Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PENYELENGGARAAN MAKANAN

A. DEFINISI
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi pengadaan makanan
dan pengolahan makanan. Dalam segi penyelenggaraan makanan
makanan, penyediaan bahan-bahan makanan dalam bentuk pembelian di
samping harus sesuai dengan standar menu yang telah direncanakan juga
berdasarkan anggaran yang telah dipersiapkan. Sedangkan dari segi
pengolahan meliputi serangkaian kegiatan membersihkan dan
menghilangkan bagian-bagian bahan makanan yang tidak dimakan yang
selanjutnya diolah dengan menerapkan beberapa teknik memasak, antara

lain merebus, mengukus, dan menggoreng. Selain upaya pengolahan bahan


makanan, dilakukan pula proses distribusi dari meja penyaji hingga ke
pasien. Perlunya upaya pengawasan dan evaluasi untuk kegiatan
penyelenggaraan makanan ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
penyelenggaraan gizi di Instalasi Gizi demi tercapainya peningkatan
derajat kesehatan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit.

B. RUANG LINGKUP

1. Perencanaan menu

2. Pengadaan bahan makanan baik basah maupun kering


3. Proses produksi atau pengolahan bahan makanan menjadi makanan
siap saji
4. Proses distribusi makanan untuk pasien rawat inap dan karyawan
tertentu.
5. Melaksanakan dan memantau kegiatan Penyelenggaraan makanan di
Instalasi Gizi

1
C. TATA LAKSANA

1. Perencanaan menu
Langkah –langkah perencanaan menu:

a. Bentuk tim kerja, untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien,
tenaga pengolah.
b. Menetapkan macam menu, mengacu pada tujuan pelayanan rumah
sakit, maka perlu ditetapkan macam menu, yaitu menu standar, menu
pilihan dan kombinasi keduanya.
keduanya.
c. Menetapkan siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu, perlu
ditetapkan macam menu yang cocok dengan sistim penyelenggaraan
makanan yang sedang berjalan. Siklus menu di buat untuk 10 hari dan
ditambah siklus ke 11, kurun waktu penggunaan selama 1 tahun.

d. Menetapkan pola menu, yaitu pola dan frekuensi macam hidangan


yang direncanakan untuk setiap waktu makan selama periode satu
putaran menu. Dengan penetapan pola menu dapat dikendalikan
penggunaan bahan makanan sumber gizi dengan mengacu gizi
seimbang
e. Menetapkan besar porsi, merupakan banyaknya golongan bahan
makanan yang direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan
satuan penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku di rumah
sakit.

f. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang dan malam pada


setiap putaran menu termasuk jemis selingan.
g. Merancang format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan poila
menu yang telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukan
dalam format menu sesuai golongan bahan makanan.
h. Melakukan penilaian menu dan merevisi menu diperlukan instrument
penilaian yang selanjutnya instrumen tersebut disebarkan kepada
manager, manager unit dan kepala pelaksana sampai menu disetujui.
i. Melakukan test awal menu, hasil uji coba langsung diterapkan untuk

perbaikan menu.

2
2. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan
makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka

mempersiapkan penyelenggaraan makanan rumah sakit.


Tujuan: Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan
spesifikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk
pasien rumah sakit.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan :
1) Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan
makanan apakah termasuk dalam :
a) Bahan makanan segar
b) Bahan makanan kering

2) Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara :


a) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
b) Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus
menu 10 hari.
c) Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan 1 bulan.
d) Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan
dengan menggunakan kalender. Contoh: Bila menu yang
digunakan adalah 10 hari, maka dalam 1 bulan (30 hari) berlaku 3
kali siklus. Bila 1 bulan adalah 31 hari, maka belaku 3 kali siklus

ditambah 1 menu untuk tanggal 31.


e) Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk
kurun waktu yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1
tahun)
f) Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah
dilengkapi dengan spesifikasinya.
3. Perencanaan anggaran bahan makanan
Suatu kegiatan penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani. Tujuannya adalah

tersedianya rancangan anggaran belanja makanan yang di perlukan untuk

3
mememnuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi
konsumen /pasien yang dilayani sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Langkah Perencanaan Anggaran Bahan makanan

a. Kumpulkan semua data tentang macam dan jumlah konsumen/ pasien


tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk satu
tahun ditambah prakiraan inflasi/kenaikan sebesar 10%.
b. Tetapkan macam dan jumlah konsumen/pasien
c. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan
melakukan survey pasar, kemudian tentukan harga rata- rata bahan
makanan.
d. Buat pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan di
konversikan kedalam berat kotor.

e. Hitung indeks harga makanan per orang perhari dengan cara


mengalikan berat kotor bahan makanan yang digunakan denagan
harga satuansesuai konsumen /pasien yang dilayani.
f. Hitung anggaran bahan makanan setahun ( jumlah konsumen /pasien
yang dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan).
g. Hasil perhituingan anggaran dilaporkan kepada pengambil keputusan .
h. Rencana anggaran d
diusulkan
iusulkan secara resmi melalui jalur administratif
yang berlaku.
3. Pengadaan bahan makanan.

Kegiatan pengadaan makanan meliputi penetapan spesifikasi bahan


makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian bahan
makanan.
Pembelian Bahan Makanan, dapat melalui 2 cara yakni pembelian
langsung ke pasar (direct purchase) atau dengan melalui pemasok bahan
makanan dengan menggunakan prinsip :
a. Pengadaan bahan makanan dilakukan oleh suplier bahan makanan
yang telah diikat dengan perjanjian kerja sama, dan ditentukan
spesifikasi bahan makanan yaitu standar bahan makanan, yang

4
ditetapkan oleh instalasi sesuai ukuran, bentuk, penampilan dan
kualitas bahan makanan.
b. Pemilihan suplier bahan makanan dilakukan dengan penunjukan

langsung.
c. Pengadaan bahan makanan disesuaikan dengan perencanaan
kebutuhan bahan makanan
d. Harga bahan makanan berdasarkan harga pasar.
e. Pembayaran dilakukan dengan sistim jatuh tempo di kasir rumah sakit
4. Pemesanan dan pembelian bahan makanan
Pemesanan bahan makanan: penyusunan permintaan bahan makanan
berdasarkan pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen /pasien yang
dilayani, sesuai peride pemesanan yang ditetapkan.

Tujuan : tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu


pemesanan, standar porsi bahan makanan dan spesifikasi yang ditetapkan.
Prasyarat :
a. Adanya kebijakan Rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan
makanan
b. Tersedianya dana untuk bahan makanan
c. Adanya spesifikasi bahan makanan, adanya menu dan jumlah bahan
makanan yang dibutuhkan selama periode tertentu.
d. Adanya pesanan bahan makanan periode tertentu.

Langkah Pemesanan bahan makanan


a. Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan kering
dan rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalikan
standar porsi dengan jumlah konsumen /pasien kali kurun waktu
pemesanan.
b. Pembelian bahan makanan : serangkain kegiatan penyediaan jumlah,
spesifikasi, bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
/pasien sesuai ketentuan yang berlaku. Pembelian bahan makanan
merupakan prosedur untuk memperoleh bahan makanan dengan

5
produk yang benar, jumlah tepat waktu, waktu yang tepat dan harga
yang benar.
5. Penerimaan Bahan Makanan

Penerimaan adalah suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti,


mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang jumlah bahan makanan
sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang ditetapkan.
Tujuan : diterimanya bahan makanan sesuai dengandaftar pesanan dan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Pra syarat:
a. Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah
bahan makanan yang akan diterima
diterima pada waktu tertentu.
b. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.

Langkah penerimaan bahan makanan yang dilakukan berdasarkan


beberapa prinsip, berikut:
a. Penerimaan bahan makanan dilakukan oleh petugas penerimaan /
petugas gudang
b. Jumlah bahan makanan yang diterima harus sama dengan jumlah
bahan makanan yang tertulis dalam faktur pembelian /surat
pemesanan.
c. Mutu bahan makanan yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi
bahan makanan yang diminta
diminta pada surat kontrak perjanjian pemasok.

d. Apabila ada bahan makanan yang tidak sesuai dengan standar


spesifikasi dilakukan pencataan dalam Form evaluasi pemasok.
6. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara, jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan
segar di gudang bahan makanan kering dan dingin/beku. Tujuan :
tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan
kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

6
Prasyarat :
a. Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan
makanan segar.

b. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai


peraturan
c. Tersedianya kartu stock bahan makanan/ buku catatan keluar
masuknya bahan makanan.
Langkah-langkah penyimpanan :
Penyimpanan bahan di gudang bahan makanan disusun berdasarkan jenis
bahan, dan suhu penyimpanan.
penyimpanan. menjadi 2, yaitu :
a. Dry food store, yaitu tempat menyimpan bahan makanan kering yang
tidak mudah rusak, seperti tepung-tepungan, gula, mentega,

margarine, shortening, coklat, kacang-kacangan, sirup, bahan


tambahan pangan, umbi-umbian, ragi, rempah kering, makanan dalam
botol, makanan dalam kaleng, makanan dalam dus, dan makanan
kering lainnya.
Persyaratan untuk gudang kering (Dry store) adalah sebagai berikut :
1) Memiliki ukuran luas area yang memadai
2) Berdekatan dengan area penerimaan dan pengolahan makanan
3) Aman dari berbagai kebocoran,serangga dan pest.
4) Memliki suhu, kelembaban, dan pencahayaan yang memadai

5) Dilengkapi dengan rak container yang memadai dengan penataan


yang baik dan rapi
b. Refrigerator (kulkas), merupakan tempat untuk penyimpanan bahan
makanan yang tidak tahan lama dan mudah rusak, seperti sayuran
segar, buah-buahan, dan bahan makanan setengah jadi yang akan
digunakan untuk pengolahan patiseri, seperti adonan roti. Suhu
penyimpanan 0oC – 10oC
c. Freezer , merupakan tempat untuk menyimpan bahan bahan makanan
yang tidak tahan lama dan mudah rusak seperti daging, ikan, ayam.
0
freezer mempunyai suhu di bawah 0 C.

7
Dalam penyimpanan bahan makanan memperhatikan mutu dan
keamanan makanan melalui:
1) Penyimpanan bahan makanan dilakukan dengan meminimalkan

resiko kontaminasi dan pembusukan.


2) Bahan makanan kering disimpan dalam gudang bahan makanan
kering.
3) Produk enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik ( tempat kering
, sejuk dan bersih ).
4) Bahan makanan basah sayuran dan buah disimpan dalam kulkas
sedangkan lauk hewani disimpan dalam freezer.
5) Makanan olahan /matang disimpan dalam freezer khusus makanan
makanan
matang.

6) Suhu alat pendingin harus sesuai dengan bahan makanan supaya


bahan makanan tidak rusak
7) Suhu penyimpanan yang dianjurkan adalah :
 Daging/ayam/ikan/udang/cumi (-5) – (-10ºC)
 Sayur dan buah 0 - 10 ºC
 Bahan kering 25 ºC
8) Dilakukan monitoring suhu dan kelembaban penyimpanan 2 kali
sehari.
9) Kelembaban ruang penyimpanan 80% - 90%

10) Pengeluaran bahan makanan dilakukan oleh petugas gudang


11) Pengendalian jumlah dan kualitas bahan makanan dalam
penyimpanan diatur dalam prosedur tetap.
12) Bahan makanan yang diterima dilakukan penanganan awal terlebih
dahulu sebelum disimpan.
13) Tempat penyimpanan bahan makanan segar dan bahan makanan
kering di tempat terpisah
14) Tata letak penyusunan bahan makanan diurutkan sesuai dengan
tanggal kedatangan bahan makanan (FIFO)

15) Adanya kartu stok bahan makanan.

8
16) Ruang tempat penyimpanan harus sesuai dengan persyaratan dan
terjaga kebersihannya
7. Penyaluran bahan makanan : tata cara mendistribusikan bahan makanan

berdasarkan permintaan dari pengolahan makanan. Tujuan : Tersedianya


bahan makanan siap pakai dengan jumlah dan kualitas yang tepat sesuai
dengan pesanan dan waktu yang diperlukan
Pra syarat :
a. Adanya bon permintaan bahan makanan.
b. Tersedianya kartu stock/ buku pencatatn keluar masuknya bahan
makanan.
8. Persiapan bahan makanan
Yakni serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang

siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dsb) sesuai dengan


menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu dan jumlah pasien yang
dilayani.
Prasyarat :
a. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan
b. Tersedianya tempat dan peralatan persiapan
c. Tersedianya prosedur tetap persiapan
d. Tersedianya standar porsi, standar resep, standar bumbu, jadwal
persiapan dan jadwal pemasakan.

Ada beberapa proses dalam persiapan bahan makanan, antara lain :


a. Persiapan bumbu
b. Persiapan nasi/nasi tim/ bubur/ bubur sumsum
c. Persiapan lauk hewani/nabati
d. Persiapan sayur
e. Persiapan buah
f. Persiapan snack
g. Persiapan minum (air kacang hijau, teh, dan susu)
h. Persiapan makanan cair

9
9. Pengolahan Bahan Makanan
Yakni suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah
menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk

dikonsumsi.
Tujuan pengolahan bahan makanan, antara lain :
a. Mengurangi risiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan
b. Meningkatkan nilai cerna
c. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan
penampilan makanan
d. Bebas dari organisme dan zat berbahaya untuk tubuh
Prasyarat :
1) Tersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menu

2) Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak


3) Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan
4) Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan
5) Tersedianya prosedur tetap pemasakan
Ada beberapa macam proses pengolahan bahan makanan, antara lain :
a. Pemasakan dengan medium udara, seperti :
1) Memanggang/mengoven yaitu memasak bahan makanan dalam
oven sehingga masakan menjadi kering atau kecoklatan.
2) Membakar yaitu memasak bahan makanan langsung di atas bara

api sampai kecoklatan dan mendapat lapisan yang kuning


b. Pemasakan dengan menggunakan medium air, seperti :
1) Merebus yaitu memasak dengan banyak air. Pada dasarnya ada 3
cara dalam merebus, yaitu :
a) Api besar untuk mendidihkan cairan dengan cepat dan untuk
merebus sayuran
b) Api sedang untuk memasak santan dan berbagai masakan
sayur
c) Api kecil untuk membuat kaldi juga dipakai untuk masakan

yang memerlukan waktu lama.

10
2) Menyetup yaitu memasak dengan sedikit air
a) Mengetim : memasak dengan tempat yang dipanaskan
dengan air mendidih

b) Mengukus : memasak dengan uap air mendidih. Air


pengukus tidak boleh
boleh mengenai bahan yang dikukus
c) Menggunakan tekanan uap yang disebut steam cooking.
Panasnya lebih tinggi daripada merebus.
3) Pemasakan dengan menggunakan lemak
Menggoreng adalah memasukkan bahan makanan dalam minyak
banyak atau dalam mentega/margarine sehingga bahan menjadi
kering dan berwarna kuning kecoklatan
4) Pemasakan langsung melalui dinding panci

a) Dinding alat langsung dipanaskan seperti membuat kue wafel


b) Menyangrai : menumis tanpa minyak, biasa dilakukan untuk
kacang, kedelai, dsb
5) Pemasakan dengan elektromagnetik
Memasak dengan menggunakan energi dari gelombang
elektromagnetik misalnya memasak dengan menggunakan oven
microwave.
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengolahan makanan
adalah :

1) Pengolahan bahan makanan harus sesuai dengan Siklus menu


yang telah ditetapkan , standar resep, permintaan menu makan
biasa atau menu diet dyang ada dan juga memperhatikan teknik-
teknik pemasakan agar diperoleh makanan yang berkualitas
2) Jumlah permintaan makanan pasien rawat inap (berupa bon
makan dari setiap ruangan)
3) Pengolahan bahan makanan harus sesuai dengan menu yang telah
ditetapkan, standar resep, permintaan diet yang ada dan juga
memperhatikan teknik-teknik pemasakan agar diperoleh makanan

yang berkualitas

11
4) Pengolahan makanan meliputi makanan pokok, lauk hewani, lauk
nabati dan sayur untuk makanan biasa atau menu diet.
5) Pengolahan bahan makanan dilakukan untuk pelayanan makan

pasien dan pegawai yang ditunjuk


6) Pemorsian makanan dilakukan setelah pengecekan kualitas
makanan dan dilakukan oleh petugas pengolahan.
7) Sebelum didistribusikan, makanan yang sudah siap di trolley
bersih dicek identitas dan jenis dietnya.
10. Distribusi Makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian
makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien
yang dilayani. Tujuannya agar konsumen/pasien mendapat makanan sesuai

dengan diet dan ketentuan yang berlaku.


Prasyarat :
1) Tersedianya peraturan pemberian makanan rumah sakit
2) Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit
3) Adanya peraturan pengambilan makanan
4) Adanya daftar permintan makanan konsumen/pasien (bon permintaan
makan)
5) Tersedianya peralatan untuk distribusi makanan dan peralatan makan
6) Adanya jadwal pendistribusian makanan yang ditetapkan.

Ada beberapa sistim distribusi makanan di rumah sakit, yaitu sistim yang
dipusatkan (sentralisasi), sistim yang tidak dipusatkan (desentralisasi),
dan kombinasi antara sentralisasi dengan desentralisasi.
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan distribusi makanan
adalah :
1) Kebersihan alat dan kelengkapan alat yang digunakan untuk distribusi
makanan.
2) Pendistribusian makanan dilakukan secara sentral dengan
menggunakan trolley bersih dan tertutup.

12
3) Jumlah permintaan makanan pasien rawat inap (berupa bon makan
dari setiap ruangan) berupa makanan biasa atau diet
4) Pengecekan kembali pasien baru dan pulang atau ganti diet sebelum

didistribusikan dengan menggunakan bon makan di ruang


perawatan.
5) Pengambilan alat makan kotor di ruang perawatan menggunakan
trolley yang berbeda dari pendistribusian makanan matang (trolley
kotor)
11. Pencucian Peralatan Makan, Minum, dan Alat Masak meliputi
a. Tersedianya sarana pencucian
Sarana pencucian, terdiri dari 2 jenis, perangkat keras yakni sarana fisik
dan permanen yang digunakan berulang-ulang dan perangkat lunak

yaitu bahan habis pakai dalam proses pencucian.


1) Perangkat keras, yaitu bagian untuk persiapan, bagian pencucian
yang terdiri dari 1 sampai 3 bak (bak pencucian, bak pembersihan,
dan bak disinfeksi) dan bak pengeringan atau penirisan.
2) Perangkat lunak, yaitu air bersih, zat pembersih (sabun cair), bahan
penggosok (sabut), dan disinfektan.
b. Teknik Pencucian yang benar akan memberikan hasil pencucian yang
sehat dan aman dengan tahapan sbb :
1) Scrapping atau membuang sisa kotoran

2) Flushing atau merendam dalam air


3) Washing atau mencuci dengan detergen
4) Rinsing atau membilas dengan air bersih
5) Sanitizing/disinfection atau membebas hamakan
6) Sterilisasi atau mensterilkan dengan air panas
7) Penirisan
12. Penyimpanan Alat Makan dan Alat Masak
Alat-alat dapur besar dan kecil yang sudah dibersihkan disimpan dalam
ruang khusus yang bersih, tidak lembab, mudah dijangkau dan tertutup

sehingga memudahkan inventarisasi.

13
4. DOKUMENTASI

Untuk memantau dan menilai pencapaian indikator yang telah ditetapkan,

diperlukan data atau informasi yang diperoleh dari catatan dan laporan
terkait dengan aspek yang akan dinilai. Pencatatan dan pelaporan
merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian pada setiap langkah
kegiatan dan pelaporan dilakukan berkala sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit (bulanan/triwulan/tahunan)
Dokumentasi dari Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi yakni :
1. Pengadaan makanan
a) Formulir pemesanan bahan makanan harian
b) Pencatatan penerimaan bahan makanan

c) Pencatatan sisa makanan


d) Pencatatan permintaan atau pemesanan bahan makanan dari
masin – masing unit kerja.
2. Penyelenggaraan makanan.
a) Buku laporan timbang terima antar shift.
b) Rekap jumlah porsi makan pasien berdasarkan kelas perawatan,
jenis diet, bentuk makanan.
c) Laporan pasien baru diet biasa dan diet khusus.
d) Laporan pergantian diet pasien

e) Laporan pasien pulang


f) Rekap jumlah porsi snack pegawai dan makan pegawai yang di
tunjuk.
g) Laporan pelayanan catering diet.
h) Laporan pelayanan menu penunggu.
3. Perlengkapan dan peralatan
a) Inventaris peralatan masak
b) Inventarisir peralatan makan
c) Inventarisir alat kantor

d) Laporan utilisasi peralatan masak.

14
4. Anggaran belanja
a) Rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran
b) Perhitungan rencana kebutuhan bahan makanan satu bulan.

c) Perhitungan rata-rata perorang perhari.


d) Pelaporan kondite rekanan pemasok.
e) Pencatatan kebutuhan bahan bakar.
f) Usulan banggaran belanja bahan makanan
g) Evaluasi anggaran belanja.
5. Standar Prosedur Operasinal Penyelenggaraan makanan.

15
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Formulir pemesanan bahan makanan harian

2. Pencatatan penerimaan dan pencatatan sisa bahan makanan


3. Pencatatan permintaan atau pemesanan bahan makanan dari
masin – masing unit kerja.
4. Buku operan jaga antar shift.
5. Rekap jumlah porsi makan pasien berdasarkan kelas perawatan,
jenis diet, bentuk makanan.
6. Laporan pasien baru diet biasa dan diet khusus.
7. Laporan pergantian diet pasien
8. Laporan pasien pulang

9. Rekap jumlah porsi snack pegawai dan makan pegawai yang di


tunjuk.
10. Laporan pelayanan catering diet.
11. Laporan pelayanan menu penunggu.
12. Inventaris peralatan masak
13. Inventarisir peralatan makan
14. Inventarisir alat kantor
15. Laporan utilisasi peralatan masak
16. Rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran

17. Perhitungan rencana kebutuhan bahan makanan satu bulan.


18. Perhitungan rata-rata perorang perhari.
19. Pelaporan kondite rekanan pemasok.
20. Pencatatan kebutuhan bahan bakar.
21. Standar Prosedur Operasinal Penyelenggaraan makanan.

16

Anda mungkin juga menyukai