Produksi Pangan yang Baik (CPPB) diterapkan oleh industri yang produknya dikonsumsi dan atau
digunakan oleh konsumen dengan tingkat resiko yang sedang sampai tinggi, seperti : produk obat-
obatan, produk makanan, produk kosmetik, produk perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain. GMP
(Good Manufacturing Practices) merupakan suatu pedoman bagi industri pangan, bagaimana cara
berproduksi pangan yang baik.
GMP secara luas berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi maupun proses
operasi dari personelnya sendiri. Hal yang paling diutamakan dari GMP adalah agar tidak terjadi
kontaminasi terhadap produk selama proses produksi hingga informasi produk ke konsumen sehingga
produk aman dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian GMP adalah
faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, konstruksi pabrik, dan lain-laian), faktor higienitas
dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
Good Manufagturing Practice (GMP) atau Cara Produksi Pangan Yang Baik (CPPB) merupakan salah satu
faktor yang penting untuk memenuhi standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk pangan.
CPPB sangat berguna bagi kelangsungan hidup industri pangan baik yang berskala kecil sedang maupun
yang berskala besar. Melalui CPPB ini industri pangan dapat menghasilkan pangan yang bermutu, layak
dikonsumsi, dan aman bagi kesehatan.
Dengan menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat
niscaya akan meningkat, dan industri pangan yang bersangkutan akan berkembang pesat. Dengan
berkembangnya industri pangan yang menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi,
maka masyarakat pada umumnya akan terlindung dari penyimpangan mutu pangan dan bahaya yang
mengancam kesehatan.
Sistem penyediaan makanan nasional di Indonesia salah satu diantaranya dipenuhi oleh industri pangan.
Dalam penyediaan makanan tersebut, Industri pangan harus bertumpu pada ketentuan sebagai berikut :
Industri pangan diwajibkan memproduksi pangan dengan syarat : aman dikonsumsi, bermutu baik dan
bergizi. Tujuannya CPBB/GMP adalah untuk mengatur & mengendalikan industri pangan yang
bersangkutan dan melindungi terhadap konsumen. Cara produksi pangan yang baik (GMP) merupakan
salah satu prasyarat apabila suatu perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point). Prasyarat ini berfungsi untuk melandasi kondisi lingkungan, pelaksanaan tugas
dan kegiatan lainnya dalam suatu pabrik pengolahan pangan.
Diskripsi dari pre-requisite ini sangat mirip dengan diskripsi GMP yang menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan operasi sanitasi dan higiene pangan suatu proses produksi atau penanganan pangan.
Secara umum perbedaan antara GMP dan SSOP (Standard Sanitation Operating Prosedure) adalah :
GMP secara luas terfokus pada aspek operasi pelaksanaan tugas dalam pabriknya sendiri serta operasi
personel. Sedang SSOP merupakan prosedur yang digunakan oleh industri untuk membantu mencapai
tujuan atau sasaran keseluruhan yang diharapkan GMP dalam memproduksi pangan yang bermutu
tinggi, aman dan tertib.
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk menjadi satu kesatuan dari proses produksi. Oleh
karena itu cakupan secara umum penerapan standar GMP mencakup cara-cara produksi yang baik sejak
bahan mentah masuk ke pabrik sampai produk dihasilkan, termasuk persyaratan-persyaratan lainnya
yang harus dipenuhi. Aspek-aspek yang berpengaruh secara umum adalah sebagai berikut :
Aspek Bangunan
Aspek Bahan
Aspek Laboratorium
Aspek Penyimpanan
Aspek Pengangkutan
Aspek Pencacatan dan dokumentasi
Aspek Pelatihan