BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran
belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan
bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi. Praktek
pelaksanaannya harus memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku (PGRS,
2013).
Cara penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan makanan (kering atau basah), baik kualitas
maupun kuantitas (termasuk standar mutu gizi) pada tempat yang sesuai dengan
karakteristik bahan makanannya. Bahan makanan harus segera disimpan di ruang
penyimpanan, gudang atau ruang pendingin setelah bahan makanan memenuhi syarat
diterima karena makanan harus disimpan dengan cara mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan. Ruang penyimpanan memiliki peran yang sangat
penting untuk menjaga kondisi kualitas dan keamanan makanan agar bahan makanan
tetap terjaga. Oleh karena itu instalasi gizi mempunyai ruang penyimpanan bahan
makanan kering yaitu gudang bahan makanan kering, tempat penyimpanan suhu
kamar, tempat pendingin, dan tempat pembeku (freezer) (PGRS, 2013).
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Sebagai panduan dalam penyimpanan bahan makanan sesuai rekomendasi pabrik;
2. Meningkatkan mutu pelayanan gizi di rumah sakit;
3. Menghindari kerusakan bahan makanan yang disebabkan karena kesalahan
penyimpanan;
4. Menjaga kualitas bahan makanan agar selalu dalam keadaan baik.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi :
1. Pelayanan gizi untuk pasien rawat inap.
Page 1
Pedoman Penyimpanan Bahan Pabrikan
2. Penyelenggaraan makanan.
D. LANDASAN HUKUM
Pedoman ini disusun berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku yaitu :
1. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan
Gizi Makanan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/KEP/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
5. Permenkes No. 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Tenaga Gizi.
Page 2
Pedoman Penyimpanan Bahan Pabrikan
BAB II
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SESUAI REKOMENDASI PABRIK
Page 3
Pedoman Penyimpanan Bahan Pabrikan
Tabel 2.1
Daftar Bahan Makanan Dan Rekomendasi Penyimpanan Pabrik Yang Digunakan Di
Instalasi Gizi
Page 4
Pedoman Penyimpanan Bahan Pabrikan
Kopi Kapal Api Simpan di tempat sejuk dan kering Gudang penyimpanan
(suhu ruang) bahan makanan
Metode penyimpanannya menggunakan metode first in first out (FIFO) dan first
expiredfirst out (FEFO). Bahan dengan kode expired awal/pembelian awal diletakkan
ditempat yang mudah dijangkau (depan) agar dapat diambil lebih dahulu.
Page 5
Pedoman Penyimpanan Bahan Pabrikan
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
Setiap bahan makanan pabrikan yang disimpan akan dilakukan monitoring
terhadap ketepatan cara penyimpanan dan kualitas bahan makanan secara
periodik. Pengecekan ini dilakukan oleh ahli gizi dan atau petugas gizi secara
periodik. Pengecekan di buktikan dalam lembar monitoring kualitas bahan makanan.
Setiap petugas yang melakukan cek terhadap bahan makanan harus menulis di
lembar tersebut. Kemudian kepala gizi akan mengecek kembali lembar monitoring
kualitas bahan makanan yang telah tertulis.
B. EVALUASI
Evaluasi dilakukan jika ada kejadian yang tidak sesuai dengan seharusnya,
terdapat cara penyimpanan bahan makanan maupun kualitas bahan makanan.
Evaluasi dilakukan secara periodik oleh petugas gizi / ahli gizi. Hasil evaluasi
akan dilaporkan pada kepala gizi untuk selanjutnya dijadikan masukan dalam proses
penyimpanan bahan makanan selanjutnya.
Page 6
Pedoman Penyimpanan Bahan Pabrikan
BAB IV
PENUTUP
Page 7