Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN BESAR

PRAKTEK KERJA LAPANGAN PELAYANAN GIZI INSTITUSI (PKL-PGI)


DI INSTALASI GIZI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Disusun Oleh:

1. AMELIA PRAMUDYAWARDANI (2015030059)


2. DUWIN MUNTHOFIAH (2015030066)

3. HASHIFAH ZAKIAH. H (2015030072)

4. JANAH MAYASARI (2015030077)

5. MUHAMMAD ALIF. N (2015030082)

6. NUR AISYIAH (2015030087)

7. RETNO DAMAR PRAMESTI (2015030091)

8. VENY ANDESTA (2015030100)


BAB I
a.LatarPenyelenggaraan
Belakang makanan di rumah sakit suatu
rangkaian mulai dari perencanaan sampai dengan
pendistribusian makanan kepada pasien dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal
melalui pemberian makanan yang tepat, meliputi
kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
(Depkes RI, 2003).

a.Tujuan Dapat memahami manajemen sistem


penyelengaraan makanan institusi di Rumah Sakit

1. Tujuan Umum : RSUD dr Soehadi Prijionegoro Kabupaten Sragen


meliputi:
-Pengorganisasian
-Ketenangaan
-sistem penyelenggaraan makanan di Rumah
Sakit
-evaluasi penyelenggaran makanan di Rumah
Sakit
-organisasi pengawasan mutu, dan
-kegiatan pengawasan mutu pada
penyelenggaraan makanan institusi.
- Menganalisis anggaran belanjaa bahan
makanan
2. Tujuan Khusus : - Menganalisis perencanaan menu.
- Menganalisis pengadaaan, penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan
- Menganalisis persiapan bahan makanan.
- Menganalisis pengolahan bahan makanan.
- Menganalisis distribusi dan penyajian
makanan.
- Menilai dapur, peralatan dan perelengkapan
dapur
- Menganalisis jumlah tenaga kerja.
- Menilai kualitas dan kuantitas makanan
yang dikonsumsi

c. Ruang Lingkup :
Waktu : 13 Mei – 15 Juni 2019.
Tempat : PKL Pelayanan Gizi Institusi
Rumah Sakit dilaksanakan di Instalasi
Gizi RSUD dr. Soehadi Prijionegoro
Kabupaten Sragen
-Dapat menganalisis anggaran belanja
d. Manfaat :
bahan makanan
-Dapat menganalisis perencanaan menu.
-Dapat menganalisis pengadaan,
penerimaan dan penyimpanan bahan
makanan
-Dapat menganalisis persiapan bahan
makanan.
-Dapat menganalisis pengolahan makanan.
-Dapat menganalisis pemorsian makanan.
-Dapat menganalisis distribusi makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tipe dan Karakteristik Pelayanan Gizi Institusi

Tipe konvensional Tipe commissary

Tipe
Tipe Ready Prepared Tipe Assembly atau Serve

Karakteristik
Sifat penyelenggaraan makanan dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua), yaitu penyelenggaraan makanan komersial dan non komersial.
Tujuan Pelayanan
Gizi Institusi
1. Menyelenggarakan asuhan gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat jalan
dan rawat inap.
2. Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya.
4. Menyelenggarakan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketenagaan

1. Jenis dan Jumlah tenaga


2. Hygiene dan Keselamatan Kerja
a. Hygiene peralatan
b. Hygiene personal
c. Pembinaan Tenaga
d. Pendidikan dan Pelatihan
berjenjang dan Berlanjut
Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu
kegiatan penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan
bahan makanan bagi client dan karyawan yang dilayani.

Perencanaa Menu

Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan


menyusun dan memadukan hidangan dalam variasi
yang serasi, harmonis yang memenuhi kecukupan
gizi, cita rasa yang sesuai dengan selera
konsumen/pasien dan kebijakan institusi.
Prosedur dan Pengadaan Makanan

Pengadaan atau penyelenggaraan makanan merupakan


rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu,
perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan
anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan
dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi
dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.
Prosedur Penerimaan Bahan Makanan
Langkah penerimaan bahan makanan adalah sebagai berikut:
1. Bahan makanan diperiksa sesuai dengan daftar pesanan (yang memuat satuan
dan jumlah volume) dan spesifikasi bahan makanan.
2. Bahan makanan basah langsung didistribusikan ke bagian pengolahan, bahan
makanan kering disimpan di gudang/ penyimpanan kering.
3. Bahan makanan yang tidak langsung dipergunakan saat itu dilakukan
penyimpanan di ruang pendingin (freezer/chiller)

Prosedur Persiapan bahan makanan

Persiapan bahan makanan adalah rangkaian kegiatan meneliti,


memeriksa, mencatat dan melaporkan bahan makanan yang diperiksa
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kontrak.
Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik , terutama dalam jumlah yang
banyak dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut. Adapun tata
cara penyimpanan bahan makan yang baik menurut hygiene dan sanitasi
sebagai berikut :
Prosedur Produksi Makanan

Pemasakan bahan makanan adalah suatu kegiatan mengubah


(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,
berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.

Prosedur Distribusi Makanan


1. Cara sentralisasi
Semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu
tempat (centralized).
2. Cara desentralisasi
Cara pendistribusian desentralisasi biasa diterapkan di
institusi yang memiliki ruang makan atau unit-unit pelayanan yang
berada pada lokasi yang berbeda
Dapur Institusi
Dapur di institusi penyelenggaraan makanan
memegang peranan yang penting, oleh sebab itu perlu
perencanaan yang matang mengenai konstruksi sarana fisik,
peralatan dan perlengkapan dapur sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kerja.

Prosedur Pengawasaan Mutu dan Evaluasi


Penyelenggaraan Makanan Institusi
1. Pengertian pengawasan mutu
2. Tujuan pengawasan mutu
3. Fungsi pengawasan mutu
4. Pengendalian biaya
5. Evaluasi penyelenggaraan makanan institusi
BAB III
Gambaran umum instalasi gizi
 Sejarah RSSP Kabupaten Sragen

Rumah Sakit Umum Milik pada tahun Pada tahun


Daerah dr.Soehadi Pemerintah
1995 RSUD 2011 RSUD
Prijonegoro Kabupaten Kabupaten
Sragen didirikan pada Sragen yang
tipe C tipe B Non
tahun 1957 dan berklasifikasi pendidikan
diresmikan pada tahun tipe D
1958

Instalasi gizi RSSP Sragen awal berdiri tahun 1958 di kepalai oleh
seorang pegawai yang bukan berprofesi gizi, tapi oleh tenaga
lulusan SMEA, sejak tahun 1998 diganti oleh seorang ahli gizi. Pada
tahun 2018 bulan mei diganti oleh dokter umum sebagai kepala
Instalasi Gizi. Dalam pelaksanaan sehari-hari dibantu oleh seorang
kepala ruangan yang berprofesi ahli gizi sebagai koordinator.
 Jenis Pelayanan
• Instalasi gizi melayani kebutuhan makan pasien.
• Instalasi gizi melayani kebutuhan makan pegawai terdiri dari dokter jaga
bangsal, dokter jaga malam dan melayani snack dan susu untuk dokter jaga
malam, serta residen.
• Poliklinik mendapatkan air mineral, adapun poli klinik yang sampai sore akan
mendapatkan makan dari instalasi gizi.
• Setiap bagian ruangan mendapatkan gula dan teh dari instalasi gizi.
• Instalasi gizi melayani snack untuk semua pagawai setiap hari Selasa.
• Instalasi gizi melayani kebutuhan cito pegawai di ruang poli cempaka, VK,
perinotologi, dan IBS (Instalasi Bedah Sentral)/ ruang operasi.
• Instalasi gizi melayani kebutuhan makan tenaga pemeliharaan sarana.
 Sumber Dana
RSUD dr. Soehadi Prijinegoro Kabupaten BLUD
Sragen
BAB IV
A. Tipe dan Karakteristik Pelayanan Gizi
Institusi

• Tipe penyelenggaraan makanan RSSP yaitu konvensional.


• Sasarannya pegawai dan pasien rawat inap yang dituju yaitu
ruangan VIP/S.VIP, kelas I, kelas II, kelas III.
• Karakteristik RSSP adalah non komersial dengan tujuan
utama sebagai pelayanan bukan keuntungan
B. Tujuan
Pelayanan Gizi
Institusi
Memberikan pelayanan gizi yang optimal
Tujuan untuk menunjang penyembuhan dan pengobatan
Umum pelanggan, terintegrasi dengan pelayanan kesehatan
lainnya sesuai standar.

1. Tersedianya makanan untuk pelanggan


sesuai dengan standar.
2. Terlaksananya asuhan gizi klinis bagi pasien
Tujuan rawat inap.
Khusus 3. Terlaksananya penyuluhan dan konsultasi
gizi bagi pelanggan.
4. Terlaksananya penelitian dan
pengembangan gizi terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
C. Analisis
Perencanaan
Anggaran Bahan
Makanan

Kepala Bidang Perencanaan


Kepala dan Penyusunan Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis
Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi Kegiatan (PPTK)
Prijonegoro

(Pejabat Pembuat
Komitmen) PPK
D. Analisis Perencanaan
Menu

Perencanaan
Menu

Faktor yang diperhatikan dalam menyusun menu adalah :


1. Keterangan tentang konsumen meliputi :
a. Kebutuhan gizi Kebiasaan makan
b. Macam dan jumlah orang yang dilayani
c. Macam peraturan/policy Institusi
2. Sarana, Peralatan dan Pelayanan
a. Peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia
b. Macam dan jumlah pegawai
c. Macam dan pelayanan yang diberikan
d. Keuangan yang tersedia
Standar Menu dan
Siklus Menu

Standar Diet
Rumah Sakit

Evaluasi Menu
E. Analisis
Pengadaan Bahan
Makanan

Penyediaan bahan makanan di Instalasi Gizi RSSP dengan


menggunakan Anggaran Pendapatan dan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD).

Sebagai dasar dalam pengadaan bahan makanan adalah


dengan melihat siklus menu 10 hari, jumlah pasien, anggaran
yang tersedia, iklim atau kondisi pasar, peralatan yang tersedia,
SDM, serta jenis diet pasien.

Pengadaan bahan makanan basah dilakukan setiap hari,


sedangkan untuk bahan makanan kering setiap 10 hari sekali
karena mengingat kapasitas gudang yang tidak bisa
menampung lebih banyak.
Tender terbuka, berlaku untuk semua pemborong yang terdaftar
dan sesuai kriteria yang ditentukan. Pelelang melakukan tawar
menawar, dimana harga terendah dan sudah memenuhi spesifikasi
akan di pilih. Setelah terjadi kesepakatan, tanda tangan kontrak
pada akhir tahun dibulan Desember.
F. Analisis Pembelian Bahan Makanan
• Pembelian bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 
sistem tender.
• Tender yang memenangkan pelelangan secara tertutup pada th 2019  CV Surya Abadi
dan CV Begawan Tirta Utama.
• CV Surya Abadi Pasien
• CV Begawan Tirta Pegawai
• Apabila pesanan tidak sesuai dengan jumlah volume, spesifikasi bahan makanan maka
pihak tender diminta mengganti bahan makanan langsung.
• Apabila bahan makanan yang dipesan dari pihak Instalasi Gizi tidak tersedia di
pasaran/musiman maka pihak tender akan mengkonfirmasi lewat telefon dan mengganti
bahan makanan yang ada di pasaran / sesuai musim.
• Kenaikan harga bahan makanan di pasaran tidak mempengaruhi kenaikan anggaran
karena total anggaran dan harga bahan makanan sudah terjadi kesepakatan dengan
tender sejak awal kontrak.
G. Analisis Persiapan Bahan Makanan
• Persiapan bahan makanan di Instalasi Gizi RSSP dilakukan diruang persiapan
bahan makanan, seperti kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas,
memotong dan lainnya
• Berdasarkan pengamatan proses persiapan penggunaan telenan dan pisau
tidak sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan dengan alasan
pisau berwarna yang berbahan stainless steel tidak tajam, sebagaian petugas
di persiapan tidak sanggup mengasah pisau apabila pisau yang digunakan
sudah tidak tajam lagi jadi pegawai lebih memilih pisau yang berbahan baja
yang lebih tajam dan tidak dibedakan warna sesuai dengan fungsinya.
• Untuk mencegah kontaminasi silang dari peralatan ke bahan makanan tenaga
persiapan diwajibkan mematuhi standar prosedur operasional untuk
pemakaian telenan dan pisau yang dibedakan warnanya sesuai dengan jenis
bahan makanan.
Lanjutan

• Berdasarkan pengamatan persiapan bahan sayuran yaitu sayuran


disiangi atau dikupas setelah itu sayuran dilakukan pemotongan
kemudian dicuci dengan air mengalir alasannya karena bahan
makanan yang digunakan esok hari apabila dicuci terlebih dahulu
kemudian disimpan di dalam chiller akan terjadi pembusukan.

• Apabila sayuran dipotong terlebih dahulu kemudian dilakukan


pencucian maka akan kehilangan kandungan vitamin yang terdapat
dalam sayuran tsb, sehingga hanya mengkonsumsi ampas karena
tidak mengandung vitamin lagi. Untuk menghindari hal tersebut
sayuran seharusnya disiangi atau dikupas setelah itu dilakukan
pencucian kemudian dilakukan pemotongan.
Lanjutan
• Bahan makanan yang telah diproses di meja persiapan akan dipisah dengan
bahan makanan yang akan digunakan pada hari itu dan yang akan digunakan
esok hari. Bahan makanan yang digunakan pada hari itu langsung diproses di
meja pengolahan untuk diolah sesuai dengan siklus menu yang digunakan
pada hari itu. Sedangkan bahan makanan sayur yang digunakan esok hari
akan disimpan di lemari pendingin.
H. Analisis Penyimpanan Bahan Makanan
• Penyimpanan bahan makanan dibagi menjadi 2 yaitu bahan
makanan kering dan bahan makanan basah.
• BM Kering  disimpan didalam ruang penyimpanan kering
diletakkan pada rak-rak dengan suhu ruangan bekisar 19°-21°C
dan kelembaban 80-90°C, monitoring suhu penyimpanan
bahan makanan kering dilakukan setiap hari pada jam 12.00
WIB, di dalam gudang terdapat kartu stok barang dan terdapat
label tanggal kadaluwarsa.
• Sistem pengeluaran bahan makanan menggunakan sistem
FIFO (First In First Out) yaitu barang yang datang terlebih
dahulu atau massa kadaluwarsa lebih pendek
dikeluarkan/dipakai lebih dahulu
Lanjutan
• BM basah seperti bahan makanan sayuran, buah dan bumbu
diletakkan didalam chiller suhu berkisar 0°-10° C, sedangkan
untuk bahan makanan lain seperti nugget, bakso dan rolade
diletakkan didalam freezer suhu berkisar 0°-(-20°) C
• Monitoring suhu penyimpanan bahan makanan basah
dilakukan setiap hari jam 12.00 WIB.
• Sistem pengeluaran bahan makanan menggunakan sistem
FIFO (First In First Out) yaitu barang yang datang terlebih
dahulu atau massa kadaluwarsa lebih pendek
dikeluarkan/dipakai lebih dahulu.
I. Analisis Produksi Makanan
• Teknik pengolahan di Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen dengan medium udara (mengukus), medium air (merebus,
menyetup), medium lemak (menggoreng), menggunakan dinding
panci (menyangrai) dan kombinasi (menumis).
• Sebagian bahan makanan untuk makan malam dilakukan produksi
pada saat produksi makan siang sehingga makanan tidak segera di
distribusikan dan disimpan dengan suhu ruang.
• Sebaiknya makanan yang selesai produksi harus segera di
distribusikan dengan holding time selama 2 jam.
• Tenaga pengolah belum dibedakan masing-masing untuk
pengolahan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayuran.
• Waktu pengolahan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen
sudah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
I. Analisis Pemorsian Makanan
• Makanan yang telah matang dilakukan pemorsian
menggunakan alat makan sesuai dengan kelas perawatan
• Tenaga pemorsian sebanyak 5 orang belum dibedakan dengan
tenaga pengolahan dan distribusi karena terbatasnya jumlah
tenaga
• Sebagian besar tenaga pengolah lengkap dalam menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri), seperti sarung tangan, celemek,
penutup kepala dan masker
• Tetapi terdapat beberapa yang tidak menggunakan masker
sehingga memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi
Lanjutan
• Hygiene dan Sanitasi sudah baik karena selalu diterapkannya
cuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas di Instalasi Gizi
serta setelah dari kamar mandi oleh para pegawai, sehingga
dalam pengolahan makanan bagi para konsumen terjamin
kebersihan.
• Pemorsian makan pasien seperti nasi, bubur, lauk hewani,
sayuran sudah sesuai dengan standar porsi yang telah
ditetapkan pihak RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen
• Namun untuk lauk nabati tahu tidak sesuai dengan standar
porsi karena pada saat pengolahan tahu mengalami penyusutan.
J. Analisis Distribusi Makanan
• Pendistribusian makanan di Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen menggunakan sistem sentraliasasi dengan
menggunakan troli khusus makanan dari stainless steel
• Pintu ruangan pendistribusian makanan terpisah dengan pintu
penerimaan bahan makanan, sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kontaminasi silang antara bahan makanan mentah
dengan makanan yang siap disajikan
• Waktu distribusi di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Kab. Sragen
sudah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
L. Analisis Denah Dapur
M. Analisis Perhitungan Tenaga
Kerja
1.Tenaga Gizi
• Screening pasien = 5 mnt x 150 pasien = 750 mnt
• Melakukan asuhan gizi (ADIME) / mengisi CPPT dan konseling = 15 mnt x
150 pasien = 2.250 mnt
• Monitoring Evaluasi = 10 mnt x 150 pasien = 1.500 mnt
• Jumlah menit = 4.500 mnt
• Jumlah jam = 75 jam
• Kebutuhan tenaga gizi rawat inap = (365 x 75) : (276 x 6,1) = 16,25 = 17
orang
• Kebutuhan tenaga gizi untuk penyelenggaraan makanan = 4 orang
• Total kebutuhan tenaga gizi sejumlah 21 orang
• Jumlah tenaga gizi yang ada 9 orang. Jadi masih kekurangan tenaga ahli
gizi sebanyak 12 orang.
2. Tenaga di Bagian Persiapan

Jumlah menit = 865mnt


Jumlah jam = 14, 41 = 15 jam
Kebutuhan tenaga =
(365 x 15) : (276 x 6,1) = 3,25 = 4 orang
Sementara baru ada 2 orang tenaga dibagian persiapan
jadi, masih kekurangan tenaga persiapan sebanyak 2 orang
3. Tenaga di Bagian Pengolahan
dan Pemorsian
Jumlah menit = 7.958,5mnt
Jumlah jam = 132,6 jam
Kebutuhan tenaga =
(365 x 132,6) : (276 x 6,1) = 28,74 = 29 orang
Sementara baru ada tenaga sejumlah 5 orang
Kurang tenaga di bagian pemorsian dan pengolahan sebanyak
24 orang
4. Tenaga Pramusaji dan
Pencuci Piring
Jumlah menit =12.030mnt
Jumlah jam = 200,5 jam
Kebutuhan tenaga =
(365 x 200,5) : (276 x 6,1) = 43,46 orang = 44orang
Sementara tenaga pramusaji dan pencucian baru ada 5 orang. Jadi, masih ada
kekurangan tenaga sebanyak 39 orang.total kebutuhan tenaga yang diperlukan yaitu :
Kesimpulan
Ahli gizi = 21 orang
Persiapan = 4 orang
Pengolahan = 24 orang
Pramusaji dan pencucian = 39 orang
N. Analisis Pencucian Penyimpanan Peralatan
Pencucian alat masak menggunakan sabun kemudian disimpan kedalam
tempat penyimpanan alat dalam keadaan sudah bersih dan kering. Tempat
pencucian alat makan pasien terdapat 3B yaitu Bak pembuangan, Bak
penyabunan dan Bak Pembilasan air biasa.

Proses pencucian alat makan yaitu dimulai dari pembersihan sisa makanan
dari plato/piring pasien, kemudian dilakukan penyabunan, pembilasan
dengan air biasa, yang terakhir pembilasan dengan air panas.

Proses pembilasan dengan air panas menggunakan water hiter yang diukur
menggunakan hydrometer dengan suhu 800C. Pencucian alat makan pasien
infeksius dengan cara merendam alat makan dengan air penas, kemudian
dicuci dengan deterjen biasa, setelah itu dipanaskan lagi dengan air panas,
Penyimpanan alat makan diletakkan di rak penyimpanan dengan
pencahayaan dari atap.
O. Analisis Pengolahan dan Pembuangan Sampah

Pengolahan dan pembuangan sampah dari persiapan


dilakukan oleh cleaning service. Sampah diambil dua
kali dalam sehari yaitu saat pagi hari dan sore hari.
Pengolahan dan pembuangan sampah sisa makan
pasien non infeksius dimasukkan kedalam tempat
sampah berwarna hitam, sedangkan sisa makan pasien
yang infeksius dimasukkan kedalam tempat sampah
berwarna kuning.
P. Analisis Pengawasan Mutu dan Evaluasi
Penyelenggaraan Makanan Institusi
Pengawasan mutu dan evaluasi
penyelenggaraan makanan di
Instalasi Gizi RSUD dr. Soehadi
Prijonegoro Sragen yaitu oleh unit
gizi dilaporkan ke PMKP sesuai
standar KARS (Komisi Akreditasi
Rumah Sakit) yang berpusat di
Kemenkes Jakarta. Akreditasi
dilakukan seriap 3 tahun sekali, dan
dilakukan verifikasi setiap 1 tahun
sekali. Verifikasi berguna untuk
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Penyelenggaraan makanan RSSP tipe konvensional .
• Perencanaan anggaran satu tahun sekali anggaran BLUD.
• Perencanaan menu : 1. standar porsi
2. standar resep
3. master menu siklus menu siklus 10
hari + 1 hari untuk tgl 31.
• Persiapan BM 1. penjamah makanan: APD lengkap
2. alat persiapan: pemisahan pisau+telenan
belum dimaksimalkan
• Pengolahan BM Penjamah makanan: menggunakan APD
lengkap tetapi belum maksimal
• Tempat penyimpanan BM kering sesuai dengan syarat
penyimpanan BM kering, namun masih beberapa alat masak yang
disimpan digudang penyimpanan bahan kering.
• Tempat penyimpanan BM basah sudah sesuai dengan
syarat+indicator suhu.
• Pemorsian makanan alat :
1. kelas S.VIP/VIP :termos nasi, lepek keramik, mangkuk keramik,
sendok stainless steel, baki,
2. kelas I: piring kaca, lepek kaca, mangkuk kaca, sendok stainless
steel, baki,
3. kelas II: plato stainless steel, sendok disposable
4. kelas III: plato plastik tertutup, sendok disposable
• Distribusi sistem sentralisasi
• Alur kerja dapur instalasi gizi merupakan searah:
1. proses penerimaan - pendistribusian mudah dijangkau.
2. Peralatan dan perlengkapan dapur cukup lengkap.
3. Alat dicuci dan dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan
• ABK: 1. Ahli gizi sebanyak 21 orang,
2. Persiapan 4 orang
3. Pengolahan 24 orang
4. Pramusaji+pencucian 39 orang
• Pengawasan mutu dan evaluasi penyelenggaraan makanan yaitu
oleh unit gizi dilaporkan ke PMPK sesuai standar KARS (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit) yang berpusat di Kemenkes Jakarta
Saran
• Sebaiknya memperluas area penyimpanan alat-alat masak
sehingga tidak ada alat masak yang disimpan di tempat
penyimpanan bahan kering.
• Sebaiknya memberikan edukasi penyegaran kepada tenaga
pengolah tentang penggunaan APD lengkap agar pegawai
selalu ingat dan menerapkan peraturan-peraturan
penggunaan APD.
• Penggantian tirai antara ruang pengolahan dan ruang
pemorsian maksimal seminggu sekali.
• Pengadaan alat-alat masak yang modern seperti pemotong
sayur, penanank nasi dan bubur untuk mempercepat proses
pengolahan dan meringankan beban pekerja.

Anda mungkin juga menyukai