan
4. Membebaskan dari mikroorgaisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh sehingga aman untuk
dikonsumsi.
5. Meningkatkan atau menyeimbangkan zat gizi bahan makanan bila bercampur dengan bahan
makanan lain. Pengolahan makanan yang baik adalah pengolahan makanan yang mengikuti
kaidah prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik yaitu: 1. Tempat pengolahan makanan atau
dapur harus memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran 2.
Pemilihan bahan makanan (sortir) untuk menjaga mutu dan keawetan makanan 3. Peracikan
bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan, dan prioritas dalam memasak harus dilakukan
sesuai tahapan dan harus higienis dan semua bahan yang akan diolah harus dicuci dengan air
mengalir 4. Peralatan masak dan peralatan makan harus terbuat dari bahan yang aman untuk
makanan (food grade) yaitu peralatan yang aman, tidak bereaksi dengan bahan makanan dan
tidak berbahaya bagi kesehatan. 5. Higienis penanganan makanan
Dalam pengolahan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemasakan bahan
makanan antara lain:
a. Waktu
Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dibutuhkan untuk memasak. Waktu memasak
ini disesuaikan dengan bahan yang akan diolah, standar resep yang digunakan. Namun
tergantung juga dari tenaga pengolah yang menangani. Untuk mencapai mutu
11
penyelenggaraan makanan yang baik, waktu harus diperhitungkan dan dipatuhi dengan
tepat.
b. Suhu
Suhu pemasakan masing-masing masakan yang dikaitkan dengan waktu, standar resep yang
digunakan.
c. Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam pemasakan disesuaikan dengan jenis masakan. Hal ini bisa dilihat
dalam standar resep yang digunakan. Prosedur kerja secara umum bisa ditempelkan di
dinding dapur untuk memudahkan tenaga kerja melihatnya. Tujuannya agar semua kegiatan
dalam pengolahan bahan makanan terstandar untuk menghasilkan makanan dan kegiatan
yang bermutu.
d. Alat
Alat yang digunakan harus tepat, ini akan sangat membantu dalam hal waktu maupun hasil
akhir pengolahan bahan makanan. Tenaga pengolahan harus paham bagaimana
mengoperasikan alat alat yang ada di ruang pengolahan.
e. Tenaga pengolah
f. Tenaga pengolah harus mengetahui SOP pengolahan, standar-standar yang digunakan
(standar resep, standar bumbu, maupun standar porsi), waktu pengolahan, alat, penanganan
bahan makanan dsb. Untuk memenuhi persyaratan tersebut penting bagi tenaga pengolah
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan bidang kerjanya seperti
pelatihan pengolahan bahan makanan (tentang resep, metode pengolahan, standar yang
digunakan), penggunaan peralatan, hygiene sanitasi dan lain lain.
g. Hygiene sanitasi Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas, penerapan prinsip hygiene
sanitasi dalam pengolahan bahan makanan sangat diperlukan.
7. Penyimpanan
b. Pasar /Konsumen
Konsumen kami adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit dan
membutuhkan perawatan terapi melalui makanan yang sedang melalui proses pemulihan dan terdaftar pada
rumah sakit. Dengan kata lain yang konsumen kami yaitu pasien yang sedang melakukan perawatan intensisf
di Rumah Sakit.
B. PROSES
12
Dalam menghitung kebutuhan zat gizi pasien perlu melakukan identifikasi jenis kelamin, dan umur
konsumen. Umur digolongkan ke dalam kelompok umur yang sesuai dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan,berat badan, tinggi badan, aktifitas fisik, dan kondisi pasien yaitu ada tidaknya faktor stress. Pasien
di Rumah Sakit bersalin merupakan kelompok perempuan sehingga kebutuhan gizi dihitung sesuai dengan
angka kecukupan gizi yang dianjurkan AKG.
Berdasarkan tabel diatas kebutuhan gizi pasien ibu hamil di rumah sakit bersalin sebagai berikut : Energi
sebesar 223.400 kkal, protein sebesar 6.145 gram, karbohidrat sebesar 31.370 gram, Lemak sebesar 7.155
gram. Kecukupan lemak n-6 sebesar 1.206 dan kecukupan lemak n-3 sebesar 110,9.
b. Standar Makanan
13
2;2 50 + 100 2+6 0 10 + 20
150 8 0 30
Buah dan Gula 50 0 0 12
3;3 300 0 0 72
Susu 75/125/150 7 0/6/10 10
1 150 7 10 10
∑Sub Total 825 30 19 133
Karbohidrat 175 4 0 40
(313, 7-133) =
180,7 4,5 788 18 0 180
180,7/40
(825+788)= (30+18)= (133+180)=
∑Sub Total (19+0)=19
1.613 48 313
Protein Hewani 50/75/150 7 2/5/13 0
(61,45-48)=
1,9
13,45 142,5 13,3 9,5 0
13,45/7= 1,9
(1.613+142,5 (48+13,3)= (19+9,5)=
∑Sub Total 313
)= 1.775,5 61,3 28,5
Lemak 50 0 5 0
(71,55-28,5) =
43,05 8,61 430,5 0 43,05 0
43,05/5 = 8,61
(1.775,5+430 (28,5+43,05
TOTAL 61,3 313
,5) = 2.206 ) = 71,55
Kecukupan 2.206 61 72 313
c. Pola Menu
Penukar Penukar Pagi 10.00 Siang 16.00 Malam
Karbohidrat 4,5 1 2 0,5 1
Protein hewani 1,9 0,6 0,6 0,7
Protein nabati 3 1 1 1
Sayuran 4 1 1,5 1,5
Buah dan gula 3 + 3 Buah = 1 Gula = 1 Buah = 1 Gula = 1 Buah =1
Susu 1 1
Minyak 8,61 1 1 3 0,61 3
2. Penyusunan Anggaran
rincian anggaran.xlsx
Penyusunan anggaran yang kami kelola adalah melalui menu dengan siklus menu 5 + 1 yaitu sebesar
Rp 30.568.700 . lalu total anggaran tersebut di bagi 6 untuk enentukan anggaran per harinya yaitu sebesar
Rp 5.094.783. untuk menentukan anggaran makan dalam 1 bulam kami kalikan 30 menjadi sebesar Rp.
152.843.490.
14
3. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menetapkan macam,jumlah dan mutu bahan makanan
yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan makanan
rumah sakit.
Penggunaan rencana menu makanan dirumah sakit bersalin menggunakan siklus 5hari+1. Penyusunan
perencanaan menu rumah sakit bersalin dilakukan oleh petugas gizi rumah sakit.
a. Frekuensi Penggunaan Bahan Makanan
1. Karbohidrat
Bahan Makanan Frekuensi
Nasi 12x
Pasta 2x
Lontong 1x
Bubur 1x
Nasi merah 1x
Croissant 1x
Bihun 1x
2. Lauk Hewani
15
4. Sayuran
Nangka 1x
Brokoli 1x
5. Buah
6.
Bahan Makanan Frekuensi
Alpukat 1x
Pisang ambon 4x
Semangka 2x
Melon 2x
Apel 1x
Strawberry 2x
Sirsak 1x
Pepaya 2x
Naga 2x
Anggur 1x
Jeruk 3x
7. Snack
16
a. Master
Bahan Makanan Frekuensi
Puding 2x Menu
Kacang hijau 1x
Wakt Menu 6
Jenis
Macaroni Menu 1 Menu 2 1x Menu 3 Menu 4 Menu 5
u (Special)
Roti 1x
Makanan Nasi Bihun
Pagi Tepung terigu Bubur Croissant Lontong Pasta
Pokok merah 2x jagung
Ayam
Lauk Smoked
Ikan kakap Telur Ikan tuna fillet,udang,telu Telur
Hewani beef ham
r
Jamur
Lauk
shiitake,
Nabati
keju
Sayur Labu kuning, Tomat, Nangka, kacang
Bayam Sawi,kol Brokoli
jagung, bayam selada(lettuce) panjang,kol,
Buah Jus alpukat
Manis
(Kue pie Gurih
Selin Manis (Puding Manis (bubur Manis (Puding Manis
Snack susu + (Macaroni
gan 1 buah) kacang Hijau) coklat) (kue sus)
infus schotel)
water)
Maka
Makanan
n Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Pokok
Siang
Lauk
Ayam, beef,keju Daging Ayam Udang Daging Baso
Hewani
Lauk
Jamur Tofu Tofu Tempe
Nabati
Kacang
Selada,kol,worte Buncis,
Sayur Labu siam Sawi putih panjang Oyong
l toge
kol
Pisang Pisang saus
Buah Semangka Apel Jeruk Pepaya
ambon buah naga
Manis
Gurih (lumpia ( black Gurih (lemper Manis
Selin Gurih (Pisang Gurih (mini
Snack mini + teh chery cake gulung + teh (crepes
gan 2 goreng) pizza)
manis) + teh manis) coklat )
manis)
Maka
n Makanan
Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Mala Pokok
m
Lauk Daging
Daging Ayam,telur Daging Ayam Bebek
Hewani tetelan
Lauk Kacang
Jamur Tauco
Nabati almond
Selada,papri
Kol,wortel,sawi Wortel, Bokcoy, paprika
Sayur Toge, kol Kangkung ka kuning,
hijau,tomat jagung merah
timun
Buah Pisang ambon Jeruk Semangka Jus strawberry Melon Pepaya
17
siram sirsak
b. Rancangan Menu
Menu 6
Waktu Jenis Menu 1 Menu 2 Menu 3 Menu 4 Menu 5
(Special)
Makanan Spaghetti
Pagi Ketupat
Pokok Nasi merah Bihun with
Bubur Sandwich sayur
Lauk Hewani omlet goreng broccoli
manado ikan tuna ayam
Lauk Nabati bayam sayuran mushroom
panggang
Sayur ham
Jus
Buah
alpukat
Manis
Manis Manis (Kue Manis Gurih
(bubur Manis
Selingan 1 Snack (Puding pie susu + (Puding (Macaroni
kacang (kue sus)
buah) infus water) coklat) schotel)
Hijau)
Makan Makanan Nasi daging Nasi sate
Nasi Nasi tim
Siang Pokok teriyaki Nasi udang Nasi
Chicken ikan
paprika hainan bumbu tumis
Lauk Hewani cordon blue salmon
merah bali tofu
Jamur daging
Tempe
Lauk Nabati goreng giling
burger
tepung Sayur
bening Oseng
Sup
Salad kol Tumis Sup labu sawi tofu kacang
Sayur oyong
wortel Buncis toge siam panjang
bakso
kol
Pisang
Pisang
Buah semangka Apel Jeruk pepaya saus buah
ambon
naga
Manis
Gurih
Gurih ( black Gurih Manis Gurih
(lemper
Selingan 2 Snack (lumpia mini chery cake (Pisang (crepes (mini
gulung +
+ teh manis) + teh goreng) coklat ) pizza)
teh manis)
manis)
Makan Makanan Nasi Nasi
Nasi sup
Malam Pokok Nasi tumis ayam
jamur
dendeng sapi Nasi soto bokcoy panggang Salad
Lauk Hewani tetelan
ayam telur sukiyaki kecap bebek
rebus Tempe Tahu Tumis panggang
Lauk Nabati
Capcay crispy kukus kangkung
Sayur tauco
Jus Pepaya
Pisang
Buah Semangka Jeruk strawberr Melon siram
ambon
y sirsak
18
c. Penyusunan Menu
Menu 6
Waktu Jenis Menu 1 Menu 2 Menu 3 Menu 4 Menu 5
(Special)
Pagi Makanan Pokok Nasi merah Ketupat Spaghetti
Bihun
Lauk Hewani Bubur Sandwich sayur with
Omlet goreng
Lauk Nabati manado ikan tuna ayam broccoli
bayam sayuran
(kuning) (coklat) panggang mushroom
Sayur (hijau) (putih)
(kuning) ham (hijau)
Jus
Buah
alpukat
Manis
Manis Manis (Kue Manis Gurih
(bubur Manis
Selingan 1 Snack (Puding pie susu + (Puding (Macaroni
kacang (kue sus)
buah) infus water) coklat) schotel)
Hijau)
Makan
Makanan Pokok Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Siang
daging Nasi Sate
Chicken teriyaki hainan udang tim ikan
Lauk Hewani cordon blue paprika (putih) bumbu salmon
(kuning) merah bali (merah)
(coklat) (coklat) tumis
Jamur tofu
Tempe
goreng daging
Lauk Nabati burger
tepung giling
(coklat)
(coklat) (putih)
Sayur
Salad kol Tumis Sup labu Sup oyong
bening
Sayur wortel Buncis toge siam bakso
sawi tofu
(putih) (hijau) (kuning) (putih)
(hijau)
Pisang Pisang saus
Buah semangka Apel Jeruk pepaya
ambon buah naga
Manis
Gurih
Gurih ( black Gurih Manis
(lemper Gurih (mini
Selingan 2 Snack (lumpia mini chery cake (Pisang (crepes
gulung + pizza)
+ teh manis) + teh goreng) coklat )
teh manis)
manis)
Makan
Makanan Pokok Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Malam
tumis ayam
dendeng sapi bokcoy panggang
Lauk Hewani
(coklat) sukiyaki kecap
soto ayam sup jamur Salad bebek
(hijau) (coklat)
telur rebus tetelan panggang
Tahu Tumis
(kuning) (putih) (coklat)
Lauk Nabati Capcay kukus kangkun
(hijau) (kuning) g tauco
Sayur (hijau)
Pisang Jus Pepaya
Buah Semangka Jeruk Melon
ambon strawberry siram sirsak
19
4. Penyusunan Kebutuhan Bahan Makanan
a. Pengertian :
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang diperlukan dalam
kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan makanan rumah sakit. Bertujuan
untuk menyesediakan taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang ditetapkan,
dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah sakit.
b. Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan :
1. Menysusun bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan makanan apakah termasuk
dalam :
a. Bahan makanan kering dan kemasan :
Bahan makanan yang bersifat kering dan kadar airnya renda serta tidak mudah busuk.
Seperti : bawang putih, jahe, kecap ikan, minyak wijen, minyak, kemiri, kunyit, pala bubuk,
lengkuas, garam, tepung roti, merica bubuk, beras, beras ketan putih, terasi, tepung terigu,
tepung tapioca, bakso ikan, gula halus, gula pasir, minyak zaitun, bawang bombay, keju
mozzarella, roti tawar, mentega, tepung maizena, coklat bubuk, keju cheddar, kecap inggris,
saus tiram, saus tomat, cuka, saus sambal, merica hitam, madu, kerupuk merah, penyedap,
spaghetti, blackpaper, dry sherry, thyme kering, sour cream.
b. Bahan makanan basah atau segar :
Bahan makanan yang bersumber dari nabati atau hewani yang belum diolah.
Seperti : daging ayam, kaldu ayam, labu siam, buah jambu, jeruk peras, daun bawang, serai,
daun jeruk, telur ayam, tauge, kentang, seledri, tempe, bayam, labu kuning, ikan kakap fillet,
cabai merah, tomat, ikan salmon fillet, wortel, brokoli, buah pepaya, susu cair, nanas,
strawberry, tetelan, jagung, jamur, bokcoy, daging sukiyaki, tofu, daging giling, jamur kancing,
bebek, mentimun, paprika kuning, daun selada, kulit lumpia, udang, bengkuang, daun pandan,
santan, peterseli, fillet tuna, lettuce, nangka muda, kacang panjang, kol, smoked beef, jamur
shiitake.
Pengelompokan bahan makanan dapat dibagi menjadi 10 kelompok atau golongan yaitu:
a) Golongan 1 serealia, umbi-umbian dan hasil olahannya,Bahan makanan yang termasuk ke dalam kelompok
ini adalah beras, mie, jagung, kentang, roti putih, talas, tape singkong, tepung beras, tepung terigu, ubi jalur
merah, ubi jalur putih, talas, maharoni, biskuit, bihun.
b) Golongan 2 kacang kacangan dan hasil olahannya,Bahan makanan yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah emping melinjo, kacang bogor, kacang ijo, kacang kedelai, kacang panjang, kacang tanah, kecap,
kelapa, kemiri, ketumbar, oncom, tahu, touco, tempe, tepung hunkwe, wijen.
c) Golongan 3 daging dan hasil olahannya , sebagi contoh Ayam, babat, corned beef, daging sapi, daging
kambing, daging asap, otak, dendeng daging sapi, ginjal sapi, otak, usus sapi.
e) Golongan 5 ikan speerti Bawal, ikan mas, kembung, gabus, kepiting, kerang, udang, teri, pindang.
20
f) Golongan 6 sayuran seperti Bawang bombay, bawang merah, bayam, buncis, wortel, cabe, daun singkong,
ketimun, kangkung, kemangi, jamur, Daun talas, labu siam, jool, lobak, selada, terong, tomat, wortel .
g) Golongan 7 buah-buahan seperti Apel, pisang, melon, semangka, nenas, mangga, nangka, jeruk, manggis.
h) Golongan 8 susu dan hasil olahannya seperti Es krim, keju, susu sapi, tepung susu skim.
i) Golongan 9 lemak dan minyak seperti Minyak kelapa, margarin, minyak kelapa sawit, dan
j) Golongan 10 serba serbi adalah Agar-agar, kerupuk udang, gula merah, gula pasir, kecap, merica, sous
tomat, teh, terasi merah.
Bahan makanan juga dapat dikelompokan menurut sifat kering atau basahnya bahan makanan tersebut
yaitu bahan makanan kering seperti beras, gula pasir, dan tepung sedangkan bahan makanan basah seperti
daging, ayam, ikan, sayur sayuran dan buah. Pengelompokan bahan makanan ini sangat penting dalam
pembedaan tempat penyimpanan dan akan memudahkan pada saat penerimaan bahan makanan. Untuk bahan
makanan kering disimpan pada gudang penyimpanan saat penerimaan bahan makanan dari Supplier, saat ingin
digunakan bahan makanan di masukan ke dalam ruangan penyimpanan yang berada di dalam dapur dan
ruangan nya juga diatur suhunya. Untuk bahan makanan segar, langsung masuk kedalam chiller yang besar dan
dibedakan jenis chillernya sesuai suhu yang ditentukan pada setiap bahan makanan segar.
Menu 1
Waktu Menu 1 Nama Bahan BB BK
Makanan
Makan Bubur manado
Beras 150 150
Pagi ikan (kuning)
Air 1000 1000
1 batang sereh 1 1
Labu kuning 100 100
Jagung manis 75 75
Bayam 75 75
Garam 2 2
Ikan kakap 50 50
Air jeruk nipis 1 1
Merica bubuk 1 1
Cabai merah 6 6
Terasi 1 1
tomat 1 1
Minyak 1 1
Selingan 1 Pudding buah Susu kental manis 150 150
Air putih 200 200
Agar-agar plain 25 25
Nutrijel plain 25 25
Garam 1 1
21
Syrup jeruk 100 100
Buah jeruk 75 75
Buah kiwi 75 75
Buah anggur 75 75
Makan Chicken
Dada ayam 150 150
Siang cordon blue
Keju cheddar 50 50
Telur 1 1
Smoke beef 30 30
Menu 3
Wakt Nama Bahan
Menu 3 BB BK
u Makanan
Makan Sandwich
Fillet tuna 200 200
Pagi tuna
Saus tomat 2 2
Saus tiram 3 3
Kecap inggris 0,5 0,5
Merica 1 1
Garam 0,4 0,4
Gula pasir 1 1
Lettuce 100 100
Tomat 20 20
Saus sambal 25 25
Mayonnaise 25 25
Jus alpukat Alpukat 50 50
Seling Bubur
an 1 kacang Kacang hijau 150 150
hijau
Gula merah 100 100
Air 200 200
Santan 100 100
Garam 1 1
Gula pasir 2 2
Daun pandan 3 3
Jahe 2 2
Makan Nasi sate Beras 150 150
siang udang
23
bumbu bali
Udang 250 250
Kecap manis 2 2
Gula 1 1
Garam 1 1
Kaldu bubuk 2 2
Minyak goreng 1 1
Jeruk purut 5 5
Bawang putih 7
Bawang merah 5 5
Cabe merah 5 5
besar
Jahe 1 1
Sayur Sawi putih 250 250
bening
sawi tofu
Tofu 150 150
Bawang putih 2 2
Bawang merah 3 3
Cabai merah 4 4
Lengkuas 2 2
Daun salam 2 2
Garam 0,5 0,5
Gula 0,5 0,5
Kaldu bubuk 0,5 0,5
Air 300 300
Minyak 2 2
Buah Jeruk 30 30
Seling Lemper Beras ketan 250 250
an 2 gulung + putih
teh manis
Daun pandan 2 2
Santan 200 200
Garam 2 2
Minyak 2 2
Lengkuas 1 1
Serai 1 1
Daun salam 1 1
Daun jeruk 3 3
Fillet ayam 200 200
Ketumbar 1 1
Bawang merah 3 3
Bawang putih 3 3
Kemiri 1 1
Air asam jawa 1 1
Gula pasir 3 3
Teh hijau
Makan Nasi sup Beras 150 150
malam jamur
24
tetelan
Tetelan 300 300
Wortel 150 150
Margarin 2 2
Jagung manis 50 50
Kapri 30 30
Jamur merang 250 250
Air 500 500
Bawang putih 3 3
Bawang bombai 25 25
Garam 1,5 1,5
Merica bubuk 0,5 0,5
Pala bubuk 0,5 0,5
Seledri 4 4
Daun bawang 3 3
Tempe Tempe 100 100
crispy
Tepung terigu 70 70
Air 50 50
Garam 1 1
Lada 0,5 0,5
Telur ayam 3 3
Buah Jeruk 30 30
Menu 4
Waktu Menu 4 Nama Bahan BB BK
Makanan
Makan
Pagi
Menu 5
Waktu Menu 5 Nama Bahanan BB BK
Makanan
Makan Bihun goreng Bihun 200 200
Pagi sayuran
Bawang merah 5 5
Bawang putih 3 3
Telur 2 2
Caisim 3 3
Kol 5 5
Bakso
Cabai merah besar 3 3
Kecap manis 1 1
Saus tiram 1 1
Kecap asin 0,5 0,5
Garam 0,5 0,5
Merica 0,4 0,4
Air 70 70
Daun seledri 2 2
Daun bawang 2 2
Minyak 3 3
Selingan Kue sus Tepung terigu 150 150
1
Telur 8 8
Margarin 77 77
Essence vanilla 1 1
Gula pasir 75 752
Garam 0,5 0,5
Air 100 100
Susu cair 200 200
Maizena 15 15
Makan Nasi + tumis Beras 150 150
siang tofu daging
giling
Tofu 250 250
Daun bawang 2 2
Bawang putih 3 3
Bawang bombai 5 5
Jahe 1 1
Daging sapi giling 150 150
Saus tiram 1 1
Kecap manis 1 1
27
Kaldu jamur 2 2
Garam 1 1
Gula 1 1
Minyak 5 5
Buah Papaya 30 30
Selingan Crepes Tepung terigu 50 50
2 cokelat
Coklat bubuk 10 10
Telur ayam 3 3
Susu cair 100 100
Gula pasir 50 50
Papaya 100 100
Nanas 100 100
Strawberry 100 100
Air jeruk peras 5 5
Gula halus 2 2
Makan Nasi + ayam Beras 150 150
Malam panggang
kecap +
tumis
kangkung
Daging ayam 75 75
Kecap ikan 1 1
Minyak 1 1
Sereh 1 1
Daun jeruk 2 2
Air 150 150
Bawang merah 3 3
Bawang putih 3 3
Cabai merah 3 3
Merica 0,5 0,5
Tumis Kangkung 150 150
kangkung
tauco
Bawang putih 3 3
Bawang Bombay 15 25
Bawang merah 4 4
cabe merah 2 2
Lengkuas 1 1
Daun salam 2 2
Ebi 1 1
garam 0,5 0,5
Merica 0,4 0,4
Kecap 1 1
Saus tiram 1 1
Tauco 3 3
Air 50 50
Minyak 2 2
Buah Melon 30 30
28
Menu 6
Waktu Menu 5 Nama Bahan Makanan BB BK
Makan
Pagi
30
sirsak
Sirsak 250 250
Gula pasir 50 50
Penyusunan anggaran yang kami kelola adalah melalui menu dengan siklus menu 5 + 1 yaitu sebesar
Rp 30.568.700 . lalu total anggaran tersebut di bagi 6 untuk enentukan anggaran per harinya yaitu sebesar
Rp 5.094.783. untuk menentukan anggaran makan dalam 1 bulam kami kalikan 30 menjadi sebesar Rp.
152.843.490.
Penerimaan bahan makanan adalah kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat,
memutuskan dan melaporkan serta pengambilan keputusan dan pelaporan spesifikasi bahan makanan
berdasarkan pesanan pembeliaan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan
dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya. Bertujuan untuk mencukupi
ketersediaan, macam,jumlah makanan yang diterima pada waktu tertentu, tersedianya spesifikasi bahan
makanan yang sudah ditetapkan, hal ini merupakan yang harus dilakukan oleh bagian purchasing dalam
penerimaan bahan makanan. Pada saat penerimaan bahan makanan harus melewati tahapa pemeriksaan
bahan makanan sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
Penerimaan bahan makanan dimulai saat bahan makanan datang dan melakukan pemeriksaan
dengan prinsip jumlah bahan makanan yang diterima sama dengan yang tertulis dalam faktur
pembeliaan dan daftar permintaan institusi, mutu bahan yang diterima sesuai dengan spesifikasi pada
kontrak jual beli, dan harga pada faktur pembeliaan sama dengan harga penawaran bahan makanan.
31
Bahan makanan yang sesuia dengan permintaan selanjutnya disalurkan ke ruang penyimpanan dimana
bahan makanan basah langsung di simpan di bagian kitchen sedangkan bahan kering di serahkan ke
gudang untuk melakukan proses penyimpanan. Bahan makanan yang tidak sesuai dikembalikan kepada
supplaier saat itu juga dan harus kembali sebelum jam 11 siang.
33
makanan seperti kondisi bahan makanan, tanggal kadaluarsa bahan makanan, kemasan bahan makanan,
dll.
5. Tempat penyimpanan bahan makanan dirumah sakit bersalin dibagi menjadi 2 ruangan yaitu ruang
penyimpanan bahan makanan segar(basah) dan ruangan satu lagi penyimpanan bahan makanan kering.
Namun, sebelum bahan makanan dimasukkan kedalamruangan, pekerja akan melakukan pencatatan
bahan makanan yang datang sesuai dengan golongan dan tanggal kadaluarsanya, kemudian memberi
label pada bahan makanan yang pemakaiannya lebih dari satu hari, lalu bahan makanan baru dapat
masuk ke dalam ruangan dan dapat ditempatkan secara teratur menurut golongan atau urutan
pemakaian bahan makanan.
6. Persiapan bahan makanan pada rumah sakit bersalin dilakukan diruang persiapan. Pekerja akan
menyiapkan bahan makanan yang akan masuk ke ruang pengolahan untuk dimasak. Persiapan yang
dilakukan seperti mencuci bahan yang akan dimasak, megupas, memotong. Setelah bahan makanan
melalui proses tersebut barulah bahan makanan masuk ke dalam ruang pengolahan.
7. Pemasakan atau pengolahan bahan makanan dilakukan diruang pengolahan yang terletak berdekatan
dengan ruang persiapan. Tujuannya agar memudahkan pekerja dalam memberikan bahan makanan
yang sudah melalui proses persiapan. Pengolahan bahan makanan pada rumah sakit bersalin sesuai
dengan menu, siklus menu, prosedur masak yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.
8. Untuk distribusi makanan yang dilakukan rumah sakit bersalin yaitu dengan menggunakan sistem
distribusi makanan yang dipusatkan atau umumnya disebut dengan cara distribusi sentralisasi yaitu
makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan diruang produksi makanan.
8. Persiapan
Persiapan bahan makanan yaitu menyiapkan semua bahan makanan yang diperlukan sebelum
dilakukan pengolahan, proses persiapan bahan makanan yang dimaksudyaitu suatu kegiatan yang
spesifik dalam rangka mempersiapkan bahan makanan dan bumbu-bumbu sebelum dilakukan kegiatan
pemasakan yang dilakukan oleh petugas gizi rumah sakit. Dengan cara memisahkan bahan makanan
yang akan diolah antara makanan yang segar dan memenuhi syarat sebagai bahan makanan yang akan
diolah terlebih dahulu dan dilakukan pengecekkan pada ruang perawatan untuk mengetahui jumlah
pasien.
Persiapan bahan makanan pertama-tama dilakukan pemisahan bahan makanan yang akan diolah
dan yang akan disimpan, pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan ketersedian bahan makana
yang sudah dibeli sebelumnya sedangkan untuk mengetahui jumlah bahan makan yang akan dimasak
terlebih dahulu dilakukan pengecekkan pada ruang perawatan pasien.
34
(eatable), lezat di lidah (palatable), aman dimakan (safe to eat), mudah dicerna (digestible), dan berubah
penampilannya(change its appearance).
Proses pengolahan bahan makanan dilakukan oleh juru masak mulai dari membersihkan bahan
makanan seperti mencuci, memotong, sampai pada proses memasak yang diawasi oleh petugas gizi,
pengawasan dilakukan agar komposisi bumbu pada setiap jenis makanan dapat diketahui, hal tersebut
sangat penting karena terkadang juru masak tidak mengetahui kadar yang seharusnya dipenuhi terhadap
makanan pasien. Pengolahan bahan makanan dilaksanakan oleh juru masak. Semua cara pemasakan
nya diawasi terutama kebersihan pada saat proses memasak mulai dari mempersiapkan bahan yang
akan dimasak termasuk bumbu makanan
Pengawasan dilakukan oleh ka. instalasi gizi dan staf gizi, pada saat proses memasak mulai dari
mempersiapkan bahan yang akan dimasak termasuk bumbu makanan. Pada proses pembagian tugas
dalam pengolahan bahan makanan tidak ada pembagian tugas karena juru masak yang memasak bahan
makanan bertugas setiap hari dirumah sakit kecuali staf yang bertugas dan dibagi per shift.
Pemorsian di lakukan di ruang distribusi (centralisasi) dan ruangan pemorsian dibagi dua yaitu ruang
pemorsian kelas 1-VIP dan kelas 2-3. Pemorsian berdasarkan angka kecukupan gizi umum pada setiap
pasien, terkecuali bagi pasien dengan diet khusus harus sesuai dengan dietnya.
b. Distribusi makanan
Proses distrubusian dan penyajian makanan dilakukan setelah semua proses dalam pengolahan
makananselesai, selanjutnya makanan akan disajikan dalam piring, mangukun dan cangkir sesuai menu
harian.
Waktu pendistribusian makanan dilakukan pada pukul 06.00-07.00 untuk waktu makan sarapan pagi, jam
11.00-12.00 untuk makasiang dan jam 16.00-17.00 untuk makan malam. Pada proses pendistribusian
menggunakan sistem dipusatkan atau disentralisasi dimana makanan yang akan dibagikan kepasien sesuai
dengan kebutuhan perhitungan pasien dan makanan dibagikan dan disajikan dengan alat makan yang
sebelumnya sudah disiapkan di dalam prosuksi makanan.
35
kemajuan pekerja dalam melakukan penerapan kebijakan. Hasil pengawasan tersebut akan diberikan
kepada pemimpin pelayanan gizi.
Pada penyelengaraan ini pihak rumah sakit membuat makana dan pola makan untuk 5 hari dan 1 hari
sepesial atai tambahan untuk tanggal akhirbulan atau tanggal penting. Pada sistem menu yang kami buat
banyak dari pasien yang menyukai akan tetapi ada beberapa pasien yang tidak begitu menyukai ikan oleh
karena itu mereka menyisakan makanan yang mengandung protein tersebut. Jadi kami melakukan
melakukan perubahan pola untuk pola selanjutnya.
C. OUTPUT
1. Syarat Gizi
Hidup yang sehat dapat dilakukan dengan cara mencukupkan kebutuhan zat gizi harian seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Untuk memenuhi kebutuhan standar kecukupan gizi
biasanya pada setia negara memiliki angka kecukupan gizi. Pada orang indonesia Angka Kecukupan Gizi
yang digunakan adalah
Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang dianjurkan untuk
Orang Indonesia (per orang per hari)
Angka kecukupan gizi pasien Rumah Sakit Bersalin ini tidak bebrbeda dengan angka kecukupan gizi
untuk orang Indonesia pada umumnya, berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin pasien adalah 2350
kalori. Secara garis besar kecukupan gizi pasien rumah sakit dibagi dalam bebrapa kelompok
Pada standar itu kami berharap dapat memberikan pelayanan yang layak. Makanan pasien ibu bersalin ini
akan terpenuhi secara maksimal dengan memaksimalkan kebutuhan protein dan kalori yang telah ditentukan.
Hal ini dapat dialami pada pasien , makanan dapat dikatakan sudah cukup layak jija dapat dilah dengan
indikator:
a. Para pasien berpendapat bahwa masakan memiliki cita rasa yang enak, dan senang pada saat memakan
makanan.
b. Gizi makanan sudah cukup memenuhi kebutuhan para pasien.
c. Kurangnya makanan yang disisakan secara komulatif.
Adapun yang menjadi pendoman dalam keseimbangna gizi yaitu: berisikan susunan pangan sehari-hari
yang didalamnya telah termuat gizi dalam jenis, jumlah yang sesuai. Ole karena itu menyangkut hal peserdian
37
makanan bagi pasien bersalin yang akan dilaksanakan oleh pihak Rumah Sakit yang ideal sudah cukup
terpenuhi, baik dalam keadaan kualitas dan kuantitatif.
Penerapan kaidah makanan dapat dilakukan dengan memulai dari pemilihan bahan makanan sampai
penyajian makanan ke konsumen.
1. Pemilihan Bahan Makanan
2. Peyimpanan bahan makanan
3. Pengolahan bahan makanan
4. Penyimpanan makanan masak
5. Pengankutan makanan
6. Penyajian mkanan
5. Kontrol
a. SOP di Rumah Sakit Bersalin
Sebelum melakukan tugasnya pekerja di Rumah Sakit Bersaling diberikan perintah atau aturan untuk
menjaga sanitasi individu dengan beberapa persyaratan yang sudah ditetapkan seperti mengecek kondisi
kesehatan, menjaga kebersihan diri, kebiasaan mencuci tangan, menjaga perilaku saat melakukan kegiatan
38
pelayanan penanganan makanan, penampilan pekerja yang selalu bersih, dan harus memakai APD lengkap
yang telah disediakan oleh rumah sakit.
b. Untuk standar resep yang dipakai oleh Rumah Sakit Bersalin diambil dari buku resep dan majalah.
PROSEDUR
RS. Bersalin
PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SOP Ditetapkan
Direktur RS Bersalin
Tanggal terbit
dr. X
PROSEDUR
RS. Bersalin
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
39
SOP Ditetapkan
Direktur RS Bersalin
Tanggal terbit
dr. X
PROSEDUR
RS. Bersalin
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN KERING
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SOP Ditetapkan
Direktur RS Bersalin
Tanggal terbit
dr. T. Retno
40
PENGERTIAN Penyimpanan bahan makanan kering adalah
41
TUJUAN Untuk menyediakan bahan makanan dalam jumlah dan kualitas yang
baik sehingga dapat beranfaat untuk tubuh dan tidak menyebabkan
terjadinya kontaminasi.
KEBIJAKAN 3. Bahan makanan kering diperiksa kembali agar mempunyai
kualitas baik
4. Menggunakan sistem FIFO
5. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan dicatat dalam
buku
PROSEDUR 8. Pekerja menggunakan APD saat melakukan penerimaan bahan
makanan maupun saat berada di dalam ruang penyimpanan.
9. Pekerja menjaga kebersihan baik diri sendiri ataupun
lingkungan agar tidak terjadinya kontaminasi pada bahan
makanan.
10. Bahan makanan kering yang baru saja diterima atau datang dari
pemasok dicek terlebih dahulu kondisinya sesuai dengan
ketentuan dari permenkes.
11. Pisahkan bahan makanan yang kondisi bungkusnya rusak
dengan bungkus yang tidak rusak.
12. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan makanan
13. Pekerja mencatat bahan makanan yang datang ke tempat
penyimpanan sesuai dengan golongan dan tanggal
kadaluarsanya.
14. Memberi label tanggal bahan makanan diterima untuk bahan
makanan yang pemakaiannya lebih dari satu hari.
15. Menempatkan bahan makanan secara teratur menurut golongan
atau urutan pemakaian bahan makanan.
16. Memisahkan bahan makanan yang berbau menyengat di
tempat yang berbeda dengan bahan makanan yang menyerap
bau.
17. Menggunakan bahan makanan yang diterima atau didapatkan
oleh jasa boga terlebih dahulu sehingga tidak bahan makanan
tidak terbuang sia sia.
18. Pekerja melakukan pencatatan apabila adanya pemasukan dan
pengeluaran bahan makanan, selalu memeriksa dan meneliti
catatan bahan makanan secara berulang.
19. Bahan makanan yang disimpan pada tempat penyimpanan
dalam keadaan tertutup, kondisi tidak rusak, tidak terdapat
benda asing, tidak berbau tengik, tebungkus rapat dan tidak
berlubang.
20. Tempat penyimpanan bahan makanan harus dalam keadaan
kering dan dengan suhu antara 19-21°C seperti di persyaratan
yang dibuat oleh PERMENKES nomor 78.
21. Melakukan pembersihan tempat penyimpanan secara periodik 2
kali seminggu agar bahan makanan tetap terjaga kualitasnya.
22. Melakukan penyemprotan insektisida dan menjaga tempat
penyimpanan apabila terdapat lubang jendela di tempat
penyimpanan maka tutup dengan menggunakan kasa agar
serangga tidak dapat masuk kedalam tempat penyimpanan.
23. Tempat penyimpanan bahan makanan hanya boleh dibuka oleh
pegawai yang ditentukan oleh jasa bosa.
24. Tempat penyimpanan akan diberikan jadwal waktu kapan
42
ditutup dan dibukanya sesuai dengan jadwal jasa boga tersebut
melakukan proses memasak.
25. Bangunan tempat penyimpanan bahan makanan dibuat sesuai
dengan persyaratan yang diberikan oleh permenkes.
26. Tempat penyimpanan bahan makanan tidak berdekatan dengan
tempat pembuangan limbah karena dapat menyebabkan
kontaminasi ke bahan makanan.
27. Lingkungan tempat penyimpanan bahan makanan harus bersih
dan tidak kotor.
UNIT TERKAIT Instalasi Gizi
PROSEDUR
RS. Bersalin
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN BASAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SOP Ditetapkan
Direktur RS Bersalin
Tanggal terbit
dr. X
43
6. Higiene Sanitasi di Institusi Penyelenggaraan Makanan
1. Pengertian
Pada dasarnya ‘hygiene dan sanitasu’ mempunyai pengertian dan tujuan yang hampir sama yaitu untuk
mencapai kesehatan yang prima. Hygiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu. Sedangkan sanitasi adalah usaha kesehatan lingkungan lebih banyak
memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai kesehatan.
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan pada kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menggangu
atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi,selama diproses
pengolahan,penyiapan,pengankutan,penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsi kepadakonsumen.
a. Angka kuman E. Coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan dan pada minuman angka kuman E.
Coli harus 0/100 ml sampel minuman.
b. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak-banyaknya 100/cm 2 permukaan
dan tidak ada kuman E. Coli.
c. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 0C atau dalam suhu dingin
kurang dari 40 Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam suhu – 50C sampai – 10C.
d. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ± 100
e. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut :
Tabel I.8 Suhu Penyimpanan Menurut Jenis Bahan Makanan
Digunakan untuk
Jenis Bahan 3 hari atau 1 minggu atau 1 minggu atau
Makanan kurang kurang lebih
Daging, ikan,
udang dan -50C sampai -100C sampai Kurang dari
olahannya 00C -50C -100C
5. Peralatan masak
Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pegolahan makanan.
c. Penjamah Makanan
Harus sehat dan bebas dari penyakit menular.
Secara berkala minimal 2 kali setahun diperiksa kesehatannya oleh dokter yang berwenang.
Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung pengolahan makanan.dapur.
Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil.
Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya yaitu
Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup, dan bersih.
Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara untuk ruang gerak.
Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut bahan/barang kotor.
e. Penyajian Makanan
Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang dipakai harus bersih.
Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup.
Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas penghangat makanan
dengan suhu minimal 600C dan 40C untuk makanan dingin.
Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian bersih.
Makanan jadi harus segera disajikan.
Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
Pengawasan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
Pengawasan dilakukan secara :
a. Internal
Pengawasan dilakukan oleh petugas sanitasi atau petugas penanggung jawab kesehatan lingkungan
rumah sakit.Pemeriksaan paramater mikrobiologi dilakukan pengambilan sampel makanan dan minuman
meliputi bahan makanan dan minuman yang mengandung protein tinggi, makanan siap santap, air bersih, alat
makanan dan masak serta usap dubur penjamah.Pemeriksaan parameter kimiawi dilakukan pengambilan
sampel minuman berwarna, makanan yang diawetkan, sayuran, daging, ikan laut.
47
Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal dua kali dalam setahun.Bila
terjadi keracunan makanan dan minuman di rumah sakit maka petugas sanitasi harus mengambil sampel
makanan dan minuman untuk diperiksakan ke laboratorium.
b. Ekternal
Dengan melakukan uji petik yang dilakukan oleh Petugas Sanitasi Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota secara insidentil atau mendadak untuk menilai kualitas
48
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dapat disimpulkan tentang system penyelenggaran di Rumah Sakit Bersalin mulai dari Elemen yang
termasuk sebagai input adalah meliputi 6 unsur yaitu: man (tenaga kerja), money (biaya), material (Bahan
makanan dan bahan lainnya), machine (peralatan), method, prosedur kerja, peraturan-peraturan, standar-standar
dan kebijakan institusi) dan markets (konsumen). Elemen process adalah sistem pengadaan (mulai dari
perencanaan menu sampai penyimpanan), produksi atau pengolahan (mulai dari persiapan sampai pemasakan),
dan sistem distribusi makanan, penerapan higiene sanitasi dan keselamatan kerja. Elemen output (goal) adalah
hasil akhir dari penyelenggaraan makanan yaitu makanan yang bermutu dan sistem pelayanan atau penyajian
makanan yang tepat dan efisien dan sesuai dengan kondisi dan harapan dari konsumennya. Selain itu sistem
informasi (feedback) untuk pengawasan dan pengendalian serta kondisi lingkungan kerja sangat menentukan
seluruh pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan maktanan telah sesuai.
b. Saran
Disarankan rencana pemberdayaan sumber daya manusianya pada suatu rumah sakit dilakukan
berdasarkan metode ISN, sehingga dapat menghindari kekurangan tenaga kerja. Memerikan kebersihan dan
jumlah peralatan rumah sakir agar peralatan tidak ada yang kurang. Selalu mengkontrol tempat penyimpanan
dengan baik dan menjaga sanitas dengan baik.
49
DAFTAR PUSTAKA
PERMENKES No 7 Tahun 2019 Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
LIPI dan Kemenkes RI, Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Orang Indonesia, Widya Karya Nasional Pangan
dan Gizi (WNPG) X, Jakarta, 2013
Instalasi Gizi & Pusat Diabetes dan Lipid Jakarta (2012). Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) berdasarkan analisi
makanan terbaru, Jakarta
Jurnal Kesmas, Vol 10, No 1, Maret 2016. Analisis Manajemen Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) GRAHASIA
Daerah Istimewa Yogyakar
50
51